Anda di halaman 1dari 12

Makalah Ilmu Budaya Dasar

Dampak adanya Taman Mini Indonesia


Indah Terhadap Industri Pariwisata Seni dan
Budaya di daerah

Nama : Fajar Shiddiq

NPM : 12110572

Kelas :1KA34

Dosen : Burhan

i
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat
sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim/pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, kami siap menerima konsekuensi untuk mendapat
nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

KATA PENGANTAR

ii
Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan saya
waktu, kesempatan dan juga ilmu dalam menyelesaikan makalah ini. Dan tidak lupa saya
ucapan terima kasih kepada para narasumber informasi yang saya dapatkan dari
internet. Serta saya haturkan terima kasih kepada Bpk. M. Burhan Amin selaku dosen
pembimbing kami.

Dalam penyusunan makalah dengan kerja keras dan juga bantuan dari berbagai
pihak, saya berusaha untuk memberikan hasil yang maksimal dalam menggali informasi.
Walaupun di dalam pembuatannya saya menghadapi kesulitan dikarenakan
keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki. Saya menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran
membangun sangat saya butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa
mendatang.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas Ilmu
Budaya Dasar dengan judul "DAMPAK ADANYA TAMAN MINI INDONESIA INDAH
TERHADAP INDUSTRI PARIWISATA SENI & BUDAYA DI DAERAH". dengan harapan dapat
memberikan manfaat serta menambah ilmu pengetahuan dan semangat bagi
Mahasiswa dan juga para pembaca untuk dapat melestarikan kebudayaan daerah yang
sangat berguna untuk memperkokoh ketahanan budaya Indonesia.

DAFTAR ISI

iii
Halaman
COVER ...............................................................................................................................i
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................................2
1.3 Sasaran..........................................................................................................................2

BAB II PERMASALAHAN
2.1 Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ............................................................................3
2.2 Pariwisata TMII Dilihat Dari Berbagai Aspek ...............................................................4
2.3 Pencitraan TMII ...........................................................................................................5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................6

BAB I
PENDAHULUAN

iiii
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sangat indah. Semua itu dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia sebagai obyek wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan.
Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat
meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi obyek wisata. 

Pengembangan potensi pariwisata telah terbukti mampu memberi dampak positif


dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara ekonomi
pariwisata memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja,
peningkatan income per kapita dan peningkatan devisa negara. Dalam bidang
kehidupan sosial terjadi interaksi sosial budaya antara pendatang dan penduduk
setempat sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam way of life masyarakat serta
terjadinya integrasi sosial. 

Menurut Hidayat (2000: 79), berlakunya Undang-undang yang berkaitan dengan


Otonomi Daerah yaitu Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat
dan Daerah menjanjikan sebuah harapan dan tantangan bagi pemerintah daerah.
Dikatakan demikian karena dengan adanya kedua undang-undang itu, maka akan terjadi
perluasan wewenang pemerintah daerah. Secara teoritis, perluasan wewenang dapat
menciptakan local accountability, yakni meningkatnya kemampuan keuangan daerah
dalam memperhatikan hak-hak masyarakatnya. Akan tetapi di lain pihak daerah otonom
harus mampu untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri. Kondisi yang demikian
harus diikuti dengan kemampuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) sektor Pariwisata dalam PAD adalah sebagai
salah satu sektor yang sangat potensial yang dapat memberikan alternatif lain sebagai
salah satu sumber pendapatan asli daerah, dengan potensi ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan yang besar untuk menciptakan peluang dan kesempatan kerja
baru dalam kegiatan ekonomi.

Sektor pariwisata sebagai salah satu sektor andalan (leading sector) di samping industri
kecil dan agroindustri, merupakan suatu instrumen untuk menghasilkan devisa dan
sekaligus diharapkan akan memperluas dan meratakan kesempatan berusaha, lapangan
kerja serta memupuk rasa cinta tanah air. Untuk itu perlu dilakukan pembangunan
pariwisata.

