hal yang tidak boleh disepelekan. Mari kita renungkan kisah Cinderella yang salah kaprah. Karena seorang pengeja membuat satu kesalahan kecil, Cinderella akhirnya memakai sepatu yang salah untuk selama- lamanya. Pada tahun 1697, seorang Perancis bernama Charles Perrault menyalin kisah Cinderella ke dalam bahasanya sendiri, bahasa Perancis. Dalam kisah Cinderella sebelumnya, sepatu Cinderella terbuat dari bulu tupai berwarna putih dan abu-abu. Bahasa Perancis untuk kata bulu adalah 'vair'. Charles salah menyalin, bahwa sepatu Cinderella terbuat dari 'verre', yang bunyinya sama dengan 'vair', namun berbeda artinya yaitu 'kaca'. Sejak itulah anak-anak sedunia membayangkan ada sebuah sepatu kaca yang berkilauan yang tertinggal di atas tangga istana, dan mereka terheran-heran mengapa mereka tidak pernah melihat sepatu seperti itu dalam kenyataannya. Betapa salah mengeja, yang kadang kita anggap sepele, telah membuat seluruh anak di dunia ini telah menerima cerita yang keliru. (Compiled by Zidna Humam Kurnia – 0028).