Anda di halaman 1dari 175

KINERJA KEPALA MADRASAH

DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN


SISWA DI MAN KANDANGAN KABUPATEN KEDIRI

SKRIPSI

Disusun Oleh:
Zahroul Munawaroh
(04120038)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Agustus, 2009
KINERJA KEPALA MADRASAH

DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN

SISWA DI MAN KANDANGAN KABUPATEN KEDIRI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang untuk


Menyusun Skripsi Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I)

Oleh:

Zahroul Munawaroh

(04120038)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Agustus, 2009
HALAMAN PERSETUJUAN

KINERJA KEPALA MADRASAH

DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN

SISWA DI MAN KANDANGAN KABUPATEN KEDIRI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang Untuk


Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Zahroul Munawaroh (NIM 04120038)

Telah Disetujui pada Tanggal 24 Juli 2009


Untuk Diujikan pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh Dosen Pembimbing:

Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A

NIP. 150 215 375

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I

NIP. 150 267 235


HALAMAN PENGESAHAN

KINERJA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN


KEDISIPLINAN SISWA DI MAN KANDANGAN KABUPATEN KEDIRI
SKRIPSI

Dipertahankan dan disusun oleh


Zahroul Munawaroh (04120038)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 7 Agustus 2009. Dan
telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratanUntuk memperoleh gelar
strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada tanggal: 7 Agustus 2009

Panitia Ujian Tanda Tangan


Ketua Sidang
Prof. Dr. Muhaimin, M.A :_______________________________
NIP. 150 215 375
Sekretaris Sidang
Triyo Supriyatno, M.Ag :_______________________________
NIP. 150 311 702
Pembimbing
Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A :_______________________________
NIP. 150 215 375
Penguji Utama
Drs. H. Abdul Ghofir :_______________________________
NIP. 150 035 188
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

Dr. M. Zainuddin, MA.


NIP. 150 275 502
PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk yang selalu hidup dalam jiwaku:

Allah swt yang telah membuka hati & pikiranku,


memberikan kemudahan dan kelancaran. Perjalanan hidup ini begitu sulit, tapi dengan-Mu,
semua terasa mudah. Semoga Allah swt selalu menyertai setiap langkahku sehingga
kesuksesan dan kebahagiaan menjadi akhir dari semua perjuangan yang mesti kutempuh.
Baginda Nabi Muhammad yang selalu kuharap syafa’atnya.

Kedua orang tuaku (Muhajir & Ernifah) yang senantiasa mengiringi langkahku dengan do’a
& tanpa kenal lelah memberikan kasih sayang serta motivasi demi keberhasilanku dalam
mewujudkan cita-cita & mencapai ridho Allah. Semoga Bapak dan Ibu menjadi Ahli surga.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin...

Adik-adikku tersayang Ufin, Umam, & Faiz. Bersamamu kulalui hari-hariku dengan penuh
kasih sayang. Berbakti & banggakan kedua orang tua.

Bapak dan Ibu guruku yang mulia yang selalu menjadi pelita dalam studyku karenamu aku
bisa mewujudkan harapan dan anganku sebagai awal menggapai cita-cita

Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat, semoga kita dapat


mengamalkan ilmu yang telah kita peroleh serta sukses selalu menyertai kita.
MOTO

sŒ Î*sù ÞOçFøŠ Ÿ Òs% no4qn=¢Á9$# (#rãà2øŒ $$sù ©!$# $VJ»uŠ Ï% #YŠ qãèè%ur 4’n?tãur öNà6Î/qãZã_ 4 #sŒ Î*sù#

öNçGYtRù'yJôÛ$# (#qßJŠ Ï%r'sù no4qn=¢Á9$# 4 ¨bÎ) no4qn=¢Á9$# ôMtR%x. ’n?t㠚 úüÏZÏB÷sßJø9$# $Y7»tFÏ. $Y?qè%öq¨B

ÇÊÉÌÈ

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di


waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila
kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman”. (Q.S. An-Nisa: 103)
Prof. Dr. Muhaimin, MA.
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Zahroul Munawaroh Malang, 24 Juli 2009
Lamp : 6 (enam) Eksemplar
Kepada :
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Di
Malang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut
dibawah ini:

Nama : Zahroul Munawaroh


NIM : 04120038
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul Skripsi :Kinerja Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Siswa Di MAN Kandangan Kabupaten Kediri.
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,

Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A


NIP. 150 215 375
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Zahroul Munawaroh


NIM : 04120038
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas : Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
Menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Malang, 24 Juli 2009

Zahroul Munawaroh
KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan dan ketulusan hati yang paling dalam, penulis

panjatkan syukur Alhamdulillah rabbil ‘alamin kehadirat Allah SWT, karena

dengan rahmat dan hidayahnya penulisan dengan judul “Kinerja Kepala

Madrasah Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN Kandangan

Kabupaten Kediri dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada guru

besar kita Rasulullah saw, pembawa rahmat bagi seluruh alam. Beserta kerabat,

sahabat, dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa pengarahan dan bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dorongan moral material

dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini.

