Anda di halaman 1dari 3

Andri Efendi

F811 08 253
Ilmu Sejarah
Psikologi Sosial
Komunikasi Persuasif

A. Pengertian Komunikasi Persuasif

Pada dasarnya definisi atau pengertian komunikasi persuasi adalah


kemampuan komunikasi yang dapat membujuk atau mengarahkan orang lain.
Sebelum lebih lanjut, Pertanyaan untuk merangsang proses berpikir kita ialah:
“Manakah yang lebih mudah: membujuk diri sendiri atau membujuk orang
lain?” Pertanyaan itu sebaiknya Anda tanyakan terlebih dahulu dalam diri
Anda, renungkan, fikirkan dan jawablah. Burgon & Huffner (2002) meringkas
beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi komunikasi persuasi
sebagai berikut;

1. Proses komunikasi yang bertujuan mempengaruhi pemikiran dan


pendapat orang lain agar menyesuaikan pendapat dan keinginan
komunikator.
2. Proses komunikasi yang mengajak atau membujuk orang lain dengan
tujuan mengubah sikap, keyakinan dan pendapat sesuai keinginan
komunikator. Pada definisi ini ‘ajakan’ atau ‘bujukan’ adalah tanpa
unsur ancaman/ paksaan.

Bila kita merujuk kepada definisi komunikasi persuasif tersebut maka


komunikasi persuasi tentunya tanpa aspek agresi. Oleh karena itu,
komunikasi persuasi termasuk dalam pola komunikasi yang asertif. Terkadang
kita lebih suka melakukan agresi kepada diri kita sendiri (baca: mendholimi
diri sendiri). Contoh: belajar dengan SKS (Sistem Kebut Semalam), menunda
makan, merokok, maniak games dan lain sebagainya. Tetapi mungkin dengan
orang lain, kita lebih mampu menyayanginya, misalnya rela mati untuk orang
yang kita kasihi.

Berdasarkan analog semacam itu maka komunikasi persuasi kepada diri


kita sendiri akan lebih sulit dari pada persuasi kepada orang lain. Kenapa? Ya,
karena kita lebih senang menganiaya diri sendiri sehingga sulit untuk
mempersuasi diri sendiri. Bukankah persuasi bukan paksaan, bukan
ancaman dan bukan pula dengan kekerasan (agresi).

B. Jenis-Jenis Komunikasi Persuasif

Perlu kita ketahui bahwa ada 3 jenis pola komunikasi (Burgon &
Huffner, 2002), yaitu:

1. Komunikasi asertif, yaitu kemampuan komunikasi yang mampu


menyampaikan pendapat secara lugas kepada orang lain (komunikate) namun
tidak melukai atau menyinggung secara verbal maupun non verbal (tidak ada
agresi verbal dan non verbal).

2. Komunikasi pasif, yaitu pola komunikasi yang tidak mempunyai umpan


balik yang maksimal sehingga proses komunikasi seringkali tidak efektif.

3. Komunikasi agresif, yaitu pola komunikasi yang mengutarakan pendapat/


informasi atau pesan secara lugas namun terdapat agresi verbal maupun non
verbal.

C. Komponen Komunikasi Persuasi

Dalam komunikasi persuasi terdapat komponen atau elemen sehingga


dapat disebut sebagai komunikasi persuasi. Komponen tersebut antaranya;

1. Claim, yaitu pernyataan tujuan persuasi baik yang tersurat (eksplisit)


maupun tersirat (implisit). Misalnya, iklan pada umumnya menyatakan
dengan lugas ajakannya untuk membeli suatu produk atau jasa
tertentu. Namun ada yang implisit misalnya, iklan rokok yang tidak
pernah menyatakan terang-terangan untuk mengajak audience-nya
merokok. Mereka akan mengidentikkan dengan suatu fenomena
menarik dan mudah diingat. Oleh karena itu, biasanya iklan rokok akan
tampil kreatif karena larangan menampilkan secara terbuka ajakan
untuk merokok.
2. Warrant, yaitu perintah yang dibungkus dengan  ajakan atau bujukan
sehingga terkesan tidak memaksa. Misalnya iklan yang diikuti dengan
kata “ayo”, “mari” dan lain sebagainya.
3. Data, yaitu data-data atau fakta yang digunakan untuk memperkuat
argumentasi keunggulan pesan dari komunikator. Contoh, iklan
pembalut wanita yang menyatakan data “7 dari 10 wanita Indonesia
menggunakan pembalut wanita XXX”. Jumlah tersebut merupakan data
yang digunakan untuk memperkuat alasan menggunakan produk atau
jasa. Ataupun iklan yang menampilkan foto “sebelum” dan “sesudah”.
Inilah fungsi data argumentatif.

D. Pentingnya Komuikasi Persuasif

Komunikasi persuasif biasanya banyak digunakan pada pekerjaan yang


berhubungan dengan mempengaruhi orang lain seperti sales bahkan psikolog
sendiri. Tidak mudah mengubah sikap orang lain, oleh karena itu setidaknya
ada tiga hal yang perlu dipahami dalam komunikasi persuasif: Yang pertama
adalah komunikator. Komunikator adalah seseorang yang berinisiatif
melakukan komunikasi dengan orang lain . Komunikator yang baik biasanya
memiliki tiga ciri-ciri yaitu menarik, dapat dipercaya dan memiliki keahlian
berkomunikasi yang baik. Oleh karena itu tidak jarang jika jabatan SPG
maupun Sales mensyaratkan penampilan serta kecakapan berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai