Kepala Badan,
KEADAAN GEOGRAFI
IKLIM
PENDUDUK
Pada kawasan Hutan Produksi, khususnya pada areal HPH yang masih
aktif dan bekas areal HPH (Eks-HPH), telah dilakukan perhitungan
kembali berdasarkan data citra satelit Landsat tahun 1997 s/d 2000.
Perhitungan dilakukan pada 5 unit areal HPH aktif. Diketahui khusus
pada areal HPH di Sulawesi Selatan, keadaan penutupan hutannya
adalah sebagai berikut :
Keadaan Penutupan Lahan pada areal HPH Peta Penutupan Lahan Propinsi Sulawesi Selatan
Berdasarkan penafsiran citra satelit tahun 1994-1998
Areal HPH %
Penutupan Lahan
(Ha)
Luas areal yang ditafsir 395.084 100
Hutan Primer 239.436 61
Hutan Sekunder Laju pengurangan hutan (Deforestasi) di Propinsi Sulawesi Selatan
§ Kondisi sedang-baik 78.673 20 berdasarkan hasil perbandingan dari Peta Penutupan lahan RePProT
§ Kondisi rusak 76.975 19 tahun 1985 dan Peta Penutupan Lahan hasil penafsiran citra tahun
Sumber : Pusat Data dan Perpetaan 2000
1998 Pusat Data dan Perpetaan Badan Planologi diperoleh hasil bahwa
selama periode waktu 13 tahun telah terjadi perubahan penutupan
lahan hutan sebagai berikut :
Laju Deforestasi Propinsi Sulawesi Selatan
Berdasarkan analisa dari peta penafsiran citra satelit Landsat di
Penutupan Lahan RePPProT Dephut Dephut kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung dan konservasi
(1985) (1991) (1998) dan dengan mempertimbangkan DAS prioritas, diperoleh suatu Indikasi
Ha lahan yang perlu di rehabilitasi karena lahan tersebut diindikasikan
Luas areal peta / 6.245.100 6.172.480 6.139.434 sebagai lahan kritis. Keadaan indikasi lahan yang perlu direhabilitasi di
yang ditafsir propinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut :
Hutan 2.879.200 2.650.480 2.114.703
Kawasan Luas Total Luas areal persen
% Hutan 46,1 % 42,9 % 34,4 % Hutan yang perlu
Rata-rata Laju deforestasi tahunan periode 1985-1998 adalah sekitar direhabilitasi
58.807 ha / tahun Hutan Lindung 2.530.286 755.136 29,8 %
dan Konservasi
Kawasan Hutan 1.004.644 419.571 41,8 %
Produksi
Keseruruhan 3.534.929 1.174.706 33,2 %
PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI
Pada kawasan hutan produksi, sampai dengan bulan Juli 2001 terdapat
6 unit perusahaan HPH yang masih aktif dengan total luas 338.602 ha
dan 5 unit perusahaan HPHTI dengan data sebagai berikut :
PRODUKSI HASIL HUTAN Produksi madu hasil kegiatan perlebahan selama kurun waktu lima
tahun sebanyak 186,51 ton dengan rincian sebagai berikut :
Produksi Kayu
v Tahun 1996/1997 : 51,54 ton
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, produksi kayu, kayu gergajian v Tahun 1997/1998 : 50,22 ton
dan kayu lapis di propinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut: v Tahun 1998/1999 : 16,26 ton
v Tahun 1999/2000 : 34,25 ton
No Tahun Produksi (m3) v Tahun 2000 : 34,25 ton
Kayu Bulat Gergajian Kayu Lapis
1. 96/97 262.486,94 55.613,24 114.768,65
INDUSTRI KEHUTANAN
2. 97/98 761.017,32 59.587,49 98.031,08
3. 98/99 166.806,73 33.850,56 122.528,70 Perusahaan Industri pengolahan hasil hutan di Sulawesi Selatan dengan
persetujuan rencana produksi kayu olahan lebih dari 6000 m3 adalah
4. 99/00 339.080,64 18.638,99 61.155,22 sebagai berikut :
5. 2000 159.560,86 0 0
6. 2001 73.129,74 0 0 Industri Pengolahan Kayu di Sulawesi Selatan
(s/d Juli) Sampai dengan Juli 2001
7 2000 13.798.240,05 3.020.864,27 3.711.097,26
Nasional
No Nama Perusahaan No & Tgl Jenis Kapasitas
Persetujuan Industri Ijin (M3)
1 PT. Katingan Timber Co 25/VI-Olah/2001 PLY 72.000
8/03/01
2 PT. Rante Mario 340/VI-Olah/2001 ST 14.400
19/04/01 DK 11.000
WW 11.520
3 PT Sulawesi Sawmill 75/VI-Olah/2001 ST 30.000
28/06/01 WW 20.000
Keterangan :
ST = Sawn Timbre TW = V=
PLY = Plywood FW = PB =
WW = Wood Working FFP = D=
PW = BB = Blockboard M=
Keadaan perkampungan nelayan di P. Rajuni yang
merupakan salah satu pulau di KTN. Taka Bonerate