Anda di halaman 1dari 12

KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI

Sebelum standar kualitas atau standar kinerja disusun untuk sebuah produk, harus ditentukan
tujuan/maksud dari produk tersebut. Contohnya, angkutan penumpang via kapal laut versus angkutan
penumpang via kapal udara serta obat-obat dengan resep versus obat-obat yang dijual di counter.
Untuk itu diperlukan hal yang sama, yaitu informasi yang benar. Pemakaian informasi yang melekat
pada produk menentukan kualitas dari informasi tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangan
kerangka konseptual FASB, harus memperhatikan tujuan laporan keuangan sebelum Badan ini
membahas karakteristik-karakteristik kualitas dari informasi yang dilaporkan dalam Concept Statement
kedua, SFAC 2.

Ketika pembuatan keputusan dilihat sebagai tujuan utama dari laporan keuangan, maka
kegunaan informasi keuangan dalam pembuatan keputusan seharusnya menjadi kualitas utama yang
harus dicari untuk dapat memutuskan apa yang dilaporkan dan bagaimana laporan tersebut dikerjakan.
Ini bukanlah truisme (kebenaran mutlak), seperti yang telah kami amati, hanya sedikit responden dalam
penelitian FASB pada tahun 1974 yang mendukung pelaksanaan tujuan tersebut. Sejak 1874, ada sebuah
perubahan tajam dalam sikap antar orang yang tertarik dengan laporan keuangan, dan
kegunaan/manfaat keputusan menjadi hal yang  sangat diterima sebagai kualitas penting yang harus
dimiliki oleh informasi keuangan.

User-Spesific and Decision-Spesific Qualities

FASB telah mengevaluasi hal-hal yang terkait dengan kualitas yang harus ada dalam informasi
keuangan pada “hierarki kualitas akuntansi” (Figure 5-1). Hierarki ini membedakan antara kualitas yang
terkait dengan user (pemakai informasi) dan kualitas yang terkait dengan keputusan. Informasi yang
bermanfaat bagi seseorang bisa saja tidak berarti apa-apa bagi orang lain, meskipun mereka
menghadapi situasi yang sama, karena mungkin mereka memiliki kapabilitas yang berbeda dalam
memahami informasi tersebut. Informasi tertentu pada situasi tertentu yang disampaikan dalam bahasa
asing hanya akan bermanfaat bagi orang yang memahami bahasa tersebut. Pengetahuan tentang
bahasa merupakan karakteristik dari orang yang menerima informasi, bukan karakteristik informasi.
Maka, apakah informasi dapat dimengerti atau tidak, dapat dinilai hanya melalui situasi khusus dari
user. Dalam kasus ini, orang harus mengerti bahasa asing. Harus diketahui pula mengapa informasi
dapat dipahami ditunjukkan sebagai kualitas yang terkait dengan user (user-specific quality) dalam
hierarki kualitas.

Hal yang sama adalah tentang pengetahuan awal yang dimiliki orang yang menerima informasi.
Informasi yang telah diketahui oleh penerima informasi menjadi tidak bermanfaat lagi, karena informasi
ini tidak menambah apapun pada kapasitas pembuatan keputusan orang tersebut (informasi awal yang
telah dimiliki tersebut dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi orang tersebut). Jadi,
pengetahuan awal yang ditunjukkan dalam hierarkhi merupakan karakteristik/ciri dari user informasi,
bukan karakteristik dari informasi.

Kualitas informasi yang sangat penting dan membuat informasi dapat bermanfaat dalam
pembuatan keputusan adalah relevansi dan reliabilitas informasi. Kualitas tersebut (setidaknya pada
tingkat yang minimum) sangat penting bagi nilai manfaat informasi, karena informasi yang jelas dan
sangat tidak relevan atau tidak dapat dipercaya tidak ada nilainya bagi pembuat keputusan. Tetapi di
luar tingkat minimum kedua kualitas ini, informasi seharusnya bermanfaat dalam memberikan relevansi
untuk mendapatkan reliabilitas, dan sebaliknya dapat dipercaya untuk mendapatkan relevansi.

Relevansi

FASB mendefinisikan relevansi sebagai : kapasitas informasi untuk membuat sebuah perbedaan
dalam sebuah keputusan yang membantu user membuat prediksi tentang outcome/hasil dari
transaksi/peristiwa masa lalu, sekarang, dan yang akan datang atau untuk menjelaskan atau
mengkoreksi prediksi sebelumnya.

Relevansi informasi harus dinilai dalam hubungannya dengan sebuah keputusan tertentu.
Kapanpun informasi dideskripsikan sebagai informasi yang “relevan,” maka selalu ada “sesuatu” yang
bisa dipahami. Tetapi perhatikan bahwa definisi di atas merujuk pada “kapasitas informasi untuk
membuat sebuah perbedaan.” Supaya relevan, informasi harus mampu membuat sebuah perbedaan.
Kenyataannya, informasi tidak membuat perbedaan dalam situasi tertentu, misalnya, jika orang yang
menerima informasi telah mempunyai pengetahuan awal tentang apa yang disampaikan oleh informasi.
Pengetahuan awal dari sebagian penerima informasi pasti akan menurunkan manfaat dari informasi;
namun hal ini tidak mempengaruhi relevansi informasi.

