Anda di halaman 1dari 10

SPI-AS / Amrul Mutaqin Tahun Akademik 2010- 1

2011

“PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI SAW”

A. SILSILAH DAN KONDISI SOSIAL POLITIK MAKKAH.

Muhammad mempunyai persambungan nasab sampai Ismail Ibn Ibrahim AS.


Persambungan silsilah ini tidak timbul perselisihan di antara para sejarawan dari
Muhammad hingga Adnan. Namun setelah Adnan sampai Ismail AS mulai terjadi
perbedaan pendapat, apakah hanya 4 keturunan saja atau sampai 40 keturunan.
Hal ini disebabkan gelapnya sejarah dimana antara Adnan sampai Ismail terjadi
pada masa prasejarah.

Tidak ada khilaf Khilaf (4 atau 40)


Muhammad SAW Adnan Ismail ibn
Ibrahim AS

Muhammad merupakan keturunan Quraisy, yaitu suku yang berkembang dari


Kinanah Ibn Khuzaimah. Kelebihan suku Quraish antara lain :

1. Suku yang terhormat dan terkuat di antara kabilah-kabilah yang ada di


jazirah Arab bagian tengah.

2. Terkenal sebagai pedagang ulung yang menguasai jalur perniagaan antara


Hijaz dengan Mesir, Yaman, Siria, Irak, Persia, dan menguasai perdagangan
lokal.

Ayah Muhammad adalah Abdullah Ibn Abdul Muthalib, sedangkan Ibu Beliau
adalah Aminah binti wahab Ibn Abd Manaf Ibnu Zuhrah.

B. MUHAMMAD SEBELUM KERASULAN.

Muhammad lahir pada hari Senin, 12 Rabiul awal tahun Gajah / 20 April 571
M dalam kondisi yatim karena bapaknya Abdullah Ibn Abd Muthalib telah
meninggal dunia di Yatsrib dalam perjalanan pulang dari perniagaan ke Siria
bersama rombongan pedagang Quraish.

Tahun kelahiran Muhammad disebut dengan tahun Gajah karena pada saat
itu Makkah diserang oleh pasukan Gajah di bawah pimpinan perang Abrahah,
Gubernur dari kerajaan Habsyi yang berkedudukan di Yaman guna
menghancurkan ka’bah.

Makkah pada saat itu sangat strategis, karena berada di antara jalur
perdagangan internasional antara Yaman dan Siria.1 Juga antara Sudan dan
Persia.2 Di samping itu juga terdapat Ka’bah yang disucikan oleh bangsa Arab.

1 Taufiqurrahman, Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam (Surabaya ; Pustaka Islamika,


2003), 22.
2 Ahamad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam I, 54.
SPI-AS / Amrul Mutaqin Tahun Akademik 2010- 2
2011

Setelah Muhammad lahir, sebagaimana kebiasaan bangsa Arab saat itu,


Muhammad diasuh oleh Tsuwaibah, seorang perempuan Badui, di desa dengan
harapan :

1. Supaya kehidupan desa yang masih segar dan bersih dalam suasana alam
padang pasir yang bebas membuat anak tersebut dapat tumbuh dengan
segar dan sehat dan dapat menimba semangat hidup yang bebas merdeka.

2. Badui sendiri mempunyai tutur bahasa yang baik dan terlatih berbicara
secara fasih.

Setelah diasuh Tsuwaibah selama 7 hari, Muhammad diasuh oleh Halimah


Binti Dzuaib, yang lebih dikenal dengan Halimah Sa’diyah dari kabilah bani
Sa’ad. Pengasuhan ini dilakukan selama 5 Tahun,dan setelah itu diserahkan
kembali kepada ibunya.

Setelah setahun dikembalikan kepada ibunya, pada umur 6 tahun


Muhammad dibawa ibunya ke Yatsrib untuk diperkenalkan kepada saudara
kakeknya dari Bani Najjar dan berziarah ke makam bapaknya. Dalam perjalanan
tersebut dibawa pula hamba sahaya Ummu Aiman. Di Yatsrib Muhammad
tinggal selama sebulan mendapat penjelasan tentang tempat dimana bapaknya
dirawat ketika sakit sehingga wafatnya dan tempat dimana dia dikuburkan, serta
cerita-cerita lain terkait Bani Najjar. Setelah puas, Aminah memutuskan untuk
kembali ke Makkah, namun sesampainya di Abwa, Aminah jatuh sakit sehingga
menemui ajalnya.

