Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Demensia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada lanjut usia. Di negara-negara Barat,
demensia vaskular menduduki urutan kedua terbanyak setelah penyakit Alzheimer tetapi di beberapa negara Asia
demensia vaskular merupakan tipe demensia yang terbanyak. Semua demensia yang diakibatkan oleh penyakit
pembuluh darah serebral dapat disebut sebagai demensia vaskular. Saat ini istilah demensia vaskular digunakan
untuk sindrom demensia yang terjadi sebagai konsekuensi dari lesi hipoksia, iskemia atau perdarahan otak. Terdapat
beberapa kriteria diagnostik untuk menegakkan diagnosis demensia vaskular yaitu: diagnostic and statictical manual
of mental disorders edisi ke empat (DSM-IV), pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ) III,
international clasification of diseases (ICD-10), the state of California Alzheimer’s disease diagnostic and treatment
centers (ADDTC), dan national institute of neurological disorders and stroke and the association internationale
pour la recherche et l’enseignement en neurosciences (NINDS-AIREN). Demensia vaskular dapat terjadi dengan
mekanisme bermacam-macam seperti infark multipel lakunar, infark tunggal di daerah strategis, sindrom Binswanger,
angiopati amiloid serebral, hipoperfusi, dan mekanisme lain termasuk kelainan pembuluh darah inflamasi maupun
non inflamasi. Gambaran klinik demensia vaskular menunjukkan kombinasi dari gejala fokal neurologik, gangguan
fungsi luhur dan gejala neuropsikiatri. Demensia vaskular merupakan bentuk demensia yang dapat dicegah.
Dementia is one of the most frequent disorders in the elderly. In the developed countries, vascular dementia
is the second leading cause dementia after Alzheimer’s disease, but it is the most frequent type of dementia in Asia.
Vascular dementia is the dementia that due to cerebrovascular disease. The term vascular dementia is now used for
dementia syndromes likely to be the consequence of ischemic, hemorrhagic or hypoxic lesions of the brain. There
are some criterias for diagnosis of vascular dementia including diagnostic and statictical manual of mental disorders
fourth editions (DSM-IV), pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ) III, international
clasification of diseases (ICD-10), the state of California Alzheimer’s disease diagnostic and treatment centers
(ADDTC), and national institute of neurological disorders and stroke and the association internationale pour la
recherche et l’enseignement en neurosciences (NINDS-AIREN). The mechanisms of vascular disease are multiple
lacunar infarcts, strategic single infarct, Binswanger disease, cerebral amyloid angiopathy, hypoperfusion and
other mechanisms including inflammatory or non inflammatory arteriopathies. Clinical manifestation of vascular
dementia is combination of focal neurologic signs, neurophysiological disturbances and neuropsychiatric signs.
Vascular dementia is the dementia that has possibility of prevention.
PENDAHULUAN
Demensia merupakan salah satu penyakit yang urutan kedua terbanyak setelah penyakit Alzheimer.
paling sering terjadi pada lanjut usia.(1) Di negara- Tetapi karena DVa merupakan tipe demensia yang
negara barat, demensia vaskular (DVa) menduduki terbanyak pada beberapa negara Asia dengan
28
Indiyarti Demensia vaskular
populasi penduduk yang besar maka kemungkinan association internationale pour la recherche et
DVa ini merupakan tipe demensia yang terbanyak l’enseignement en neurosciences (NINDS-
di dunia. DVa juga merupakan bentuk demensia AIREN).
yang dapat dicegah sehingga mempunyai peranan Dianostik DSM – IV menggunakan kriteria:
yang besar dalam menurunkan angka kejadian a) Adanya defisit kognitif multipleks yang
demensia dan perbaikan kualitas hidup usia lanjut.(2) dicirikan oleh gangguan memori dan satu atau
Dalam arti kata luas, semua demensia yang lebih dari gangguan kognitif berikut ini: (i)
diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah serebral afasia (gangguan berbahasa), (ii) apraksia
dapat disebut sebagai DVa. (3,4) Istilah DVa (gangguan kemampuan untuk mengerjakan
menggantikan istilah demensia multi infark karena aktivitas motorik, sementara fungsi motorik
infark multipel bukan satu-satunya penyebab normal), (iii) agnosia (tidak dapat mengenal
demensia tipe ini. Infark tunggal di lokasi tertentu, atau mengidentifikasikan benda walaupaun
episode hipotensi, leukoaraiosis, infark inkomplit fungsi sensoriknya normal), dan (iv) gangguan
dan perdarahan juga dapat menyebabkan kelainan dalam fungsi eksekutif (merancang,
kognitif.(4) Saat ini istilah DVa digunakan untuk mengorganisasikan, daya abstraksi, membuat
sindrom demensia yang terjadi sebagai konsekuensi urutan).