Dengan merujuk pada definisi untuk “memprediksikan outcome dari transaksi/peristiwa ….


masa lalu, pada pertama kalinya akan membingungkan. Jika hal itu sudah terjadi mengapa outcomenya
harus diprediksikan? Jawabannya adalah bahwa, meskipun peristiwa lampau, outcomenya (misalnya
hasil sebuah pertandingan yang telah selesai) mungkin belum diketahui oleh semua orang. Oleh karena
itu hal tersebut masih menjadi subyek spekulasi diantara mereka yang belum tahu.

Unsur-unsur relevansi ditunjukkan dalam hierarkhi sebagai nilai prediksi, nilai feedback (umpan
balik), dan ketepatan waktu. Ketepatan waktu (timeliness) adalah persyaratan mutlak – informasi yang
kedaluwarsa tidak akan bermanfaat – dan supaya bermanfaat, informasi harus mempunya nilai prediksi
atau nilai feedback, atau keduanya. FASB mendefinisikan nilai prediksi sebagai kualitas informasi yang
membantu user untuk meningkatkan kemungkinan forecasting (peramalan) yang tepat tentang outcome
dari peristiwa lampau atau saat ini.

Nilai prediksi berarti bahwa informasi harus mempunyai nilai sebagai input (masukan) dalam
sebuah proses prediksi, bukan berarti bahwa informasi membentuk prediksi sendiri. Prediksi tidak bisa
menjadi informasi tentang outcome, karena masa depan tidak dapat diketahui dengan pasti. Tentu saja,
prediksi menyampaikan informasi tentang ekspektasi atau perasaan/feeling  seseorang, dan prediksi
bersifat sangat informatif. Sebuah contoh tentang item neraca yang dengan jelas mempunyai nilai
prediksi adalah pembayaran untuk penerimaan yang tidak dapat dinilai. Item ini berasal dari jumlah
piutang bruto untuk menunjukkan proporsi account yang tidak diperkirakan menghasilkan cash inflow di
masa depan.

Nilai feedback, komponen lain dari relevansi, didefinisikan sebagai kualitas informasi yang
memungkinkan user untuk menegaskan atau mengkoreksi ekspektasi awal. Jika nilai prediksi bersifat
forward-looking (ke depan) dan secara langsung berasal dari kekuatan untuk mengarahkan keputusan,
maka nilai feedback berasal dari informasi yang menceritakan tentang masa lalu. Apakah ekspektasi
tentang masa lalu terbukti benar atau salah ? Pengetahuan ini diperlukan untuk membentuk ekspektasi
dan rencana baru untuk masa depan. Jadi, nilai feedback juga bersifat purposive (mempunyai manfaat),
meskipun secara langsung menyangkut masa lalu. Seperti yang dinyatakan oleh FASB, “tanpa
pengetahuan tentang masa lalu, maka basis untuk prediksi biasanya tidak akan dimiliki. Tanpa sebuah
kepentingan pada masa depan, pengetahuan tentang masa lalu tidak akan bermanfaat.”

Hampir semua gambaran yang dilaporkan dalam laporan keuangan mempunyai nilai feedback.
Hal yang paling penting, terutama bagi stockholder, adalah gambaran tentang penghasilan. Gambaran
ini menyampaikan informasi tentang keberhasilan venture/bisnis telah yang diinvestasikan dan juga
tentang kinerja dari para manajer yang bertanggung jawab untuk menjalankan bisnis. Gambaran
pendapatan yang bersifat segmental memudahkan penilaian yang lebih detail tentang segmen/bagian-
bagian sebuah perusahaan yang terdiversifikasi dan tentang manajer yang bersifat respektif. Sejauh
gambaran tersebut dapat dengan hati-hati diramalkan, maka gambaran tersebut juga mempunyai nilai
prediksi.

Reliabilitas

Kualitas utama dari informasi yang lain yang membuat informasi bermanfaat untuk pembuatan
keputusan adalah reliabilitas, dan reliabilitas ini terdiri dari dua unsur – verifiabilitas (kemampuan untuk
membuktikan/verifikasi) dan representasi keakuratan. Verifiabilitas kadang dikira sinomim dari
reliabilitas. FASB mendefiniskan verifiabilitas sebagai kemampuan untuk menjamin bahwa informasi
merepresentasikan apa yang isi dari informasi atau metode pengukuran yang dipilihan yang digunakan
tanpa ada kesalahan atau bias.

Berdasarkan definisi di atas, inti dari verifikasi adalah kesepakatan/ persetujuan diantara
sejumlah pengamat independen. Kesepakatan tersebut mungkin merupakan satu-satunya pertahanan
atas bias dalam pengukuran. Kesimbangan antara bank dan kas/tunai dari suatu perusahaan merupakan
hal yang paling mudah untuk disepakati. Penerimaan memunculkan beberapa problem pengukuran,
yaitu estimasi tentang jumlah yang tak ternilai, tetapi dengan bertambahnya berbagai problem seputar
pengakuan pemasukan, tentu saja mempengaruhi penerimaan yang ada pada neraca. Karena aset dalam
neraca menurun, dari cair menjadi kurang cair, maka konsensus tentang pengukuran dapat mengatasi
hal ini. Seseorang harus mempertimbangkan berbagai kemungkinan dalam menghitung depresiasi pada
aset tetap, yang berasal dari pilihan metode depresiasi, estimasi aset bergerak, dan estimasi nilai
persediaan, untuk mengetahui seberapa sulit kemungkinan untuk mendapatkan konsensus. Dan telah
dicapai kesepakatan tentang pengeluaran yang dijadikan aset dan pengeluaran yang diperlakukan
sebagai pengeluaran saat ini.

