Suatu pagi, saat bangun tidur, Yani merasa wajahnya menjadi mencong sebelah dan salah satu
matanya juga sulit untuk ditutup rapat. Sekilas dalam pikiran ini hanya karena belum sepenuhnya
terbangun. Ketika ia mencoba minum segelas air putih, kebiasaanya yang selalu dilakukannya saat
bangun tidur,...namun air justru keluar dari mulutnya....
Bagi siapa pun, kejadian seperti ini akan menimbulkan rasa takut, bahkan bisa jadi panik. Hal
pertama yang terlintas dalam pikiran kebanyakan orang, ini adalah serangan stroke. Namun kejadian
seperti ini bisa juga disebabkan kelainan yang disebut sebagai Bell�s Palsy.
Mungkin nama penyakit ini tidak sering diketahui oleh kebanyakan orang. Sir Charles Bell, demikian
nama seorang ahli bedah Skotlandia yang pertama kali menemukan penyakit ini pada abad 19.
Penyakit ini menimbulkan derajat keluhan klinis yang beragam. Kendati demikian wajah yang tidak
simetris, kelopak mata yang tidak dapat menutup sempurna, gangguan pengecapan serta sensasi
mati rasa (baal/kebas) pada salah satu sisi wajah merupakan keluhan yang sering terjadi. Pada
beberapa kasus disertai adanya hiperakusis (sensasi pendengaran yang berlebihan), telinga
berdenging, nyeri kepala dan perasaan melayang. Keluhan tersebut terjadi mendadak dan mencapai
puncaknya dalam 2 hari. Keluhan yang terjadi diawali oleh nyeri pada telinga yang seringkali
dianggap sebagai infeksi.
Berbeda dengan serangan stroke, pada Bell�s palsy tidak disertai dengan kelemahan anggota gerak.
Hal ini disebabkan oleh letak kerusakan saraf yang berbeda. Pada stroke disebabkan oleh rusaknya
bagian otak yang mengatur pergerakan salah satu sisi tubuh, termasuk wajah. Sedangkan pada
Bell�s Palsy, kerusakan terjadi langsung pada saraf yang mengurus persarafan wajah. Saraf fasialis,
demikian nama serabut saraf yang mengurus bagian wajah dan merupakan bagian dari 12 pasang
saraf otak. Saraf ini berasal dari bagian batang otak yang disebut pons. Dalam perjalanannya menuju
kelenjar parotis, saraf fasialis ini harus melalui suatu lubang sempit dalam tulang tengkorak yang
disebut kanalis Falopia. Setelah mencapai kelenjar parotis, saraf fasialis ini akan bercabang menjadi
ribuan serabut saraf yang lebih kecil yang mempersarafi daerah wajah, leher, kelenjar liur, kelenjar
air mata, 60% bagian depan lidah dan sebagian telinga.
Bell�s palsy dapat terjadi pada pria atau wanita segala usia dan disebabkan oleh kerusakan saraf
fasialis yang disebabkan oleh radang, penekanan atau pembengkakan. Penyebab kerusakan ini tidak
diketahui dengan pasti, kendati demikian para ahli meyakini infeksi virus � Herpes Simpleks-
sebagai penyebabnya. Sehingga terjadi proses radang dan pembengkakan saraf. Pada kasus yang
ringan, kerusakan yang terjadi hanya pada selubung saraf saja sehingga proses penyembuhannya
lebih cepat, sedangkan pada kasus yang lebih berat dapat terjadi jeratan pada kanalis falopia yang
dapat menyebabkan kerusakan permanen serabut saraf.
Botolinum toxin type A atau yang lebih dikenal dengan botox merupakan alternatif terapi yang dapat
digunakan dan berfungsi untuk relaksasi otot-otot wajah. Alternatif terapi lainnya berupa akupuntur,
stimulasi galvanik dan biofeedback.
Selain terapi utama, hal penting yang menjadi perhatian dalam tatalaksana penyakit ini adalah mata.
Kelopak mata yang tidak dapat menutup sempurna akan dapat menimbulkan masalah baru, iritasi
serta infeksi mata akan rentan terjadi jika tidak dilakukan perhatian khusus pada masalah ini. Hal
yang dapat dilakukan berupa pemberian air mata buatan, mengedipkan mata secara manual,
penggunaan pemberat kelopak mata hingga tindakan operatif.
Latihan wajah
Komponen lain yang tidak kalah pentingnya dalam optimalisasi terapi adalah latihan wajah. Latihan
ini dilakukan minimal 2-3 kali sehari, akan tetapi kualitas latihan lebih utama daripada kuantitasnya.
Sehingga latihan wajah ini harus dilakukan sebaik mungkin. Pada fase akut dapat dimulai dengan
kompres hangat dan pemijatan pada wajah, hal ini berguna mengingkatkan aliran darah pada otot-
otot wajah. Kemudian latihan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan wajah tertentu yang dapat
merangsang otak untuk tetap memberi sinyal untuk menggerakan otot-otot wajah. Sebaiknya
latihan ini dilakukan di depan cermin. Gerakan yang dapat dilakukan berupa:
* Tersenyum
* Mengatupkan bibir
* Mengerutkan hidung
* Mengerutkan dahi
* Gunakan telunjuk dan ibu jari untuk menarik sudut mulut secara manual
Menutup mata
http://www.indonesiaindonesia.com/f/13804-bell%92s-palsy-dianggap-serangan-stroke/