Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

DATA DAN INFORMASI


KEHUTANAN Booklet Data dan Informasi Propinsi Sulawesi Selatan disusun
PROPINSI dengan maksud untuk memberikan gambaran secara singkat
SULAWESI SELATAN mengenai keadaan Kehutanan di Propinsi Sulawesi Selatan.

Data dan Informasi bersumber dari Statistik Kehutanan


Indonesia tahun 2000, Eksekutif Data dan Informasi Kehutanan
tahun 2001, Homepage Departemen Kehutanan dan statistik
masing-masing unit Eselon I lingkup Departemen Kehutanan
tahun 2000 serta Statistik Indonesia oleh BPS tahun 2000.

Kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya


booklet ini diucapkan terima kasih. Kritik dan saran sangat
diharapkan demi perbaikan untuk publikasi yang berikutnya.

Demikian semoga bermanfaat.

Jakarta, Desember 2001

Kepala Badan,

Pusat Inventarisasi dan Statistik Kehutanan


Badan Planologi Kehutanan
DEPARTEMEN KEHUTANAN
2002
UMUM

KEADAAN GEOGRAFI

Luas daratan Indonesia : 192.257.000 ha


Luas daratan Prop. Sulawesi Selatan: 6.248.300 ha
% terhadap luas Indonesia : 3,25%
Jumlah Kabupaten : 22 kabupaten
Jumlah Kotamadya : 2 kotamadya
Jumlah Kecamatan : 197 Kecamatan
Jumlah Desa : 3.130 desa

IKLIM

Suhu Maksimum : 33,3 oC (Desember)


Suhu Minimum : 21,8 oC (Januari)
Kelembaban : 83,4-88%
Curah Hujan maksimum : 1.277,0 mm (Januari)
Curah Hujan Minimum : 76,0 mm (Juni)

PENDUDUK

Jumlah Penduduk : 7.787.000 (sensus th 2000)


Laju pertumbuhan penduduk : 1,14%
Persentase penduduk per propinsi : 3,83%
Kepadatan penduduk : 125/km2 (Indonesia 106/km2)

