Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROEKOSISTEM
draft

Oleh:
Dewandono Bimo Sakti
NIM H0809024
Program Studi Agribisnis
Kelompok 27
AGB A

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2009
I. PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Perkembangan dan pertumbuhan tanamana dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Lingkungan pertumbuhan tumbuhan merupakan suatu sistem yang
kompleks. Lingkungan tersebut terdiri atas biotik dan abiotik. Faktor biotik
adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik
tumbuhan maupun hewan. Faktor biotik antara lain manusia, tumbuhan yang
juga hidup di lingkungan, hewan,dan mikroorganisme.
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan
kimia. Faktor abiotik tediri atas tanah, suhu, air, udara, kelembaban udara,
angin, dan cahaya matahari. Masing-masing memiliki pengaruh tersendiri
terhadap pertumbuhan tanaman. Faktor-faktor tersebut adakalanya jika tidak
terpenuhi maka tanaman yang bersangkutan mengalami dorman atau berhenti
melakukan aktifitas hidup.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum acara I adalah untuk mempelajari perbedaan
pertumbuhan tanaman yang ditempatkan di rumah kaca dengan pertumbuhan
tanaman yang ditempatkan di luar rumah kaca.
3. Waktu dan Tempat
Praktikum Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Pertumbuhan
Tanaman dilaksanakan pada hari Kamis Tanggal 15 Oktober 2009 pada pukul
15.00 WIB.Bertempat di rumah kaca dan diluar rumah kaca Fakultas
Pertanian UNS.

2
B. Tinjauan Pustaka
Sebuah rumah kaca adalah setiap struktur dengan penutup (biasanya
gelas) yang digunakan untuk mengontrol suhu dan kelembaban di budidaya
dan perlindungan tanaman. Desain rumah kaca memungkinkan cahaya dalam,
dan ketika cahaya ini diserap oleh benda-benda di dalam rumah kaca dan
berubah menjadi energi panas, tidak diizinkan untuk melarikan diri. Suhu
udara dalam rumah kaca akan melebihi temperatur luar. Jika terlalu panas,
yang harus Anda lakukan adalah membuka beberapa ventilasi panel (atau
hanya membuka pintu, tergantung pada desain) dan suhu akan turun. Rumah
kaca dapat mengatur suhu; suhu fluktuasi dapat stres dan memperlambat
pertumbuhan tanaman (Munawar, 2009).
Tumbuhan memerlukan cahaya untuk berlangsungnya proses
metabolisme. Cahaya juga diperlukan untuk proses perkecambahan. Sebagian
besar biji sangat peka terhadap cahaya, disebut biji light sensitive. Cahaya
juga mempengaruhi reaksi biokemis yang berkaitan dengan air. Suhu sebagai
faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, suhu
yang terlalu tinggi atau ekstrim akan menghambat pertumbuhan tanaman
(Anonim, 2009).
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta
perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi
tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta
berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang
lebih cepat ( Anonim, 2009).
Intensitas cahaya berpengaruh nyata terhadap sifat morfologi
tanaman. Tanaman yang mendapatkan cahaya matahari dengan intensitas
yang tinggi menyebabkan lilit batang tumbuh lebih cepat, susunan pembuluh

3
kayu lebih sempurna, internodianya lebih pendek, daun lebih tebal, tetapi
ukurannya lebih kecil disbanding dengan tanaman yang terlindung ( Purnomo,
2005 ).
Hasil penelitian yang disajikan dibagi menjadi dua bagian yaitu
musim kemarau dan musim hujan, karena ada perbedaan faktor biotik dan
abiotik yang sangat tegas antara kedua musim tersebut. Pada musim kemarau
ditandai dengan tingginya jumlah bunga yang dijumpai di pertanaman dan
tidak dijumpai pucuk.
Jurnal Littri 12(4), Desember 2006. Hlm. 129 – 134 ISSN 0853 – 8212. Elna
Karmawati: Peranan Faktor Lingkungan.

C. Alat , Bahan dan Cara Kerja


1. Alat
a. Pot plastik atau polibag diametr 30 cm
b. Cawan
c. Meteran
2. Bahan
a. Biji jagung
b. Tanah atau media tanam
3. Cara Kerja
a. Menyediakan pot plastik diameter 30 cm atau polibag sejumlah dua buah,
mengisi polibag dengan tanah atau media tanam.
b. Memilih biji jagung yang baik dan merendamnya dalam air selama satu
jam, biji yang baik adalah biji yang tenggelam.
c. Menanam dua biji jagung pada setiap pot yang telah berisi tanah dan setelah
satu minggu pada setiap pot disisakan satu tanaman yang baik.
d. Meletakkan pot yang telah ditanami di dalam rumah kaca dan di luar rumah
kaca.

