Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KINERJA PENGOLAHAN AIR LIMBAH PAVILYUN KARTIKA

RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA


*)
Sri Sumiyati , Imaniar

ABSTRACT

Hospitals produce solid waste and also wastewater, hazardous and non-hazardous. Pavilyun
Kartika as a part of RSPAD Gatot Soebroto, produces wastewater that has characteristic like a
domestic wastewater. The hazardous waste that produced by Pavilyun Kartika were managed
3
by RSPAD Gatot Soebroto. In Pavilyun Kartika, wastewater with flows 52 m /days comes from
bathrooms for patients, laundry, public bathrooms, and also kitchen. Wastewater of Pavilyun
Kartika contains high BOD, COD, and also Ammoniac, though still in save numbers, because
still under the standard regulation for wastewater in Jakarta. Wastewater treatment plant in
Pavilyun Kartika use extended aeration method, as part of biological treatment. The principal of
the treatment are aeration, sedimentation, and chlorination.

Key words: hospital, wastewater, treatment plant, extended aeration

PENDAHULUAN
Air limbah yang berasal dari rumah sakit sakit di Jakarta yang menggunakan
merupakan salah satu sumber pencemaran air insinerator milik RSPAD untuk
yang sangat potensial. Hal ini disebabkan pengolahan limbah B3 yang dihasilkan.
karena air limbah rumah sakit mengandung RSPAD Gatot Soebroto terbagi
senyawa organik yang cukup tinggi, menjadi beberapa unit
mengandung senyawa-senyawa kimia yang perawatan/pavilyun. Setiap pavilyun
berbahaya serta mengandung mikroorganisme tersebut memiliki instalasi pengolahan
pathogen yang dapat menyebabkan penyakit air limbah. Limbah cair yang dihasilkan
(Said, 2003). Pavilyun Kartika yang masuk ke
Air limbah rumah sakit adalah seluruh instalasi pengolahan air limbah
buangan cair yang berasal dari hasil proses merupakan limbah cair domestik.
seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi : Instalasi Pengolahan Air Limbah
limbah domestik cair yakni buangan kamar Pavilyun Kartika menggunakan sistem
mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian, pengolahan biologis dengan Sistem
limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal Aerasi Berlanjut (Extended Aeration
dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air System).
bekas cucian luka, cucian darah. dan lainnya, Sistem extended aeration termasuk
air limbah laboratorium, dan lain-lain (Said, dalam proses pertumbuhan biomassa
2003). tersuspensi. Pada proses pertumbuhan
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara biomassa tersuspensi, mikroorganisme
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor bertanggung jawab atas kelangsungan
KEP-58/MENLH/12/1995, tentang baku mutu jalannya proses dalam kondisi suspensi
limbah cair bagi kegiatan rumah sakit, bahwa liquid dengan metode
rumah sakit diwajibkan menyediakan sarana pengadukan/pencampuran yang tepat.
pengelolaan limbah cair maupun limbah padat Biomassa yang ada dinamakan dengan
agar seluruh limbah yang akan dibuang ke lumpur aktif, karena adanya
saluran umum memenuhi baku mutu limbah mikroorganisme aktif yang dikembalikan
yang ditetapkan menurut peraturan yang ke bak/unit aerasi untuk melanjutkan
berlaku. biodegradasi zat organik yang masuk
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot sebagai influen (Tchobanoglous, 2003).
Soebroto (RSPAD Gatot Soebroto) sebagai Proses extended aeration mirip dengan
rumah sakit terbesar di Asia Tenggara sudah proses konvensional plug-flow, hanya
mempunyai instalasi pengolahan limbah padat saja extended aeration beroperasi
dan cair yang menjadi percontohan di Jakarta dalam fase respirasi endogenous pada
(PT Duta Delta Pratama, 1991). Banyak rumah kurva pertumbuhan, yang membutuhkan