Atlas Propinsi Sulawesi Selatan


KAWASAN HUTAN 3 Bulu Saraung Maros CA 5.690 607/Kpts/Um/
8/1980
20 Agus 80
Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk atau 4 Bantimurung Maros CA 1.000 237/Kpts/Um/
ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya 3/1981
20 Mar 81
sebagai hutan tetap. 5 Kalaena Luwu CA 110 428/Kpts-II/ 1987
Kawasan Hutan Propinsi Sulawesi Selatan yang ditetapkan 29 Des 87
berdarsarkan SK penunjukan Menteri Kehutanan Nomor 890/Kpts- 6 Ponda-ponda Tana Toraja CA 80 319/Kpts-II/ 1990
II/1999 tanggal 14 Oktober 1999 adalah seluas ± 3.879.771 Ha. Luas 26 Juni 90
7 Lampoko Mamipe Polmas SM 2.000 699/Kpts/Um/
kawasan hutan ini mencakup 62,09% dari luas propinsi Sulawesi
11/1978
Selatan. Kawasan hutan ini terdiri dari kawasan Hutan Konservasi, 13 Nov 78
Hutan Lindung dan kawasan Hutan Produksi dengan perincian luas 8 Bonto Bahari Bulukumba SM 4.000 809/Kpts/Um/
sebagai berikut : 11/1980
11 Mei 80
9 Komara Takalar SM 3.390 147/Kpts-II/ 1987
Persen 19 Peb 87
Fungsi Kawasan Luas (Ha)
luas %) 11 Komara Takalar TB 4.610 147/Kpts-II/ 1987
Kawasan Hutan Konservasi (HAS+HPA) ± 789.066 ha 20,34 19 Peb 87
11 Taka Bone Rate Selayar TN L 530.765 280/Kpts-II/92
Kawasan Hutan Lindung (HL) ± 1.944.416 ha 50,12 26 Peb 92
Kawasan Hutan Produksi ± 1.146.289 ha 29,55 12 Danau Matano Luwuk TW 30.000 247/Kpts/Um/
− Hutan Produksi Terbatas (HPT) ± 855.730 ha 22,06 4/1979
− Hutan Produksi Tetap (HP) ± 188.486 ha 4,86 1 Jan 79
− Hutan Produksi yang Dapat ± 102.073 ha 2,63 13 Danau Towuti Luwuk TW 65.000 247/Kpts/Um/
Dikonversi (HPK) 4/1979
Luas Keseluruhan ± 3.879.771 Ha 100 1 Jan 79
14 Bantimurung Maros TW 18 237/Kpts/Um/
3/1981
Kawasan Konservasi terdiri dari Cagar Alam (CA), Suaka Margasatwa 20 Maret 81
(SM), Taman Nasional (TN), Taman Wisata Alam (TW), Taman Hutan 15 Goa Patunuang Maros TW 1.500 59/Kpts-II/ 1987
Raya (THR) dan Taman Buru (TB). Hutan Konservasi adalah hutan 1 Jan 87
dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan 16 Malino Gowa TW 3.500 428/Kpts-II/ 1991
19 Juli 91
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. 17 Sidrap Sidrap TW 500 633/Kpts-II/ 1992
1 Jan 92
Di Propinsi Sulawesi Selatan, Hutan Konservasi yang telah ditunjuk dan 18 Nanggala III Luwu TW 500 663/Kpts-II/ 1992
ditetapkan adalah sejumlah 6 unit Cagar Alam, 3 unit Suaka 7 Jan 92
19 Cani Sirenrang Bone TW 3.125 197/Kpts-II/ 1993
Margasatwa, 1 unit Taman Buru, 1 Unit Taman Nasional Laut dan 10 27 Peb 93
unit Taman Wisata (satu diantaranya adalah Taman Wisata Laut), 20 Lejja Sopeng TW 1.265 636/Kpts-II/ 1996
seperti rincian pada tabel berikut : 7 Okt 96
21 Kepulauan Pangkep TW L 50.000 588/Kpts-VI/ 1996
Kapoposang 12 Sep 96
No. Nama Kabupaten Fung Luas SK
Kawasan si (ha) Penetapan
1 Karaenta Luwu CA 1.000 647/Kpts/Um/
10/1976
15 Okt 76
2 Pegunungan Luwu CA 90.000 274/Kpts/Um/
Faruhumpenai 1979
24 April 79
KEADAAN PENUTUPAN LAHAN
Keadaan penutupan lahan propinsi Sulawesi Selatan, berdasarkan hasil
penafsiran citra landsat yang berkisar dari tahun 1994 s/d 1998 di
wilayah daratan Sulawesi Selatan diketahui bahwa luas daratan yang
masih berupa hutan (berhutan) adalah sebesar 34,44% dan daratan
yang bukan berupa hutan (Non Hutan) sebesar 56,85 %. Penutupan
lahan non hutan adalah penutupan lahan selain daratan yang
bervegetasi hutan yaitu berupa semak/belukar, lahan tidak produktif,
sawah, lahan pertanian, pemukiman, alang-alang dan lain-lain.

Keadaan Penutupan Lahan Propinsi Sulawesi Selatan


Berdasarkan penafsiran citra satelit tahun 1994-1998

Penutupan Lahan Luas (ha) Persen Luas


Total Daratan yang ditafsir 6.139.434 100
Berhutan 2.114.703 34,44
Bukan Hutan 3.490.315 56,85
Berawan 534.416 8,71
Sumber : Pusat Data dan Perpetaan 1998

Pada kawasan Hutan Produksi, khususnya pada areal HPH yang masih
aktif dan bekas areal HPH (Eks-HPH), telah dilakukan perhitungan
kembali berdasarkan data citra satelit Landsat tahun 1997 s/d 2000.
Perhitungan dilakukan pada 5 unit areal HPH aktif. Diketahui khusus
pada areal HPH di Sulawesi Selatan, keadaan penutupan hutannya
adalah sebagai berikut :

