Dian Ruharman
Meilani
A. Definisi
Kutipan adalah salinan kalimat, paragraph, atau pendapat dari seseorang pengarang
atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku,
jurnal, baik yang melalui media cetak maupun elektronik. Kutipan ditulis untuk
menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan
sumber penulisan
Dalam pedoman Ejaan yang Disempurnakan disebutkan bahwa “unsure pinjaman yang
pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini
diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.”1
1Dendy Sugono (Penangg.Jwb. ), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (Jakarta : Pusat
Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2004) ,hlm.23
ii. Kutipan langsung lima baris ke atas ditulis terpisah dari teks, spasi
rapat (satu spasi), margin kiri masuk ke dalam teks lima spasi, dari
margin kanan tiga spasi, dan pada akhir kutipan diberi nomor catatan
kaki. Contoh Kutipan lima baris ke atas :
Artikel dan makalah pendek yang tidak menggunakan catatan kaki dapat
menggunakan data pustaka dalam teks. Hal ini disebabkan karena :
Data pustaka dalam teks digunakan dalam menulis karangan pendek, misalnya
artikel di surat kabar. Data pustaka yang dituliskan mencakup : Pencipta ide, penulis
buku, nama buku, tahun, dan halaman. Contoh penulisan data pustaka dalam teks :
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran
atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan
keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan
daftar bacaan/bibliografi.
1. Catatan kaki dan uraian pada halaman yang sama pada bagian bawah
digunakan dalam skripsi, tesis, disertasi, buku, atau karangan ilmiah formal
lainnya.
2. Catatan kaki pada akhir bab digunakan untuk karangan populer
3. Catatan kaki pada akhir karangan digunakan untuk karangan yang berbentuk
artikel untuk surat kabar, majalah, laporan yang tidak menggunakan pembagian
bab, atau esai dalam buku kumpulan esai.
1. Catatan kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama
2. Antar catatn kaki dipisahkan satu spasi
3. Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan atu spasi
4. Catatan kaki diketik sejajar dengan margin
5. Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut mulai dari nomor
satu untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai dengan akhir
bab. Pada setiap awal bab baru berikutnya catatan kaki dimulai dari nomor satu.
Laporan atau karangan tanpa bab, catatan kaki ditulis di akhir karangan
6. Nomor urut angka arab dan tidak diberi tanda apapun
7. Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya
Catatan kaki yang merupakan rujukan atau data pustaka ditulis berdasarkan cara
berikut :
1. Nama pengarang tanpa dibalik urutannya atau sama dengan nama
pengarang yang tertulis pada buku diikuti koma.
2. Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki
mencantumkan gelar tersebut
3. Judul karangan dicetak miring, tidak diikuti koma
4. Nama penerbit dan angka tahun diapit tanda kurung diikuti koma
5. Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. Angka nomor halaman diakhiri
titik (.)
Contoh
David Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge, 1994), hal. 273.
2
Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and Hermeneutics
(Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal. 72 - 76.
3
Idi Subandi Ibrahim, et al., Hegemoni Budaya (Yogyakarta: Bentang, 1997), hal. 52
- 54.
4
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (rev.ed.; Bandung: Remaja Rosdakarya,
2003), hal. 55.
1) Ibid.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin ibidem yang berarti pada tempat
yang sama. Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam catatan kaki nomor
tersebut sama dengan referensi pada nomor sebelumnya (tanpa diselingi catatan
kaki lain). Apabila halamannya sama, cukup ditulis Ibid., bila halamannya berbeda,
setelah Ibid. dituliskan nomor halamannya.
2) Op.Cit.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin opere citato yang berarti pada karya
yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam catatan kaki
pada nomor tersebut sama dengan referensi yang telah dikutip sebelumnya,
namun diselingi catatan kaki lain. Op.Cit. khusus digunakan bagi referensi yang
berupa buku.
3) Loc.Cit.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin loco citato yang berarti pada tempat
yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan sama dengan Op.Cit., yaitu apabila
referensi dalam catatan kaki pada nomor tersebut sama dengan referensi yang
telah dikutip sebelumnya, namun diselingi catatan kaki lain. Namun, referensi yang
diacu Loc.Cit. bukan berupa buku, melainkan artikel, baik itu dari koran, majalah,
ensiklopedi, internet, atau lainnya.
Contoh penggunaan:
1 Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi (Yogyakarta:
Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 45.
2 Ibid.
3 Ibid., hal. 55.
4 Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi," Jurnal
Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, No. 2 (Oktober, 1998), hal. 25-26.
5 Ibid., hal. 28.
6 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 70.
7 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and Hermeneutics
(Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal. 72 - 76.
8 Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran Tempo, 22
November, 2001, hal. 45.
9 Robert McChesney, “Rich Media Poor Democracy,”
www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html (akses 16 Agustus 2006).
10 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 96.
11 Ibid., hal. 99.
12 Ibid.
13 Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 22.