*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip 1


Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang Semarang
Jurnal PRESIPITASI
Vol. 2 No.1 Maret 2007, ISSN 1907-187X

beban organik (organic loading) yang rendah IPAL selanjutnya. Dimensi dari bak
dengan waktu aerasi yang lebih lama pengumpul IPAL Pavilyun Kartika
(Reynolds, 1982). Diagram Extended Aeration adalah :
disajikan pada Gambar 1. Panjang = 1,5 meter
Lebar = 3,6 meter
Kedalaman = 4 meter
Tebal dinding = 20 cm
Bak pengumpul tersebut terbuat dari
beton bertulang yang berbentuk
rectangular. Screen yang dipakai
berbahan stainless steel dengan tipe
inclined (fixed). Bak pengumpul dan
screen merupakan tahap awal (pre
treatment) unit IPAL Pavilyun Kartika.

Gambar 1. Digram Proses Extended Aeration Bak Aerasi


(Sumber : Tchobanoglous, 1991) Bak aerasi pada IPAL Pavilyun
Kartika berbentuk rectangular dengan
UNIT IPAL PAVILYUN KARTIKA konstruksi beton, yang dimensinya
IPAL Pavilyun Kartika dibangun pada adalah :
tahun 1989, dan beroperasi pada tahun 1991, Panjang = 4,5 m
dengan kapasitas 52 m3/hari. (Sumber : PT Lebar = 3,6 m
Duta Delta Pratama,1991). IPAL Pavilyun Kedalaman = 3,5 m
Kartika terletak di samping kanan pintu masuk Inlet bak aerasi terdapat pipa GIP
utama Pavilyun Kartika. Kapasitas IPAL (Galvanized Iron Pipe) dengan diameter
Pavilyun Kartika adalah 52 m3/hari. Lahan 4”, juga terdapat manhole dengan
yang disediakan untuk area IPAL sebesar 4 x ukuran 60cm x 60 cm. Bak aerasi
11 m .
2 menggunakan diffuser sebanyak 12
Hal yang mendasari pemilihan sistem buah dengan jenis fine bubble diffuser.
pengolahan biologi dengan teknik extended Outlet bak aerasi menuju bak
aeration adalah keterbatasan lahan yang sedimentasi berupa pipa PVC dengan
disediakan untuk IPAL dan kurangnya tenaga diameter 4”.
ahli yang mengerti benar tentang proses Bak aerasi pada IPAL Pavilyun
biologis sehingga dipilih teknologi yang mudah Kartika berfungsi meningkatkan
dan sederhana dalam pengoperasiannya. kandungan oksigen dalam air buangan.
Alasan lain adalah alasan ekonomi karena Peavy (1985) menyatakan bahwa aerasi
sistem ini termasuk murah dan hanya digunakan untuk menambahkan oksigen
ditangani oleh dua orang. IPAL Pavilyun ke dalam air buangan. Bak aerasi IPAL
Kartika terdiri dari bak pengumpul, screening, Pavilyun Kartika menggunakan diffuser
bak aerasi, bak sedimentasi, dan bak sebanyak 12 buah. Air limbah akan
pengumpul lumpur. Unit Pengolahan Limbah melewati kisi penyaring untuk
Cair Pavilyun Kartika berada di bawah memisahkan limbah cair dari buangan
pengawasan Unit Kesehatan Lingkungan padat agar proses pengolahan dapat
RSPAD Gatot Soebroto dalam pengukuran berlangsung lebih cepat. Air buangan
karakteristik limbah. Selain pengukuran kemudian turun ke bak aerasi dan
swapantau, limbah cair Pavilyun Kartika juga bergabung dengan flok aktif yang
diperiksa oleh instansi luar yaitu Badan kembali dari bak pengendap. Udara
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah dihembuskan blower melalui diffuser.
(BPLHD) DKI Jakarta. Diffuser yang dipilih adalah anti sumbat
dengan lubang kecil agar didapat
Bak Pengumpul dan Screen pembagian udara yang merata. Bak
Bak pengumpul ini dimaksudkan untuk aerasi dan diffuser dibuat/dipasang
menampung seluruh limbah cair yang masuk sedemikian rupa yaitu terdiri dari
ke IPAL Pavilyun Kartika. Agar proses beberapa bak terpisah yang
pengolahan limbah cair berjalan dengan baik dihubungkan dengan pipa-pipa,
maka melewati proses screening, yang sehingga terjadi efek pencampuran dan
memisahkan limbah cair dari sampah-sampah pengadukan yang cukup agar seluruh
kasar yang dapat menghambat kerja unit-unit bagian air terkena kontak dengan

