Anda di halaman 1dari 3

Menurut 

Pusat Bahasa, pada laman petunjuk praktis yang saya baca tempo hari,


bahwa kata semua, seluruh, segala, sekalian, dan segenap memiliki persamaan dan perbedaan
arti. Pada laman tersebut dijelaskan bahwa persamaan arti menyebabkan kata itu dapat saling
dipertukarkan, sedangkan perbedaan arti menyebabkan kata itu tidak dapat saling dipertukarkan.

Diterangkan lebih lanjut, kata semua bermakna setiap anggota terkena atau termasuk


dalam hitungan. Makna itu terlihat pada contoh yang diberikan oleh Pusat bahasa seperti berikut
ini: (1) Semua warga kota diungsikan.

Sedangkan kata seluruh, menurut Pusat bahasa, juga mengandung makna bahwa setiap


anggota termasuk dalam hitungan, tetapi dalam pengertian kekelompokan atau kolektif. Kalimat
di atas dapat diubah dengan mempertukarkan kata semua dengan seluruh seperti berikut:
(2) Seluruh warga kota diungsikan.

Akan tetapi, pada dua kalimat berikut di bawah ini, pemakaian kedua kata itu memiliki makna
yang berbeda.

(3)*Semua bangsa Indonesia menjunjung bahasa persatuan.


(4) Seluruh bangsa Indonesia menjunjung bahasa persatuan.

Perbedaan itu terjadi, karena pemakaian kata semua ditekankan pada jumlah yang banyak,
sedangkan pemakaian kata seluruh ditekankan pada satu benda yang merupakan kesatuan yang
utuh.

Penjelasan dengan bahasa ‘sederhana’, bangsa Indonesia pada kalimat (3) dan (4)
jumlahnya hanya satu. Oleh karena itu, penggunaan kata seluruh pada kalimat itu lebih tepat
daripada kata semua. Hal itu nyata juga pada perbandingan berikut: (5) Semua ruangan akan
dibersihkan dan dicat lagi.
(6) Seluruh ruangan akan dibersihkan dan dicat lagi.

Semua ruangan menyiratkan makna adanya beberapa ruangan. Sementara


itu, seluruhruangan pada kalimat (6) mengandung pengertian adanya satu ruangan yang semua
bagiannya dibersihkan dan dicat lagi. Makna ‘semua bagian’ juga terlihat pada kalimat berikut:
(7) Seluruh tubuhnya terkena tumpahan minyak.
Dalam kalimat itu kata seluruh tidak dapat ditukar dengan semua.

Kata segala menyatakan makna ‘semua macam’. Jadi, kata itu dipakai untuk mengacu
pada benda yang beraneka ragam. Pada kalimat berikut kata segala dan semua dapat
dipertukarkan, tetapi ada sedikit perbedaan makna.
(8) Dewi ingin melihat segala bunga yang terdapat di kebun itu.
(9) Dewi ingin melihat semua bunga yang terdapat di kebun itu.

Kalimat (8) menyiratkan pengertian bahwa di kebun itu ada berbagai jenis bunga. Kalimat (9)
mengandung dua pengertian: mungkin satu jenis bunga saja yang ada di kebun itu atau mungkin
pula ada berbagai jenis.

Jika benda yang ditunjuk kata segala tidak beragam, penggunaannya akan janggal, seperti terlihat
pada kalimat berikut ini: (10)*Segala siswa kelas enam akan menghadapi ujian akhir.

Kata sekalian menyatakan keserentakan. Kata itu hanya digunakan untuk mengacu pada orang
atau manusia. Hal itu terlihat pada kejanggalan pemakaiannya dalam kalimat berikut ini.

(11)* Sekalian meja akan diangkut ke tempat lain.


Kata sekalian dapat dipertukarkan dengan semua seperti pada kalimat berikut:
(12) Sekalian orang di ruangan itu menengok kepadanya.
(13) Semua orang di ruangan itu menengok kepadanya.
Kata segenap juga menyatakan makna ‘semua’, tetapi dalam pengertian kelengkapan. Dalam hal
ini maknanya mirip dengan Kata seluruh. (14) Segenap bangsa Indonesia menjunjung
bahasa persatuan.

