Anda di halaman 1dari 30

Workshop

“Membangun Sistem Inovasi Daerah”


Surakarta, 26 Juni 2008

RANGKUMAN “TUTORIAL”
Tatang A. Taufik PEMBENTUKAN DEWAN RISET
Pusat Teknologi Informasi dan
Komunikasi (PTIK)
DAERAH (DRD) DAN PENYUSUNAN
Badan Pengkajian dan
DOKUMEN STRATEGI INOVASI
Penerapan Teknologi (BPPT) DAERAH
OUTLINE

LANDASAN LEGAL

LANGKAH PENTING

DRD & STRATEGI INOVASI DAERAH

KERANGKA INSTRUMEN LEGAL

INDIKATOR KEBERHASILAN

2
FUNGSI DAN PERAN PEMERINTAH
(UU NO. 18/2002, Pasal 18 : Fungsi Pemerintah)

• UU No.18/2002 (Bab IV Fungsi dan Peran Pemerintah, Pasal


18):
– Pemerintah berfungsi menumbuhkembangkan motivasi,
memberikan stimulasi dan fasilitas, serta menciptakan iklim
yang kondusif bagi perkembangan Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
Indonesia.
– Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), pemerintah wajib merumuskan arah, prioritas utama, dan
kerangka kebijakan pemerintah di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dituangkan sebagai kebijakan strategis
pembangunan nasional ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Agar pelaksanaan fungsi pemerintah tersebut dapat
direncanakan secara baik dan dapat dipahami oleh perguruan
tinggi, lembaga litbang, badan usaha, dan lembaga
penunjang yang terlibat dalam pelaksanaannya, serta oleh
semua pihak di lingkungan pemerintah, pemerintah daerah,
dan lembaga swasta yang berkepentingan, maka: arah,
prioritas utama, dan kerangka pelaksanaan fungsi pemerintah di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut perlu
dituangkan secara tertulis ke dalam suatu kebijakan strategis
pembangunan nasional ilmu pengetahuan dan teknologi.
3
BEBERAPA POKOK PIKIRAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN
IPTEK DI DAERAH (UU No. 18/2002, Pasal 20 : Fungsi
Pemerintah)

Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan


Ayat 1: Fungsi pemerintah daerah, yaitu Semangat otonomi atau kewenangan
menumbuhkembangkan motivasi, daerah dalam bertindak lokal selalu
memberikan stimulasi dan fasilitas, serta dalam kerangka nasional.
menciptakan iklim yang kondusif bagi
pertumbuhan serta sinergi unsur
kelembagaan, sumber daya, dan jaringan
ilmu pengetahuan dan teknologi di wilayah
pemerintahannya sebagai bagian integral dari
Sisnas P3Iptek.
Ayat 2: Pemerintah daerah wajib merumuskan Dimaksudkan agar semua pihak yang
prioritas serta kerangka kebijakan di bidang berkepentingan dapat memahami arah,
ilmu pengetahuan dan teknologi yang prioritas, serta kerangka kebijakan
dituangkan sebagai kebijakan strategis pemerintah daerah di bidang ilmu
pembangunan ilmu pengetahuan dan pengetahuan dan teknologi. Dengan
teknologi di daerahnya. demikian pembangunan menjadi agenda
bersama para pihak di daerah

4
BEBERAPA POKOK PIKIRAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN
IPTEK DI DAERAH (UU No. 18/2002, Pasal 20 : Fungsi
Pemerintah)

Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan


Ayat 3: Pemerintah daerah harus Keterbukaan Pemda terhadap
mempertimbangkan masukan dan advisory dan advokasi dari unsur
pandangan yang diberikan oleh unsur kelembagaan iptek.
kelembagaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Ayat 4: Pemerintah daerah membentuk Instrumen ”kelembagaan” di daerah


Dewan Riset Daerah yang (DRD) dengan fungsi penyusunan
beranggotakan masyarakat dari unsur kebijakan iptek di daerah, dukungan
kelembagaan ilmu pengetahuan dan kepada Pemda dalam berkoordinasi,
teknologi di daerahnya. dan perwakilan dalam DRN.

