PENDAHULUAN
Teori Relativitas Einstein adalah teori yang sangat terkenal, tetapi sangat sedikit yang
kita pahami. Utamanya, teori relativitas ini merujuk pada dua elemen berbeda yang bersatu
ke dalam sebuah teori yang sama: relativitas umum dan relativitas khusus. Theori relativtas
khusus telah diperkenalkan dulu, dan kemudian berdasar atas kasus-kasus yang lebih luas
langit dengan berbagai ukuran. Merekalah cikal bakal semua benda langit, mulai dari planet,
satelit, sampai pada galaksi yang paling besar. Reaksi-reaksi pada selubung nukleoaktivitas
menyebabkan evolusi pada wajah jagat raya. Pada awalnya, selubung itu berbentuk plasma
dengan temperatur yang luar biasa panas seperti pada permukaan bintang.
Cahaya dan gelombang elektromagnetik yang terlepas dari reaksi fusi dan fisi bisa
bergerak leluasa dalam media plasma, sehingga akhirnya tercerai-berai ke segala penjuru,
yang salah satunya sampai ke bumi. Oleh pengamat di bumi, panjang gelombang cahaya
tampak ditangkap retina mata, sehingga tampaklah benda langit itu bersinar.
Namun dalam hal ini penting pula mengetahui bagaimana hubungan antara teori
relativitas enstein dengan menghitung jarak benda langit terhadap titik acuan yaitu pusat tata
surya kita yaitu matahari. Menghitung jarak benda langit khususnya planet dan satelit lain
terhadap suatu titik acuan dapat pula dilakukan dengan menerapkan rumus relativitas
enstein.
Adapun rumusan masalah sesuai dengan latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
2. Bagaimana penerapan rumus relativitas enstein dalam menghitung jarak terhadap titik
acuan?
Manfaat bagi penulis maupun pembaca adalah untuk lebih mengetahui dan mendalami
mengenai penerapan rumus relativitas enstein dalam menghitung jarak benda terhadap titik
acuan.
Adapun manfaat dari penulisan dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
Teori Relativitas Einstein adalah teori yang sangat terkenal, tetapi sangat sedikit yang kita
pahami. Utamanya, teori relativitas ini merujuk pada dua elemen berbeda yang bersatu ke dalam
sebuah teori yang sama: relativitas umum dan relativitas khusus. Theori relativtas khusus telah
diperkenalkan dulu, dan kemudian berdasar atas kasus-kasus yang lebih luas diperkenalkan teori
relativitas umum.
Teori relativitas khusus Einstein-tingkah laku benda yang terlokalisasi dalam kerangka
acuan inersia, umumnya hanya berlaku pada kecepatan yang mendekati kecepatan
cahaya.
Transforasi Lorentz-persamaan transformasi yang digunakan untuk menghitung
perubahan koordinat benda pada kasus relativitas khusus.
Teori relativitas umum Einstein-Teori yang lebih luas, dengan memasukkan graviti
sebagai fenomena geometris dalam sistem koordinat ruang dan waktu yang melengkung,
juga dimasukkan kerangka acuan non inersia (misalnya, percepatan).
Prinsip relativitas fundamental.
Relativitas klasik (yang diperkenalkan pertama kali oleh Galileo Galilei dan didefinisikan ulang
oleh Sir Isaac Newton) mencakup transformasi sederhana diantara benda yang bergerak dan
seorang pengamat pada kerangka acuan lain yang diam (inersia). Jika kamu berjalan di dalam
sebuah kereta yang bergerak, dan seseorang yang diam diatas tanah (di luar kereta)
memperhatikanmu, kecepatanmu relatif terhadap pengamat adalah total dari kecepatanmu
bergerak relatif terhadap kereta dengan kecepatan kereta relatif terhadap pengamat. Jika kamu
berada dalam kerangka acuan diam, dan kereta (dan seseorang yang duduk dalam kereta) berada
dalam kerangka acuan lain, maka pengamat adalah orang yang duduk dalam kereta tersebut.
Permasalahan dengan relatifitas ini terjadi ketika diaplikasikan pada cahaya, pada akhir 1800-an,
untuk merambatkan gelombang melalui alam semesta terdapat substansi yang dikenal dengan
eter, yang mempunyai kerangka acuan(sama seperti pada kereta pada contoh di atas).
Eksperimen Michelson-Morley, bagaimanapun juga telah gagal untuk mendeteksi gerak bumi
relatif terhadap eter, dan tak ada seorangpun yang bisa menjelaskan fenomena ini. Ada sesuatu
yang salah dalam interpretasi klasik dari relatifitas jika diaplikasikan pada cahaya…dan
kemudian muncullah pemahaman baru yang lebih matang setelah Einstein datang untuk
menjelaskan fenomena ini.
Pada tahun 1905, albert eintein mempubilkasikan (bersama dengan makalah lainnya) makalah
yang berjudul, “On the Electrodynamics of Moving Bodies” atau dalam bahasa indonesianya
kurang lebih demikian,”Elektrodinamika benda bergerak” dalam jurnal Annalen der physik.
Makalah yang menyajikan teori relativitas khusus, berdasarkan dua postulat utama:
Postulat Einstein
Prinsip relativtas (pestulat pertama): Hukum-hukum fisika adalah sma untuk setiap kerangka
acuan
Prinsip kekonstanan kecepatan cahaya (postulat kedua): Cahaya dapat merambat dalam
vakum (misalnya, ruang vakum, atau “ruang bebas”), kecepatan cahaya dinotasikan dengan c,
yang konstan terhadap gerak benda yang meiliki radiasi.
sebenarnya, makalah tersebut menyajikan lebih formal, formulasi matematika dari postulat
tersebut. Bentuk dari postulat mungkin sedikit berbeda dari buku teks yang satu dengan yang lain
karena translasi dari bentuk matematika Jerman dengan bentuk Inggris yang selama ini sering
kita lihat.