4
e. Menyiram tanaman setiap hari sampai tanaman berumur 6 minggu.
f. Mengamati tinggi tanaman seminggu sekali, mengamati panjang dan lebar
daun seluruh tanaman diukur setelah panen, berat daun, berat batang, dan
berat akar ditimbang setelah panen dan dalam keadaan kering konstan.
g. Mengukur suhu dan cahaya siang hari selama pertumbuhan berlangsung
II.PERSAINGAN ANTARA TANAMAN SEJENIS

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tanaman tumbuh dan berkembang di suatu tempat tidak hanya terdiri
atas satu jenis dan tidak dalam jumlah yang sedikit. Dalam suatu tempat,
berbagai tanaman bisa tumbuh jika faktor biotik dan abiotiknya mendukung.
Selain faktor-faktor tersebut, ada interaksi antara tanaman sejenis yang hidup
bersamaan di suatu tempat. Disinilah timbul persaingan antar tanaman.
Persaingan yang terjadi adalah memperebutkan unsur-unsur yang dibutuhkan
setiap tanaman, diantaranya, unsur hara atau mineral atau nutrisi, air,
intensitas radiasi matahari,ruang, hormon pertumbuhan, bahkan kelembapan
udara tertentu.
Persaingan intra spesies terjadi apabila setiap individu dalam
populasi memiliki kebutuhan dalam memperoleh ruang hidup/tumbuh, air,
cahaya matahari, nutrisi atau unsur hara dan sebagainya. Di sini tidak terjadi
usaha saling mengendalikan atau menghambat pertumbuhan spesies yang lain,
akan tetapi terbatas hanya persaingan untuk dapat tetap hidup.
Pada awal pertumbuhan suatu tanaman, biasanya persaingan belum
berlangsung karena daya dukung lingkungan masih dapat mencukupi
kebutuhan setiap individu. Persaingan tersebut mulai muncul pada saat
tanaman mulai tumbuh dan berkembang, dan setiap individu membutuhkan
dukungan unsur lingkungan secara optimal. Hal ini dapat diketahui dari
kondisi tanamannya dan perkembangan sistem perakaran .

5
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum II adalah mempelajari pengaruh jarak tanam
(kerapatan tanaman) terhadap pertumbuhan tanaman.

3. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum Persaingan Anttara Tanaman Sejenis dilaksanakan pada
hari Kamis, tanggal 15 Oktober 2009 pada pukul 15.00 WIB.Bertempat di
rumah kaca Fakultas Pertanian UNS.

B. Tinjauan Pustaka
Pengaturan jarak tanam, populasi dan pengolahan tanah
memperlihatkan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh sangat nyata
terhadap parameter pertumbuhan dan produksi tanaman. Perlakuan populasi
berpengaruh nyata sampai sangat nyata. Salah satu bentuk interaksi antara
satu populasi dengan populasi lain atau antara satu individu dengan individu
lain adalah bersifat persaingan (kompetisi). Persaingan terjadi bila kedua
individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan
lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup.
Persaingan ini akan berakibat negatif atau menghambat pertumbuhan
individu-individu yang terlibat.
Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama
(intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang
berbeda (interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya
terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan
persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda.
Campbell, NA. 2002. Biologi jilid II. Jakata : Erlangga.

6
Wurttemberg, HB. 1994. Biology I. Berlin : Cornelson Dpuck
Ruang mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena sebagai tempat
hidupnya. Tanaman yang tumbuh berdampingan dengan sejenisnya akan
terjadi persaingan karena ruang yang semakin sempit. Tanaman-tanaman
tersebut tentunya menggunakan pengaruhnya terhadap lingkungan tempat
hidupnya. Perbedaan kekuatan perakaran tanaman yang satu dengan yang
lainnya dapat berbeda. Hal ini berkaitan dengan jarak antara tanaman satu
dengan yang lainnya. Dalam menyerap mineral, daya serap suatu akar
terhadap mineral yang tersedia di dalam tanah dengan jarak tertentu,
tergantung kerapatan tanaman yang tentunya mempengaruhi sistem perakaran
tanaman.Moenandir, jody. 1993. Persaingan Tanaman Budidaya dengan
Gulma : (ilmu gulma-buku III). Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Kompetisi intra spesifik adalah persaingan yang terjadi pada
1. Tanaman yang ditanam pada tempat yang sama.
2. Akibat dari kompetisi intra spesifik adalah tanaman bisa mati.
3. Pengamatan yang kami lakukan adalah pada kacang hijau.
4. Polybag yang ditanami lebih sedikit tanaman kedelai pertumbuhan lebih
cepat, begitu pula sebaliknya (Anonim.2008).
Interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau antara satu
individu dengan individu lain adalah bersifat persaingan (kompetisi).
Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana
pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan
tersebut dalam jumlah yang cukup. Faktor-faktor yang memengaruhi
persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang.
Faktor-faktor tersebut akan memengaruhi pertumbuhan tinggi batang,
diameter batang, kandungan klorofil, dan daya hasil dari tanaman tersebut
(Anonim, 2009).
Perlakuan jarak tanam sangat nyata berpengaruh pada jumlah
daun,berat segar brangkasan,berat kering brangkasan dan beratumbi per petak,

