Jaringan Saraf
Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri
atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang
menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf.
1. Serabut saraf dendrit: menghantarkan rangsang (impuls) dari luar sel saraf menuju
ke badan sel saraf.
2. Badan sel saraf: tempat metabolisme sel saraf.
3. Serabut saraf akson (=neurit): menghantarkan rangsang (impuls) dari badan sel
saraf menuju ke luar badan sel saraf.
4. Persambungan (sinapsis): tempat pertemuan ujung akson sel saraf dengan ujung
dendrit sel saraf lainnya, sehingga merupakan tempat perpindahan impuls menuju
sel saraf lainnya.
1.
Sel Saraf Sensorik
Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke
sumsum tulang belakang.
2.
Sel Saraf Motorik
Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
3.
Sel Saraf Penghubung
Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.
ompuls
2. JARINGAN PENGIKAT
Jaringan pengikat dapat disebut juga connective tissue, jaringan penyokong atau anyaman
penyokong.
1. SEL
Jaringan pengikat mempunyai bermacam-macam sel terutama dalam jaringan pengikat
longgar.
2. SUBSTANSI DASAR
Substansi dasar merupakan substansi yang amorf tempat komponen-komponen lain dari
jaringan pengikat terendam. Karl Meyer menyelidiki sifat-sifat kimiawi dari substansi
interseluler yang menuntun kepada penemuan komponen utama dari substansi dasar
semacam mukopolisakharida yang merupakan karbohidrat. Ternyata mukopolisakharid
ini terdiri atas Asam hialuronik yang tidak bergugus sulfat dan Asam Khondroitin
sulfurik.
3. KOMPONEN FIBRILER
Dengan mikroskop cahaya komponen fibriler dapat dibedakan dalam :
serabut kolagen
serabut elastis
serabut retikuler.
Serabut Kolagen
Terbentuk dari protein kolagen yang merupakan jenis protein paling banyak terdapat
dalam tubuh. Diameternya antara 1 µm – 12 µm dengan rata-rata sebesar eritrosit (7,7
µm).
Serabut kolagen terdiri dari gabungan serabut-serabut yang lebih halus berdiameter 0,3
µm – 0,5 µm yang disebut fibril. Dalam keadaan segar serabut kolagen berwarna putih,
oleh karena itu dinamakan pula sebagai serabut putih. Serabut kolagen tahan terhadap
tekanan ataupun tarikan, tetapi tidak bersifat lentur. Dengan pewarnaan HE akan
terwarna merah muda atau merah.
Serabut Elastis
Bahan yang menyusun serabut elastis adalah protein elastin yang bersifat sangat tahan
terhadap pengaruh kimia. Dalam keadaan segar serabut ini berwarna kuning. Serabut
elastis bersifat kenyal dan elastik.
Dengan pewarnaan HE tampak lebih merah jika dibandingkan dengan serabut kolagen.
Serabutnya tipis dan panjang dengan ketebalan kurang dari 1 µm sampai beberapa
mikron.
Serabut Retikuler
Dalam jaringan pengikat terdapat serabut-serabut halus yang saling berhubungan
membentuk anyaman atau jala. Serabut ini banyak dijumpai sebagai kerangka dalam
jaringan limfoid dan hemopoietik.
Jaringan mesenkhim semula terdapat sebagai jaringan pengisi antara lapisan entoderm
dan ektoderm dalam embrio. Jaringan inilah yang banyak berkembang menjadi jaringan
dasar dewasa khususnya menjadi jaringan pengikat.
Gambaran histologisnya sangat khas, karena sebagian besar tersusun secara longgar sel-
sel yang mempunyai tonjolan sitoplasma yang saling berhubungan. Dalam keadaan hidup
celah-celah antara sel diisi oleh mukopolisakharid. Kadang-kadang di antara sel-sel
tersebut sudah tampak fibril halus.
Jaringan mukosa juga merupakan jaringan embrional hanya terdapat dalam tali pusat,
humor vitreus dalam bola mata. Bentuk sel yang menyusunnya berbentuk oval stelat
dengan inti berbentuk sesuai dengan bentuk selnya. Di antara sel-selnya tampak serabut-
serabut kolagen dan terdapat bahan yang lebih cair yang menyerupai lendir. Pada tali
pusat bahan tersebut dinamakan Wharton jelly.
Sel lemak
Apabila kelompok sel-sel lemak menjadi sangat besar maka terbentuk jaringan lemak. Sel
lemak sangat mudah dibedakan terhadap jenis sel lain. Sel lemak telah dapat dibedakan
sejak mulai terjadi penimbunan tetes-tetes lemak dalam sitoplasma sampai terjadinya
penyatuan yang semakin membesar sehingga inti bersama sitoplasma terdorong ke tepi.
Plasmasit
Sel ini sangat erat hubungannya dengan sistem imunitas karena berasal dari
perkembangan limfosit B yang akan menghasilkan antibody. Plasmasit mudah dikenal
karena penampilannya yang khas yaitu : berbentuk bulat panjang, inti bulat yang terletak
eksentrik. Susunan khromatin dalam inti menyerupai gambaran jari-jari roda, sitoplasma
bersifat basofil karena aktif mensintesis antibody yang merupakan protein.
