Korea Selatan pada tanggal 16 Maret lalu mengumumkan keberhasilan mereka untuk mengembangkan tanaman yang dapat bertahan lama terhadap kekeringan, melalui perubahan genetik. Menurut hasil riset yang dimuat pada jurnal Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat, edisi 17 Maret, metode itu dapat memelihara berbagai jenis tanaman, termasuk padi, jagung, kapas, dan gandum, yang dapat bertahan lama dalam kondisi kekeringan. Ditambah lagi, hasil tersebut dapat mengembangkan tanaman baru yang dapat ditanam dalam temperatur tinggi. V Kekeringan ini langsung mempengaruhi industri pertanian, dapat mendefinisi tingkat kekeringan, berlandaskan jumlah kelembaban di bawah tanah yang berkaitan langsung dengan pertumbuhan tanaman V
Kekeringan ini ditentukan oleh jumlah pemasokan air, termasuk jumlah air di sungai, bendungan dan bawah tanah yang dapat dimanfaatkan V
Kekeringan ditentukan oleh jumlah curah hujan, tidak turun hujan dan kelanjutan kondisi kemarau dalam jangka waktu tertentu V
Kekeringan yang ditentukan oleh angka persentase bagi rata-rata jumlah curah hujan bulanan atau tahunan dalam jangka waktu tertentu Jara terbaik secara tradisional untuk mengatasi fenomena kekeringan adalah penggunaan sumber air setelah disimpan semaksimal mungkin. Namun demikian, cara tersebut juga memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, apabila berhasil mengembangkan tanaman yang dapat bertahan lama terhadap kekeringan, maka hal itu akan menjadi suatu cara baru untuk menanggulangi kondisi kekeringan. Tanaman tanaman tahan kekeringan memiliki akar yang sanggup menembus tanah kering, kutikula yang tebal mengurangi kehilangan air,dan kesanggupan menyesuaikan diri dengan garam di dalam sel. Tanaman toleran terhadap kekeringan ditransfer dari gen kapang yangmengeluarkan enzim trehalose. Tembakau salah satu tanamantransgenik yang dapat toleran dengan suasana kekeringan