5
BEBERAPA POKOK PIKIRAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN
IPTEK DI DAERAH (UU No. 18/2002, Pasal 21: Peran
Pemerintah)

Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan


Ayat 1: Pemerintah dan pemerintah Catatan : Instrumen kebijakan
daerah berperan mengembangkan merupakan alat kebijakan yang
instrumen kebijakan untuk digunakan agar kebijakan yang
melaksanakan fungsi sebagaimana diambil dapat efektif mencapai tujuan.
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dan
Pasal 20 ayat (1).
Ayat 2: Instrumen kebijakan sebagaimana Catatan : Prinsip dasar bagi
dimaksud dalam ayat (1) diberikan penetapan kebijakan beserta
sebagai bentuk kemudahan dan instrumennya adalah pemahaman
dukungan yang dapat mendorong atas ”isu kebijakan” yang hendak
pertumbuhan dan sinergi semua unsur diatasi dan bagaimana instrumen
Sistem Nasional Penelitian, kebijakan ditetapkan agar memenuhi
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu kaidah/kriteria kebijakan yang baik.
Pengetahuan dan Teknologi.

6
BEBERAPA POKOK PIKIRAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN
IPTEK DI DAERAH (UU No. 18/2002, Pasal 21: Peran
Pemerintah)
Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan
Ayat 3: Instrumen a. Dukungan sumber daya yang dimaksud dalam ayat ini
kebijakan sebagaimana dapat berbentuk dukungan keahlian dan kepakaran,
dimaksud dalam ayat (1) dukungan informasi dan kekayaan intelektual, serta
dukungan sarana dan prasarana.
dan ayat (2) dapat
berbentuk dukungan b. Dukungan dana yang dimaksud dalam ayat ini dapat
diberikan sebagai bantuan pembiayaan bagi perguruan
sumber daya, dukungan tinggi, lembaga litbang, dan badan usaha dalam
dana, pemberian insentif, melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan
penyelenggaraan program penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau
ilmu pengetahuan dan sebagai bantuan pembiayaan bagi lembaga penunjang
teknologi, dan untuk memperkuat daya dukung serta meningkatkan
pembentukan lembaga. aliran investasi di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
c. Pemberian insentif yang dimaksud dalam ayat ini dapat
berupa keringanan pajak, penanggulangan resiko,
penghargaan dan pengakuan, maupun bentuk insentif
lain yang dapat mendorong pendanaan kegiatan
penelitian, pengembangan, perekayasaan, inovasi dan
difusi teknologi dari badan usaha dan masyarakat, serta
meningkatkan alih teknologi dari badan usaha asing
yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia.
7
BEBERAPA POKOK PIKIRAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN
IPTEK DI DAERAH (UU No. 18/2002, Pasal 21: Peran
Pemerintah)

Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan


Ayat 3 d. Penyelenggaraan program ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dimaksud dalam ayat ini
diperlukan untuk meningkatkan penguasaan,
pemanfaatan, dan pemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang strategis
serta menggali potensi nasional dan daerah.
e. Pembentukan lembaga yang dimaksud dalam
ayat ini adalah lembaga yang belum atau tidak
dapat dikembangkan oleh masyarakat, namun
diperlukan untuk memperkuat Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

8
BEBERAPA POKOK PIKIRAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN
IPTEK DI DAERAH (UU No. 18/2002, Pasal 21: Peran
Pemerintah)

Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan


Ayat 4: Lembaga yang dimaksud Pada tingkat pusat, pembentukan lembaga
dalam ayat (3) dapat meliputi yang dimaksud dalam ayat ini dapat berupa:
lembaga litbang dan lembaga a. Lembaga litbang departemen dan lembaga
penunjang, baik yang berdiri lain yang sejenis yang berada di bawah
sendiri sebagai Lembaga naungan departemen tertentu yang
Pemerintah Non Departemen kegiatannya berkaitan dengan
permasalahan sektor tertentu;
maupun sebagai unit kerja
b. Lembaga litbang non departemen yang
departemen atau pemerintah
merupakan organisasi yang berdiri sendiri
daerah tertentu. yang kegiatannya berkaitan dengan
permasalahan lintas sektor. Pada saat
undang-undang ini dibuat, yang termasuk
dalam jenis lembaga ini, antara lain, adalah
Badan Tenaga Nuklir Nasional, Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional;