1
Pembangunan sektor pariwisata merupakan bagian integral dari pembangunan nasional
yang pelaksanaannya melibatkan tiga stake holder kunci yakni pemerintah, swasta dan
masyarakat. Pengembangan sektor ini dilaksanakan secara lintas sektoral yang
melibatkan banyak institusi baik tingkat lokal, regional, nasional bahkan internasional.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembahasan ini akan dikhususkan mengenai “DAMPAK ADANYA TAMAN
MINI INDONESIA INDAH TERHADAP INDUSTRI PARIWISATA SENI & BUDAYA DI
DAERAH".
Intinya ini berkaitan dengan sektor ekonomi riil dan industri jasa angkutan, perhotelan
dan restoran di daerah termasuk PAD (Pendapatan Asli Daerah).

1.3 Sasaran

Pariwisata adalah industri jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal,
makanan, minuman, dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan,
dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan
pengalaman baru dan berbeda lainnya.

Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan
pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu
pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh
Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah
wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada
orang non-lokal.

Ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan


dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya
ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.

2
BAB II
PERMASALAHAN

2.1  Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini “Indonesia Indah” (TMII) merupakan tempat rekreasi yang sangat populer
dan akrab bagi warga kota Jakarta serta kota-kota lain di Indonesia, bahkan
mancanegara. Konsepnya menyajikan wahana dan fasilitas secara rekreatif, informatif,
edukatif, komunikatif, dan atraktif (RIEKA).

Miniatur Indonesia secara lengkap, baik bentang darat, kekayaan alam, aneka warna
seni dan budaya daerah, maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
berbagai bentuk seni dan budaya masa kini tersajikan di sini. Paparannya diwujudkan
dalam bentuk Miniatur Arsipel Indonesia yang merupakan danau buatan dengan tiruan
kepulauan Indonesia berikut penampang daratnya beserta anjungan-anjungan daerah.
Tiap anjungan tersebut menampilkan rumah adat bercorak arsitektur tradisional berikut
penyajian benda-benda budaya, pentas seni, upacara adat, keragaman kuliner, dan
berbagai seluk beluk yang berkait dengan daerah bersangkutan, yang secara nyata
menunjukkan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an Indonesia.

Selain anjungan daerah, berderet museum-museum yang memamerkan bukan hanya


koleksi sejarah, budaya, serta teknologi masa lalu dan masa kini melainkan juga
menciptakan dialog dengan pengunjung melalui berbagai peragaan yang—pada
gilirannya—menjadi tonggak penciptaan di masa depan. Penampilan 15 museum, antara
lain Museum Indonesia, Museum Transportasi, Museum Migas, Pusat Peragaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, merupakan sumber informasi tiada batas.

Wahana rekreasi berupa 11 unit taman, antara lain Taman Burung, Taman Akuarium Air
Tawar, dan Taman Bunga Keong Emas; berbagai wahana inovatif, seperti Istana Anak
Anak Indonesia, Teater Imax Keong Emas, Teater 4D’Motion, Kereta Gantung (skylift),
“monorel” Aeromovel; serta Taman Budaya Tionghoa Indonesia dan TMII Waterpark
yang kini sangat diminati oleh semua kalangan baik anak-anak maupun orang dewasa,
juga menawarkan nuansa yang menarik.
Berbagai jenis wahana dan fasilitas tersebut semuanya mempunyai dimensi rekreasi,
pendidikan, pelestarian, sekaligus pemerkayaan cakrawala pengetahuan dan pewarisan
nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, khususnya bagi generasi muda.

3
2.2 Pariwisata TMII Dilihat Dari Sector Ekonomi Riil Dan Industri Jasa Angkutan,
Perhotelan Dan Restoran Di Daerah Termasuk PAD (Pendapatan Asli Daerah)

Berdasarkan gambaran di atas, dapat diketahui bahwa sektor kepariwisataan di Taman


Mini Indonesia Indah (TMII) memiliki potensi yang besar, yaitu memiliki obyek dan daya
tarik wisata sebagai sesuatu yang dapat dilihat (something to see) dan sesuatu yang
dapat dilakukan (something to do) oleh wisatawan. Oleh karena itulah sektor pariwisata
ditetapkan menjadi salah satu dari berbagai macam obyek wisata di Jakarta sebagai
sektor prioritas dalam pembangunan daerah. Kondisi ini didukung oleh status serta
posisi strategis TMII yang dapat diakses dari mana saja.