Reliabilitas mempunyai sedikit ketepatan. Sebuah pengukuran yang tidak tepat/teliti dapat
dipercaya jika situasi tidak meminta adanya ketepatan tingkat tinggi. Dibandingkan dengan sebuah
chronometer, sebuah jam tangan (sekalipun bagus) jauh tidak tepat; namun kita tidak menganggap jam
tangan tidak dapat dipercaya selama tidak diperlukan ketepatan tingkat tinggi.

 
  Representational Faithfulness

Ketiadaan bias dalam pengukuran, atau obyektivitas dalam akuntansi, yang biasanya
dibandingkan, dianggap oleh banyak orang sebagai hal untuk menjamin reliabilitas. Kelemahan dari
pandangan ini adalah bahwa mereka yang menekankan obyektivitas memfokuskan pada kesepakatan
tentang pengukuran input akuntansi dan kurang memperhatikan apakah input yang dipilih menghasilkan
output yang diinginkan. Robert Sterling menyatakan permasalahan tersebut sebagai berikut :

Dengan sedikit perkecualian, tidak satupun output sistem akuntansi yang dapat diverifikasi
secara terpisah. Yaitu bahwa, tidak ada operasi empiris yang independen dimana seseorang
dapat melakukan verifikasi hal-hal yang dihitung dari input. Bahkan “net income” ataupun
“total aset” juga bukan merupakan hal dapat diamati atau diukur secara terpisah, tetapi
keduanya merupakan penjumlahan dalam laporan. Keseimbangan laporan tidak dapat diamati
atau diukur secara terpisah; tapi lebih merupakan penjumlahan pemasukan. Proses audit bukan
merupakan verifikasi output; tapi merupakan re-kalkulasi output dan suatu “pemeriksaan”
dokumen bisnis untuk mengecek akurasi atau kebenaran input. Jadi, proses audit memfokuskan
pada input pada sistem dan cara dimana input tersebut dimanipulasi. Hal ini tidak membuktikan
(verifikasi) output sistem.

Informasi akuntansi bersifat reliable (dapat dipercaya) hanya jika input pada proses pengukuran
secara tepat dipilih untuk menghasilkan output yang diinginkan. Ini merupakan aspek reliabilitas yang
disebut FASB sebagai “representasi keakuratan.” Aspek ini didefinisikan dalam SFAC 2 sebagai :

Kesesuaian atau persetujuan antara sebuah pengukuran atau deskripsi dan fenomena yang
merepresentasikan isi (kadang disebut validitas)

Representasi keakuratan sangat penting bagi kemampuan akuntansi untuk menghadirkan


sebuah gambar tentang “realitas ekonomi” dalam sebuah laporan keuangan perusahaan. Lambang-
lambang untuk menentukan “realitas ekonomi” biasanya digunakan untuk mengimplikasikan bahwa
konsep, meskipun bermanfaat, merupakan definisi yang tidak bisa memberi ketepatan; hanya beberapa
konsep yang dapat dimasukkan dalam laporan keuangan, meskipun ditambahi dengan catatan kaki dan
data pelengkap. Buruknya, apa yang dilihat oleh seorang pengamat sebagai sebuah refleksi realitas, bagi
pengamat lain, dapat menjadi sebuah pandangan yang terdistorsi tentang dunia. Analogi yang mungkin,
setidaknya mendekati, adalah representasi tingkat kepercayaan pada peralatan stereo dari orkestra di
gedung konser dengan mengukur derajat distorsi harmoni pada peralatan tersebut. Sayangnya,
akuntansi belum mempunyai perbandingan statistik atau distorsi keuangan.

Analogi lain akan menunjukkan bagaimana perkembangan representasi kepercayaan terhadap


realitas eksternal dapat dibuat meskipun kita tidak tahu persis. Misalnya representasi ketinggian pada
sebuah peta. Hal ini dapat dilakukan dengan sederhana dengan cara menunjuk titik tertinggi pada
sebuah wilayah dan menunjukkan ketinggian dalam satuan kaki atau meter. Representasi ketinggian
yang lebih bagus dapat ditangkap dengan menggunakan garis permukaan laut. Dan jika diinginkan
representasi ketinggian yang lebih dapat dipercaya, dapat menggunakan model tiga dimensi.

Untuk akuntansi, ilustrasi tentang gap antara model akuntansi dan realitas, menurut beberapa
aturan FASB tentang akuntansi pensiun, terdapat beberapa pedoman standar, misalnya Employer’s
Accounting for Pension, dikeluarkan pada Desember 1985. Untuk saat ini, proposal yang terkait dengan
perlakukan penaksiran keuntungan dan kerugian masih sangat relevan.