7
namun tidakberpengaruh nyata pada panjang umbi,volume umbi per
tanaman,berat umbi per tanaman dan indeks panen. Jarak tanam 30 cm x 30
cm mampu menghasikan jumlah daun yang paling banyak, sementara itupada
jarak tanam 30 cm x 40 cm dapat meningkatkan berat segar brangkasan dan
berat kering brangkasan. Sedangkan berat umbi per petak tertinggi justru
dicapai pada jarak tanam yang rapat yaitu 30 cm x 10 cm. (Mursito Djoko,
2009)

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja


1. Alat
a. Pot plastik atau polibag
b. Tanah atau media tanam,
c. Cawan
d. Meteran
2. Bahan
a. Biji tanaman tomat
b. Biji jagung
c. Biji kacang hijau
d. Biji kedelai.
3. Cara Kerja
a. Menyediakan (4X20) pot plastik atau polibag yang telah berisi tanah atau
media tanam.
b. Memilih biji tomat, jagung, kacang hijau dan kedelai, yang masih baik dan
rendam dalam air 1 jam. Biji yang baik adalah biji yang tenggelam.
c. Menanam biji-biji tersebut ke dalam pot atau polibag yang berbeda dan
mengatur sedemikian rupa sehingga percobaan ini terdapat beberapa
perlakuan sebagai berikut.
Pot yang ditanami dengan 1 bjiji, 3 biji, 5 biji, 7 biji, dan 9 biji dan pada
setiap perlakuan dilakukan 4 kali pengulangan.

8
d. Menyediakan beberapa pot, menanaminya dengan 4 jenis biji tersebut
sebagai cadangan untuk penyulaman apabila selama percobaan ada
tanaman yang mati.
e. Menyirami dan merawat tanaman yang lain , melakukannya setiap hari.
f. Melakukan pengamatan sampai tanaman berumur 6 minggu dan mengukur
tinggi tanaman setiap minggu dengan meteran.
g. Membandingkan pertumbuhan tinggi tanaman paa setiap jenis tanaman
yang berbeda jarak tanam.
h. Melakukan pengujian statistik apabila ada pengaruh terhadap pertumbuhan
tinggi tanaman.
i. Melakukan penimbangan berangkasan kering pada saat panen dan uji
statistik.

9
III. PENGARUH ALELOPATI JENIS TUMBUHAN TERHADAP
PERKECAMBAHAN

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Beberapa species gulma menyaingi tanaman dengan mengeluarkan
senyawa dan zat-zat beracun dari akarnya (root exudates atau lechates) atau
dari pembusukan bagian vegetatifnya. Bagi gulma yang mengeluarkan
allelopat mempunyai kemampuan bersaing yang lebih hebat sehingga
pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin
menurun.Di samping itu kemiripan gulma dengan tanaman juga mempunyai
arti penting. Masing-masing pertanaman memiliki asosiasi gulma tertentu dan
gulma yang lebih berbahaya adalah yang mirip dengan pertanamannnya.
Sebagai contoh Echinochloa crusgalli lebih mampu bersaing terhadap padi
jika dibandingkan dengan gulma lainnya. Gulma seperti alang-alang misalnya,
mampu menghasilkan zat yang menghambat pertumbuhan tanaman lain, dan
merugikan, zat yang dimaksud adalah allelopathy.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum acara III adalah untuk mempelajari pengaruh
Allelopathi alang-alang terhadap perkecambahan.
3. Waktu dan Tempat Praktikum

10
Praktikum Pengaruh Alelopati Jenis Tumbuhan Terhadap
Perkecambahan dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 23 Oktober 2009 pada
pukul 08.00 WIB. Bertempat di laboratorium Fakultas Pertanian UNS.