14 Francis Fukuyama, Loc.Cit.
15 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Op.Cit., 58.
16 Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 21.
Cara membaca:
Catatan kaki nomor (2) menggunakan Ibid., karena sumber kutipannya sama
persis dengan nomor (1) baik buku maupun halamannya.
Catatan kaki nomor (3) buku referensinya sama dengan nomor (2), hanya saja
beda halamannya.
Catatan kaki nomor (5) referensinya sama dengan nomor (4), hanya saja beda
halamannya.
Catatan kaki nomor (6), referensinya sama dengan nomor (1), karena telah
diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit., serta menuliskan
nama pengarang dan halaman.
Catatan kaki nomor (10) referensinya sama dengan nomor (1), karena telah
diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit.
Catatan kaki nomor (11), referensinya sama dengan catatan kaki sebelumnya,
tanpa diselingi catatan kaki lain, yaitu nomor (10), hanya saja beda
halamannya.
Catatan kaki nomor (12) referensinya sama persis dengan nomor (11).
Catatan kaki nomor (13) referensinya sama dengan nomor (4), hanya beda
halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (4)
berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan Loc.Cit., serta menuliskan
halamannya.
Catatan kaki nomor (14) referensinya sama persis, termasuk halamannya,
dengan nomor (8), karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (8)
berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan Loc.Cit.
Catatan kaki nomor (15) referensinya sama dengan nomor (7), hanya beda
halaman, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (7) berbentuk
buku (bukan artikel) maka menggunakan Op.Cit., serta menuliskan
halamannya.
Catatan kaki nomor (16) referensinya sama dengan nomor (4), hanya beda
halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (4)
berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan Loc.Cit., serta menuliskan
halamannya.
Nama pengarang, judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit),
Contoh : David Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge, 1994), hal. 273.
Nama pengarang pertama, et al., judul buku (kota penerbit: nama penerbit,
tahun terbit), Perhatikan: hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan,
nama-nama pengarang lainnya diganti dengan singkatan et al. Contoh :
Idi Subandi Ibrahim, et al., Hegemoni Budaya (Yogyakarta: Bentang, 1997), hal. 52 - 54.
Nama pengarang, judul buku (rev.ed.; kota penerbit: nama penerbit, tahun
terbit), Perhatikan: singkatan rev.ed. menunjukkan bahwa buku tersebut telah
mengalami revisi. Contoh :
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (rev.ed.; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 55.
Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
Buku terjemahan
Nama pengarang asli, judul buku, terj. nama penerjemah (kota penerbit:
nama penerbit, tahun terbit), contoh :
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH. (Yogyakarta: Penerbitan
Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45.
Kamus
Nama pengarang, judul kamus (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit),
contoh :
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994), hal. 595.
Nama pengarang artikel, ”judul artikel,” judul buku, ed. nama editor (kota
penerbit: nama penerbit, tahun terbit), contoh :
Rudi Harisyah Alam, “Perspektif Pasca-Modernisme dalam Kajian Keagamaan,” Kajian Keagamaan
dalam Tradisi Baru Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, eds. Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed., M. Deden
Ridwan (Bandung: Penerbit Nuansa dan PUSJARLIT, 1998), hal. 67-77.
Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana
Komunikasi Indonesia, No. 2 (Oktober, 1998), hal. 25-26.
Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran Tempo, 22 November, 2001, hal. 4.
Berita koran/majalah
Muzayin Nazaruddin, “War Against Terrorism: Critical Discourse Analysis,” (Skripsi Sarjana, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2004), hal. 205.
Muzayin Nazaruddin, “Dua Tipe Perempuan dalam Film dan Sinetron Mistik Indonesia,” (Makalah
disampaikan dalam Temu Ilmiah Nasional, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, 26 – 28 Juni,
2007).
U.S. Department of Foreign Affairs, Testimony by John. J. Maresca, Vice President International
Relations Unocal Corporation to House Committee on International Relations Subcommittee on Asia and The
Pacific (Washington D.C., 12 February, 1998).
Pernyataan lisan
Karl Marx, Selected Writings in Sociology and Social Philosophy, eds. T.B. Bottomore and Maximilien
Rubel (New York: McGraw-Hill, 1964), hal. 78, seperti dikutip oleh Arthur Asa Berger, Media Analysis
Techniques, terj. Setio Budi HH. (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45.
A. PENULISAN BIBLIOGRAFI
1. Daftar pustaka disusun menurut abjad pengarang, tanpa nomor urut.
2. Judul buku dicetak miring
3. Jarak antara butir buku dua spasi
4. Jarak dalam butir pustaka satu spasi
5. Perhatikan contoh-contoh dibawah ini.
a. Satu pengarang
Munandar, Utami, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, Jakarta:Rineka Cipta
1999.
Rook, George M, Paragraph Power, Communicating Ideas Through Paragraph, New
York: Pearson Education, P. 2000.
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah, Jakarta:Rineka Cipta, 2000.