Dalam kondisi yatim piatu, akhirnya Muhammad diasuh oleh kakeknya Abdul
Muthalib dengan curahan kasih sayang seorang kakek yang tulus.

Baru merasakan ketenangan dan kebahagiaan di bawah asuhan kakeknya


selama 2 tahun, Muhammad yang saat itu berumur 8 tahun harus merelakan
kepergian kakeknya untuk selama-lamanya. Akhirnya pengasuhan dilanjutkan
oleh pamannya Abu Thalib sesuai dengan wasiat Abdul Muthalib. Pengasuhan itu
diberikan kepada Abu Thalib meskipun dia bukan anak tertua dan bukan yang
paling kaya, karena kedudukan Abu Thalib yang paling dihormati dan dimuliakan
oleh kaum Quraish. Abu Thalib adalah seorang yang mempunyai budi pekerti
dan akhlaq mulia.

Dalam pengasuhan Abu Thalib, Muhammad mendapatkan kasih sayang tidak


kurang dari kasih sayang Abdul Muthalib. Bahkan dia tidak pernah membedakan
kasih sayang antara anak-anaknya dan diri Muhammad. Kasih sayang dan
penjagaan terhadap Muhammad tidak pernah berhenti, terus berlanjut ketika
menginjak dewasa, menikah dan diangkat Rasul. Bahkan ketika Muhammad
mendapat tantangan dan rongrongan dari pembesar Quraish, Abu Thalib selalu
melindunginya hingga dia wafat pada usia 87 tahun.

Kehidupan Muhammad semenjak diasuh oleh Abu Thalib sampai


perkawinannya dengan Khadijah dilaluinya dengan melakukan pekerjaan seperti
berniaga. Perniagaan pertama ini dilakukan sebagaimana kebiasaan remaja
Arab Quraish, ketika Muhammad berusia 12 tahun. Ia pergi berniaga ke Siria
mengikuti pamannya Abu Thalib membawa barang dagangan saudagar Quraish
atas permintaan sendiri.

Dalam perjalanan ini ketika sampai di Bushra sebelah selatan Siria, Abu
Thalib bertemu dengan seorang pendeta Nashrani bernama Bahira. Ketika
melihat Muhammad, Bahira memberi nasehat pada Abu Thalib untuk menjaga
SPI-AS / Amrul Mutaqin Tahun Akademik 2010- 3
2011
keselamatan keponakannya, karena terlihat pada Muhammad tanda-tanda
kenabian seperti yang dipercayainya sesuai ramalan kitab sucinya. Menurutnya,
sekiranya nanti orang Yahudi mengetahui bahwa Muhammad yang bukan dari
keturunan Yahudi menjadi nabi, ia khawatir mereka akan menyakiti bahkan
membunuhnya. Pertemuan ini akhirnya membuat hati Abu Thalib khawatir,
untuk itu ia mempersingkat perjalanan dagang dan segera kembali ke Makkah
dengan tidak membawa keuntungan yang berarti.

C. FASE MAKKAH : DAKWAH TAUHID

Penolakan kaum musyrik Quraish terhadap dakwah nabi menurut pandangan


Ahmad Syalabi3 disebabkan oleh lima factor, yaitu :

1. Politik, mereka mengira Muhammad yang keturunan Bani Muthalib dan


Hasyim datang untuk menundukkan dan menguasai otoritas politik dan
ekonomi yang saat itu ada di tangan keluarga Bani Abd Syams.

2. Sosial, Persamaan hak yang diajarkan Islam bertentangan dengan


semangat masyarakat Arab yang terstratifikasi sesuai dengan kasta.

3. Kepercayaan terhadap hari kebangkitan. Dalam hal ini Islam


mengajarkan kebangkitan pada hari kiamat untuk dimintai
pertanggungjawaban atas segala perbuatan manusia. Gambaran ini yang
membuat mereka menolak ajaran Rasul, karena hidup bagi mereka adalah
kekuasaan dan pengaruh, sedangkan ketika dibangkitkan mereka tidak
mempunyai kekuasaan dan pengaruh lagi.