40
Sri Sumiyati, Imaniar
Analisis Kinerja Pengolahan Air Limbah

oksigen terlarut (DO) dan tidak terjadi Bak pengumpul lumpur ini
pengendapan zat padat dalam bak ini. dimaksudkan untuk menampung seluruh
Lamanya periode aerasi bergantung limbah cair yang masuk menuju IPAL
pada jumlah BOD. Dalam suasana aerobik, Pavilyun Kartika. Agar proses
lumpur aktif yang datang dari bak pengendap pengolahan limbah cair berjalan dengan
akan segera berubah dari bahan organik tak baik maka melewati proses screening,
stabil (secara biologis) menjadi bahan mudah yang memisahkan limbah cair dari
tercampur yang kemudian menjadi makanan sampah-sampah kasar yang dapat
bakteri. Akibat proses pengadukan dalam bak menghambat kerja unit-unit IPAL
ini, bahan koloid dan bahan organik selanjutnya. Proses biologis
tersuspensi yang diserap sel bakteri akan membutuhkan debit yang konstan,
membentuk flok lumpur aktif yang cenderung sehingga bak pengumpul disini juga
mengendap jika kondisinya memungkinkan. digunakan sebagai tangki aliran rata-
Campuran lumpur yang diaktifkan ini kemudian rata (TAR). Kondisi dalam bak
mengalir ke bak pengendap yang kondisinya pengendap akan memungkinkan
akan memungkinkan berlangsungnya proses terjadinya pengendapan untuk
pengendapan untuk memisahkan lumpur/zat memisahkan zat padat dalam bentuk
padat dari air. lumpur organik. Baffle disediakan untuk
memperkecil efek kejutan aliran dalam
Bak Pengendap bak pengendap. Lumpur akan
Bak sedimentasi pada IPAL Pavilyun mengendap dan terkumpul pada bagian
Kartika berbentuk rectangular, dengan kerucut di dasar bak dan langsung
konstruksi beton , dan berdimensi : dikembalikan ke bak aerasi, sehingga
Panjang = 1,7 m proses aerobik berlangsung secara
Lebar = 3,6 m berkesinambungan.
Kedalaman = 3,5 m
Inlet bak sedimentasi berupa pipa PVC HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan diameter 4”, terdapat pula selang Pemeriksaan limbah cair IPAL
untuk sirkulasi air yang harus diolah kembali Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto
dalam bak aerasi. Dasar dari bak sedimentasi dilakukan setiap tiga bulan sekali yang
berbentuk kerucut. Proses yang terjadi pada dilakukan oleh Laboratorium Lingkungan
bak sedimentasi adalah pengendapan Badan Pengendalian Dampak
terhadap hasil degradasi bahan organik secara Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) DKI
biologi yang terbentuk berupa lumpur melalui Jakarta. Pemeriksaan hanya dilakukan
proses biologis aerob yang berlangsung di bak terhadap effluen.
aerasi. Lumpur yang terbentuk akan terkumpul Berdasarkan hasil pemeriksaan
di dasar bak sedimentasi lalu dikeluarkan ke efluen oleh Laboratorium Lingkungan
bak pengumpul lumpur. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah (BPLHD) Propinsi DKI Jakarta,
Bak Pengumpul Lumpur effluen IPAL Pavilyun Kartika sudah
Bak pengumpul lumpur pada IPAL aman untuk dibuang ke badan air
Pavilyun Kartika berbentuk rectangular, penerima yaitu saluran pembuangan
dengan konstruksi terbuat dari beton, dan kota. Pemeriksaan terhadap limbah cair
berdimensi : Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto
Panjang = 1,3 m juga dilakukan oleh Unit Kesehatan
Lebar = 2,4 m Lingkungan RSPAD Gatot Soebroto
Kedalaman = 3,5 m setiap bulannya, lalu dilaporkan dalam
Inlet bak pengumpul lumpur merupakan Laporan Implementasi RKL/RPL
pipa PVC 4”. Lumpur yang dihasilkan IPAL RSPAD Gatot Soebroto setiap enam
Pavilyun Kartika tidak banyak hanya 1/3 dari bulan.
volume bak pengumpul lumpur tersebut.
Lumpur yang ada dalam bak pengumpul
lumpur diambil secara manual setiap satu
tahun sekali oleh pegawai IPAL Pavilyun
Kartika atau dengan bantuan mobil penyedot
lumpur.