2.Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Malang beserta para staf yang telah membantu kelancaran skripsi ini.

3. Bapak Dr. M. Zainuddin, MA. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas

Islam Negeri (UIN) Malang.

4. Bapak Drs. Moh Padil, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.


5. Bapak Prof. Dr. Muhaimin, MA. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan serta petunjuknya sampai terselesaikan

skripsi ini.

6. Bapak Drs. H. Djamil Ali selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Kandangan Kabupaten Kediri, yang telah memberikan izin penulis dalam

melakukan penelitian di lembaga pendidikan tersebut.

7. Seluruh dewan guru dan pegawai Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kandangan

yang telah banyak meluangkan waktu dan kesempatan serta arahan yang sangat

bermanfaat bagi penulisan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Kepada pihak tersebut diatas semoga Allah memberikan imbalan

sepadan atas kebaikan-kebaikan dan dicatat oleh-Nya sebagai amal shaleh

Amin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun penulis harapkan guna perbaikan lebih lanjut.

Malang, 24 Juli 2009

Zahroul Munawaroh
NIM. 04120038
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Pelatihan/Diklat/Kursus yang pernah diikuti oleh kepala MAN

Kandangan.

Tabel 4.2 : Perkembangan Siswa MAN Kandangan dari tahun ketahun


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 : Surat Bukti Penelitian

Lampiran 3 : Bukti Konsultasi

Lampiran 5 : Pedoman Wawancara

Lampiran 6 : Pedoman Observasi

Lampiran 7 : Pedoman Dokumentasi

Lampiran 8 : Struktur Organisasi MAN Kandangan

Lampiran 9 : Denah MAN Kandangan

Lampiran 10 : Tatatertib Siswa MAN Kandangan

Lampiran 11: Program Kerja Tim Ketertiban MAN Kandangan tahun 2008/2009

Lampiran 12 : Program Kinerja Kepala Madrasah

Lampiran 13 : Fungsi dan Tugas Pengelolaan MAN Kandangan

Lampiran 15: Dokumentasi


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................iv
HALAMAN MOTTO..................................................................................v
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING...........................................vi
HALAMAN PERNYATAAN...................................................................vii
KATA PENGANTAR...............................................................................viii
DAFTAR TABEL........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................x
DAFTAR ISI................................................................................................xi
ABSTRAK..................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................... ……… 1

B. Rumusan Masalah........................................................ ....................10

C. Tujuan Penelitian.............................................................. ...............10

D. Manfaat Penelitian............................................................ .............. 10

E. Ruang Lingkup Pembahasan........................................... ................11

F. Definisi Operasional.................................................... ....................12

G. Sistematika Pembahasan.............................................. ...................13


BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Kinerja Kepala Madrasah..................................15

1. Pengertian Kinerja Kepala Madrasah........................ ……….. …15

2. Syarat-syarat Kepala Madrasah................................ ………...….22

3. Fungsi dan Tugas Kepala Madrasah......................... ………...….23

B. Tinjauan tentang Kedisiplinan Siswa.........................…..……….24

1. Pengertian Kedisiplinan Siswa................................. …………….24

2. Pentingnya Kedisiplinan Siswa................................ …………… 29

3. Tujuan Kedisiplinan Siswa....................................... ………… . . 32

4. Fungsi Kedisiplinan Siswa....................................... …………..... 34

5. Unsur-Unsur Kedisiplinan Siswa............................. ……………..35

C. Upaya-upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan

Siswa..........................................................................……………..41

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Siswa............................…..………....54

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis penelitian................................……………..60