4. Tradisi, yaitu orang Arab selalu taqlid terhadap tradisi yang sudah diwarisi
secara turun temurun dari nenek moyang mereka. Dengan mengimani Islam
berarti telah melanggar tradisi tersebut.

5. Ekonomi, Masyarakat Arab yang telah bergantung pada penyembahan


berhala, tidak bisa lepas dari perdagangan patung. Sehingga dengan
datangnya Islam yang menghilangkan patung dalam setiap penyembahan
mereka, telah menghilangkan rezqi para pemahat dan penjual patung-patung
tersebut.

Cara kaum Quraish untuk menghentikan dakwah Rasul SAW :

1. Bujukan

Diantaranya adalah dengan menukar Muhammad dengan Umarah Ibnu


Walid.

2. Ancaman, intimidasi, dan penyiksaan.

Respon Nabi SAW :


1. Hijrah ke Habsyi (615 M)
2. Hijrah ke Yatsrib / Madinah (

D. MEMBENTUK NEGARA MADINAH (YATSRIB)

1. Kondisi Yatsrib.

3 Ahamad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam I, 61-64.


SPI-AS / Amrul Mutaqin Tahun Akademik 2010- 4
2011
a. Geografis

o Yatsrib diubah namanya oleh Nabi menjadi Madinah al-


Munawwarah.

o Merupakan daerah pertanian dengan banyaknya oase-


oase yang tersebar di daerah itu, sehingga muncul
peradaban pengolahan tanah.

o Kondisi geografis dan sebagai kota transit perdagangan


inilah yang menjadi daya tarik orang-orang Yahudi yang
nantinya pernah menguasai ekonomi politik Yatsrib.
Berbeda dengan Makkah.

b. Penduduk

2. Kronologi

3. Membentuk Negara Madinah.

a. Langkah Politik

Langkah politik pertama yang dilakukan Nabi SAW setelsh tiba di Yatsrib
adalah

1. Mengganti nama kota menjadi Madinah, tujuan : untuk


membangun pandangan baru pada seluruh masyarakat bahwa kota ini
berbeda dengan sebelumnya, dibangun dengan landasan keyakinan
agama dan berperadaban. Sesuai dengan namanya, kota yang berseri-
seri. Penamaan ini penting untuk memutus hubungan dengan masa
lalu yang penuh dengan perselisihan.

2. Membangun masjid sebagai tempat ibadah dan mempersatukan


masyarakat dalam bingkai keagamaan tauhid, juga sebagai tempat
musyawarah, serta pusat pemerintahan.

3. Membangun landasan kehidupan bernegara yang diatur dalam


Piagam Madinah. Yang berisi :

a. Pembentukan koalisi antara kaum muhajirin dan Anshar dalam


sebuah kelompok politik bersama yang disebut dengan Ummah.

b. Menyatukan hubungan antara komunitas Muslim dan nonMuslim,


yang berisi:

1) Kebebasan memeluk dan menjalankan


agamanya.

2) Nasehat menasehati dan tolong menolong


dalam berbuat kebajikan.

3) Saling membantu untuk melawan siapa saja


yang menyerang Madinah.

4) Membela mereka yang teraniaya,

5) Bertetangga baik

4. Meletakkan dasar-dasar berpolitik, ekonomi dan social


kemasyarakatan berdasarkan al—Qur’an.
SPI-AS / Amrul Mutaqin Tahun Akademik 2010- 5
2011
Ayat-ayat yang turun pada saat itu menitikberatkan pada pembinaan
hukum Islam dengan prinsip keadilan, kesamaan derajat, dan
musyawarah. Termasuk yang berkaitan dengan keluarga.

5. Mempertahankan kedaulatan Negara Madinah dari segala


rongrongan, intervensi dan serangan luar.

Rongrongan itu berasal dari : orang kafir Makkah, orang munafik yang
menetap di Madinah, dan kaum Yahudi.

b. Peristiwa-Peristiwa berikutnya.

1. Perang Badar (bulan Ramadahan 2 H) (yaum al-furqah)

Nabi sebagai panglima membawa tentara berjumlah 305 berhadapan


dengan pasukan Quraisy yang berjumlah 900 orang.

