Anda di halaman 1dari 23

USUL PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS


BERBASIS ICT DENGAN KELAS REGULER DALAM MENYELESAIKAN
SOAL-SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA DI KELAS XII SMA NEGERI 1
BELITANG

Nama : Muhammad Arif Wijaya


NIM : 06071011030
Dosen Pembimbing I : Drs. Hamdi Akhsan, M.Si.
Dosen Pembimbing II : Leni Marlina, M.Si

1. Latar Belakang

Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, ini berarti bahwa


pendidikan itu terus-menerus berjalan selama manusia itu masih hidup. Hal ini sama
dengan konsep pendidikan seumur hidup yang menyatakan bahwa pendidikan itu
adalah suatu proses yang berjalan terus-menerus (kontinu) dari lahir hingga
meninggal dunia (Ihsan, 2010:40). Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian


perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses ini, belajar menjadi
serangkaian perbuatan siswa dan membelajarkan menjadi serangkaian perbuatan guru
kesemuanya berlangsung dalam situasi edukatif. Proses membelajarkan merupakan

1
suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan
bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Adapun belajar diartikan sebagai
aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman,bertumpu pada kemampuan diri
pebelajar di bawah bimbingan pengajar (Tirtarahardja & La Sulo, 1994:53).

Pada jaman sekarang ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi


(ICT) sudah mendunia. Sejalan dengan hal itu untuk meningkatkan keterampilan dan
kecerdasan peserta didik yang masih sejalan dengan tujuan UU RI No. 20 di atas
diperlukan suatu teknologi pembelajaran dalam pendidikan. Teknologi pendidikan
merupakan suatu bidang kajian khusus (spesialisasi) ilmu pendidikan dengan objek
formal “belajar” pada manusia secara pribadi atau yang tergabung dalam suatu
organisasi (Warsita, 2008:2). Aplikasi atau penerapan teknologi pembelajaran dalam
upaya pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran, mempersyaratkan minimal
tersedianya hal-hal berikut:

a. Dukungan teknologi atau infrastruktur;


b. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan content;
c. Dukungan kebijakan (policy) dari pemerintah; dan
d. Kesiapan masyarakat pengguna atau user.

Salah satu bentuk penerapan teknologi pembelajaran adalah pembelajaran


berbasis ICT. Menurut Warsita (2008:136) fungsi dari ICT dalam pendidikan dapat
dibagi menjadi tujuh fungsi, yaitu:

a. Sebagai gudang ilmu;


b. Sebagai alat bantu pembelajaran;
c. Sebagai fasilitas pendidikan;
d. Sebagai standar kompetensi;
e. Sebagai penunjang administrasi;
f. Sebagai alat manajemen sekolah; dan
g. Sebagai infrastruktur pendidikan.

2
Pembelajaran berbasis ICT inilah yang mulai diterapkan di SMA Negeri 1
Belitang. Di SMA Negeri 1 Belitang ada dua jenis penggolongan kelas, yaitu kelas
reguler dan kelas berbasis ICT. Letak perbedaan antara kedua kelas tersebut terletak
pada fasilitas dan metode pembelajaran yang dipakai dalam pembelajarannya. Di
kelas berbasis ICT menerapkan pembelajaran berbasis ICT yaitu pembelajaran yang
sudah diintegrasikan dengan komputasi, bentuk nyata fungsi ICT pada pembelajaran
antara lain kemudahan dalam mengakses jenis-jenis soal ujian nasional, informasi
bahan ajar terbaru, mendownload buku sekolah elektronik (BSE), kesempatan
mengakses sumber-sumber belajar yang lebih baik, dan lain-lain. Sedangkan pada
kelas reguler masih menerapkan pembelajaran konvensional. Pembedaan kelas
berbasis ICT dengan kelas reguler bukan didasarkan pada kemampuan akademik
siswa melainkan kemampuan untuk menyediakan fasilitas pendukung ICT, seperti
laptop. Oleh sebab itu, untuk masuk ke kedua kelas tersebut berbeda dari segi
keuangannya. Sedangkan untuk kriteria ketuntasan minimal dari kedua kelas tersebut
juga memiliki perbedaan, pada kelas berbasis ICT nilai KKM fisikanya sebesar 75,
dan kelas reguler nilai KKM fisikanya sebesar 70 untuk seluruh pokok bahasan fisika.
Informasi ini peneliti dapat dari observasi langsung di SMA Negeri 1 Belitang. Dari
perbedaan KKM itu jelaslah bahwa diharapkan hasil belajar fisika kelas berbasis ICT
lebih baik dibanding kelas reguler, hanya saja apakah hal itu sejalan dengan
kenyataannya. Dan dari dua jenis kelas ini menimbulkan pertanyaan apakah dengan
perbedaan yang ada pada kedua jenis kelas ini akan menghasilkan perbedaan hasil
belajar siswanya.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Belitang karena berdasarkan data