B. Kehadiran Peneliti....................................................………………62

C. Lokasi Penelitian......................................................……….………61

D. Informan Penelitian..................................................……….………61

E. Sumber Data............................................................……….………62

F. Prosedur Pengumpulan Data....................................……………….63

G. Teknik Analisa Data................................................……………….65


H. Pengecekan Keabsahan Data..................................…………………66

I. Tahap-Tahap Penelitian..........................................……….………...67

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian..................................................... .....69

1. Sejarah Singkat Berdirinya MAN Kandangan.................. ...........70

2. Identitas MAN Kandangan............................................... ...........72

3. Letak Geografis MAN Kandangan................................... ...........73

4. Visi, Misi serta Tujuan MAN Kandangan......................... ...........75

5. Struktur Organisasi MAN Kandangan.............................. ...........81

6. Keadaan Siswa MAN Kandangan..................................... ...........81

7. Keadaan Guru dan Pegawai MAN Kandangan................ ...........84

8. Keadaan Sarana dan Prasarana MAN Kandangan............ ...........84

B. Paparan dan Analisis Data....................................... .....................85

1. Upaya-upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan

Siswa di MAN Kandangan ..........................................................85

2. Kinerja Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di

MAN Kandangan ........................................................................109

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN

Kandangan.......................................................... ........................118

4. Temuan Penelitian
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Upaya-upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan

Siswa di MAN Kandangan ............................................................133

B. Kinerja Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di

MAN Kandangan...........................................................................145

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN

Kandangan......................................................................................151

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................152

B. Saran...............................................................................................154

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
ABSTRAK

Munawaroh, Zahroul, NIM, 04120038, Kinerja Kepala Madrasah dalam


Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN Kandangan Kabupaten Kediri. Skripsi,
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri
Malang. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. Muhaimin. MA
Kata Kunci: Kepala Madrasah, Kedisiplinan Siswa
Masalah disiplin adalah masalah yang sangat kita perlukan saat ini,
karena pada kenyataannya masih sering kita menyaksikan dan mendengar peserta
didik yang perilakunya masih tidak sesuai bahkan bertentangan dengan sikap
moral yang baik, merokok, membolos, bahkan tindakan yang menjurus pada hal-
hal yang bersifat kriminal. Hal ini tidak lain adalah berangkat dari pribadi yang
kurang disiplin, oleh karena itu peserta didik harus dibimbing, dibina untuk
belajar disiplin. Kepala madrasah sebagai seorang yang telah diberi wewenang
untuk memimpin suatu lembaga maka ikut bertanggung jawab terhadap siswa
terlebih bila pelanggaran terjadi di dalam rangka program madrasah. Dalam kaitan
ini maka dibutuhkan kinerja kepala madrasah yang professional sehingga mampu
memotivasi, mempengaruhi dan menggerakkan anggotanya untuk melaksanakan
tugas dalam meningkatkan kedisiplinan siswa sehingga tercipta suasana belajar
yang kondusif serta dapat membina disiplin bagi siswa-siswinya sebagai generasi
umat Islam dan bangsa Indonesia agar tidak mengalami degradasi moral dan
indisipliner disegala bidang. MAN Kandangan merupakan salah satu madrasah
unggulan di kota Kandangan yang sudah dikenal khalayak umum tentang
kedisiplinannya, peraturan/tatatertib bagi siswa yang ketat dan adanya program-
program madrasah yang sangat mendukung kedisiplinan siswa sehingga banyak
walimurid yang tertarik menyekolahkan anaknya di MAN Kandangan.
Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis ingin membahasnya dalam skripsi
yang berjudul “Kinerja Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Siswa di MAN Kandangan Kabupaten Kediri”.
Untuk menggali faktanya penulis menggunakan penelitian deskriptif
kualitatif. Datanya diperoleh langsung dari kepala madrasah, waka kurikulum,
waka sarpras, waka kesiswaan, kepala TU, dewan guru, perwakilan siswa, dan
pihak-pihak lain yang berkompeten di madrasah tersebut serta data-data yang
telah didokumentasikan. Adapun dalam prosedur pengumpulan datanya dengan
menggunakan tekhnik observasi (pengamatan), wawancara dan dokumentasi yang
dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja kepala MAN
Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa sudah cukup baik. Dari
berbagai upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah baik secara langsung
dengan memberikan keteladanan, ajakan maupun dengan menggerakkan dan
kerjasama dengan para guru dan staf dalam mendisiplinkan siswa. MAN
Kandangan semakin maju dan berkembang, hal ini dapat dilihat dari sarana
prasarana yang sudah mulai lengkap, adanya inovasi-inovasi baru yang
dituangkan dalam program-program pendidikan diantaranya LDK, shalat
berjama’ah, moving class, fulday school, budaya salam yang secara langsung
dapat menunjang kedisiplinan siswa,. Tatatertib/peraturan yang semakin ketat dan
ditegakkan dengan tegas, adanya pembinaan terhadap siswa merokok,
berkendaraan dilingkungan madrasah, berseragam dsb. Sehingga kedisiplinan
siswa MAN Kandangan sudah terlihat, baik dalam disiplin belajarnya, waktu,
seragam maupun bertingkahlaku. Sedangkan yang sekarang mulai diterapkan oleh
kepala madrasah terhadap semua kalangan baik guru, staf, maupun siswa adalah
supaya mewujudkan dan membudayakan “Disiplin dalam Kesantunan dan Santun
dalam Kedisiplinan” khususnya dikalangan madrasah. Adanya keberhasilan
kinerja Kepala MAN Kandangan tersebut diantaranya tidak terlepas dari adanya
komitmen serta keteladanan dan kontrol langsung dari kepala madrasah sendiri
terhadap pelaksanaan kedisiplinan siswa dan juga adanya dukungan kinerja dari
para guru MAN Kandangan yang sudah cukup baik. Meskipun dalam
pelaksanaannya masih terdapat hambatan yang tidak terlalu berarti diantaranya
masih ada satu, dua guru MAN Kandangan yang masih statis dan adanya
permasalahan yang timbul dari sebagian kecil siswa MAN Kandangan.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pendidikan adalah masalah yang berhubungan langsung