9
Beberapa Pokok Pikiran dalam Kerangka Kebijakan Iptek di
Daerah (UU No. 18/2002, Pasal 21: Peran Pemerintah)

Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan


Ayat 4 c. Lembaga penunjang departemen dan lembaga lain
yang sejenis berada di bawah naungan departemen
tertentu yang kegiatannya berkaitan dengan
permasalahan sektor tertentu;
d. Lembaga penunjang non departemen merupakan
organisasi yang berdiri sendiri yang kegiatannya
berkaitan dengan permasalahan lintas sektor. Pada
saat undang-undang ini dibuat, yang termasuk dalam
jenis lembaga ini, antara lain, adalah Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, Badan
Pengawas Tenaga Nuklir, Badan Standardisasi
Nasional.
Di daerah pembentukan lembaga yang dimaksud
dalam ayat ini dapat berupa lembaga litbang dan
lembaga penunjang yang diperlukan untuk
mengembangkan kemampuan penguasaan,
pemanfaatan, dan pemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya yang diperlukan untuk
menggali dan mengembangkan potensi daerah
sesuai dengan karakteristik daerah.

10
Beberapa Pokok Pikiran dalam Kerangka Kebijakan Iptek di
Daerah (UU No. 18/2002, Pasal 21: Peran Pemerintah)

Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan


Ayat 5: Pelaksanaan instrumen kebijakan Prinsip implementasi instrumen
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) kebijakan menurut UU No. 18/2002
diselenggarakan secara adil, adalah
demokratis, transparan, dan akuntabel. – Keadilan
– Demokrasi
– Transparansi
– Akuntabilitas.

11
Penyusunan
Pembentukan
Dokumen
DRD
Strategi

Pertemuan Pembentukan Selesai


Awal Tim Tahap Awal

Penyiapan Penerbitan
Instrumen Instrumen
Legal Legal

12
INNOVATION GOVERNANCE ~ KONSEP Arnold, dkk
(2001 – 2004)
Tingkat 1
Desain / lintas Pemerintah Dewan kebijakan
Kebijakan
Penetapan
bidang tingkat
Kebijakan
tinggi

Tingkat 2 Departemen/ Departemen/ Departemen/


Koordinasi Kementerian Kementerian Kementerian
Desain yang
Program
berpusat pada Industri, dll. Riset dan Sektoral
misi kementerian Teknologi lainnya

Tingkat 3 Dewan Riset Badan Badan-badan


Koordinasi & dan Akademi Teknologi dan Program
Manajemen Inovasi Pendukung
pengembangan
Program
kebijakan yang
lebih rinci

Tingkat 4 Kontraktor
Program Produsen:
Pelaku riset dan
Administras/
inovasi Lembaga Perusahaan,
Implementasi Pertanian,
Litbang Rumah sakit,
Program
Perguruan dsb.
Tinggi

13
FUNGSI APA YANG HARUS MENJADI BAGIAN DARI
PENADBIRAN?

• Menetapkan arah (Setting directions)


• Sebagai “wasit”
• Koordinasi Horisontal
• Mengkoordinasikan pengembangan pengetahuan
• Strategic intelligence / bottleneck analysis
• Menuntun berbagai aktor menuju sasaran yang
dikehendaki oleh masyarakat
• Meningkatkan peran inovasi dan riset (opsional, tetapi
sangat penting)

Arnold & Boekholt (2004)

14
Issues for governance include …

• Systems-wide governance
• De-integration, subsidiarity and self-organisation
• Co-ordination and strategic direction-setting at Level 1
• Institutional co-ordination at Level 3, to make it easier to
tackle horizontal problems
• Placement of strategic intelligence / bottleneck analysis
within the system
• Role of beneficiaries in governance