Sel Makrofag
Mempunyai kemampuan memangsa (fagositosis) oleh karena itu berperan dalam
pertahanan tubuh. Sitoplasmanya mengandung lisosom yang mengandung enzim guna
untuk melisiskan bakteri.
Bentuk sel biasanya oval tetapi tidak tetap. Inti terletak eksentrik. Makrofag berasal dari
monosit dalam darah. Apabila benda yang akan difagositosis cukup besar maka beberapa
sel makrofag berfusi membentuk sel raksasa atau sel benda asing.
Sel imigran
Yang dimaksud dengan sel imigran yaitu berbagai jenis sel yang biasanya tidak dijumpai
dalam jaringan pengikat longgar tetapi merupakan pendatang dari luar misalnya leukosit,
limfosit, monosit.
Berfungsi sebagai pembungkus berbagai organ, tendo, serabut saraf, otot dan sebagai
dermis pada kulit. Gambaran jaringan ini menunjukkan lalu lalangnya serabut kolagen
dari berbagai ukuran dengan sel-sel yang tidak begitu banyak jumlahnya.
Gambarannya sangat berbeda karena komponen fibriler berjalan dalam arah yang sama
sesuai dengan kebutuhan mekanik yang diperlukan. Tergantung pada serabut yang paling
menonjol dibedakan menjadi : jaringan pengikat padat kolagen reguler dan jaringan
pengikat padat elastis.
Sebagian besar serabut-serabutnya dari jenis kolagen misalnya terdapat sebagai tendo,
ligamentum, fascia, aponeurosis dan cornea. Pada tendo terlihat jelas kolagen tersusun
memanjang padat. Di antara berkas-berkas serabut kolagen terdapat fibroblas yang
seakan-akan terhimpit. Badan sel menjadi lebih panjang dengan tonjolan-tonjolan yang
melebar di antara berkas kolagen. Karena tonjolan-tonjolannya seperti sayap maka
disebut Flugel Zell (sel sayap).
Jaringan pengikat ini misalnya terdapat sebagai : ligamentum flavum, ligamentum vocale,
ligamentum nuchae dan ligamentum stylohyoideum. Pada potongan memanjang tampak
berkas-berkas serabut elastis tersusun sangat rapat dengan sel-sel fibroblas tersebar di
antaranya. Pada potongan melintang jelas sekali adanya sel-sel fibroblas yang terhimpit
di antara berkas-berkas serabut elastis yang berbentuk bulat atau bersudut-sudut. Jaringan
padat elastis dapat juga berbentuk sebagai lembaran misalnya fascia scarpae pada dinding
perut atau sebagai membrana fenestra pada dinding aorta.
c. Jaringan Retikuler
Sebagian besar jaringan ini tersusun oleh serabut retikuler. Biasanya terdapat sel retikuler
primitif atau sel makrofag. Serabut bersama sel-selnya membentuk kerangka atau stroma
dalam jaringan limfoid dan jaringan mieloid (sumsum tulang).
Termasuk jaringan pengikat khusus yang tidak banyak terdapat dalam tubuh, di antaranya
terdapat sebagai Tunica suprachoroidea dan Lamina fusca pada sclera bola mata.
e. Jaringan Lemak
Fungsinya sebagai pelindung terhadap gangguan suhu dan mekanik, serta mempunyai arti
penting dalam metabolisme.
Merupakan jaringan lemak yang biasa terdapat. Biasanya berbentuk bulat dan tersusun
sangat rapat. Jaringan lemak jenis ini banyak terdapat sebagai jaringan di bawah kulit.
Kelompok sel-sel lemak tersebut biasanya membentuk lobulus yang dipisahkan oleh
jaringan pengikat padat. Sel-sel lemak yang menyusun biasanya mempunyai sebuah
rongga yang besar yang diisi oleh lemak sehingga disebut sel lemak unilokuler, inti sel
terdesak ke tepi.
Warna jaringan lemak ini mulai cokelat sampai kemerah-merahan. Warna cokelat
disebabkan oleh kepadatan sitokhrom dan juga karena banyak mengandung pembuluh
darah. Jaringannya tersusun oleh sel-sel lemak yang lebih kecil ukurannya dari sel lemak
pada jaringan lemak putih. Sel lemak berbentuk poligonal. Sitoplasmanya lebih jelas
terlihat dengan sejumlah tetes-tetes lemak yang menempati dalam rongga yang
jumlahnya lebih dari sebuah sehingga disebut sel lemak multilokuler, inti yang bulat
terletak eksentrik.
Kalau jaringan lemak putih atau kuning dapat berasal dari jaringan pengikat longgar yang
tersebar di seluruh tubuh sepanjang hidupnya, maka jaringan lemak cokelat terbatas pada
tempat-tempat tertentu dan terbentuk pada waktu embrio saja. Sehingga jaringan lemak
cokelat tidak akan bertambah setelah lahir.