Para wisatawan yang datang ke obyek wisata di Taman Mini Indonesia Indah pada
umumnya berasal dari kalangan pelajar yang bertujuan untuk belajar sambil berwisata
dan dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu juga terdapat kunjungan wisatawan
mancanegara. Lonjakan pengunjung selalu terjadi pada musim ramai (peak season)
yakni pada saat hari-hari besar/libur nasional serta hari-hari besar agama. 

Untuk mempertahankan Taman Mini "Indonesia Indah" seperti keadaannya kini,


diperlukan kesiapan dalam berbagai bidang. Dana dan sumber daya manusia untuk
mengelolanya harus selalu tersedia dengan taraf yang cukup tinggi. Pengelolaan ini
bukan sekedar menampilkan keberadaan fisiknya saja, tetapi yang lebih penting ialah
mewujudkan penampilan yang memenuhi landasan filsafati yang telah dijadikan
pijakannya. Anjungan tidak sekedar menggelar pameran benda-benda peninggalan
kebudayaan masa lalu atau menggelar pertunjukan tarian saja, tetapi harus dapat
mengajak masyarakat menemukan cara dan jalan dalam menuju cita-cita yang
dinyatakan dalam uraian aspek dan prospek pembangunan Proyek Miniatur "Indonesia
Indah". Mewujudkan tugas ini tidak mudah dan tidak ringan. Untuk melaksanakannya
dituntut ketangguhan sumber daya manusia yang mampu mengejawantahkan cita-cita
bangsa dalam bentuk yang relatif sangat terbatas, dan dana penyelenggaraan yang
harus tersedia untuk tidak membatasi gerak.

Penyediaan sumber daya manusia dan dana seperti itu memerlukan strategi yang tepat.
Oleh karena itu dalam pengembangan kegiatan Taman Mini "Indonesia Indah"
kebutuhan dalam bidang sumber daya manusia dan dana menjadi bagian tak
terpisahkan dalam pengembangan programnya. Pengembangan program semacam ini
harus dilakukan apabila Taman Mini "Indonesia Indah" akan mampu menjangkau masa
depan.

4
2.3 Pencitraan TMII Terhadap Dunia Pariwisata

Sebagai sebuah kawasan wisata, kehadiran TMII tak cuma diakui oleh masyarakat luas
yang ditandai oleh padatnya pengunjung di hari-hari libur, tetapi pengakuan berupa
sejumlah penghargaan dari berbagai kalangan resmi.

Dalam usianya yang baru setahun, pada tahun 1976. TMII telah menerima penghargaan
di bidang kepariwisataan dari pemerintah DKI Jakarta. Kemudian berturut-turut pada
tahun 1977 dan 1978 memperoleh penghargaan kepariwisataan dari pemerintah DKI
berupa "Palm Perunggu" dan "Palm Perak". Pada tahun 1981 masih dari pemerintah
DKI. TMII memperoleh penghargaan kepariwisataan berupa "Palm Emas".

Pada tahun 1987, TMII memperoleh penghargaan pelestarian kebudayaan Golden


Award dari Pacific Asian Travel Association (PATA). Di bidang pembinaan industri kecil,
hasil-hasil yang telah dicapai oleh TMII membuahkan penghargaan dari Pemerintah
republik Indonesia berupa Upakarti Kepeloporan pada tahun 1990.

Penghargaan kepariwisataan dari pemerintah DKI Jakarta, berupa "Adikarya Wisata"


diperoleh pada tahun 1991. 1992 dan 1993. Selanjutnya pada tahun 1994. TMtl
memperoleh plakat "Adikaryottama Wisata" juga dari pemerintah DKI Jakarta atas
prestasinya mempertahankan "Adikarya Wisata", selama empat tahun berturut-turut.
Adapun pada tahun 1995, TMII berhasil memperoleh penghargaan berupa piagam
"Adikaryottama Wisata 1995". Adikaryottama berasal dari bahasa sansekerta, yang
berarti Adi Karya yang Utama.