Perbedaannya dengan kata seluruh ialah bahwa kata ini biasanya diikuti oleh kata yang
menyatakan manusia. Kalimat berikut ini tidaklah lazim.
(15)*Kita akan melindungi segenap binatang dari kepunahan.
(16)*Segenap tubuhnya terkena tumpahan minyak.

Kata setengah dan separo merupakan kata bilangan yang menyatakan seperdua.


Katasetengah dan separo memiliki persamaan dan perbedaan arti. Persamaan arti cenderung
menyebabkan kata itu dapat saling menggantikan diri dalam konteks kalimat yang sama,
sedangkan perbedan arti menyebabkan kata itu tidak dapat saling menggantikan pada konteks
yang sama. Kata setengah bermakna ‘sebagian (sejumlah) dari beberapa (seluruhnya)’. Contoh:

(1) Setengah dari jumlah balita di desa diperkirakan kekurangan gizi.


(2) Warisan orang tuanya dibagi untuk dua anaknya, masing-masing men-
dapat  setengah bagian.  

Kata separo juga mengandung makna sebagian dari beberapa. Dengan demikian, kalimat
(1) dan (2) dapat diubah dengan menggantikan kata setengah dengan separo, seperti
pada kalimat berikut.

(1) Separo  dari jumlah balita di desa diperkirakan kekurangan gizi.


(2) Warisan orang tuanya dibagi untuk dua anaknya, masing-masing mendapat
separo bagian.  

Pada kalimat contoh berikut ini, yaitu pada kalimat (3) dan (4), katasetengah tidak dapat
digantikan oleh kata separo, seperti terlihat pada kalimat contoh (3a) dan (4a).

(3) 3. Setengah jam yang lalu orang itu meninggalkan tempat ini.


(4) 3a. Separo jam yang lalu orang itu meninggalkan tempat ini.
(5) 4. Bagi Indra, nilai delapan setengah dapat diperoleh dengan mudah.
(6) 4a. Bagi Indra, nilai delapan  separo  dapat diperoleh dengan mudah.

Kata yang Mengalami Perluasan dan Penyempitan

• Perluasan kata adalah cakupan makna sekarang lebih luas dari pada makna lama.
Contoh :  Berlayar
 Saudara
 Bapak
 Ibu
 Anak
• Penyempitan kata adalah cakupan makna yang sekarang lebih sempit dari makna lama.
Contoh:  Madrasah
 Sarjana
 Pendeta
 Kitab

Kedua kata itu diturunkan dari kata dasar temu, yang sama-sama mendapat awalan meng-, tetapi
dengan akhiran yang berbeda. Akibatnya, terjadilah perbedaan bentuk, makna, dan
pemakaiannya. Urutan pembentukan kedua kata itu seperti berikut.  
Temu temukan menemukan menemui. Kata menemukan berarti 'mendapatkan sesuatu
yang belum pernah ada'; 'mendapatkan sesuatu yang memang sudah ada sebelumnya'; 'me-
ngalami' atau 'menderita'; 'mendapatkan'. Kita perhatikan contoh berikut.

(1)       Marconi adalah orang pertama yang  menemukan pesawat radio. (2)


Columbus menemukan  Benua Amerika pada1492.  

Marconi menemukan benda teknologi (radio) yang belum pernah ditemukan sebelumnya,


tetapi Columbus menemukan Benua Amerika yang memang sudah ada. Radio adalah
sebuah temuan atau invensi (invention), tetapi temuan (discovery) Columbus tidak dapat
disebut invensi.

Kata menemui memiliki banyak arti, antara lain, 'menjumpai' atau 'mengunjungi', seperti


dalam contoh berikut: (3)        Besok kami akan  menemui (mengunjungi) penghuni panti jompo
(4)        Ketika sampai, saya akan segera menemui  (menjumpai) ketua yayasannya.    

Kata menemui juga digunakan dalam ungkapan menemui ajal, yang berarti 'memenuhi


(panggilan) ajal', seperti dalam kalimat berikut:(5)        Manusia jangan hanya berpikir bahwa
hidup ini hanya sekadar  menemui takdir lllahi.   Di samping itu, kata menemui juga berarti
'memenuhi kesepakatan', seperti pada contoh berikut ini: (6)        Saya datang kemari untuk
menemui  janji ayahmu.  

Anda mungkin juga menyukai