dengan hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan usaha dari

manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing,

mengajar, menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada

generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung

jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat, hakekat

dan cirri-ciri kemanusiaannya.1

Dengan demikian anak harus dididik supaya hidup dengan cara-cara

yang sehat dan bersih, memiliki kesehatan fisik, mencapai perkembangan

intelek yang maksimal. Selain itu kepribadiannya terbentuk dengan wajar, yang

mencerminkan sifat kejujuran, kebenaran, disiplin, tanggungjawab, nilai moral,

sosial dan sifat-sifat lainnya supaya dapat menjadi anggota masyarakat. Jadi

pendidikan sangatlah kuat kedudukannya didalam pengaruh pertumbuhan dan

perkembangan jiwa manusia. Manusia akan dapat menyesuaikan terhadap

lingkungan bila manusia tersebut memiliki pondasi keilmuan dan wawasan

yang cukup.

Apa yang telah disebutkan diatas menjadi lebih penting karena pada

kenyataannya masih sering kita menyaksikan dan mendengar peserta didik saat

1 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1986), hlm.10
ini yang perilakunya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan sikap moral

yang baik, sehingga menghambat proses pembelajaran. Terlibat vcd forno,

narkoba, merokok, rambut gondrong, membolos, tidak mengerjakan pekerjaan

rumah, membuat keributan dikelas, melawan guru, berkelahi bahkan tindakan

yang menjurus pada hal-hal yang bersifat kriminal.2 Semua ini tidak lain adalah

berangkat dari pribadi yang kurang disiplin.

Akan tetapi tentang siapa yang bertanggung jawab atas murid

tersebut nampaknya sering dipertanyakan. Namun tidak ada yang meragukan

bahwa kepala madrasah memikul tanggung jawab atas madrasahnya. Demikian

juga tak banyak diingkari bahwa orang tua memikul tanggung jawab paling

besar bagi mengajar disiplin kepada anak mereka dan bahwa madrasah serta

lembaga masyarakat lain harus membantu dan melengkapkan peranan dari

orang tua itu, terlebih bila orang tua gagal dalam mengajar disiplin kepada

mereka. Namun bila murid berada di madrasah ia berada di bawah kekuasaan

kepala madrasahnya. Madrasah memikul tanggung jawab pokok bila

pelanggaran oleh murid terjadi di dalam rangka program sekolah. Murid,

seperti warga lain dimasyarakat, memiliki kebebasan; tapi kebebasan ini

dibatasi oleh tanggung jawab yang terlibat dalam setiap situasi tertentu. Dalam

hal ini kepala sekolah harus berusaha memajukan atau membatasi kebebasan

murid agar kebijaksanaan dan peraturan yang ditetapkan bagi kepentingan

murid lain dan madrasah terpelihara.3

2 E. Mulyasa, Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2008), hlm.122
3 Oteng Sutrisno, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional,
(Bandung: Angkasa,1993), hlm. 112
Berdasarkan hal diatas, pendidikan yang dijadikan salah satu alat

untuk membentuk pribadi manusia sangatlah perlu dimasuki tentang

kedisiplinan, karena dengan kedisiplinan manusia akan selalu bisa

mengendalikan dan mengontrol apa yang akan dilaksanakannya hanya dengan

kehidupan yang teratur dan disiplin. Sikap disiplin yang kokoh juga akan selalu

memancing datangnya rasa tanggung jawab yang tinggi dari diri manusia

dalam setiap melaksanakan tugas atau tanggung jawab kehidupannya.

