Minggu Ke 5 Iklim Lokal: Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
Minggu Ke 5 Iklim Lokal: Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
MINGGU KE 5
IKLIM LOKAL
Matahari merupakan sumber panas. Pemanasan udara dapat terjadi melalui dua
proses pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.
3)Proses difusi Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek
biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit
berwarna biru.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
ARSITEKTUR TROPIS
2
3)Proses difusi Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek
biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit
berwarna biru.
• 1) Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian
bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara
di atasnya.
• 3)Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal (mendatar).
• 4) Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan
berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke
atmosfer.
• Di Indonesia, keadaan suhu udara relatif bervariasi. Data rata-rata suhu udara di
beberapa kota di Indonesia, dapat Anda lihat pada tabel 2.Tabel 2. Rata-rata
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
ARSITEKTUR TROPIS
3
2. Tekanan Udara
• Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udarapun mempunyai
berat dan tekanan. Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan
menggunakan barometer. Orang pertama yang mengukur tekanan udara
adalah Torri Celli (1643). Alat yang digunakannya adalah barometer raksa.
Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan
masa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Tekanan udara semakin
rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
ARSITEKTUR TROPIS
4
Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi
(maksimum) ke daerah bertekanan rendah (minimum), di belahan bumi utara
berbelok ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan berbelok ke kiri.Arah angin
dipengaruhi oleh tiga faktor:
1) Gradient barometrik
2) Rotasi bumi
3) Kekuatan yang menahan (rintangan)Makin besar gradient barometrik, makin
besar pula kekuatannya. Angin yang besar kekuatannya makin sulit berbelok arah.
Rotasi bumi, dengan bentuk bumi yang bulat, menyebabkan pembelokan arah
angin. Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0 (nol). Makin ke arah kutub
pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai 90o sehingga
sejajar dengan garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di daerah
beriklim sedang di atas samudra.
Kekuatan yang menahan dapat membelokan arah angin. Sebagai contoh, pada
saat melalui gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke kanan atau ke
atas. cKecepatan angin Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara
mempunyai kecepatan gerak ke arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi.
Kecepatan gerak tersebut disebut kecepatan linier.
Bentuk bumi yng bulat ini menyebabkan kecepatan linier makin kecil jika makin
dekat ke arah kutub.
Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut Musim Pancaroba
(Peralihan), yaitu:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
ARSITEKTUR TROPIS
5
Di samping angin musim, di Indonesia juga terdapat angin lokal (setempat) yaitu
sebagai berikut:
1.Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai. Pada siang hari
daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup dari
laut ke darat, disebut angin laut .Sebaliknya, pada malam hari daratan lebih cepat
melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum
dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut, disebut angin
darat.
3.Kelembaban Udara
• Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang
utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh-
tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang
dapat dikandungnya.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
ARSITEKTUR TROPIS
6
• Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut. Alat untuk mengukur kelembaban
udara dinamakan hygrometer atau psychrometer.Ada dua macam kelembaban
udara:
• 1)Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara
pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m³
udara.
• 2)Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara
(kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung
oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).
• Contoh:
Dalam 1 m³ udara yang suhunya 20o C terdapat 14 gram uap air (basah absolut
= 14 gram), sedangkan uap air maksimum yang dapat dikandungnya pada suhu
20o C = 20 gram.
Jadi kelembaban relatif udara itu =
4.Curah Hujan
• Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah
hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di
wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
- bentuk medan/topografi
- arah lereng medan
- arah angin yang sejajar dengan garis pantai
- jarak perjalanan angin di atas medan datarHujan ialah
peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari
atmosfer ke permukaan bumi. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat
yang mempunyai curah hujan yang sama disebut Isohyet.
Klasifikasi hujan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
ARSITEKTUR TROPIS
7
Klasifikasi hujan.
3)hujan batu es, merupakan curahan batu es yang turun di dalam cuaca panas dari
awan yang temperaturnya di bawah titik beku; dan
4)hujan deras/rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di
atas titik beku dan diameter butirannya kurang lebih 7 mm.b.
1)Hujan Frontal
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh
pertemuan dua massa udara yang berbeda temperaturnya. Massa udara
panas/lembab bertemu dengan massa udara dingin/padat sehingga berkondensasi
dan terjadilah hujan.
Hujan Zenithal
Hujan Frontal.
5.Awan
Awan ialah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang terjadi karena
adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Awan yang
menempel di permukaan bumi disebut kabut.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
ARSITEKTUR TROPIS
8
2)Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi
langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan
luas. 3) Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat,
berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak dapat
menimbulkan hujan.