dari lesi hipoksia, iskemia atau perdarahan di b) Defisit kognitif pada kriteria a) yang
otak.(1) menyebabkan gangguan fungsi sosial dan
Prevalensi DVa bervariasi antar negara, tetapi okupasional yang jelas.
prevalensi terbesar ditemukan di negara maju. Di c) Tanda dan gejala neurologik fokal (refleks
Kanada insiden rate pada usia ≥ 65 tahun besarnya fisiologik meningkat, refleks patologik positif,
2,52 per 1000 sedangkan di Jepang prevalensi DVa paralisis pseudobulbar, gangguan langkah,
besarnya 4,8%.(1,5) Prevalensi DVa akan semakin kelumpuhan anggota gerak) atau bukti
meningkat dengan meningkatnya usia seseorang, laboratorium dan radiologik yang
dan lebih sering dijumpai pada laki-laki. Sebuah membuktikan adanya gangguan peredaran
penelitian di Swedia menunjukkan risiko terjadinya darah otak (GPDO), misal infark multipleks
DVa pada laki-laki besarnya 34,5% dan perempuan yang melibatkan korteks dan subkorteks, yang
19,4%. The European Community Concerted dapat menjelaskan kaitannya dengan
Action on Epidemiology and Prevention of munculnya gangguan.
Dementia mendapatkan prevalensi berkisar dari d) Defisit yang ada tidak terjadi selama
1,5/100 wanita usia 75-79 tahun di Inggris hingga berlangsungnya delirium.
16,3/100 laki-laki usia di atas 80 tahun di Itali.(6) Dengan menggunakan kriteria diagnostik yang
berbeda didapatkan prevalensi DVa yang berbeda,
DIAGNOSIS dimana prevalensi tertinggi didapatkan bila
menggunakan kriteria DSM-IV dan terendah bila
Diagnosis demensia ditegakkan melalui dua menggunakan kriteria NINDS-AIREN. Consortium
tahap, pertama menegakkan diagnosis demensia, of Canadian Centres for Clinical Cognitive
kedua mencari proses vaskular yang mendasari.(7) Research menyatakan bahwa tidak ada kriteria
Terdapat beberapa kriteria diagnostik untuk diagnostik yang lebih baik dari yang lain.(12) DSM-
menegakkan diagnosis DVa, yaitu: (5-12) (i) IV mempunyai sensitivitas yang tinggi tetapi
diagnostic and statictical manual of mental spesifitasnya rendah. ADDTC penggunaannya lebih
disorders edisi ke empat (DSM-IV), (ii) pedoman terbatas pada DVa jenis iskemik sedangkan NINDS-
penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa AIREN dapat digunakan untuk semua mekanisme
(PPDGJ) III, (iii) international clasification of DVa (hipoksia, iskemia atau perdarahan). Kriteria
diseases (ICD-10), (iv) the state of California ADDTC dan NINDS-AIREN mempunyai 3 tingkat
Alzheimer’s disease diagnostic and treatment kepastian (probable, possible, definite),
centers (ADDTC), dan (v) national institute of memerlukan hubungan waktu antara stroke dan
neurological disorders and stroke and the demensia serta bukti morfologi adanya stroke.
29
Indiyarti Demensia vaskular
30
J Kedokter Trisakti Vol.23 No.1
31
Indiyarti Demensia vaskular
teratur merupakan faktor pencegah terjadinya diberikan anti platelet untuk menurunkan risiko.