Nilai kedisiplinan juga memiliki landasan normatif teologis. Agama

Islam dapat dikatakan sebagai agama yang sarat dengan ritual harian yang

memungkinkan orang berdisiplin. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an

surat Al-Ashr yang isi pokoknya yaitu: “Bahwa semua manusia berada dalam

keadaan merugi apabila dia tidak mengisi waktunya dengan perbuatan-

perbuatan baik”. Sebagai contoh adalah kewajiban melaksanakan sholat lima

waktu, yang masing-masing batasan waktunya telah ditentukan. Nabi

Muhammad Saw juga menyebutkan bahwa melaksanakan sholat tepat pada

waktu awal masuknya adalah merupakan amalan yang sangat terpuji.

Sebaliknya apabila sholat dikerjakan terlambat maka akan sia-sia adanya atau

merugi. Jelaslah disini bahwa hidup disiplin sangatlah penting dalam segala

hal, maka perlu untuk senantiasa dilatih dan dibiasakan dalam kehidupan

sehari-hari, baik disiplin waktu, disiplin dalam melaksanakan tugas dan

kewajiban, serta disiplin dalam berinteraksi dengan sang khaliq maupun

dengan makhluk sesamanya.


Dengan demikian tidaklah dapat dipungkiri bahwa madrasah

merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi

perilaku siswa. Karena di sekolah siswa berinteraksi dengan para guru yang

mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan segala apa yang

dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk

begitu dalam dihati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi

pengaruh dari orang tuanya dirumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru

tersebut pada dasarnya merupakan salah satu bagian dari upaya pendisiplinan

siswa.

Untuk mengatasi masalah kedisiplinan siswa, semua itu juga

membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangan, dan disinilah arti

penting disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk

memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa

untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku

di sekolahnya.4 Penerapan dan pelaksanaan dari adanya tata tertib adalah

tuntutan bagi anak didik untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan

adanya tata tertib sekolah tersebut, diharapkan bagi siswa untuk berdisiplin

dalam segala aspek. Pelaksanaan kedisiplinan berarti adanya kesediaan untuk

mematuhi peraturan-peraturan dan larangan.5 Karena berdisiplin merupakan

salah satu tujuan dari seorang pelajar, seperti yang diungkapkan oleh Piet

Sahertian, bahwa makna tujuan berdisiplin adalah:

4 Akhmadsudrajat, Disiplin Siswa di Sekolah, ( http: www.wordpress.com diakses tanggal


23 Desember 2008)

5 Amir Dain Indrakusuma. Pengantar Ilmu Pendidikan. (Surabaya: Usana Offset). hlm 142
1. Menolong anak menjadi matang pribadinya dan dan berubah dari sifat

ketergantungan ke arah tidak ketergantungan.

2. Mencegah timbulnya persoalan-persoalan disiplin dan menciptakan situasi

dan kondisi dalam belajar mengajar agar mengikuti segala peraturan yang

ada dengan penuh perhatian.6

Karena mengingat kondisi individu yang masih melemah agar dapat

ditumbuhkembangkan melalui gerakan pembudidayaan kedisiplinan, maka

selalu dilakukan dengan melibatkan semua orang yang memiliki tanggung

jawab dalam pendidikan. Meskipun tidak dipungkiri bahwa dalam kehidupan

suatu organisasi sangat ditentukan oleh peran seorang pemimpin. Karena

sebagai pemimpin dia yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan

program pendidikan serta mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh

untuk menyelenggarakan keseluruhan kegiatan pendidikan dalam lingkungan

sekolah yang dipimpinnya. Hal ini sejalan dengan hadits nabi saw:

(‫ الءمام راع ومسئول عن رعيته )رواه البحاري‬،‫كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته‬