Postulat kedua sering ditulis sembarangan dengan memasukkan bahwa kecepatan cahaya dalam
ruang hampa adalah c untuk setiap kerangka acuan. Sebenarnya postulat ini adalah berasal dari
dua postulat, bukan dari postulat kedua itu sendiri.
Postulat pertama kelihatan lebih masuk akal, tetapi bagaimanapun juga postulat kedua
merupakan revolusi besar dalam ilmu fisika. Einstein sudah memperkenalkan teori foton cahaya
dalam makalahnya pada efek fotolistrik (yang menghasilkan kesimpulan ketidakperluan eter).
Postulat kedua, adalah sebuah konsekuensi dari foton yang tak bermassa bergerak dengan
kecepatan c pada ruang hampa. Eter tidak lagi memiliki peran khusus sebagai kerangka acuan
inersia “mutlak” alam semesta, jadi bukan hanya tidak perlu, tetapi juga secara kualitatif tidak
berguna di dalam relativitas khusus.
Adapun makalah tersebut adalah untuk menggabungkan persamaan Maxwell untuk listrik dan
magnet dengan gerak elektron dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Hasil dari
makalah Einstein adalah memperkenalkan transformasi koordinat baru, dinamakan transformasi
Lorentz, antara kerangka acuan inersia. Pada kecepatan lambat, transformasi ini pada dasarnya
identik dengan moel klasik, untuk kecepetan yang mendekati kecepatan cahaya, menghasilkan
nilai yang berbeda secara radikal.
Selain itu, manipulasi aljabar sederhana dari konsep-konsep di atas menghasilkan dua hasil
signifikan yang pantas dijelaskan sendiri.
Hubungan Massa-Energi
Enstein mampu menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara massa dan energi, melalui rumus
yang sangat terkenal E=mc2. Hubungan ini telah dibuktikan dengan peristiwa yang sangat
dramatis di dunia, ketika bom nuklir melepaskan energi dari massa di Hiroshima dan Nagasaki
pada akhir perang dunia kedua.
Kecepatan Cahaya
Tak ada objek bermassa yang dapat bergerak dipercepat menuju kecepatan cahaya. Hanya objek
tak bermassa, seperti foton, yang dapat bergerak dengan kecepatan cahaya. (foton tidak bergerak
dipercepat menuju kecepatan cahaya, tetapi foton selalu bergerak dengan kecapatan cahaya).
Tetapi bagi objek fisis, kecepatan cahaya adalah terbatas. Energi kinetik pada kecepatan cahaya
menjadi tak terbatas, jadi tidak pernah dapat dicapai dengan percepatan.
Beberapa telah menunjukkan bahwa sebuah objek secara teori dapat bergerak melebihi
kecepatan cahaya, tetapi sejauh ini tidak ada entitas fisik yang dapat menujukkan itu.
Adopsi Relativitas Khusus
Pada 1908, Max Plank mengaplikasikan bentuk “teori relativitas” untuk menjelaskan konsep
relativitas khusus, karena aturan kunci dari relativitas memainkan peran dalam konsep tersebut.
Pada waktu itu, tentunya bentuk yang diaplikasikan hanya pada relativitas khusus, karena
memang belum terdapat relativitas umum.
Relativitas Einstein tidak segera diterima oleh fisikawan secara keseluruhan, karena kelihatan
sangat teoretis dan conterintuitif. Kemudian Einstein menerima penghargaan Nobel pada 1921,
khususnya penyelesaiannya untuk efek fotolistrik dan kontribusinya pada fisika teori. Tetapi
Relativitas masih menjadi kontroversi untuk menjadi referensi spesifik.
Seiring berjalannya waktu, bagaimanapun juga, presiksinya terhadap relativitas khusus akhirya
menjadi kenyataan. Misalkan, jam terbang di selruh dunia telah menunjukkan adanya
perlambatan dengan durasi yang diprediksi oleh teori relativitas.
Albert Einstein tidak menciptakan sendiri transformasi koordinat yang dibutuhkan untuk
relativitas khusus. Dia tidak harus melakukannya, karena transformasi yang dibutukan telah ada
sebelumnya. Einstein menjadi seorang yang ahli dalam pekerjaannya yang terdahulu dan
menyesuaikan diri pada situasi yang baru, dan juga dengan transformasi Lorentz seperti yang
telah Planck gunakan pada 1900 untuk menyelesaikan permasalahan bencana ultraviolet pada
radiasi benda hitam, Einstein merancang solusi untuk efek fotolistrik, dan dengan demikian dia
telah mengembangkan teori foton untuk cahaya.
2.2 Penerapan Relativitas Enstein dalam menghitung jarak benda 2 ( satelit ) terhadap
titik acuan ( matahari )
Dalam relativitas dipelajari juga tentang pergerakan – pergerakan planet dan kita
mengacukannya terhadap pusat matahari. Dari pergerakan planet tersebut dapat dihitung pula
kecepatan satelit mengelilingi matahari. Dengan melihat kecepatan pergerakan planet yaitu
dengan rumus
V1 = V1+V2
1+ V1.V2
c2