DVa.(22) Dosis aspirin yang dianjurkan berkisar antara 75
mg sampai 325 mg. Mereka yang tidak berhasil
PEMERIKSAAN PENUNJANG dengan pemberian aspirin dapat diberikan obat anti
platelet lainnya seperti ticlopidine.(23)
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk
mendapatkan data yang dapat memberi nilai tambah PENGOBATAN
dalam bidang pencegahan, diagnosis, terapi,
prognosis dan rehabilitasi. Terapi untuk DVa ditujukan kepada
penyebabnya, mengendalikan faktor risiko
1. Pencitraan (pencegahan sekunder) serta terapi untuk gejala
Dengan adanya fasilitas pemeriksaan CT scan neuropsikiatrik dengan memperhatikan interaksi
otak atau MRI dapat dipastikan adanya perdarahan obat. Selain itu diperlukan terapi multimodalitas
atau infark (tunggal atau multipel), besar serta sesuai gangguan kognitif dan gejala perilakunya.(1)
lokasinya. Juga dapat disingkirkan kemungkinan Banyak obat sudah diteliti untuk mengobati DVa,
gangguan struktur lain yang dapat memberikan tetapi belum banyak yang berhasil dan tidak satupun
gambaran mirip dengan DVa, misalnya neoplasma. obat dapat direkomendasikan secara postif.
Vasodilator seperti hidergine mempunyai efek yang
2. Laboratorium postif dan pemberian secara oral active
Digunakan untuk menentukan penyebab atau haemorheological agent seperti pentoxiylline
faktor risiko yang mengakibatkan timbulnya stroke mampu memperbaik fungsi kognitif penderita.
dan demensia. Pemeriksaan darah tepi, laju endap Pemberian acetylcholineesretarse inhibito seperti
darah (LED), kadar glukosa, glycosylated Hb, tes donepezil, rivastigmine and galantiamin mampu
serologi untuk sifilis, HIV, kolesterol, trigliserida, meperbaiki fungsi kognitif penderita.(1,23) Akhir-
fungsi tiroid, profil koagulasi, kadar asam urat,
akhir ini sedang diteliti memantine untuk
lupus antikoagulan, antibodi antikardiolipin dan
pengobatan DVa. Efektifitas dari memantine
lain sebagainya yang dianggap perlu.
terhadap DVa diteliti menggunakan rancangan
randomised, double-blind, placebo controlled
3. Lain-lain
yang mengikut sertakan 321 penderita di Perancis
Foto Rontgen dada, EKG, ekokardiografi,
dan 579 penderita di Inggris. Hasil penelitian
EEG, pemeriksaan Doppler, potensial cetusan atau
menunjukkan perbaikan fungsi kognitif yang
angiografi.(3,4)
bermakna pada kelompok yang diberikan
PENCEGAHAN memantine. Penelitian di Inggris yang meliputi 54
pusat studi melakukan penelitian untuk menilai
Penderita hipertensi, diabetes melitus, efektifitas dan keamanan dari memantine terhadap
hiperlipidemia harus diberikan pengobatan secara penderita DVa ringan dan sedang. Rancangan
optimal dan dianjurkan untuk berhenti merokok penelitian double-blind, parallel, randomised
serta membatasi asupan alkhohol. Mereka juga menggunakan kontrol mengikut sertakan 579
dianjurkan mengubah pola hidupnya menjadi gaya penderita. Dosis memantine sebesar 20 mg
hidup yang sehat. Faktor risiko non-aterogenik diberikan setiap hari selama 28 minggu. Hasil
seperti atrium fibrilasi dan stenosis arteri karotid penelitian menunjukkan penderita yang diberikan
dapat diperbaiki. Pada stenosis yang berat (> 70%) memantine menunjukkan perbaikan fungsi kognitif.
dapat dilakukan carotid endarterectomy. Efek samping yang ditemukan adalah pusing dan
Warfarin sangat bermanfaat untuk menurunkan menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
risiko pada penderita stroke dengan atrium fibrilasi bermakna antara kedua kelompok pelakuan.
dibandingkan pemberian aspirin. Mereka yang Ternyata memantine aman dan dapat diterima oleh
mengalami TIA atau stroke non-hemoragik dapat penderita.(24,25)
32
J Kedokter Trisakti Vol.23 No.1
33