Artinya: “Masing-masing kamu adalah pengembala (pemimpin) dan masing-


masing kamu harus bertanggung jawab atas kepemimpinanmu
itu….” (H.R Bukhari)7
Berdasarkan hadits tersebut, seorang pemimpin dengan berbagai

peran serta fungsinya ialah yang paling bertanggung jawab atas segala kegiatan

maju mundurnya pendidikan yang dipimpinnya. Kepala madrasah harus

bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan

6 Piet Sahertian. Dimens-Dimensii Administrasi Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional.


1994), hlm 127
7 Ma’mur Daud, Terjemah Hadits Shahih Muslim, (Jakarta: Widjaya, 1993), hlm. 14
dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya atau secara informal

kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya. Kepala madrasah

sebagai seorang pendidik, manajerial, administrator, pemimpin dan supervisor

diharapkan dengan sendirinya dapat mengelola lembaga pendidikan serta

mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan

kearah perkembangan yang lebih baik dan dapat menjanjikan masa depan.

Oleh karena itu untuk mewujudkan itu semua, maka tidak akan sampai kearah

itu tanpa didukung oleh adanya kinerja kepala madrasah yang efektif dan

efisien dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa.

Meskipun peran seorang pemimpin sangat menentukan, namun

pemimpin tidak dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dari bawahannya. Oleh

karena itu kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu

menumbuh dan mengembangkan usaha kerjasama serta memelihara iklim yang

kondusif dalam kehidupan organisasi.

Sejalan dengan hal tersebut dalam dunia pendidikan ketika manusia

ingin mencapai tujuan hidupnya, maka sering kita temui adanya kerjasama

dengan orang lain. Hal ini dilaksanakan mengingat berbagai kegiatan yang

terarah akan lebih mudah dicapai dari pada dikerjakan sendiri. Keseluruhan

proses kerjasama ini dinamakan kelembagaan. Dalam kelembagaan tersebut

pasti memerlukan seseorang untuk menempati posisi sebagai pemimpin

(leader) yang melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin. Kaitannya dengan

peristiwa ini terdapat 2 istilah yang harus dibedakan adalah pemimpin (leader)
yaitu orangnya, sedangkan kepemimpinan (leadership) adalah kegiatannya8.

Menurut GR.Terry dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management”

kepemimpinan merupakan aktivitas memimpin yang pada hakekatnya

merupakan suatu hubungan dan dalam kepemimpinan tampak dalam proses

satu orang mempengaruhi orang lain agar mereka mau bekerja sama kearah

pencapaian sasaran tertentu9. Sedangkan kepemimpinan pendidikan adalah

suatu proses kegiatan mempengaruhi, menggerakkan, mengkoordinasi

individu-individu /organisasi /lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai

tujuan yang telah dirumuskan10.

Kepemimpinan pada hakekatnya merupakan bagian dalam proses

manajemen. Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan apa yang telah

direncanakan, perlu didukung dengan kemampuan kepemimpinan kepala

sekolah. Kepala sekolah harus mampu mengelola sekolahnya agar berkembang

dari waktu kewaktu. Segenap sumberdaya yang ada harus didayagunakan

sedemikian rupa, para guru perlu digerakkan secara efektif dan hubungan baik

antara mereka dibina agar tercipta suasana kerja yang professional. Demikian

pula penataan lingkungan sekolah perlu dibina agar menjadi lingkungan

pendidikan yang mampu menimbulkan kreatifitas, disiplin dan semangat

belajar yang tinggi bagi siswa.

Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya peningkatan manajemen

kepala sekolah secara professional dalam upaya meningkatkan kedisiplinan


8 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung,1997), hlm.17
9 Winardi, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta,2002), hlm.56
10 Ahmad Rokhani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi
Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm 88
disekolahnya. Peningkatan profesionalisme kinerja kepala madrasah perlu

dilaksanakan secara terus menerus dan terencana dengan melihat

permasalahan-permasalahan dan keterbatasan yang ada. Kepemimpinan kepala

sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong madrasah dapat

mewujudkan misi dan visi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Segala bentuk kegiatan perlu

diarahkan pada peningkatkan profesionalisme kinerja kepala madrasah dan

tenaga kependidikan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, sehingga tercipta

kondisi dinamis yang mengandung suasana sadar, tertib dan aman pada diri

personil sekolah diantaranya siswa, guru dan anggota staf lain yang diciptakan

dan dikembangkan oleh personil sekolah yang berwenang.