Sebenarnya tidak satupun faktor yang menentukan biaya akhir untuk sebuah rencana pensiun
seorang karyawan dapat diperkirakan secara akurat selama masa kerja pekerja diperhitungkan melalui
sebuah rencana. Kematian pekerja, usia pensiun, tingkat gaji, nilai aset (biayanya sekuritas) diluar
keuntungan yang harus dibayarkan, dan nilai bunga didapat dari aset tersebut (yang mungkin atau tidak
mungkin sama dengan nilai diskon yang diterapkan dalam menghitung nilai saat ini dari obligasi pensiun
di masa depan), dapat berbeda dengan asumsi tentang biaya pensiun yang telah bertambah. Lebih
lanjut, perubahan dalam asumsi yang mendasari penghitungan nilai sekarang dari obligasi yang
menguntungkan di masa depan juga merubah posisi keuangan perusahaan, dimana orang yang
membaca neracaakan berharap menemukan hal tersebut.

Berdasarkan standar FASB yang dikeluarkan pada Desember 1985, hanya sedikit taksiran
keuntungan dan kerugian yang mendadak berubah pada laporan keuangan perusahaan. Ada suatu
pengakuan atas perubahan yang agak terlambat tentang aset dan liabilitas terkait. Terkait dengan hal ini
FASB menyatakan : “percaya bahwa hal tersebut secara konseptual sesuai dan mengakui sebuah
liabilitas pensiun netto atau asset yang diukur karena perbedaan obligasi keuntungan yang
diproyeksikan dan aset rencana, dimana tidak ada penundaan pengakuan keuntungan atau kerugian,
atau mungkin keuntungan dan yang dilaporkan dalam income komprehesif tetapi tidak dilaporkan
dalam pendapatan (earning). Namun, disimpulkan bahwa pendekatan-pendekatan tersebut akan sangat
berubah dari praktek masa lalu dengan pelaksanaan saat ini.

Alasan atas penundaan pengakuan keuntungan dan kerugian yang diajukan dalam draft awal
FASB adalah pertentangan antar konstituen tentang sifat yang mudah berubah (volatilitas) yang harus
diakui dalam laporan keuangan jika keuntungan dna kerugian terjadi. Tidak masalah apakah volatilitas
tersebut merupakan fakta kehidupan; sifat tersebut tidak dimiliki laporan keuangan, karena akan
mempengaruhi representasi kekakuratan.

Pilihan Atribut Dan Representasinya

Relevansi dan reliabilitas adalah kualitas yang berbeda yang harus ada supaya informasi dapat
bermanfaat, tetapi dua kualitas ini dengan mudah dapat mengacaukan satu sama lain. Ketika akuntan
menyatakan bahwa atribut sebuah elemen akuntansi yang harus diukur untuk tujuan tertentu, telah
memunculkan pertanyaan tentang relevansi. Haruskan suatu neraca menunjukkan aset pada biaya
historis, biaya saat ini, atau nilai netto yang dapat dicapai, atau haruskah atribut lain yang harus diukur?
Jawabannya tergantung pada atribut mana yang dianggap paling relevan dengan tujuan dari pembuatan
laporan tersebut. Apapun atribut yang dipilih harus diukur sehandal mungkin; yang berarti bahwa
pengukuran sedapat mungkin merepresentasikan keandalan atribut yang dipilih.

FASB menggunakan contoh jelas yang diambil dari bidang non akuntansi, untuk menunjukkan
bagaimana inti yang menjadi ukuran untuk suatu atribut yang relevan dapat berubah menjadi sesuatu
yang sangat berbeda :
Tes pengejaan dilakukan dengan tes oral pada sebuah kelompok siswa. Kata-kata dibaca keras-
keras oleh penguji, dan siswa diminta untuk menuliskan kata-kata tersebut.  Beberapa siswa,
meskipun mereka biasanya mengeja dengan baik, gagal dalam tes ini. Alasannya, mereka
mengalami masalah pendengaran. Nilai tes mengimplikasikan pengukuran kemampuan untuk
mengeja, sedangkan tes tersebut sebagian mengukur ketajaman pendengaran. Sehingga nilai
tes kurang dapat merepresentasikan keakuratan.

Adalah hal yang wajar jika dilakukan ujian ulang oleh penguji yang berbeda – yaitu, verifikasi
atas hasil tes – mungkin hanya akan menunjukkan variasi nilai yang kecil. Tes ulang ini tidak akan
membetulkan reliabilitas hasil, karena tes tidak mengukur apa yang seharusnya diukur.

Meskipun contoh-contoh dalam akuntansi tentang ketidaksesuaian antara ukuran dan apa yang
diukur berbeda dengan tes eja, namun ada kesamaannya, kelancaran income – penghindaran volatilitas
dalam pemasukan – adalah salah satu contoh. Stabilitas pemasukan dapat ditingkatkan dengan
penentuan waktu (timing) pengeluaran yang bijak, misalnya riset dan pengembangan, training staff, dan
pemeliharaan peralatan. Pengukuran biaya saat ini dari depresiasi (SFAS No. 33) merupakan contoh lain.
Hal ini memerlukan penentuan biaya penggantian peralatan untuk peralatan yang lebih modern. “Biaya
saat ini” dari peralatan dihitung dengan memasukkannya dalam biaya historis, jumlah indeks perubahan
dalam biaya tipe peralatan dan waktu penggantian. Hal ini terlalu menekan biaya saat ini, yang tidak
memungkinkan untuk diferensiasi produksi, durabilitas, ekonomi operasi, dsb.