yang didapat oleh peneliti, bahwa SMA Negeri 1 Belitang adalah SMA yang
mendapat predikat terakreditasi A, sehingga peneliti menganggap SMA Negeri 1
Belitang adalah SMA yang tepat untuk melakukan penelitian ini. Hal ini dikarenakan
SMA Negeri 1 Belitang adalah termasuk SMA yang memiliki kualitas yang cukup
baik dalam bidang akademik, sehingga peneliti dapat mendapatkan sampel yang
memiliki kemampuan yang baik pula dalam hasil belajarnya, khususnya pada mata

3
pelajaran Fisika. Selain itu, di SMA Negeri 1 Belitang ini sarana dan prasarana yang
terkait dengan penelitian ini juga sudah sangat mendukung.

Penelitian tentang analisis hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal ujian
nasional di SMA Negeri 1 Belitang belum pernah dilakukan sebelumnya. Untuk itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hasil Belajar
Siswa Kelas Berbasis ICT Dengan Kelas Reguler Dalam Menyelesaikan Soal-Soal
Ujian Nasional Fisika Di Kelas XII SMA Negeri 1 Belitang”.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
permasalahan sehingga diadakannya penelitian adalah :

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika pada kelas berbasis ICT dengan
kelas reguler ditinjau dari hasil pengerjaan soal-soal ujian nasional fisika di
kelas XII SMA Negeri 1 Belitang?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar fisika siswa kelas
berbasis ICT dan reguler?

3. Seberapa besarkah pengaruh penerapan ICT dalam pembelajaran terhadap


hasil belajar fisika di SMA Negeri 1 Belitang dibandingkan dengan cara
pembelajaran konvensional/reguler?

4. Sejauh mana kesiapan siswa kelas berbasis ICT dan reguler dalam
menghadapi ujian nasional?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah


untuk :

4
1. Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa kelas berbasis ICT dengan
kelas reguler ditinjau dari hasil pengerjaan soal-soal ujian nasional fisika di
SMA Negeri 1 Belitang.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar fisika siswa kelas


berbasis ICT dan reguler.

3. Memperoleh gambaran pengaruh penerapan ICT dalam pembelajaran


terhadap hasil belajar fisika di SMA Negeri 1 Belitang dibandingkan dengan
cara konvensional/reguler.

4. Memperoleh gambaran tingkat kesiapan siswa kelas berbasis ICT dan reguler
dalam menghadapi ujian nasional.

4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1) Dengan mengetahui tingkat keberhasilan belajar fisika siswa, memberikan


informasi kondisi belajar yang lebih efektif dalam mengajarkan mata
pelajaran fisika.

2) Hasil belajar fisika siswa dapat ditingkatkan dengan memperhatikan faktor-


faktor yang mempengaruhinya.

3) Memberikan wacana tentang efisiensi dan efektifitas penerapan ICT dalam


pembelajaran dibandingkan dengan kelas reguler.