Ini semua mempersyaratkan perlunya penerapan kepemimpinan

pendidikan oleh seorang kepala madrasah dengan kinerjanya yang profesional

agar dapat meningkatkan kedisiplinan dalam lembaganya. Karena suatu

lembaga pendidikan yang baik adalah semua unsur harus mau bekerjasama

secara baik, disiplin dan mematuhi peraturan. Hal ini memerlukan organisasi

yang baik agar kegiatan madrasah dapat berjalan lancar menuju pada

tujuannya11. Sehingga tidak heran apabila masalah kedisiplinan ini sering

digunakan barometer dalam upaya mengukur kemajuan kepala madrasah dalam

memimpin madrasahnya. Dengan demikian dibutuhkan kinerja kepala

madrasah yang professional sehingga mampu memotivasi, mempengaruhi dan

menggerakkan anggotanya untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan

11 Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Bandung: 1992), hlm 160


kedisiplinan siswa sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif

dilingkungan madrasah serta dapat membina disiplin bagi siswa-siswinya

sebagai generasi umat Islam dan bangsa Indonesia agar tidak mengalami

degradasi moral dan indisipliner disegala bidang.

MAN Kandangan merupakan salah satu madrasah unggulan di

Kandangan dan lembaga yang sudah dikenal khalayak umum tentang

kedisiplinannya, ketatnya peraturan/tatatertib bagi siswa, diantaranya meliputi

seragam, berkendaraan, kewajiban mengikuti semua kegiatan madrasah dan

adanya program-program seperti LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan), MOS

yang didalamnya ada penyampaian materi disiplin, seminar ilmiah, tadarus Al-

Qur’an, shalat berjama’ah, budaya salam, sistem pembelajaran fullday school,

moving class yang secara langsung dapat mendukung kedisiplinan siswa.

Kedisiplinan siswa MAN Kandangan sudah terlihat baik dalam disiplin

belajarnya, waktu maupun dalam bertingkah laku. Sehingga tidak heran banyak

walimurid yang tertarik menyekolahkan anaknya di MAN Kandangan bahkan

dari tahun ketahun semakin meningkat.

Berdasarkan rasionalitas dan realitas diatas, maka peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian yang diformulasikan kedalam judul skripsi yaitu:

“KINERJA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN

KEDISIPLINAN SISWA DI MAN KANDANGAN”.


B. Rumusan Masalah

1. Untuk mendeskripsikan Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepala Madrasah dalam

meningkatkan Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan

2. Untuk mendeskripsikan Kinerja Kepala Madrasah dalam meningkatkan

Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.

3. Untuk mendeskripsikan Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Kepala

Madrasah dalam meningkatkan Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepala Madrasah

dalam meningkatkan Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan

2. Untuk mendeskripsikan Kinerja Kepala Madrasah dalam meningkatkan

Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.

3. Untuk mendeskripsikan Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Kepala

Madrasah dalam meningkatkan Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi MAN Kandangan

a. Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam proses pengambilan

kebijakan lebih lanjut, dalam rangka usaha kepala untuk madrasah

meningkatkan kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.

b. Sebagai bahan dokumentasi yang dapat menambah dan melengkapi

khasanah referensi.

c. Dapat memberikan gambaran tentang profil dan karakteristik kepemimpinan

kepala madrasah yang efektif dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di

MAN Kandangan sehingga dapat dijadikan acuan bagi pembina dan


penyelenggara sekolah dalam mengambil kebijakan.

d. Menjadi masukan bagi Kepala Madrasah yang ingin meningkatkan

kedisiplinan siswa di sekolahnya.

e. Dapat memperkaya teori tentang kepemimpinan kepala madrasah dalam upaya

meningkatkan kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam


penelitian sejenis dengan substansi yang sama pada latar yang sama untuk
lebih memperkuat temuan dalam penelitian ini
E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian merupakan batasan bagi peneliti untuk

mendesain sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan dan

menjadikan penelitian tersebut pada titik fokus sampai selesainya

pelaksanaan penelitian. Dimana peneliti menyelidiki dan membahas secara

detail yang berhubungan dengan penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian

penulis jelaskan sebagai berikut:

1. Upaya-upaya Kepala Madrasah dalam meningkatkan Kedisiplinan Siswa di

MAN Kandangan.

2. Pentingnya Kinerja Kepala Madrasah dalam meningkatkan Kedisiplinan

siswa di MAN Kandangan.