Ketika APB pada tahun 1969 mengeluarkan Opinion 14, Accounting for Convertible Debt and
Stock Issued with Stock Purchase Warrants, mayoritas anggota memberikan tidak memberikan separate
value (nilai tersendiri) untuk hak istimewa untuk konversi utang yang disembunyikan (convertible debt)
dengan alasan bahwa utang dan pilihan konversi adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat
dinilai secar independen.  Ada kelompok minoritas yang berbeda pendapat yang menegaskan bahwa
hasil tersebut merupakan kesalahan intepretasi biaya atas bunga yang sebenarnya dari utang. Mereka
membandingkan dua perusahaan, satu dengan rating kredit yang tinggi yang dapat mengeluarkan utang
yang tidak disembunyikan, yang lainnya dengan rating yang rendah yang menawarkan hak istimewa
untuk konversi untuk membuat hutangnya dapat menghasilkan uang. Misalnya keduanya mengeluarkan
obligasi yang mempunyai suku bunga yang sama. “Untuk bisa mengambil kesimpulan dengan kondisi
seperti ini, seperti opini di atas, bahwa biaya atas keuangan untuk isu yang pertama adalah sama dengan
isu yang kedua,” kata mereka yang tidak setuju, “bertentangan dengan realitas ekonomi.” Opini, tidak
menghasilkan jumlah yang secara representatif akurat. 

Dalam definisi representasi keakuratan, kata-kata “hal yang merepresentasikan” adalah hal yang
penting. Apakah angka akuntansi merepresentasikan fenomena yang sama bagi seorang amatir yang
tidak terbiasa dengan ketentuan akuntansi sama seperti seorang ahli? Tidak seorangpun yang tidak
terbiasa dengan GAAP berpikir bahwa jumlah yang ditunjukkan adalah jumlah aset tetap dalam neraca
merepresentasikan nilai saat itu. Bagi ahli, ketiadaan goodwill (nilai yang bagus) dari neraca tidak
merepresentasikan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki goodwill. Namun ditegaskan bahwa tidak
ada bahaya yang muncul dari kesalahan representasi dalam laporan keuangan sepanjang user
mengetahui bagaimana membaca laporan. Untuk dapat mengartikan laporan, kita dapat menggunakan
cara yang sama yang memberi makna sangat banyak – orang yang rasional, biasanya menggunakan akal
sehat, serta beberapa pengtahuan tentang bisnis tetapi tidak terbiasa dengan hal-hal khusus tentang
akuntansi. Dalam hal ini, diskusi resmi tentang konsep materialitas sangat membantu. Dalam keputusan
hal ini BarChris dilihat sebagai “investor yang tingkat kehati-hatiannya sedang,” dalam memutuskan
apakah itu suatu kesalahan laporan tentang fakta material atau bukan. FASB tidak diragukan mempunyai
pikiran yang sama dengan “investor yang tingkat kehati-hatiannya sedang,” ketika mendefiniskan
representasi keakuratan, mereka menggunakan kata “hal untuk merepresentasikan.”

Permasalahan Trade-Off

Debat dalam APB tentan Opini 14 (Convertible Debt) diduga bahwa baik kelompok mayoritas
dan mereka yang tidak setuju percaya bahwa, jika separate value dapat diberikan pada hak-hak
konvensional, maka akan menjadi suatu tambahan relevansi di dalam laporan keuangan. Kelompok
mayoritas tidak ingin mencari tambahan relevansi tersebut karena mereka berpikir akan kehilangan
reliabilitas (atau verifiabilitas tertentu) karena kesulitan penentuan apakah hak konversi layak atau
tidak. Kelompok minoritas yang tidak setuju melihat tambahan relevansi tersebut dan mungkin juga
tambahan relevansi karena, meskipun akan kehilangan verifialitas pada nilai lain dari sebuah obligasi
dan hak konversi, namun ada tambahan dalam representasi keakuratan, dan jika tambahan ini
memperbanyak verifiabilitas, maka akan menjadi suatu tambahan netto dalam reliabilitas. Pertentangan
antara dua kubu ini menggambarkan bagaimana sebuah pilihan kebijakan akuntansi dapat berubah pada
rasio pertukaran antara satu kualitas informasi dengan yang lainnya, dan khususnya pada pertukaran
antara relevansi dan reliabilitas.

Tidak seorangpun menyetujui bahwa pertukaran tersebut memungkinkan. Salah seorang


peneliti melaporkan hasil survey tentang opini dari para analis keuangan dan pegawai bank bagian
pinjaman dari bank komersial tentang hubungan antara relevansi dan reliabilitas. Survey ini dilakukan
untuk menunjukkan bahwa kebanyakan responden melihat dua kualitas tersebut secara positif
mempunyai korelasi, dengan kata lain, jika informasi dapat dipercaya (reliable), maka informasi juga
akan dianggap lebih relevan.

Hasil survey ini tidak mengejutkan; survey ini mungkin lebih merefleksikan kebingungan umum
antara manfaat dan relevansi informasi. Relevansi adalah suatu kualitas tentang jenis informasi, tetapi
jika informasi yang relevan disampaikan dengan jumlah yang tidak dapat dipercaya, maka informasi
tidak akan bermanfaat. Sebuah contoh dapat membantu menjelaskan hal ini. Jika secara umum
diketahui bahwa kereta api pada rute tertentu datang atau berangkat pada waktu yang tidak pasti, maka
kebanyakan orang akan mengatakan bahwa jadwal kereta tidak dapat dipercaya dan tidak relevan.
Tentu saja, mereka tidak mengatakan bahwa jadwal semuanya tidak relevan, tetapi hanya bahwa
ketidak reliabilitas informasi membuat informasi menjadi tidak bermanfaat.

