F811 08 253 Ilmu Sejarah Psikologi Sosial Komunikasi Persuasif
A. Pengertian Komunikasi Persuasif
Pada dasarnya definisi atau pengertian komunikasi persuasi adalah
kemampuan komunikasi yang dapat membujuk atau mengarahkan orang lain. Sebelum lebih lanjut, Pertanyaan untuk merangsang proses berpikir kita ialah: “Manakah yang lebih mudah: membujuk diri sendiri atau membujuk orang lain?” Pertanyaan itu sebaiknya Anda tanyakan terlebih dahulu dalam diri Anda, renungkan, fikirkan dan jawablah. Burgon & Huffner (2002) meringkas beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi komunikasi persuasi sebagai berikut;
1. Proses komunikasi yang bertujuan mempengaruhi pemikiran dan
pendapat orang lain agar menyesuaikan pendapat dan keinginan komunikator. 2. Proses komunikasi yang mengajak atau membujuk orang lain dengan tujuan mengubah sikap, keyakinan dan pendapat sesuai keinginan komunikator. Pada definisi ini ‘ajakan’ atau ‘bujukan’ adalah tanpa unsur ancaman/ paksaan.
Bila kita merujuk kepada definisi komunikasi persuasif tersebut maka
komunikasi persuasi tentunya tanpa aspek agresi. Oleh karena itu, komunikasi persuasi termasuk dalam pola komunikasi yang asertif. Terkadang kita lebih suka melakukan agresi kepada diri kita sendiri (baca: mendholimi diri sendiri). Contoh: belajar dengan SKS (Sistem Kebut Semalam), menunda makan, merokok, maniak games dan lain sebagainya. Tetapi mungkin dengan orang lain, kita lebih mampu menyayanginya, misalnya rela mati untuk orang yang kita kasihi.
Berdasarkan analog semacam itu maka komunikasi persuasi kepada diri
kita sendiri akan lebih sulit dari pada persuasi kepada orang lain. Kenapa? Ya, karena kita lebih senang menganiaya diri sendiri sehingga sulit untuk mempersuasi diri sendiri. Bukankah persuasi bukan paksaan, bukan ancaman dan bukan pula dengan kekerasan (agresi).
B. Jenis-Jenis Komunikasi Persuasif
Perlu kita ketahui bahwa ada 3 jenis pola komunikasi (Burgon & Huffner, 2002), yaitu:
1. Komunikasi asertif, yaitu kemampuan komunikasi yang mampu
menyampaikan pendapat secara lugas kepada orang lain (komunikate) namun tidak melukai atau menyinggung secara verbal maupun non verbal (tidak ada agresi verbal dan non verbal).
2. Komunikasi pasif, yaitu pola komunikasi yang tidak mempunyai umpan
balik yang maksimal sehingga proses komunikasi seringkali tidak efektif.
3. Komunikasi agresif, yaitu pola komunikasi yang mengutarakan pendapat/
informasi atau pesan secara lugas namun terdapat agresi verbal maupun non verbal.
C. Komponen Komunikasi Persuasi
Dalam komunikasi persuasi terdapat komponen atau elemen sehingga
dapat disebut sebagai komunikasi persuasi. Komponen tersebut antaranya;
1. Claim, yaitu pernyataan tujuan persuasi baik yang tersurat (eksplisit)
maupun tersirat (implisit). Misalnya, iklan pada umumnya menyatakan dengan lugas ajakannya untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu. Namun ada yang implisit misalnya, iklan rokok yang tidak pernah menyatakan terang-terangan untuk mengajak audience-nya merokok. Mereka akan mengidentikkan dengan suatu fenomena menarik dan mudah diingat. Oleh karena itu, biasanya iklan rokok akan tampil kreatif karena larangan menampilkan secara terbuka ajakan untuk merokok. 2. Warrant, yaitu perintah yang dibungkus dengan ajakan atau bujukan sehingga terkesan tidak memaksa. Misalnya iklan yang diikuti dengan kata “ayo”, “mari” dan lain sebagainya. 3. Data, yaitu data-data atau fakta yang digunakan untuk memperkuat argumentasi keunggulan pesan dari komunikator. Contoh, iklan pembalut wanita yang menyatakan data “7 dari 10 wanita Indonesia menggunakan pembalut wanita XXX”. Jumlah tersebut merupakan data yang digunakan untuk memperkuat alasan menggunakan produk atau jasa. Ataupun iklan yang menampilkan foto “sebelum” dan “sesudah”. Inilah fungsi data argumentatif.
D. Pentingnya Komuikasi Persuasif
Komunikasi persuasif biasanya banyak digunakan pada pekerjaan yang
berhubungan dengan mempengaruhi orang lain seperti sales bahkan psikolog sendiri. Tidak mudah mengubah sikap orang lain, oleh karena itu setidaknya ada tiga hal yang perlu dipahami dalam komunikasi persuasif: Yang pertama adalah komunikator. Komunikator adalah seseorang yang berinisiatif melakukan komunikasi dengan orang lain . Komunikator yang baik biasanya memiliki tiga ciri-ciri yaitu menarik, dapat dipercaya dan memiliki keahlian berkomunikasi yang baik. Oleh karena itu tidak jarang jika jabatan SPG maupun Sales mensyaratkan penampilan serta kecakapan berkomunikasi.