Pada tahun 1995 pula TMII memperoleh Penghargaan Penghijauan Lingkungan dari
Pemerintah DKI Jakarta. TMII merupakan hasil karya putra-putri Indonesia dalam upaya
melestarikan, membina dan mengembangkan serta menyebarluaskan ragam aspek
budaya Indonesia. Nilai-nilai tradisi warisan leluhur turun temurun, tata nilai yang
berlaku saat ini serta harapan-harapan bangsa Indonesia di masa datang tercermin dari
berbagi bentuk peragaan statis maupun dinamis di seluruh areal TMII.

TMII tercatat sebagai kawasan wisata Indonesia yang paling banyak menggelar produk-
produk kesenian daerah. Di tiap Anjungan. maupun di tiap sudut bagiannya. setiap hari
ada saja pesona budaya daerah yang bisa disaksikan pengunjung. Atraksi-atraksi
menarik yang pada akhirnya akan mendorong pengunjung untuk datang ke daerah
tersebut manakala ada kesempatan.

Kesempatan yang dibuka luas oleh TMII di bidang seni budaya membawa dampak dalam
menggairahkan semangat berkesenian di daerah-daerah. Suasana kompetisi untuk

5
menampilkan yang terbaik merangsang kreativitas dan daya inovasi para seniman
daerah untuk menghasilkan karya-karya seni budaya berkualitas. Untuk menentukan
kelompok kesenian yang akan tampil di TMII, tidak jarang didahului oleh serangkaian
seleksi maupun festival tingkat daerah sehingga terpilihlah kelompok-kelompok terbaik
yang menjadi duta seni daerahnya ke TMII. Sebaliknya. kelompok-kelompok yang
mampu tampil terbaik dan telah menunjukkan prestasi di TMIl, sesampainya kembali di
daerah akan menjadi motivasi bagi kelompok-kelompok lainnya untuk berkarya dan
berpretasi lebih baik lagi.

Dalam upaya mempersiapkan generasi penerus untuk terus mencintai, menghayati dan
mendalami seni budaya bangsanya, TMII melalui sanggar-sanggar pendidikan seninya
secara aktif menggugah minat dan apresiasi generasi muda, mulai dari anak-anak hingga
dewasa. Upaya pendidikan dan pembinaan ini telah menunjukkan hasil yang cukup
menggembirakan. Melalui sasana krida maupun sanggar-sanggar tari dan musik di
lingkungan TMII, masyarakat dari berbagai generasipun dapat bersama-sama mengenal,
mempelajari, melestarikan dan mengembangkan beragam aspek seni budaya Indonesia.

BAB III
PENUTUP

6
3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Taman Mini
Indonesia Indah memiliki beberapa kekayaan kebudayaan Indonesia bukan hanya itu
dampaknya sebagai tempat pariwisata memiliki keunikan tersendiri dibanding tempat –
tempat pariwisata yang lain, karena mungkin satu – satunya pariwisata yang
menampilkan ataupun menawarkan kepada masyarakat dalam hiburan kebudayaan
Nasional Indonesia.

Dalam peranannya sebagi “Wajah Indonesia” yang mewakili citra bangsa dan negara
Indonesia, TMII kerap dikunjungi oleh Kepala Negara maupun Kepala Pemerintahan dari
negara-negara sahabat di seluruh dunia. Hampir di setiap kedatangan tamu-tamu
kehormatan tersebut, diacarakan penanaman pohon beringin persahabatan di salah
satu lokasi TMII.

Di bidang industri kecil, para pengrajin benda-benda seni dari berbagai daerah secara
terus menerus dan berkesinambungan diberi kesempatan dan dibina untuk tampil dan
berkarya, sekaligus untuk memasarkan hasil karyanya. Demikian pula pembinaan
terhadap para penyandang cacat tubuh juga dilakukan. TMII bahkan juga membina
ratusan penjual jamu gendong. Masyarakat kecil yang memiliki andil besar dalam
pelestarian dan pengembangan budaya bangsa Indonesia yang bemilai tinggi.

Anda mungkin juga menyukai