B. Tinjauan Pustaka
Gulma seperti alang-alang mampu menghasilkan allelopathy yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa
kimiawi oleh gulma yang beracun bagi tanaman yang lainnya, sehingga
merusak pertumbuhannya.Tumbuh-tumbuhan juga dapat bersaing antar
sesamanya secara interaksi biokimiawi, yaitu salah satu tumbuhan
mengeluarkan senyawa beracun ke lingkungan sekitarnya dan dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan tumbuhan yang ada di dekatnya.
Interaksi biokimiawi antara gulma dan pertanamanan antara lain
menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnormal,
pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel akar dan
lain sebagainya. Umumnya senyawa yang dikeluarkan adalah dari golongan
fenol.Tidak semua gulma mengeluarkan senyawa beracun. Spesies gulma
yang diketahui mengeluarkan senyawa racun adalah alang-alang (Imperata
cylinarica), grinting (Cynodon dactylon), teki (Cyperus rotundus), Agropyron
intermedium, Salvia lenocophyela dan lain-lain. Kuantitas dan kualitas
senyawa alelopati yang dikeluarkan oleh gulma antara lain dipengaruhi
kerapatan gulma, macam gulma, saat kemunculan gulma, lama keberadaan
gulma, habitus gulma, kecepatan tumbuh gulma, dan jalur fotosintesis gulma
(C3 atau C4). (Anonim, 2009)

11
Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Beberapa
genus tumbuhan yang melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan
adalah Artemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke
dalam golongan terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan di
sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk embu Senyawa-senyawa kimia yang
mempunyai potensi alelopati dapat ditemukan di semua jaringan tumbuhan
termasuk daun, batang, akar, rizoma, umbi, bunga, buah, dan biji. Senyawa-
senyawa alelopati dapat dilepaskan dari jaringan-jaringan tumbuhan dalam
berbagai cara termasuk melalui n, dan dapat pula masuk ke dalam tanah yang
akan diserap akar. Jurnal Teguh (7), Desember 2007. Hlm. 83 –86 Wantoro:
Gulma dan Tanaman Pokok.
Secara statistik pemberian ekstrak kacang hijau tidak berpengaruh
nyata terhadap persentase perkecambahan kedelai , baik berasal dari ekstrak
jaringan segar atau jaringan yang sudah mati (serasah). Meskipun demikian
terdapat kecenderungan naiknya persentase perkecambahan kedelai dengan
pemberian ekstrak jaringan segar dari daun dan batang, sedangkan pemberian
ekstrak jaringan yang sudah mati (serasah) juga cenderung menurunkan
persentase perkecambahan meskipun nilainya tidak begitu besar
(Solichatun, 2009) .
Beberapa pengaruh alelopati terhadap aktivitas tumbuhan antara
lain :Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu dengan
menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan. Beberapa alelopat
menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan. Dapat menghambat
pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan.
Memberikan pengaruh menghambat respirasi akar. Memberikan pengaruh
menghambat sintesis protein. Dapat menurunkan daya permeabilitas membran
pada sel tumbuhan. Menghambat aktivitas enzim (Anonim, 2009).
Di alam, selain berinteraksi dengan lingkungan abiotik, tumbuhan
juga melakukan interaksi dengan lingkungan biotiknya. Salah satu interaksi

12
yang terjadi adalah antara tumbuhan satu dengan tumbuhan lain yang tumbuh
di sekitarnya. Contoh bentuk interaksi semacam itu adalah alelopati. Alelopati
didefinisikan sebagai pengaruh langsung atau tidak langsung, menguntungkan
atau merugikan dari suatu tumbuhan terhadap tumbuhan lain melalui produksi
senyawa-senyawa kimia yang di keluarkan. ( Rice, 1984 )

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja


1. Alat
b. Cawan petri
c. Kertas saring
d. Corong penyaring
e. Mangkok
2. Bahan
a. Bagian akar dan daun alang-alang
b. Biji kacang hijau
c. Biji kedelai
3. Cara Kerja
a. Memilih biji kacang hijau dan kedelai yang baik
b. Menyediakan beberapa cawan petri (40 buah) yang diberi kertas merang.
c. Membuat ekstrak alang-alang dengan cara sebagai berikut;
1. Menghaluskan bagian tumbuhan alang-alang dengan mangkok
penggerus.
2. Mencampurkan bagian alang-alang tersebut dengan aquadest dengan
perbandingan sebagai berikut : bagian tumbuhan dan air 1:4, 1:9 dan
direndam selama satu hari atau 12 jam.
3. Menyaring ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan alat penyaring.
d. Meletakkan masing-masing 10 biji kacang hijau dan kedelai ke dalam
cawan petri yang berbeda yang sudah diberi kertas merang.