Arnold & Boekholt (2004)

15
High-level ‘policy councils’ for
innovation

• Dimaksudkan untuk menjembatani “pendekatan


yang luas atas inovasi”
• Strategic level : mis. tidak mengurusi day-to-day
policy problems, tetapi menelaah isu-isu sistemik
dengan perspektif yang lebih berjangka panjang
• Keanggotaan pemerintah yang mencakup lebih dari
satu ‘policy domain’
• Keanggotaan yang terdiri dari ‘makers and shakers’
• Berbeda dari typical Research Councils, bertindak
sebagai penyokong dana bagi iptek
• Berbeda dari external ‘Advisory Council’, walaupun
sangat tipis pada dewan tingkat tinggi.

16
POLA ORGANISASI (PENGORGANISASIAN) DALAM
PENADBIRAN INOVASI

Kementerian

Umbrella
Mono-principal
Multi-principal Mono-programme
Multi-programme

Pelaku Riset dan Inovasi

Sumber : Arnold, et al., (2004, 2003). 17


KELEMBAGAAN : Membangun Kapasitas Untuk
Bertindak

VISI BERSAMA KEPEMIMPINAN


YANG BERKOMITMEN
• Proses membangun TERHADAP
konsensus VISI BERSAMA
• Peran penting bagi
ORGANISASI DAN • Partisipasi
seluruh
penuh komitmen
stakeholders PENGORGANISASIAN dari para
• Penentuan prioritas KOLABORASI pemimpin
langkah-langkah UNTUK swasta,
selanjutnya PEMBANGUNAN intelektual, dan
pemerintah

AGENDA PRAGMATIS
UNTUK
PEMBANGUNAN
• Struktur kelembagaan
membantu memformalkan
dan memfasilitasi:
– Perumusan agenda
tindak
– Proses membangun
konsensus
– Partisipasi para
pemimpin 18
“STRUKTUR ORGANISASI” PENADBIRAN
(GOVERNANCE) KEBIJAKAN DI DAERAH

Tingkat 1 Gubernur/
Kebijakan, Program, Kegiatan dan Organisasi serta

DPDS
Jaringan di Luar Daerah, Nasional & Internasional

Kebijakan lintas DPRD


Bupati/Walikota
bidang tingkat Tim/Gugus
tinggi DRD Tim Ahli
Tugas
Asisten, Ka. Bappeda &
Ka. Perangkat Daerah tertentu
Tingkat 2
Koordinasi yang
berpusat pada
misi Perangkat
Daerah Badan/Dinas/ Badan/Dinas/ Organisasi
(Badan/Dinas/ Kantor Kantor Lintas Perangkat
Kantor, dll.) Sektoral Sektor Daerah
lainnya

Tingkat 3 Kegiatan Kegiatan Kegiatan


Koordinasi
Implementasi

Tingkat 4 Kontraktor
Pelaku litbang/ Program Produsen Konsumen
inovasi Lembaga
Litbang/
UPTD, dll.
Perguruan
Tinggi Litbang Swasta/Non-pemerintah

Keterangan: Instruksi, Sumber Daya,


Instruksi, Sumber Daya Hasil Saran/ Pelaporan, Hasil,
Koordinasi dan Integrasi
Koordinasi dan Integrasi Horisontal & Vertikal
Saran (Advis) / Pelaporan (Kerjasama)
Horisontal (Kerjasama)

19
ILUSTRASI STRUKTUR INTERVENSI INOVASI SECARA UMUM:
Organisasi dalam Perancangan dan Implementasi Kebijakan

Pemerintah Daerah DPRD


DRN Badan/Dewan
Penasihat. Mis.: DPDS

DRD Tim Dinas/ Dinas/


DRD Balitbangda Bapeda
Lain Klaster Kantor Kantor

Lemlitbang
Payung (Umbrella)
Horisontal Vertikal
Perguruan
Tinggi

Lembaga Non Instrumen Intervensi. Mis.:


Pemerintah
Instrumen Insrumen
Program-program Litbang
Lain

Pelaksana : Perguruan Tinggi, Perusahaan, Organisasi Riset, dsb.

