METODE PENELITIAN
pemerintahan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan tentang berbagai hal yang
terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah para pegawai eslon dua dan
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian sampel sebagai prosedur untuk
56
4.2.2. Metode Pengambilan Sampel
pengambilan sampel dari eselon dua dan tiga, yaitu 7 Dinas dari 12 Dinas sebagai
sampel penelitian.
Berdasarkan data yang ada, populasi dalam penelitian ini adalah para
pegawai eselon dua dan tiga pada 7 Dinas. Dengan demikian jumlah sampel yang
hal ini dikarenakan ibu Haeny Relawati Rini Widyastuti sebagai salah satu
Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Juni sampai bulan Agustus.
A. Klasifikasi Variabel
57
B. Definisi Oprasional
lain baik itu individu atau kelompok untuk melakukan apa yang diinginkan
penelitian ditekankan pada persepsi, nilai, sikap, dan perilaku, dalam hal:
yang khas.
efektif.
2. Prestasi Kerja adalah hasil karya yang timbul dari suatu kombinasi usaha,
58
3. Faktor sosial politik, adalah pandangan atau stereotype negatif masyarakat,
Dalam penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung para bawahan
Bupati yaitu eselon dua dan tiga sesuai dengan item pertanyaan dalam kuesioner.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pemerintah kabupaten Tuban atau
melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan
59
3. Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan tanya jawab kepada
kisaran skor antara 1 sampai 4 dengan asumsi, bahwa skor ini bersifat
Validitas dan reliabilitas suatu alat ukur merupakan hal yang sangat
penting dalam suatu penelitian ilmiah, sehingga sebelum alat ukur (kuesioner)
dipergunakan untuk mendapatkan data perlu diuji terlebih dahulu validitas dan
reliabilitasnya (Azwar, 2000). Hal ini dilakukan dengan maksud bahwa suatu alat
ukur yang valid dan reliabel akan menghasilkan informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
tepat apa yang harus diukur (Nurgiyantoro dkk, 2000). Validitas dalam penelitian
maka semakin baik instrumen tersebut. Azwar (2000) menjelaskan bahwa alat
60
ukur dinyatakan valid apabila alat tersebut mampu memberikan data atau hasil
ukur dengan tepat serta gambaran yang cermat sesuai dengan maksud dilakukan
pengukuran.
dengan skor total. Hal ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa skor butir
merupakan jabaran atau bagian dari faktor. Proses uji korelasi ini dilakukan
Σ (x)Σ
Σ (y)
Σxy
n
rxy =
Σ (x)2 Σ (y)2
Σ x2 - Σ y2 -
√ n n
x = skor item
y = skor total
n = jumlah sampel
Pengujian sekor ini dilakukan sebelum penelitian pada sample yang sebenarnya,
61
4.2.7.2. Uji Reliabilitas
pengukuran tetap memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan
terhadap kelompok subyek yang sama. Tinggi rendahnya reliabilitas alat ukur ini
Rtt = M ( 1 – Vx )
M-1 Vt
Keterangan :
Vx = Variasi butir
Vt = Variasi total
M = Jumlah butir
Rtt = Nilai korelasi alpha
62
dan pengaruh sosial politik, budaya dan agama terhadap variabel
dimana:
Y = Prestasi Kerja
B0 = Nilai Konstanta
X1 = Gaya Kepemimpinan
X3 = Faktor Budaya
X4 = Faktor Agama
dipenuhi yaitu :
hubungan yang signifikan antar masing-masing variabel bebas yang diteliti. Untuk
63
Uji gejala multikolinearitas dimaksudkan untuk lebih mengetahui adanya
hubungan yang sempurna antar variabel dalam model regresi. Hakim (2001 : 301)
menyebutkan angka VIF toleransi untuk terhidar dari gejala multikolinearitas ini
antara 1 – 5.
terjadi gejala homokedastisitas pada model yang digunakan, berarti tidak terjadi
korelasi Rank Spearman. Jika nilai signifikansi pada hasil korelasi lebih besar dari
0.05 ( p > 0.05) maka dapat dikatakan item bebas dari gejala heterokedastisitas
atau terjadi homokedastis. Oleh karena data yang digunakan adalah data cross
sectional dan bukan time series maka pengujian autokorelasi tidak dilakukan.
64