2. Iklim tapak
Istilah ‘iklim tapak’ agak sedikit berbeda dengan ‘iklim mikro’. Iklim mikro berarti iklim
yang lebih kecil dibandingkan dengan ‘iklim untuk suatu daerah tertentu. Untuk skala
kota, iklim mikro berarti iklim seluruh kota.
Iklim tapak berkaitan dengan skala, luasan dimana tapak itu berada, yang berbentuk
horizontal atau vertikal.
3. tugas perancang
Tugas perancang, adalah untuk mengidentifikasi daerah yang sesuai untuk ditempati.
Perancang akan merancang bangunan yang sesuai untuk lokasi tersebut, dan apa yang
tidak perlu dilakukan.
Perlu dilakukan beberapa pengukuran terhadap kondisi lingkungan tapak. Namun hal ini
memang jarang dapat dilakukan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
ARSITEKTUR TROPIS
9
Yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan data iklim regional untuk membuat
rancangan awal.
Untuk bangunan yang besar perlu ahli khusus yang menangani pengaruh iklim dalam
jangka panjang.
4. Faktor-faktor lokal
Faktor yang menyebabkan penyimpangan iklim:
a. Topografi. Kemiringan, orientasi, paparan, ketinggian, bukit atau lembah pada
atau dekat tapak.
b. Permukaan tanah. Alami atau buatan, daya pantulnya atau, peresapan dan
suhutanah yang mempengaruhi tumbuh-tumbuhan juga akhirnya mempengaruhi
iklim (pepohonan, semak-semak, rumput, pelataran, air dsb.)
c. Obyek tiga dimensi. Pohon, pagar, dinding, danbangunan, yang mempengaruhi
gerakan udara, memberikan bayangan.
5. Suhu udara.
Pada setiap titik di atas tanah suhu dara tergantung kepadajumlah kalor yang diterima
atau hilang pada permukaan bumi dan permukaan lain dimana udara bersentuhan
dengannya.
Pertukaran kalor pada permukaan bervariasi antara siang dan malam, sesuai dengan
musimnya, letak garis lintangnya dan waktu dalam setahun, dan juga dipengaruhi
jumlah awan.
Pada siang hari. Ketika permukaan tanah dipanasi matahari, udara yang dekat dengan
permukaan tanah memperoleh suhu yang tertinggi. Dalam keadaan tenang udara
setinggi 2 m dari permukaan tanah bervariasi dalam suhunya.
Pada malam hari. Khususnya pada malam terang, tanah kehilangan kalornya segera
setelah matahari terbenam dan suhunya turun di bawah suhu udara luar. Lapisan udara
yang bawah akan semakin rendah.
6. pembalikan suhu
Topografi mempengaruhi suhu udara. Dimana suhu udara semakin turun apabila
ketinggian bertambah. Udara dingin cenderung untuk tetap di bagian paling bawah dan
bersifat seperti cairan. Perbedaan ketinggian 7 – 8 meter dapat menyebabkan
perbedaan suhu 5 – 6 C, pada udara tenang.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
ARSITEKTUR TROPIS
10
7. Kelembaban
Kelembaban relative tergantung kepada suhu udara.
Pada siang hari, dimana lapisan paling bawah menjadi panas karena permukaan tanah
memanas, RH dengan cepat menurun. Dengan demikian maka kadar penguapan
menjadi tinggi.
Pada malam hari keadaan terbalik. Khususnya pada saat malam yang cerah dan udara
tenang, lapisan paling bawah (kelembaban mutlak tertinggi) dingin, kelembaban relative
meningkat, titik jenuh segera tercapai.
8. Curah hujan
Apabila angin yang membawa uap air sering terjadi pada arah yang sama, pengaruh
bukit akan kelihatan. Ketinggian tanah lebih dari 300 m bukit yang miring akan lebih
dapat menerima hujan. Apabila ketinggian bertambah maka akan semakin berpengaruh
terhadap frekwensi terjadinya hujan. Bukit menekan massa udara naik sehingga terus
naik sampai awan tersebut tidak dapat lagi menahan uap airnya. Sebaliknya, massa
udara yang bergerak turun meningkat suhunya dan menyerap banyak uap air.
9. Kondisi langit
Umumnya kondisi langit tidak banyak bervariasi pada jangka waktu yang pendek,
sehingga ada perubahan yang drastis dalam topografi. Sehingga akan ada perubahan
yang signifikan dalam bentuk awan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
ARSITEKTUR TROPIS
11
13. Vegetasi
Pepohonan dan tumbuhan membentuk lapisan antara bumi dan atmosfir. Pengaruh
elemen ini terhadap iklim tapak ditunjukkan dengan perbedaan terhadap suhu,
kelembaban, radiasi dan gerakan udara.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
ARSITEKTUR TROPIS
12
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
ARSITEKTUR TROPIS