4) Memberikan informasi kepada guru tentang tingkat kesiapan siswa kelas


berbasis ICT dan reguler dalam menghadapi ujian nasional.

5
5. Tinjauan Pustaka

5.1 Analisis

Analisis merupakan kemampuan menjabarkan sesuatu ke bagian-bagian yang


menjadi unsur pokoknya (Dimyati & Mujiono, 1999:203). Kegiatan menganalisis
terdiri dari menganalisis hubungan yang berupa kemampuan untuk menentukan
hubungan antar unsur atau sistem dan menganalisis prinsip-prinsip yang terorganisasi
berupa kemampuan untuk menyimpulkan hal-hal yang terkandung dalam suatu
permasalahan.

5.2 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat
diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.
Perubahan tersebut diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih
baik dibandingkan dengan sebelumnya (Hamalik, 1990:189)

Hasil belajar menurut Pasaribu (1983:76) tidak hanya terfokus pada


perubahan tingkah laku, kecakapan, juga sikap dan perhatian. Menurutnya hasil
belajar adalah “suatu hasil evaluasi yang berbentuk nilai sebagai bukti keberhasilan
seseorang dalam menerima suatu materi pelajaran, dimana biasanya dapat
diwujudkan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata misalnya baik, sedang, kurang
dan sebagainya. Dengan demikian hasil belajar ini menunjukkan tingkat kemampuan
seseorang setelah mengalami proses belajar. Kemampuan aktual yang diperoleh
setelah siswa mempelajari sesuatu dalam waktu tertentu dan diukur dengan alat ukur
tertentu merupakan pengertian hasil belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan
hasil belajar adalah suatu keberhasilan yang diperjuangkan oleh siswa melalui suatu
latihan, keterampilan, yang mengarah pada suatu perubahan yang bersifat tetap dan
menuju kearah yang lebih baik.

6
5.3 Pembelajaran Berbasis ICT

Menurut Warsita (2008:134) teknologi informasi (Information Technology,


IT) adalah sarana dan prasarana (hardware, software, dan useware) sistem dan
metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan,
mengorganisasikan dan menggunakan data secara bermakna. Teknologi informasi ini
sama dengan teknologi lainnya, hanya informasi merupakan komoditas yang diolah
dengan teknologi tersebut. Dalam hal ini, teknologi mengandung konotasi memiliki
nilai ekonomi, karena teknologi informasi ini memang memiliki nilai jual.

Masih menurut Warsita (2008:137) pembelajaran berbasis ICT menitik


beratkan pembelajaran berbantuan komputer dan pembelajaran berbantuan internet.

5.3.1 Pembelajaran Berbantuan Komputer

Media pembelajaran berbasis komputer, atau biasa disebut pembelajaran


berbantuan komputer (Computer Assisted Instructional/CAI), adalah salah satu media
pembelajaran yang sangat menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar
peserta didik. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat
diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya program Computer-Assisted
Learning (CAL), konferensi komputer, surat elektronik atau electronic mail (e-mail),
dan multimedia pembelajaran interaktif. Pembelajaran melalui CAL ini bersifat off-
line sehingga dalam penggunaannya tidak bergantung pada adanya akses ke internet
(Warsita, 2008:137).

5.3.2 Pembelajaran Berbasis Internet

Sesuai dengan yang diungkapkan Murni (dalam Warsita, 2008:143) internet


adalah gabungan dari jaringan-jaringan komputer (LAN) di seluruh dunia yang saling
terhubung. Sedangkan di sisi lain internet juga merupakan sumber informasi global
yang memanfaatkan kumpulan jaringan-jaringan komputer tersebut sebagai
medianya. Dengan demikian, internet adalah jaringan global yang menghubungkan
beribu-ribu bahkan berjuta-juta jaringan komputer (local/wide areal nerwork) dan

7
komputer pribadi (stand alone) yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung
kepadanya dapat menghubungi banyak komputer kapan saja, dan dari mana saja di
belahan bumi ini untuk mengirim berita, memperoleh informasi ataupun mentransfer
data.

Penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran digunakan sebagai media


pada proses pembelajaran yang lebih efektif. Hal ini dikarenakan sifat dan
karakteristik internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan
sebagaimana media lain yang telah dipergunakan. Menurut Purbo (dalam
Warsita,2008:144) fasilitas internet yang dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran antara lain E-mail, Mailing List (milis), Newsgroup, File Transfer
Protocol (FTP), dan World Wide Web (WWW).

5.4 Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu
dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan
mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Tingkah laku yang mengalami
perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun
psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap (Purwanto, 2007:85)

Sesuai yang diungkapkan Skinner (dalam Dimyati & Mudjiono, 1999:9)


belajar adalah suatu prilaku yang menimbulkan respons yang lebih baik, sehingga ada
tiga komponen yang memegang peranan dalam belajar, yaitu : kesempatan terjadinya
peristiwa yang menimbulkan respons bagi seseorang yang belajar, respons itu sendiri
dan konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.

Pada pengertian belajar diatas lebih menitikberatkan pengertian belajar pada


hasil yang didapat, Piaget (dalam Dimyati & Mudjiono, 1999:13-16) lebih melihat
belajar sebagai suatu proses penemuan pengetahuan oleh individu itu sendiri dengan
guru sebagai penilai pelaksanaan kegiatan, pemerhati keberhasilan dan pencari solusi

8
terhadap kesulitan yang dihadapi siswa. Adapun bentuk dari pengetahuan itu adalah
pengetahuan fisik, pengetahuan logika matematika dan pengetahuan sosial. Disini
dapat kita lihat bahwa Piaget tidak hanya melihat kegiatan belajar dari hasilnya saja
tetapi juga komponen-komponen yang memegang peranan dalam suatu kegiatan
belajar mengajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu hal yang kompleks yang
menghasilkan perolehan berupa keterampilan, sikap dan nilai, serta pengetahuan yang
menghadirkan siswa sebagai seseorang yang belajar dan guru sebagai pebelajar.

Dalam proses pembelajaran, tidak semua materi pelajaran dapat dikuasai oleh
siswa. Kesulitan-kesulitan dalam belajar seringkali terjadi pada siswa, terutama pada
pelajaran-pelajaran yang sifatnya eksakta. Kesulitan belajar dapat disebabkan
berbagai hal. Penyebab tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar, yaitu
sebab internal (yang berasal dari diri anak yang belajar) dan sebab yang eksternal
yaitu yang bersumber dari luar diri anak yang belajar) dan sebab yang eksternal yaitu
yang bersumber dari luar diri anak yang belajar.

Menurut Nasution (dalam Djamarah, 2008:176-177), untuk bertindak belajar,


siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut ada yang berasal dari
dalam diri siswa (yang disebut faktor intern) dan ada pula yang berasal dari luar diri
siswa tersebut (yang disebut faktor ekstern).

Faktor intern yang berpengaruh pada proses belajar siswa dibagi dalam dua
jenis, yaitu:

1. Faktor Fisiologis

a. Kondisi fisiologis
b. Kondisi panca indra

2. Faktor Psikologi

a. Minat
b. Kecerdasan

9
c. Bakat
d. Motivasi
e. Kemampuan kognitif

Faktor ekstern yang berpengaruh pada proses belajar siswa dibagi dalam dua
jenis, yaitu:

1. Faktor lingkungan

a. Lingkungan alam
b. Lingkungan sosial budaya

2. Faktor instrumental

a. Kurikulum
b. Program
c. Sarana dan fasilitas
d. Guru

5.5 Ciri-ciri Tes yang Baik

Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi
bebarapa syarat. Menurut Arikunto (2007:57) syarat-syarat sebuah tes yang baik
adalah:

a. Validitas (ketepatan)