Kaum muslimin menang, tapi membuat orang Yahudi tidak senang


karena mereka ingin keluar dari kesepakatan yang tertuang dalam
piagam Madinah. Implementasi ketidaksenangan ini adalah dengan
mengadakan persekongkolan dengan orang Makkah, maka bani
Qoinuqa diserang oleh Nabi yang mengakibatkan mereka keluar
Madinah menuju Adhri’at di perbatasan Syiria.

2. Perang Uhud (bulan Sya’ban 3 H)

Ada 3000 tentara kafir dipimpin oleh Khalid bin Walid bertolak ke
Madinah. Nabi menyongsong mereka dengan 1000 pasukan. Akan
tetapi baru beberapa langkah perjalanan, 300 pasukan kaum Yahudi di
bawah pimpinan Abdullah bin Ubay (seorang munafik) membelot danm
tidak mengikuti perang.

3. Perang Khandaq (parit)/ perang ahzab (persekutuan beberapa


golongan untuk menghancurkan Islam).
SPI-AS / Amrul Mutaqin Tahun Akademik 2010-2011 6
Silsilah : Muhammad Adnan Ismail

Sebelum kerasulan Kelahiran: Senin,12 Rabiul Awal Tahun Gajah/20 April 571M dari Bani
Hasyim
Pengasuhan : Tsuwaibah(s/d 7 hari) Halimah(s/d 5 thn) Ibunya(s/d
6Thn)
Abd Muthalib(s/d 8 thn) Abu Thalib(s/d menikah)
Peradaban Islam Pekerjaan : 1. Pengembala kambing milik keluarga dan penduduk
Makkah.
Pada masa nabi SAW 2. Pedagang
Peristiwa : dipercaya meletakkan hajar aswad saat pembangunan Ka’bah.

Fase Makkah Cara dakwah : 1. Sembunyi-sembunyi & diam-diam sasaran : kerabat dekat, teman dekat
2. Keluarga yang lebih luas sasaran : Bani Abd Muthalib.
3. Da’wah terbuka Mulai ada halangan dari pemimpin Quraish.

Penyebab penolakan : 1. Politik, 2. Social, 3. Kepercayaan thp hari kebangkitan,


4. Tradisi, 5. Ekonomi.
Cara Quraish bujukan
menghentikan da’wah Nabi ancaman, intimidasi, respon Hijrah Habsyi
penyiksan Nabi Yatsrib
boikot

Peristiwa Abu Thalib wafat dalam usia 87 th. Tekanan Dakwah isra
Khadijah wafat (3 hari setelah Abu Thalib wafat) kuat di Thaif, mi’raj
Penduduk yatsrib yang berhaji ke Makkah diejek

Fase Madinah masuk Islam dalam 3 thp tahap I: thn 10 kenabian, beberapa orang Khazraj
Meminta Nabi SAW mendamaikan antara
suku Aus & Khazraj dengan perantara
Nabi dan ajaran Islam
Tahap II : tahun 12 kenabian : 10 Khazraj, 2 Aus,
& seorang wanita menemui Nabi di Aqabah,
Mereka menyatakan ikrar setia, mereka
Kembali ke Yatsrib sebagai juru Dakwah
ditemani Mus’ab ibn Umair. Ikrar tsb
dikenal dengan “perjanjian Aqabah 1”
Tahap III : musim haji beikutnya, 73 utusan
Penduduk Yatsrib meminta Nabi untuk
pindah ke Yatsrib, mereka berjanji akan
membela Nabi. “Perjanjian Aqabah 2”
SPI-AS / Amrul Mutaqin Tahun Akademik 2010-2011 7

1. Mengganti nama Yatsrib menjadi Madinah, untuk membangun pandangan baru


langkah 2. Membangun masjid untuk mempersatukan masyarakat dalam bingkai Tauhid.
Politik 3. Membangun landasan kehidupan bernegara Piagam Madinah
4. Meletakkan dasar-dasar ekonomi, politik, social berdasarkan al-Qur’an
5. Mempertahankan kedaulatan Negara Madinah dari segala rongrongan, intervensi, dan serangan dari luar
Fase
Madinah Perang Badar : 8 Ramadhan 2 H, terjadi di daerah Badar sekitar 120 KM dari Madinah, dipimpin oleh Nabi SAW (yaum al-Furqan)
Peristiwa 305 muslim Versus 900-1000 Quraisy Muslim menang, membuat Yahudi tidak senang karena ingin keluar dari kesepakatan
piagam Madinah.
Implementasi : Mengadakan persekongkolan dengan orang Makkah