Penyataan sederhana bahwa relevansi dan reliabilitas informasi secara positif mempunyai
korelasi muncul dari pertanyaan tentang kebutuhan akan perbedaan antara dua kualitas ini. Namun
keduanya secara jelas terpisah, dan karena terpisah maka pertukaran antara keduanya kadang-kadang
mungkin terjadi. Analogi kartografi akan bermanfaat dalam menjelaskan hal ini. Sebuah contoh tentang
informasi yang reliable namun tidak relevan, misalnya seorang yang naik mobil dari Pennsylvania yang
hanya memiliki peta New Jersey. Releansi tanpa reliabilitas, disatu sisi, direpresentasikan oleh
pengemudi di Pennsylvania yang hanya mempunyai peta yang tidak akurat tentang negara bagian itu.
Kemungkinan pertukaran (trade-off) akan dihadapinya jika ia diberi pilihan antara sebuah peta akurat
dengan sedikit detail (misalnya, peta yang hanya menunjukkan jalan-jalan utama saja) dan sebuah peta
yang lebih detail (misalnya, peta yang juga menunjukkan jalan sekunder) tetapi kurang meyakinkan
bahwa yang ditunjukkan adalah tempat yang benar. Pengemudi itu mungkin akan lebih memilih peta
yang lebih detail sepanjang ia dapat yakin bahwa peta tersebut tidak terlalu dapat diandalkan. Seberapa
jauh ketidak reliabilitas dapat diterima untuk menambah relevansi? Pertukaran antara dua kualitas ini
adalah tentang maksud pertanyaan.

Contoh-contoh akuntansi tentang pertukaran antara relevansi reliabilitas, sayangnya kurang


jelas dibandingkan contoh tentang peta di atas. Contoh akuntansi biasanya seperti kasus obligasi yang
dapat disembunyikan, dimana penaksiran terpisah tentang hak konversi mungkin meningkatkan
relevansi dan representasi keakuratan tetapi menurunkan verifiabilitas. Metode alternatif untuk
akuntansi kontrak konstruksi jangka panjang  prosentase metode penyelesaian atau metode kontrak
yang telah diselesaikan – merupakan contoh akuntansi untuk hal ini. Laba yang diakui hanya pada
kontrak yang telah diselesaikan mengabaikan informasi yang relevan dan hanya sebagian
merepresentasikan “realitas ekonomi” tetapi menghindari beberapa permasalahan verifikasi. Oleh
karena itu prosentase dari metode penyelesaian memberi tambahan dalam relevansi, yang mungkin bisa
atau tidak bisa menjadi tambahan dalam reliabilitas. Situasi ini dapat lebih jelas dalam kasus akuntansi
minyak dan gas. Keduanya menggunakan metode akuntansi biaya historis (Historical Cost
Accounting/HCA) – upaya yang sukses dan penuh biaya – dalam neraca perusahaan produsen minyak
dan gas, gagal mengakui nilai cadangan, bahkan cadangan yang telah dibuktikan, karena nilai ini
melebihi pengeluaran pengembangan modal yang diamortisasi yang secara aktual telah dibuat. Reserve
recognation accounting (RRA/akuntansi pengakuan cadangan), di satu sisi, akan melakukan sebuah
upaya untuk menghitung nilai cadangan, yang sulit dan tidak pasti, sama halnya dengan proses
pengukurannya. Dibandingkan dengan metode biaya historis, ada suatu tambahan pada informasi yang
relevan (karena HCA secara implisit merepresentasikan setiap kelebihan nilai cadangan atas biaya
sebagai nol, sebuah gambaran yang tidak merepresentasikan “realitas ekonomi”). Tetapi gambaran
tentang cadangan akan dinilai rendah pada verifiabilitas. Oleh karena itu, ada ruang debat tentang
tambahan dalam relevansi yang dapat menguntungkan atau merugikan reliabilitas. Dalam kebijakan
konvensional, hal tersebut tentu saja sangat merugikan reliabilitas, dan ini merupakan alasan bahwa SEC
pada tahun 1981 menghentikan upayanya untuk mengembangkan sistem ini.

Konservatisme

Konservatisme tidak nampak pada hirarki FASB mengenai kualitas akuntansi, walaupun
demikian, konservatisme tersebut dinilai banyak akuntan merupakan kualitas akuntansi diatas
semuanya, yang berbicara tentang “prinsip dasar penilaian pada akuntansi tradisional”. Konservatisme
memberikan kecenderungan bagi akuntan untuk menyukai beberapa prinsip penilaian dibanding yang
lainnya. FASB mendefinisikan konservatisme sebagai “reaksi hati-hati terhadap ketidakpastian, untuk
mencoba menjamin bahwa ketidakpastian dan risiko bawaan dalam situasi bisnis dipertimbangkan
dengan cukup”. Hal ini memberikan manfaat yang memperbaiki estimasi hasil masa depan yang terlalu
optimis.