Cara menuliskan:
1. Urutkan nama pengarang disusun dari belakang ke depan mengikuti urutan
dalam buku keculi nama tionghoa
2. Jika penulis adalah satu badan atau instansi, yayasan , departemen, komite
organisasi, dan pusat, maka nama badan-badan tersebut menggantikan tempat
nama pengarang/penulis
3. Jika tidak ada nama pengarang atau penulis, maka dimulai dengan nama buku
4. Nama buku dicetak miring dalam tulisan tangan atau ketikan nama buku
mendapatkan garis bawah masing-masing
5. Urutan tanda baca seperti diatas itulah yang dikehendaki
6. Jika ada lebih dari satu nama kota, maka diambil nama yang pertama
7. Jika tidak ada angka tahun, berilah angka tahun terakhir. Angka tahun biasanya
terdapat pada sampul dalam buku. Jika tidak ada juga, berilah singakatan t.th
(tanpa angka tahun)
b. Dua pengarang
Allen, Edward David, And Rebecca M. Valette, Classroom Technique : Foreign
Language Anda English As A Second Language, New York: Harcourt
Javanich, Inc., 1977.
Arifin, E.Z. Dan S.A. Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta : Akademika
Presendo, 1999.
Crow, Lester And Alice Crow, Educational Psychology, New York : American Book
Company, P. 1990.
Catatan: penulis dua pengarang atau lebih, nama penulis pertama dibalik, penulis
kedua dan seterusnya tidak dibalik.
c. Tiga pengarang
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan, Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta : Erlangga, 1999.
Atosokhi, Antonius, Antonina Panca Yuni Wulandari S.Sos., dan Drs, Yohanes
Babasari, Character Building II Relasi Dengan Sesa-ma, Jakarta : Elex Media
Komputido, 2003
Gibson, Ivanceivich, and Donelly, Organisasi Edisi Ke-8, Terj. Nunuk Adiarni MM,
Jakarta : Bina Aksara, 1997.
Cara penulisan :
1. Nama penulis/pengarang asli, judul buku asli atau terjemahan (sesuai dengan
buku sumber), terjemahan (terj.) dan nama penerjemah.
2. Jika tidak ada nama pengarang asli dalam terjemahan, judul buku terjemahan
ditulis ditempat nama pengarang.
Cara penulisan:
1. Judul artikel dalam tanda petik anda.
2. Koma diberikan sebelum tanda petik ganda terakhir
3. Angka romawi menyatakan volume atau tahun… dan angka arab menujukkan
halaman
4. Petunjuk yang sama ini berlaku pula bagi pengutipan artikel dari sebuah
ensiklopedia, bungan rampai, atau bab dalam buku.
5. Nama buku, jurnal majalah, dan ensiklopedia mendapat garis bawah atau dicetak
miring.
j. Disertasi diterbitkan
Keraf Gregorius, Morfologi Dialik Lamalera, Diserta UI 1978. Ende/Flores:Arnoldus,
1978
Meyer, Scott T. The Element Of Counceling, Disertasi State University Of Michican,
2001, New York: Brooks/Cole.
Catatan:
1. Disertasim, tesis, dan skripsi yang diterbitkan diberi notasi sebagai buku. Akan
tetapi keterangan tentang disertasi, tesis, atau skripsi harus diberikan nama
perguruan tinggi dan tahun ujian disertasi
2. Disertasi yang tidak diterbitkan ditulis dalam tanda petik ganda.harus dituliskan
pula disertasi, tesis atau skripsi, nama perguruan tinggi, dan tahun.
B. PENYUSUNAN BIBLIOGRAFI
a. Penyusunan bibligrafi cara pertama:
1. Nama pengarang (susunan: nama kedua,koma, nama pertama)
2.
– judul buku
– Judul artikel, nama jurnal vol. No./majalah/surat kabar
– Judul esai, nama buku kumpulan esai
– Judul karangan/penjelasan kata (istilah), nama ensiklopedia
3. Nama kota
4. Nama penerbit
5. Tahun pernebitan
Contoh:
Canfield, Jack, Mark Victor Hansen, Jannifer Read Hawthorne, Marci Shimoff,
Chicken Soup For The Women’s Soul, Terj. Anton MGS, Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama, 2000.
Keown, Arthur J, David F. Scoot, Jr, John D. Martin, J. William Petty, Basic Financial
Management, Buku 2, 7th Ed., Terj. Chaerul D. Djakman, S.E., MBA, dan Dwi
Sulityorini, S.E, M.M., Jakarta : Salemba Empat, 2000.
Allen, Edward David, and Rebecca, M. Valete, 1977. Classroom Technique : Foreign
Language and English as a Second Language, New York : Harcourt Javnich,
Inc.
Halim, Amran (ed). 1976. Politik Bahasa Nasional I. Jakarta : Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Iskandar,Yul (ed). 2001. Tes Potensi Akademik. Jakarta : Yayasan Dharma Graha.