Keadaan Penutupan Lahan pada areal HPH Peta Penutupan Lahan Propinsi Sulawesi Selatan
Berdasarkan penafsiran citra satelit tahun 1994-1998
Areal HPH %
Penutupan Lahan
(Ha)
Luas areal yang ditafsir 395.084 100
Hutan Primer 239.436 61
Hutan Sekunder Laju pengurangan hutan (Deforestasi) di Propinsi Sulawesi Selatan
§ Kondisi sedang-baik 78.673 20 berdasarkan hasil perbandingan dari Peta Penutupan lahan RePProT
§ Kondisi rusak 76.975 19 tahun 1985 dan Peta Penutupan Lahan hasil penafsiran citra tahun
Sumber : Pusat Data dan Perpetaan 2000
1998 Pusat Data dan Perpetaan Badan Planologi diperoleh hasil bahwa
selama periode waktu 13 tahun telah terjadi perubahan penutupan
lahan hutan sebagai berikut :
Laju Deforestasi Propinsi Sulawesi Selatan
Berdasarkan analisa dari peta penafsiran citra satelit Landsat di
Penutupan Lahan RePPProT Dephut Dephut kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung dan konservasi
(1985) (1991) (1998) dan dengan mempertimbangkan DAS prioritas, diperoleh suatu Indikasi
Ha lahan yang perlu di rehabilitasi karena lahan tersebut diindikasikan
Luas areal peta / 6.245.100 6.172.480 6.139.434 sebagai lahan kritis. Keadaan indikasi lahan yang perlu direhabilitasi di
yang ditafsir propinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut :
Hutan 2.879.200 2.650.480 2.114.703
Kawasan Luas Total Luas areal persen
% Hutan 46,1 % 42,9 % 34,4 % Hutan yang perlu
Rata-rata Laju deforestasi tahunan periode 1985-1998 adalah sekitar direhabilitasi
58.807 ha / tahun Hutan Lindung 2.530.286 755.136 29,8 %
dan Konservasi
Kawasan Hutan 1.004.644 419.571 41,8 %
Produksi
Keseruruhan 3.534.929 1.174.706 33,2 %
PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI
Pada kawasan hutan produksi, sampai dengan bulan Juli 2001 terdapat
6 unit perusahaan HPH yang masih aktif dengan total luas 338.602 ha
dan 5 unit perusahaan HPHTI dengan data sebagai berikut :

Daftar Perusahaan HPH yang masih aktif


Di Propinsi Sulawesi Selatan

No Nama HPH SK HPH Tanggal Luas JPT


SK Areal (m3/thn)
(Ha)
1 PT. Panca Usaha
107/Kpts-II/89 20-2-1989 46.000
Palopo
2 PT. Rante Mario 364/Kpts-IV/86 19-11-1986 114.000
3 PT. Sampaga Sakti
326/Kpts-IV/86 11-5-1986 44.000
Utama
4 PT. Hayam Wuruk 531/Kpts-II/90 19-9-1990 35.162
5 PT. Inhutani I 350/Kpts-II/96 5-7-1996 48.640
6 PT. Zedsko 607/Menhut-
31-3-1993 50.800
Indonesia VI/93

Daftar Perusahaan HPHTI Peta Persebaran HPH di


Di Propinsi Sulawesi Selatan
Propinsi Sulawesi selatan
No Nama SK HPHTI Tangg Luas Realis Jenis
HPHTI al SK Areal asi Tanam
Tanam an
an
1 PT, Alinea 721/Kpts-II/97 21-11- 29.000 754,77 Pn, Gm
Setra 1997
2 PT. Gita 942/Kpts-V/91 24-12- 18.000 3.293,00
Gunung Kemiri 1991
3 PT. Inhutani I 266/Kpts-II/86 28-08- 6.583
1986
4 PT. Mija Raya 122/Kpts-II/93 26-12- 10.000
Utama 1993
5 PT. Intan 256/Kpts-II/98 27-02- 13.300 3.930,00 Pf, Ga
Hutani Lestari 1998
Keterangan : Pn = Pinus, Ab = Albizia, Am = Acacia Mangium, Ed = Eucalyptus Deglupta, Ga = Gmelina Arborea
Sk = Sungkai, Ec = Eucalyptus spp, Mr = Meranti, Pc = Peronema Canescen, Krt = Karet,
Pf = Paraserianthes falcataria
Pada tahun 2000 Kayu bulat di Sumut menyumbang sebanyak 1,16%
dari total kayu bulat nasional.