13
e. Menyiram 5 ml ekstrak alang-alang ke dalam cawan petri yang sudah berisi
biji-biji tersebut.
f. Mengamati perkecambahan biji-biji tersebut setiap hari, selama 7-10 hari.
g. Menentukan persen perkecambahannya dan mengukur panjang bagian
hipokotil, epikotil, dan menghitung perbandingan hipokotil/epikotil.
h. Membandingkan dengan perkecambahan yang hanya disiram dengan
air/aquadest (kontrol).

14
IV. ANALISIS BEBERAPA TIPE AGROEKOSISTEM

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Terdapat berbagai subsistem yang merupakan bagian dari
agroekosistem. Setiap subsistem memiliki tanaman tertentu yang
mendominasi. Setiap subsistem diolah dengan mekanime pengolahan yang
berbeda-beda. Subsistem tersebut diantaranya tegal pekarangan, tegal, sawah
bergelombang, sungai, dan perkebunan. Masing-masing subsistem
memerlukan kajian tersendiri untuk mengetahui diversitas yang ada di
dalamnya dan bagaimana stabilitas setiap subsistem tersebut. Bagaimana sklus
energi yang ada di setiap subsistem. Di dalam ekosistem ada aliran energi satu
arah dari sinar matahari, ada input bahan atau material dan hara atau nutrisi
lain, energi keluar sistem berupa panas dan juga bahan yang di eksport di
dalam sistem ada kontrol umpan balik atau feedback energi. Selain itu
pengamatan akan pengolahan subsistem diperlukan untuk mengetahui
bagaimana perkembangan subsistem selanjutnya.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum Acara IV adalah mengantarkan mahasiswa
untuk memiliki pandangan pertanian sebagai kebutuhan utama manusia,
namun lingkungan juga sebagai tempat hidup selamanya.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Analisis Beberapa Tipe Agroekosistem
dilaksanakan ............pada hari ...........tanggal...........pada pukul............Bertempat
di............

15
B. Tinjauan pustaka
Lapangan produksi ada bermacam macam antara lain adalah lahan
terbuka yang terdiri dari sub sistem antara lain sawah, tegalan, kebun buah, dan
kebun sayur. Sawah terdiri dari beberapa macam antara lain adalah sawah
berpengairan teknis, setengah teknis dan tadah hujan. Perbedaan antara sawah dan
tegalan adalah di lahan sawah terdapat pematang, tapi di tegalan tidak
ditemukan(Supriyono, 2002).
Tegal pekarangan adalah salah satu sistem agroforestry yang khas,
ditanami dengan campuran tanaman tahunan/kayu (perennial) dan tanaman
musiman (annual), dimana strukturnya menyerupai hutan, secara umum ditemui di
luar pemukiman dan hanya sedikit yang berada di dalam pemukiman ( Yanto,
2008).
Sawah adalah daerah yang digunakan untuk bercocok tanam padi
atau jagung. Untuk mengairi sawah digunakan irigasi. Pekarangan adalah areal
tanah yang biasanya berdekatan dengan sebuah bangunan. Pekarangan bisa berada
di depan, di belakang, disamping sebuah bangunan, tergantung besar sisa tanah
yang tersedia setelah dipakai untuk bangunan utamanya (Anonim, 2009)
Pekarangan adalah areal tanah yang biasanya berdekatan dengan
sebuah bangunan. Tanah ini dapat diplester, dipakai untuk berkebun ditanami
bunga, atau terkadang memiliki kolam. Pekarangan bisa berada di depan, belakang
atau samping sebuah bangunan, tergantung seberapa besar sisa tanah yang tersedia
setelah dipakai untuk bangunan utamanya (Anonim, 2008)
Dalam rangka pengendalian erosi atau pengawetan tanah, cara
menanam berbagai tanaman dengan larikan-larikan yang searah dengan garis kontur
adalah penting, karena dengan cara demikian dapat memperlambat lajunya aliran
permukaan.Tentang pembuatan teras-teras atau sengkedan merupakan perbuatan
yang terbaik dalam mengatur aliran air di daerah-daerah yang lahannya miring.

16
Pada lahan yang berlereng panjang, kita akan mengetahui laju aliran air pada
permukaan tanah adalah demikian cepat dan kejadian ini tentunya akan
mengakibatkan pengikisan tanah yang lebih besar.(Kartasapoetra, 1987)
Air pengairan diberikan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan, evapotranspirasi, perkolasi, dan kehilangan pada saluran. Artinya air
yang diberikan berada pada kisaran air tersedia atau mendekati kapasitas lahannya.
Apabila lahan pertanian berada pada kondisi yang cukup air maka efisiensi
penggunaan air akan meningkat dan akan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani (Kurnia ,2004).

17

Anda mungkin juga menyukai