Akuntansi konservatisme mempengaruhi waktu atas laba dan rugi daripada jumlah total dari
keduanya. Laba yang turun karena depresiasi yang berlebihan atau inventori yang dinilai lebih rendah
akan meningkat ketika aset yang didepresiasikan telah dihapus atau dijual, atau ketika inventory yang
dijual dinilai secara konservatif. Dalam hal ini laba akan berpindah dari satu kelompok investor kepada
pihak lainnya jika transfer saham terjadi pada waktu itu. Siapa yang menang dan siapa yang kalah dalam
jangka panjang mungkin tidak lebih daripada suatu kebetulan.
Cara yang tepat untuk memperlakukan ketidakpastian adalah mengungkapkan sifat dasar dan
perluasannya secara jujur, sehingga orang yang menerima informasi mungkin membentuk opini
kemungkinan hasil (outcome) dari  kejadian yang dilaporkan. Bukanlah tugas akuntan untuk melindungi
investor, kreditur, dan pihak lainnya dari ketidakpastian, tapi hanya untuk menginformasikan hal ini
kepada mereka.

Neutrality

Neutrality didefinisikan oleh FASB sebagai “ketidakhadiran bias yang direncanakan pada
informasi yang dilaporkan untuk mencapai keputusan yang dihasilkan atau untuk mempengaruhi
perilaku tertentu”. Kebutuhan bahwa informasi menjadi dapat dipercaya dan netral adalah berlebihan,
tapi hal ini sengaja dilakukan, karena penting untuk menggabungkan kebutuhan untuk melindungi dan
memperkuat kredibilitas laporan keuangan.

                Netralitas pada akuntansi dikorbankan ketika metode akuntansi dipilih karena metode
akuntansi akan mengurangi laba dan kemudian menurunkan beban pajak, atau karena metode
akuntansi akan menaikkan laba untuk mengelola bonus manajer yang didasarkan pada laba. LIFO adalah
contoh metode akuntansi yang mengurangi pajak.

Comparability

Comparability bukanlah karakteristik kualitatif dari informasi dalam arti relevance dan reliability.
“Lebih tepatnya kualitas atas hubungan antara dua atau lebih bagian informasi”. Tapi hal ini tidak
membuat comparability kurang penting dibandingkan kualitas utama. Sebagai contohnya, “bagaimana
istrimu?”, dan jawabannya adalah “Dibandingkan dengan apa?”. Comparability adalah sebuah bahan
yang harus ada agar keadaan mudah dimengerti. FASB mendefinisikan comparability sebagai “kualitas
informasi yang memampukan pengguna untuk mengidentifikasikan persamaan dan perbedaan antara
dua fenomena ekonomi”. Dalam setiap kasus, nampak jelas bahwa perbandingan tidak akan valid jika
input yang berbeda akan dibandingkan. Sebagai contoh, perbandingan rasio lancar dari dua perusahaan
akan menyesatkan jika satu perusahaan menggunakan metode penilaian inventory FIFO, sedangkan
yang lain menggunakan LIFO.

                Kesulitan dalam membuat perbandingan yang valid antara perusahaan yang menggunakan
metode akuntansi yang berbeda, menyediakan satu alasan yang kuat untuk melaksanakan standar
akuntansi. Jika kualitas ini diminta pada informasi akuntansi, sulit untuk melihat bagaimana hal ini dapat
memberikan jaminan, tanpa sebuah tahapan standarisasi yang diberlakukan oleh regulasi. Tapi untuk
menjamin perbandingan yang valid, tidak cukup untuk meyakinkan jika semua input adalah konsisten.
FASB mengatakan “jika data input tidak lengkap atau tidak layak, hasil pengukuran tidak benar-benar
dapat dibandingkan, tidak peduli bagaimana prosedur yang konsisten telah diaplikasikan”. Contoh,
perbandingan kinerja dua manajer investasi dengan melihat hanya pada laba portofolio mereka. Input
untuk membandingkan mungkin konsisten, tapi jika laba dan rugi yang belum direalisasikan, dan
dihasilkan pada periode itu diabaikan, data input yang dibandingkan tidaklah lengkap dan hasil
pengukuran kinerja dua manajer tidak dapat dipercaya. Perbandingan adalah valid, jika keterbatasan
GAAP diterima.

Konsistensi

Didefinisikan FASB sebagai “perilaku yang sesuai dari periode ke periode dimana kebijakan dan
prosedur tidak mengalami perubahan”. Hal ini penting, tapi bukanlah kondisi yang cukup untuk
perbandingan yang valid. Sebagai contoh, Ketika selama 5 tahun harga terus meningkat, perusahaan
secara konsisten menggunakan LIFO, dan volume inventory adalah stabil, Rasio lancar akan turun (=rasio
aset lancar temasuk inventory, terhadap kewajiban lancar), karena hutang akan meningkat sebagai
akibat dari harga pembelian sekarang yang meningkat, padahal neraca untuk inventory tidak akan
meningkat. Disini perusahaan yang menggunakan LIFO, dimana input untuk rasio lancar diekspresikan
secara konsisten selama 5 yahun, hasilnya tidaklah konsisten, karena penggunaan LIFO menghalangi
hubungan antara inventory dan utang yang sebenarnya. Pendapat APB no.20, perubahan akuntansi
diperlukan ketika perubahan dalam kebijakan akuntansi yang dibuat, mempunyai pengaruh terhadap
perubahan laba dan posisi keuangan yang harus dilaporkan.