Produksi Non Kayu


Produksi Non kayu adalah produksi hasil hutan selain dari kayu bulat,
yaitu antara lain adalah Benang Sutera dan Madu.

Produksi Benang Sutera selama kurun waktu lima tahun sebesar


204,41 ton, dengan rincian berikut :

v Tahun 1996/1997 : 44,60 ton


v Tahun 1997/1998 : 32,10 ton
v Tahun 1998/1999 : 46,20 ton
v Tahun 1999/2000 : 44,13 ton
v Tahun 2000 : 37,38 ton
Peta Persebaran HPHTI di
Propinsi Sulawesi selatan

PRODUKSI HASIL HUTAN Produksi madu hasil kegiatan perlebahan selama kurun waktu lima
tahun sebanyak 186,51 ton dengan rincian sebagai berikut :
Produksi Kayu
v Tahun 1996/1997 : 51,54 ton
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, produksi kayu, kayu gergajian v Tahun 1997/1998 : 50,22 ton
dan kayu lapis di propinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut: v Tahun 1998/1999 : 16,26 ton
v Tahun 1999/2000 : 34,25 ton
No Tahun Produksi (m3) v Tahun 2000 : 34,25 ton
Kayu Bulat Gergajian Kayu Lapis
1. 96/97 262.486,94 55.613,24 114.768,65
INDUSTRI KEHUTANAN
2. 97/98 761.017,32 59.587,49 98.031,08
3. 98/99 166.806,73 33.850,56 122.528,70 Perusahaan Industri pengolahan hasil hutan di Sulawesi Selatan dengan
persetujuan rencana produksi kayu olahan lebih dari 6000 m3 adalah
4. 99/00 339.080,64 18.638,99 61.155,22 sebagai berikut :
5. 2000 159.560,86 0 0
6. 2001 73.129,74 0 0 Industri Pengolahan Kayu di Sulawesi Selatan
(s/d Juli) Sampai dengan Juli 2001
7 2000 13.798.240,05 3.020.864,27 3.711.097,26
Nasional
No Nama Perusahaan No & Tgl Jenis Kapasitas
Persetujuan Industri Ijin (M3)
1 PT. Katingan Timber Co 25/VI-Olah/2001 PLY 72.000
8/03/01
2 PT. Rante Mario 340/VI-Olah/2001 ST 14.400
19/04/01 DK 11.000
WW 11.520
3 PT Sulawesi Sawmill 75/VI-Olah/2001 ST 30.000
28/06/01 WW 20.000
Keterangan :
ST = Sawn Timbre TW = V=
PLY = Plywood FW = PB =
WW = Wood Working FFP = D=
PW = BB = Blockboard M=
Keadaan perkampungan nelayan di P. Rajuni yang
merupakan salah satu pulau di KTN. Taka Bonerate

Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate terletak di laut Flores dengan