41
Jurnal PRESIPITASI
Vol. 2 No.1 Maret 2007, ISSN 1907-187X

Tabel 1 Perbandingan Effluen IPAL RSPAD Engineering”. California :


Gatot Subroto Dengan Baku Mutu Brooks/Cole Engineering
Limbah Cair Rumah Sakit Division
Said. 2003. ”Makalah Lokakarya
Parameter Effluen Baku Pengelolaan Limbah Cair
Hasil Uji Mutu Rumah Sakit”. Jakarta.
COD, mg/L 42,86 100 Tchobanoglous. 1991.
rd
BOD, mg/L 10,40 75 “Wastewater Engineering”. 3
Organik, mg/L 15,56 85,00 ed. New York : Mc Graw Hill
TSS, mg/L 5,00 100 International.
Ammonia, mg/L 4,65 5,00 Tchobanoglous, George. L. Burton,
Phosphat, mg/L 1,24 2 Franklin. Stense, H. David.
pH 7,7 6–9 2003. “Wastewater Engineering
Senyawa aktif 0,36 1,00 Treatment and Reuse”. 4rd ed.
biru metilen New York : Mc Graw-Hill Book
(mg/L) 0,81 5,00 Co.
Minyak&lemak Tchobanoglous. 1991. “Wastewater
(mg/L) Engineering”. 3rd ed. New york
Sumber: BPLHD, 2004 Graw Hill Int.

KESIMPULAN
Limbah cair yang dihasilkan Pavilyun
Kartika tipikal dengan kegiatan rumah tangga,
atau berupa limbah domestik. Pavilyun Kartika
menggunakan sistem pengolahan biologis
tersuspensi dengan metode extended aeration
dalam proses pengolahan limbah cairnya. Bak-
bak atau unit-unit IPAL Pavilyun Kartika
RSPAD Gatot Soebroto Jakarta terdiri dari bak
pengumpul, bak aerasi, bak sedimentasi, dan
bak pengumpul lumpur.
Sebagian besar parameter effluen
pengolahan limbah cair seperti COD, BOD,
Organik, Lemak, TSS, pH, Metilen biru) telah
memenuhi baku mutu limbah cair menurut
Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 582
Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Wilayah DKI Jakarta

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. ”Himpunan Peraturan
Perundang-undangan Mengenai
Pengendalian Dampak Lingkungan”.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD) Propinsi DKI Jakarta.2004.
Laporan hasil analisa laboratorium
limbah RSPAD Gatot Subroto Jakarta.
Peavy, Howards. Rowe, Donald.
Tchobanoglous. 1985. “Environmental
Engineering”. Singapore : McGraw-Hill
Book Co.
PT Duta Delta Pratama. 1991. “Operational
and Maintenance STP Pavilyun
Kartika”. Jakarta : PT Duta Delta
Pratama.
Reynolds, Tom D. 1982. “Unit Operation and
Process in Environmental

42

Anda mungkin juga menyukai