20
ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Menurut Perundangan yang Berlaku

Pemerintah
Renstr Pedoman Renja - Pedoman Rincian
RKA-KL
a KL KL APBN

Pusat
Pedoman Diacu

RPJP Pedoman
Dijabar
Pedoman
RPJM kan
Nasiona RKP RAPBN APBN
Nasional
l

Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang

RPJP Pedoman RPJM Dijabar RKP Pedoman

Pemerintah
RAPBD APBD
Daerah Daerah kan Daerah

Daerah
Pedoman Diacu

Renstr Pedoman Renja - Pedoman RKA - Rincian


a SKPD SKPD SKPD APBD

UU SPPN UU KN

Strategi Inovasi
Daerah
21
PENYIAPAN DRD & DOKUMEN STRATEGI INOVASI
DAERAH

Bahan-bahan acuan 

Bahan hasil diskusi awal 


Template draf 
Tim Fasilitator (Scouting Team): 
1. ....
2. ....

Pertemuan Tim Fasilitator berikutnya :

Proses “estafet” dari Tim Fasilitator ke Tim DRD 

Tindak lanjut, Sasaran dan Jadwal 

PIC: 
• Bappeda . . .
• BPPT . . . .

22
CHECK-LIST PENYIAPAN DRD & DOKUMEN STRATEGI
INOVASI DAERAH

Draf SK Bupati tentang Pembentukan DRD 

Bahan-bahan acuan : Buku, Draf Panduan, Contoh 

Bahan hasil diskusi awal 

Template draf 

Tindak lanjut, Sasaran dan Jadwal 

PIC: 
• Pemkab Sumedang (. . . . & . . . .)
• BPPT ( & )

23
SKEMA PENYUSUNAN STRATEGI INOVASI
DAERAH
1 Jadwal
Dokumen
Acuan Lain Introduks
yang Relevan Jadwal
Penetapan Kerangka 2 i
Jadw
dan Masukan Muatan al
Utama Penghimpunan
3 Bahan &
Pembentukan Tim Pemutakhiran Data
(Balon DRD)
4
Tim menyusun 5 Masyarakat (DPDS) & Pemkab
DRD
Rancangan Awal (SKPD) Menyampaikan
Terbent
Strategi Inovasi
uk Masukan
Daerah
6
a)Visi,Misi & Arah
Program SKPD
Kebijakan
b)Tujuan & Sasaran
Strategis 7 DRD Mengkomunikasikan Draf
d) Matriks Utama
c) Program Program SKPD Strategi Inovasi Daerah kepada
Pemkab, DPDS & DPRD

DRD Menyampaikan Dokumen 8


Strategi Inovasi Daerah
kepada Pemda Penetapan Strategi
Inovasi Daerah
Pemda Melakukan 9 10
Penyempurnaan Dokumen Digunakan sebagai
Strategi Inovasi Daerah Pedoman Penyusunan
Kegiatan Tahunan,
Pemantauan dan
Evaluasi 24
CONTOH SKEMA PENYUSUNAN STRATEGI INOVASI
DAERAH
Dokumen Jadw
Acuan Lain al
Introduks
yang Relevan Jadwal
Penetapan Kerangka Jadw i
dan Masukan Muatan al
Utama Penghimpunan
Bahan &
Pembentukan Tim Pemutakhiran Data
(Balon DRD)
1
Tim menyusun 2 Masyarakat (DPDS) & Pemkab
DRD
Rancangan Awal (SKPD) Menyampaikan
Terbent
Dalam proses

Strategi Inovasi
uk Masukan
Daerah
3
a)Visi,Misi & Arah
Program SKPD
Kebijakan
b)Tujuan & Sasaran
Strategis 4 DRD Mengkomunikasikan Draf
d) Matriks Utama
c) Program Program SKPD Strategi Inovasi Daerah kepada
Pemkab, DPDS & DPRD