jarak 79-206 mil sebelah Selatan Benteng, Ibukota Kabupaten Selayar.
Secara administratif pemerintahan terletak pada 2 wilayah Kecamatan
yaitu : Kecamatan Pasimaranu dan Kecamatan Pasimasunggu,
Kabupaten Dati II Selayar, Propinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis
terletak antara 120° 55' - 121° 00' BT dan 6° 22' -
7° 4' LS.
PENGELOLAAN HUTAN KONSERVASI
Jumlah pulau yang ada di daerah ini adalah sebanyak 21 buah pulau, di
mana 6 buah pulau di antaranya dihuni oleh penduduk sebanyak
± 5.101 jiwa.
TAMAN NASIONAL LAUT TAKA BONERATE Kawasan ini merupakan karang atol terbesar ketiga di dunia (setelah
Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva)
Taman Nasional Laut Taka Bonerate sebagai salah satu Kawasan dengan luas ± 220.000 hektar.
Pelesatarian Alam di Indonesia, ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehutanan No. 280/Kpts-II/1992 tanggal 26 Pebruari 1992 Topografi kawasan ini sangat unik dan menarik di mana atol yang
dengan luas ± 530.765 hektar. terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu
yang luas dan tenggelam membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang
Secara operasional Taman Nasional Laut Taka Bonerate berada di cukup banyak. Di antara pulau-pulau dan gosong karang terdapat selat-
bawah pembinaan Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi selat sempit yang dalam dan terjal, sedangkan pada bagian permukaan
Selatan melalui Proyek Pengembangan Taman Nasional Laut Taka rataan terumbu banyak terdapat kolam-kolam kecil yang dalam
Bonerate dan Proyek Pengembangan Kawasan Konservasi Propinsi dikelilingi oleh terumbu karang, di mana pada saat air surut terendah
Sulawesi Selatan. akan tampak seperti daratan kering yang diselingi oleh genangan air
yang membentuk kolam-kolam kecil. Pada bagian luar daerah atol,
dikelilingi oleh massa air yang berwarna biru pekat yang merupakan
perairan yang cukup dalam (lebih dari 1.500 meter) dan terjal.
Kondisi perairan di daerah ini dipengaruhi oleh musim barat (Januari- Di kawasan ini terdapat ± 350 jenis ikan karang dan
Maret) dan musim timur (Juli-September) yang diselingi oleh musim berbagai jenis ikan konsumsi yang mempunyai nilai ekonomis
pancaroba (April-Juni dan Oktober-Desember). tinggi. Jenis-jenis tersebut antara lain adalah Kerapu
(Epinephelus spp), Cakalang (Katsuwonus spp), Tenggiri
Sedangkan keadaan oceanografis perairannya adalah sebagai berikut : (Scomberomorus spp), Napoleon wrasse (Cheilinus undulatus),
suhu 28,5° -32,0° C, salinitas 34,5- 5,5 o/oo, oksigen terlarut Baronang (Siganus sp), Cheitodon spp dan sebagainya.
4,5-6,0 ppm, pH 7,0-8,0, kecerahan 80-100% dan pasang surut 1,0-1,5
• Karang
meter.
Telah diidentifikasi sebanyak 237 jenis terumbu karang yang
Berbagai jenis flora dan fauna dapat ditemui di wilayah Taman Nasional tumbuh pada kedalaman 5–20 meter. Jenis-jenis tersebut
Taka Bonerate, khususnya jenis flora dan fauna laut. antara lain Akar Bahar (Antiphates sp), Karang Meja (Acropora
spp), Karang tanduk (Acropora spp), Pavona spp, Montipora
Flora spp dan Fungia spp. Secara umum jenis-jenis karang telah
Jenis flora yang tumbuh di daerah pantai didominasi oleh tumbuhan membentuk terumbu karang, baik dalam bentuk atol (Barrier
kelapa (Cocos nucifera), Pandan Laut (Pandannus sp), Cemara Laut reef) dan terumbu tepi (Fringing reef).