Sebuah tes dapat disebut valid apabila tes tersebut dapat dengan tepat
mengukur apa yang hendak diukur. Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil
pemikiran dan pengalaman. Oleh sebab itu, sebelum soal tes diujikan pada siswa,
peneliti mengecek validitas tes tersebut dengan melakukan validitas isi (validasi yang
dilakukan oleh pakar atau ahli yang kompeten di bidang tersebut). Setelah melakukan
validasi isi, peneliti mengecek kembali validitas soal tersebut dengan mengujicoba
soal pada sekelompok siswa yang juga berada di kelas II dan telah diajarkan tentang
materi tersebut sebelum kemudian menggunakan soal tersebut untuk melakukan

10
penelitian. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung validitas butir soal
adalah rumus korelasi product moment, yaitu:

N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r XY =
2 2 2 2
√ { N ∑ X − ( ∑ X ) }{ N ∑ Y − ( ∑ Y ) } (Arikunto, 2007:72)

Keterengan:
rXY = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
n = jumlah seluruh testi/responden
X=skor yang diperoleh testi/responden pada nomor yang bersangkutan
Y= jumlah seluruh skor yang diperoleh testi/responden

Untuk interprestasi koefisien korelasi digunakan tolok ukur sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi


Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

b. Reliabilitas (ketetapan)

Sebuah tes dapat disebut reliabel apabila hasil tes tersebut menunjukkan
ketetapan, konsisten dan stabil. Dengan kata lain, tes yang reliabel adalah tes yang
dapat dipercaya kebenarannya. Untuk itu penulis menghitung reliabilitas dari soal
yang diujicobakan pada testee yang tersebut di atas dengan mempergunakan rumus
alfa, yaitu:

∑ σ i2
r 11 = ( n
n−1 )( 1−
σ
t
2 )
Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas tes n= banyaknya butir soal

11
∑ σ i2 = jumlah varians skor tiap-tiap butir soal ∑ σ t2 = varians total

Untuk mengadakan interprestasi mengenai koefisien reliabilitas digunakan tolak ukur


sebagai berikut :

Jika r 11 ≥ 0,70 maka tes tersebut reliabel

Jika r 11 < 0 ,70 maka tes tersebut tidak reliabel

c. Obyektivitas

Sebuah tes dikatakan memiliki obyektivitas apabila dalam pelaksanaan tes


tersebut tidak ada unsur atau faktor pribadi yang mempengaruhi. Hal ini terutama
terjadi pada sistem skoringnya (Arikunto, 2007:61). Untuk itu peneliti membagi
penskoran sebagai berikut :

 Skor 1 untuk siswa yang menjawab jawaban benar


 Skor 0 untuk siswa yang menjawab jawaban salah
 Tanda ”X” untuk siswa yang tidak menjawab soal sama sekali

d. Praktikabilitas

Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes


tersebut bersifat praktis, yaitu mudah pelaksanaannya (tidak menuntut peralatan yang
banyak), mudah pemeriksaannya (dilengkapi dengan kunci jawaban dan skoring), dan
dilengkapi dengan petunjuk yang jelas.

e. Ekonomis

Sebuah tes dikatakan ekonomis apabila dalam pelaksanaanya tidak


membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak ataupun waktu yang lama.

12
5.8 Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)

Soal-soal bentuk pilihan ganda telah mulai dikenal di Indonesia sejak tahun
1960-an (Suryadibrata, 1995: 15). Bentuk soal pilihan ganda adalah soal yang
jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.
Setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).
Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar. Tujuan ranah
kognitif berhubungan erat dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan
informasi, serta pengembangan keterampilan intelektual (Foster dalam Dimyati &
Mudjiono, 1999:202).
Taksonomi ranah kognitif oleh Bloom terdiri atas :