DRD Menyampaikan Dokumen 5


Strategi Inovasi Daerah
kepada Pemda Penetapan Strategi
Inovasi Daerah
Pemda Melakukan 6 7
Penyempurnaan Dokumen Digunakan sebagai
Strategi Inovasi Daerah Pedoman Penyusunan
Kegiatan Tahunan,
Pemantauan dan
Evaluasi 25
CONTOH JADWAL AGENDA JANGKA PENDEK :
Penyusunan Dokumen Strategi Inovasi Daerah

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3

ELEMEN AGENDA 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan Rancangan Awal


2. Ekspose Rancangan Awal
kepada Pemkab
Revisi Rancangan Awal

3. Penyusunan Matriks Program

4. Ekspose Draf kepada Pemkab

4. Ekspose Draf kepada DPRD

Revisi Draf

5. Penyampaian Draf oleh DRD


kepada Pemkab
6. Penyempurnaan Draf oleh
Pemkab
7. Penetapan Strategi Inovasi
Daerah oleh Bupati
26
KEBERHASILAN DRD

Ukuran Contoh Indikator


• Kemampuan “MELAKSANAKAN Lihat landasan perundangan (UU No.18/2002:
TUGAS DAN FUNGSI” yang pokok Pasal 20, Ayat 4 ~ Penjelasan)
~ Functioning
• Kemampuan “MERESPON” isu 1. Keterlibatan lembaga dan/atau anggota dalam
penting/strategis (dan aktual) yang merespon isu penting/strategis tertentu
relevan ~ Responsive 2. Usulan/rekomendasi solusi atas isu yang
berkembang

• Menjadi “KELOMPOK YANG 1. Keterlibatan lembaga/anggota dalam dialog


BERPENGARUH” dalam kebijakan atau proses kebijakan publik dan dalam
publik yang relevan dan dalam agenda perbaikan kebijakan yang relevan.
perbaikan kebijakan ~ Influencing 2. Anggota sebagai nara sumber dalam proses
kebijakan dan/atau dalam agenda perbaikan
kebijakan yang relevan.
3. Hasil kajian menjadi rujukan dalam proses
kebijakan dan/atau dalam agenda perbaikan
kebijakan yang relevan.
• “KEPIONIRAN/ KEPRAKARSAAN” 1. Prakarsa dalam mengangkat wacana positif
dalam perbaikan kebijakan ~ 2. Prakarsa perbaikan (reformasi) kebijakan
Pioneering; Leadership

27
KEBERHASILAN DOKUMEN STRATEGI INOVASI
DAERAH

Ukuran Contoh Indikator

• Rumusan tertulis yang “TEPAT Ketersediaan sebagai salah satu


WAKTU” ~ Timing acuan perencanaan pembangunan
(program aksi para aktor)
• Rumusan tertulis yang “DITERIMA” Pengakuan legalitas dokumen
oleh para pemangku kepentingan kunci
~ Acceptance
• Dokumen “TERSOSIALISASIKAN” • Penyampaian (delivery) pada
dengan baik ~ Diffused pemangku kepentingan kunci
• Jangkauan sebaran (outreach)
dokumen
• Pokok pikiran dan rekomendasi 1. Jangka Pendek : Program/kegiatan
“DIADOPSI/ DIIMPLEMENTASIKAN” yang dilaksanakan sejalan dengan
oleh, atau “MENJADI ACUAN” bagi yang dirumuskan/ direkomendasikan
aktor yang relevan ~ Operasionalized 2. Jangka Menengah : Diadopsi dalam
RPJMD
3. Jangka Panjang : Diadopsi dalam
RPJPD

28
“Pengaruh” DRD dari Perspektif
Kebijakan

A. Manajemen & Kebijakan Pembangunan :


– RPJMD & Program
– RPJPD
– Reformasi kebijakan
B. Kemitraan
C. Intensitas Aktivitas Pengetahuan
D. “Petarencana” yang lebih baik ke depan.

29
Terimakasih
http: //sisteminovasi.wordpress.com

30

Anda mungkin juga menyukai