akibat : Nabi menyerang bani Qainuqa sehingga keluar dari Madinah menuju Adhriat
di perbatasan Syria.
Perang Uhud : Sya’ban 3 H.
3000 pasukan Unta + 200 pasukan berkuda Kafir pimpinan Khalid ibn Walid Versus 700 Muslim Muslim kalah, 70
pejuang Islam Syahid.
o Jumlah asal pasukan Islam adalah 1000 orang, namun 300 orang Yahudi membelot di bawah pimpinan Abdullah Ibn Ubay
(munafik)
o Bani Nadir (satu dari dua suku Yahudi) diusir keluar kota, kebanyakan mengungsi ke Khaibar.

Perang Khandaq (parit) / Perang Ahzab (persekutuan beberapa golongan untuk menghancurkan Islam), terjadi pada Syawal 5
H
24.000 kafir (Yahudi Khaibar + Kafir Makkah) Versus Muslim Bani Quraizah -Yahudi yang tersisa di Madinah -di
bawah pimpinan
Ka’ab Ibn Asad berkhianat, Hal ini membuat umat Islam makin
terjepit,
Ka’ab Ibn Asad dihukum mati.
Pasukan kafir mengepung hampir sebulan lamanya, akhirnya mereka terpaksa pulang karena angin dan badai turun amat
kencang.

Umrah (6 H)
Nabi memimpin 1000 kaum muslimin berkemah di Hudaibiyah tidak diijinkan masuk Makkah
Perjanjian Hudaibiyah
SPI-AS / Amrul Mutaqin Tahun Akademik 2010-2011 8
SPI-AS / Amrul Mutaqin Tahun Akademik 2010-2011 9
Perjanjian Hudaibiyah, isi :

1. Kaum muslimin belum dijinkan mengunjungi Ka’bah


tahun ini, tapi ditangguhkan tahun depan

2. Lama kunjungan maksimal 3 hari

3. Kaum muslimin wajib mengembalikan orang


Makkah yang melarikan diri ke Madinah, sebaliknya
pihak Quraish tidak harus menolak orang-orang
Madinah yang kembali ke Makkah.

4. Selama 10 tahun diberlakukan gencatan senjata


antara masyarakat Madinah dan Makkah

5. Tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam


peresekutuan kaum Quraisy atau kaum muslimin
bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan.

Harapan Nabi SAW untuk mengambil alih Ka’bah dan menguasai Makkah makin
terbuka. Ini menjadi target utama Nabi karena :

1. Makkah adalah pusat keagamaan bangsa Arab, dan melalui konsolidasi bangsa
Arab dalam Islam, Islam bisa tersebar keluar.

2. Apabila suku Nabi sendiri dapat diIslamkan, Islam akan memperoleh dukungan
yang kuat, karena Quraish mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar.

Gencatan senjata memberikan kesempatan kepada Nabi untuk menoleh berbagai


negeri sambil memikirkan cara mengislamkan. Antara lain dengan berkirim surat
kepada raja-raja.
Respon para raja Menolak dengan baik

Menolak dengan kasar

Setelah 2 tahun perjanjian Hudaibiyah, hampir seluruh Jazirah Arab menggabungkan


diri pada Islam

Melihat kenyataan itu, secara sepihak orang-orang Quraish membatalkan perjanjian.

Nabi merespon dengan bertolak ke Makkah bersama 10 ribu pasukan dan


menghancurkan patung-patung.
SPI-AS / Amrul Mutaqin Tahun Akademik 2010-2011 10

Piagam Madinah

1. Membentuk koalisi antara Muhajirin dan Anshar dalam kelompok politik bersama
yang disebut ummah.

2. Menyatukan antara muslim dan non-muslim yang berisi :

a. Kebebasan memeluk dan menjalankan agama

b. Nasehat menasehati dan tolong menolong dalam kebajikan

c. Saling membantu untuk melawan siapa saja yang menyerang Madinah.

d. Membela mereka yang teraniaya

e. Bertetangga baik.

Anda mungkin juga menyukai