1. Pengetahuan (C1)
2. Pemahaman (C2)
3. Penerapan atau Aplikasi (C3)
4. Analisis (C4)
5. Sintesis (C5)
6. Evaluasi (C6)
Soal-soal yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan soal pemahaman
(C2), soal penerapan/aplikasi (C3) dan soal analisis (C4). Menurut Purwanto (2004:72)
Soal pemahaman adalah pertanyaan yang biasanya menggunakan kata-kata
perbedaan, perbandingan, menduga, menggeneralisasikan, memberikan contoh,
menuliskan kembali, memperkirakan. Soal aplikasi adalah soal yang mengukur
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya untuk memecahkan
masalah sehari-hari atau persoalan yang dikemukakan oleh si pembuat soal. Soal
analisis adalah soal yang menuntut kemampuan siswa untuk menganalisis atau
menguraikan sesuatu persoalan untuk diketahui bagian-bagiannya.
Tes pilihan ganda dipilih oleh peneliti karena tes pilihan ganda dapat
mengevaluasi kemampuan siswa dalam jumlah soal yang lebih besar dibandingkan
tes esai sehingga pemahaman siswa tentang materi yang diteliti dapat diperiksa

13
dengan baik melalui tes pilihan ganda.

5.9 Asumsi Dasar

Yang menjadi asumsi dasar bagi penelitian ini adalah :

1. Hasil belajar fisika kelas berbasis ICT berbeda dengan hasil belajar kelas
reguler.

2. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan faktor-faktor


eksternal.

6. Metodologi Penelitian

6.1 Variabel Penelitian


Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel penelitian adalah perbedaan hasil
belajar siswa kelas berbasis ICT dengan kelas reguler dan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa kelas berbasis ICT dengan kelas reguler.

6.2 Definisi Operasional Variabel

Perbedaan hasil belajar siswa kelas berbasis ICT dengan kelas reguler menjadi
hal pokok yang akan peneliti teliti. Hasil belajar kedua kelas tersebut merupakan
wujud dari hasil metode dan fasilitas yang berbeda dalam pembelajaran dari kedua
kelas tersebut. Hasil belajar dua kelas dari proses yang berbeda tersebut akan
dibandingkan dan dianalisis.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas berbasis


ICT dengan kelas reguler merupakan pengaruh faktor internal (yang berasal dari diri
anak yang belajar) dan faktor eksternal yaitu yang bersumber dari luar diri anak yang
belajar, dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan pada factor eksternal terutama
fasilitas dan metode yang dipakai dalam pembelajaran.

14
6.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Belitang kelas XII IPA dari
tanggal …. sampai dengan …...

6.4 Populasi dan Sampel

6.4.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 1
Belitang tahun ajaran 2010-1011.

6.4.2 Sampel Penelitian

Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah dua kelas dari semua kelas
XII IPA yang terdapat di SMA Negeri 1 Belitang dengan teknik pengambilan
berdasarkan penggolongan kelas. Satu kelas diambil dari kelas berbasis ICT yaitu
kelas XII IPA 5, dan kelas yang kedua diambil dari kelas reguler yatu kelas XII IPA
1.

Tabel 1. Tabel sampel penelitian

SAMPEL
POPULASI KETERANGAN
Kelas Jumlah

Kelas berbasis
SMA Negeri 1 XII IPA 5 …orang
ICT
Belitang
XII IPA 1 ….orang Kelas reguler

Jumlah 2 …. Orang

6.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.


Dengan metode ini, penulis menganalisa data sehingga dapat memperoleh gambaran

15
tentang perbedaan hasil belajar dan tingkat kesiapan siswa kelas berbasis ICT dan
reguler dalam menghadapi ujian nasional.

6.6 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan


beberapa cara yaitu:

1. Tes

Bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif dengan menggunakan soal
ujian nasional fisika. Peneliti memilih tes objektif karena tes objektif memiliki
beberapa keuntungan antara lain:

 Soal pilihan ganda mampu mengukur berbagai jenjang kognitif (dari ingatan
sampai dengan evaluasi, sesuai dengan ranah kognitif menurut Bloom).