Kendala biaya-Manfaat

                Hirarki kualitas akuntansi FASB termasuk pada apa yang disebut kendala pervasive, jika
manfaat yang berhubungan dengan informasi harus melebihi biayanya. Perhitungan cost-benefit
tidaklah sesederhana seperti yang dideskripsikan. Ketika komoditasnya adalah informasi, terdapat
manfaat eksternalitas juga. Manfaat tidak dapat selalu dibatasi pada siapa yang membayar mereka.
FASB, SEC, dan semua yang menetapkan kebijakan akuntansi menjelaskan masalah ini :

      Dalam dunia nyata, pasar informasi kurang lengkap dibandingkan kebanyakan pasar yang lain,
dan pihak penetap standar harus berkonsentrasi pada seperangkat standar dan biaya- Manfaat dan
biaya untuk pengguna dan pihak yang menyiapkan informasi, dan pihak lainnya seperti auditor yang
juga berfokus pada hal ini, serta orang lain dalam masyarakat yang juga mungkin dipengaruhi.

                Pengguna, penyaji, dan auditor memiliki masalah sendiri dalam mempertimbangkan biaya-
manfaat apa yang mereka lakukan untuk/dengan informasi. Biaya dalam menyediakan informasi
termasuk biaya mengumpulkan, memproses, mengaudit, dan menyebarkannya. Penyaji laporan
keuangan mungkin dipuaskan dengan manfaat yang akan mereka terima ketika alokasi sumberdaya
ekonomi meningkat, walaupun mereka tidak mendapatkan manfaat secara langsung.

                Terdapat dua hal untuk suatu badan seperti FASB, yang harus dilakukan sebelum dapat menge-
klaim  telah melaksanakan tanggung jawab minimum yang paling mendasar. Salah satunya adalah,
menahan diri menerbitkan standar jika tidak meyakinkan standar akan menghasilkan manfaat untuk
masyarakat yang melebihi biaya. Contohnya, SFAS no.14 Laporan keuangan segmen (Des, 1976) adalah
standar yang relatif sederhana dan berhasil, yang memberikan investor banyak informasi tanpa terlalu
membebani penyaji laporan keuangan.

Materialitas

Kendala kedua, atau “batas pengakuan”, ditunjukkan pada hirarki kualitas akuntansi FASB. Ykni
materialitas, yang didefinisikan sebagai :

      Besarnya penghapusan atau salah saji atas informasi akuntansi, yang membuat kemungkinan
penilaian (judgment) orang yang mempunyai alasan untuk bergantung pada informasi akan
berubah atau terpengaruh penghapusan dan salah saji.

                Materialitas adalah karakteristik kuantitatif dari informasi. Material sering digunakan sebagai
sinonim dari relevant, tapi definisi diatas membuat jelas bahwa relevant bukanlah sinonim.

Peran Judgement

FASB menyatakan “pandangan yang lebih menonjol adalah judgement materialitas dapat
dengan wajar dibuat hanya oleh orang yang memiliki semua fakta”dan bahwa “tidak ada standar umum
atas materialitas yang dapat dirumuskan untuk memberikan pertimbangan atas pengalaman judgement
seseorang”. Profesi dibayar untuk menggunakan judgement mereka, pentingnya judgement dalam
akuntansi dan auditing disebutkan oleh komisi pada tanggung jawab auditor :

      Judgement menyebar dalam akuntansi dan auditing. Hal ini menggunakan pertimbangan apakah
transaksi sebenarnya berbeda dari penampilan luarnya, dalam memecahkan pertanyaan
materialitas dan kecukupan pengungkapan, dalam memutuskan apakah estimasi dampak kejadian
masa depan atas laporan keuangan saat ini dapat dibuat, dan dalam mengalokasikan penerimaan
dan pengeluaran untuk setiap aktivitas.

      Standar sekarang ini membutuhkan auditor untuk menggunakan judgement dalam melihat
pemilihan dan pengaplikasian prisip akuntansi tertentu, tidak menghasilkan sesuatu yang
menyesatkan. Auditor harus menggunakan judgement yang sama dalam mengevaluasi efek
kumulatif atas pemilihan dan pengaplikasian prinsip akuntansi.

                Karakteristik kualitatif atas informasi akuntansi yang telah didiskusikan pada bab ini adalah
panduan yang tersedia untuk melatih judgement yang membedakan akuntan profesional dibanding
hanya sekedar tulisan.

 
RINGKASAN

Kualitas utama yang dilihat dalam informasi akuntansi adalah bahwa informasi ini berguna
untuk pengambilan keputusan. Kualitas utama ini diperoleh dari dua kualitas, yakni relevansi dan
reliability. Informasi adalah relevan jika tepat waktu dan memiliki nilai untuk memprediksi /
mengkonfirmasi / mengoreksi keputusan tersebut. Informasi adalah reliable jika dapat memeriksa
kebenaran dan jika dapat menggambarkan dengan tepat fenomena yang dilaporkan. Situasi akuntansi
yang diuji dalam pilihan akuntansi yang berbeda menghasilkan perbedaan campuran antara relevansi
dan reliability. Situasi akuntansi mengijinkan trade-off, hal ini membutuhkan judgement subyektif untuk
campuran terbaik dalam situasi tertentu.

                Konservatisme adalah reaksi akuntan terhadap ketidakpastian, tidak lebih daripada
kebijaksanaan dalam membuat estimasi, hal ini dapat menambah reliability informasi. Tapi ketika
dilaksanakan secara berlebihan, hal ini dapat menjadi musuh reliability.

Anda mungkin juga menyukai