(Casuarina equisetifolia), Ketapang (Terminalia catappa) dan Waru Laut • Moluska
(Hibiscus tiliaceus). Sedangkan jenis flora air yang umum ditemui
antara lain jenis rumput laut dan alga dari jenis Thalassia sp, Enhalus Tercatat sebanyak 101 jenis moluska antara lain dari klas
sp, Halimeda sp. dan Sargasum sp. Gastropoda : Lola (Trochus spp), Kerang Kepala Kambing
(Cassis cornuta), Triton (Charonia tritonis) dan Batulaga (Turbo
spp).
Klas Bivalva : Kima (Tridacna spp), Kerang mutiara (Pincfada
spp) dan Klas Chephalopoda : Nautilus (Nautilus sp), Cumi-cumi
(Squid sp) dan Gurita (Octopus sp).
• Penyu
Telah diidentifikasi ada 4 jenis penyu di kawasan ini, yang
paling dominan adalah Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan
Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), di samping jenis penyu
Tempayan (Caretta caretta) dan penyu Lekang (Lepidochelys
olivacea).
• Echinodermata
Salah satu jenis flora pantai yang tumbuh Jenis-jenis echinodermata yang ditemui di perairan Taman
di Taman Nasional Taka Bonerate Nasional Laut Taka Bonerate antara lain : Teripang
(Holothuroidea sp), bintang laut (Asteroidea), Lili Laut
(Criroidea) dan Bulu Babi (Echinoidea).
Fauna
Jenis fauna, khususnya fauna laut yang dapat ditemui di wilayah ini
antara lain :
• Ikan
Pemandangan bawah air di Taman Nasional Taka Bonerate
INSTANSI KEHUTANAN RLKT
1 Balai Rehabilitasi Lahan Jl. Perintis Kemerdekaan Km 16 PO Box 375
DI PROPINSI SULAWESI SELATAN dan Konservasi Tanah Ujung Pandang - 90125
(BRLKT) Jeneberang
No NAMA INSTANSI ALAMAT Bilawalanae
DINAS KEHUTANAN 2 Unit Rehabilitasi Lahan Jl. Pongtiku No. 79 makale-Tator - 91811
1 Dinas Kehutanan Propinsi Jl. Bajiminasa No. 14 Ujung Pandang dan Konservasi Tanah
Sulawesi Selatan Saddang
2 Dinas Kehutanan PENGELOLAAN DAS
Kabupaten Makasar 1 Balai Teknologi Jl. Perintis Kemerdekaan Km 17 PO Box
3 Dinas Kehutanan Pengelolaan DAS Ujung 1560 Ujung Pandang
Kabupaten Lompobattang Pandang
4 Dinas Kehutanan PERSUTERAAN
Kabupaten Walanae 1 Balai Persuteraan Aam Jl. Boto Langsa 1 / 8 Bili-Bili Kec.
5 Dinas Kehutanan Ujung Pandang Bontomaranu Kab. Gowa Sulsel
Kabupaten Bila PERBENIHAN
6 Dinas Kehutanan 1 Balai Perbenihan Tanaman Jl. Perintis Kemerdekaan Km 16,5 Ujung
Kabupaten Mapilli Hutan Ujung Pandang Pandang
7 Dinas Kehutanan PH
Kabupaten Saddang 1 Balai Eksploitasi Hutan Jl. Perintis Kemerdekaan Km 9 Ujung
8 Dinas Kehutanan dan Pengusahaan Hasil Pandang - 90245
Kabupaten Luwu Hutan (BEHPHH) Wilayah
9 Dinas Kehutanan XIII Ujung Pandang
Kabupaten Mamuju
KONSERVASI
1 Unit Konservasi Sumber Jl. Balang Baru No. 11 Ujung Pandang
Daya Alam Sulsel I Ujung
Pandang
2 Unit Konservasi Sumber Jl. Satelit Lapan No. 1 Tromol Pos 001
Daya Alam Sulsel II Pare- (91102) Pare -Pare
Pare
3 Unit Taman Nasional Jl. S. Parman No. 40 Benteng Selayar -
Taka Bonerate 92812
PLANOLOGI
1 Balai Inventarisasi dan Jl. Racing Center I No. 3 Panaikang PO. Box
Perpetaan (BIPHUT) 1009 Ujung Pandang
Wilayah VII Makasar
LITBANG
1 Balai Penelitian Kehutanan Jl. Perintis Kemerdekaan Km 17 PO Box
Ujung Pandang 1067 Makasar
DIKLAT
1 Balai Latihan Kehutanan Jl. Perintis Kemerdekaan Km 17 PO Box
Ujung Pandang 1397 Ujung Pandang
2 SKMA Ujung Pandang Jl. Perintis Kemerdekaan Km 17 Ujung
Pandang

Anda mungkin juga menyukai