 Penskorannya mudah, cepat, objektif, dan bisa mencakup ruang lingkup


bahan/materi/PB yang luas dalam suatu tes untuk suatu kelas atau jenjang
pendidikan.

 Soal pilihan ganda sangat tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak
atau yang sifatnya massal serta mudah dalam menskor nilai yang didapat oleh
siswa.

 Tes objektif yang digunakan merupakan soal ujian nasional sehingga


memberikan manfaat kepada siswa untuk lebih siap dalam menempuh ujian
nasional.

Oleh karena itu penulis menggunakan bentuk tes pillihan ganda guna benar-benar
memperoleh gambaran tentang perbedaan hasil belajar dan tingkat kesiapan siswa

16
kelas berbasis ICT dan reguler dalam menghadapi ujian nasional. Selanjutnya data
akan diskoring sesuai dengan kemampuan siswa.

2. Kuisioner atau angket

“Angket atau kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
orang yang diukur (responden) atau seperangkat pertanyaan tertulis yang diberikan
kepada seseorang untuk mengungkap pendapat, keadaan, kesan yang ada pada diri
orang tersebut maupun diluar dirinya” (Arikunto, 2007:28). “orang disini adalah
semua siswa yang termasuk dalam daerah sampel. Angket digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

3. Wawancara

Wawancara adalah “suatu teknik pengumpulan data yang menuntut adanya


pertemuan langsung atau komunikasi langsung antara evaluator dengan sumber data”
(Dimyati & Mudjiono, 1999:229). Disini peneliti juga melakukan wawancara guna
mendapatkan data yang akurat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa. Disini peneliti mewawancarai koordinator kelas berbasis ICT, guru mata
pelajaran fisika, dan beberapa siswa dari kelas berbasis ICT serta reguler.

6.8 Teknik Analisa Data

6.8.1. Analisis data tes

Dari data tes yang didapat dari hasil penelitian dianalisis menggunakan beberapa
pengujian data, diantaranya:

6.8.1.1 Uji normalitas distribusi frekuensi data

Menurut Siregar (2004:85-87) prosedur yang ditempuh untuk uji


normalitas data adalah sebagai berikut:

a. Hitung rata-rata xi dan standar deviasi S.

17
b. Tentukan batas bawah kelas interval xin = Bb – 0,5 kali desimal yang
digunakan interval kelas.

x¿ −x́
c. Hitung nilai zi, setiap batas bawah kelas interval, z i= (dua
S
desimal)

d. Lihat nilai peluang zi pada tabel statistik, isikan peluang pada kolom L0.
Untuk x1 selalu ambil nilai peluang 0,5000, demikian juga xin terakhir.

e. Hitung luas tiap kelas interval isikan pada kolom Li, contoh Li = L1 - L2

f. Hitung frekuensi harapan ei = Li . ∑fi


2
2 ( f i−e i )
g. Hitung nilai χ =
ei

h. Lakukan interpolasi pada tabel χ 2, untuk menghitung p-value

i. Kelompok data normal jika p-value > α = 0,05

6.8.1.2 Uji homogenitas

Uji homogenitas data dilakukan untuk membuktikan kesamaan dua kelompok


yang membentuk kedua sampel tersebut, dengan kata lain kelompok yang diambil
dengan populasi yang sama.

Pengujian homogenitas sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan


menggunakan uji F (Sudjana, 2005:250), misalnya kita mempunyai dua populasi
normal dengan varians s21 dan s22. Akan diuji mengenai uji dua pihak untuk pasangan
hipotesis nol Ho dan hipotesis tandingannya H1:

H 0 : σ 21=σ 22
{ H 1 :σ 21 ≠ σ 22

Jika sampel dari populasi kesatu berukuran n1, dengan varians s21 dan

sampel dari populasi kedua berukuran n2 dengan varians s22 dan taraf nyata α, maka
untuk menguji hipotesis di atas digunakan statistik:

18
2
Variansterbesar s 1
F= =
Varians terkecil s 22

Kriteria pengujian adalah:

1. Terima hipotesis H0 jika memenuhi syarat berikut:

F (1−α )(n −1) < F< F 1


1 α (n 1−1 ,n 2−1)
2

2. Tolak hipotesis H0 hanya jika

F ≥ F1
α (n1−1 ,n2−1)
2

6.8.1.3 Menguji kesamaan dua rata-rata: uji dua pihak

Pada penelitian ini akan membandingkan hasil tes kelas berbasis ICT dengan
kelas reguler. Untuk keperluan itu akan digunakan dasar distribusi sampling
mengenai selisih statistik, yaitu selisih rata-rata.

Pada penelitian ini diketahui dua populasi normal masing-masing dengan rata-
rata µ1 dan µ2, sedangkan simpangan bakunya σ 1 dan σ 2 . Akan diuji tentang rata-rata
µ1 dan µ2. Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah:

H 0 : μ1 =μ 2
{ H 1 : μ1 ≠ μ2

Menurut Sudjana (2005:239) untuk pengujian hipotesis diatas dibedakan menurut


hal-hal berikut:

1. Jika σ 1 =σ 2

Statistik yang digunakan jika H0 benar, adalah:

x́ 1−x́2
z=
1 1
σ
√ +
n 1 n2

19
Dengan taraf nyata α, maka kriteria pengujian adalah: terima H0 jika

−z 1 ( 1−α ) < z < z 1 ( 1−α) dimana z 1 (1−α ) didapat dari daftar normal baku
2 2 2

dengan peluang ½(1 - α). Dalam hal lainnya H0 ditolak.

2. Jika σ 1 ≠ σ 2

Jika simpangan baku kedua populasi tidak sama tetapi keduanya berdistribusi
normal, hingga saat ini belum ada statistik yang tepat yang dapat digunakan.
Pendekatan yang cukup memuaskan adalah dengan menggunakan statistik t ’
sebagai berikut:

x́ 1−x́ 2
t '=
s 21 s 22
√( ) ( )
n1
+
n2

Kriteria pengujian adalah terima hipotesis H0 jika:

−w1 t 1+ w2 t 2 ' w1 t 1 +w 2 t 2
<t <
w1 + w2 w1 +w 2

dengan : w 1=s12 /n1 ; w2=s 22 /n2

t 1=t
(1− 12 α) ,( n −1 )
1
dan

t 2=t
(1− 12 α ), ( n −1 )
2

t β ,m didapat dari daftar distribusi Student dengan peluang β dan dk = m.


Untuk harga-harga t’ lainnya H0 ditolak.

6.8.2. Analisis Data Angket dan Wawancara

Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data angket adalah:

20
1) Memeriksa lembar jawaban siswa dan menghitung skor siswa dengan cara
memberikan poin 3 (tiga) untuk jawaban yang mempunyai respon positif,
point 2 (dua) untuk jawaban yang mempunyai respon kurang positif dan poin
1 (satu) untuk jawaban yang mempunyai respon negatif.

2) Mengolah skor yang diperoleh dengan rumus:

R
x 100 %
% Respon = SM (Purwanto, 2000:102)

Keterangan:

P = Persentase respon siswa


R = siswa yang menjawab item yang bersangkutan
SM = Jumlah seluruh siwa

Respon siswa dikatakan positif jika diperoleh rata-rata % Respon positif ≥ 75%.
Setelah didapat nilai persentase, data dideskripsikan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 1992. Strategi penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa


Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

- - -. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ihsan, Fuad. 2010. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 1990. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.


Bandung: PT. Citra Adityabakti.

Pasaribu, I. L. dan Simandjuntak, B. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Tarsito.
Purwanto, Ngalim. 2000. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
- - -. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Siregar, Syafaruddin. 2004. Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo.

22
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Steinhauer, Zein, dkk. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rodaskarya.

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya.
Jakarta: Rineka Cipta.

23

Anda mungkin juga menyukai