3. Apa faktor pendukung dan penghambat Kinerja Kepala Madrasah dalam

meningkatkan Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.


F. Definisi Operasional

Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian, maka peneliti

memberikan beberapa kata kunci yang perlu diutamakan antara lain:

1. Kinerja adalah pola pikir yang disertai dengan perbuatan yang nyata.

Kinerja juga dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan

dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi lembaga.12

2. Kepala madrasah adalah pemimpin pendidikan pada tingkat madrasah.

Dalam pengertian lain, kepala madrasah adalah guru yang diberi tugas

khusus untuk mengelola madrasah, membuat kebijakan, mengatur tata

tertib dan operasionalisasi madrasah sehingga tidak terjadi kesemrawutan/

diberi kepercayaan untuk menjadi pemimpin sekaligus manager

madrasah.13

3. Kedisiplinan siswa adalah pelatihan batin dan watak dengan maksud

supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib atau ketaatan pada

aturan dan tata tertib14.

4. Siswa adalah unsur dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya siswa

sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran.

12 Abdullah Munir. 2008. Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Jogjakarta: AR-Ruzz Media.
hlm. 30
13 Aan Komariah dan Cepi Triatna,. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 3
14 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: PN. Balai Pustaka, Jakarta
1982), hlm. 254
G. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan gambaran tentang isi laporan penelitian ini. Maka

sistematika pembahasannya di susun sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian, ruang lingkup pembahasan,

definisi operasional, serta sistematika pembahasan.

Bab II merupakan kajian teori, yang pertama tinjauan tentang Kinerja

Kepala Madrasah yang meliputi dari 1) Pengertian kinerja kepala madrasah

2). Syarat-syarat kepala madrasah 3). tugas dan fungsi kepala madrasah.

Yang kedua tinjauan tentang Kedisiplinan Siswa yang meliputi 1). Pengertian

kedisiplinan siswa 2). Fungsi kedisiplinan siswa 3). Tujuan kedisiplinan

siswa 4). Pentingnya kedisiplinan siswa 5) Unsur-unsur kedisiplinan siswa.

Yang ketiga tentang upaya kepala madrasah dalam meningkatkan

kedisiplinan siswa. Dan yang keempat tentang Faktor-faktor yang

mempengaruhi Kinerja Kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan

siswa.

Bab III memuat tentang metodologi penelitian yang terdiri dari: A).

Jenis dan Pendekatan penelitian; B). Kehadiran Peneliti; C). Lokasi

Penelitian; D).Sumber Data; E).Metode Pengumpulan Data; F). Teknik

Analisis data; G). Teknik Pengecekan keabsahan data; H). Tahap-tahap

penelitian.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian yang terdiri dari latar belakang

obyek, paparan data dan hasil temuan penelitian.

Bab V berisi pembahasan dan hasil penelitian yang berupa pengaitan

antara hasil penelitian dengan kajian teori yang ada.

Bab VI merupakan pembahasan terakhir dalam skripsi ini secara

keseluruhan yang meliputi kesimpulan dan saran-saran sebagai sumbangan

pemikiran masalah yang ada kaitannya dengan skripsi ini.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Kinerja Kepala Madrasah

1. Pengertian Kinerja Kepala Madrasah

Dalam terminologi (segi istilah) kinerja kepala madrasah terdapat

dua istilah yang masing-masing mempunyai pengertian sendiri-sendiri, yaitu

istilah “Kinerja” dan istilah “Kepala Madrasah”, keduanya akan penulis

jelaskan dahulu sebelum mendefinisikan Kinerja Kepala Madrasah itu

sendiri.

Pertama penulis mencoba menelusuri pengertian Kinerja dari

beberapa definisi:

a. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan /program/kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi lembaga. Amstong

mengatakan bahwa kinerja dan hasil kerja selalu menjadi tanda

keberhasilan lembaga dan orang-orang yang ada dalam lembaga

tersebut. Prestasi kerja atau kinerja tersebut dipengaruhi oleh cara–

cara yang ditempuh, usaha yang dilakukan, dan pada gilirannya

akan memunculkan hasil kerja yang dicapai seseorang atau

sekelompok orang dalam lembaga, sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai


sasaran/tujuan lembaga.15

b. Maier dalam As'ad mengatakan bahwa kinerja adalah kesuksesan

seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja itu

berkenaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dari tingkah laku

kerjanya. Orang yang tingkat kinerjanya tinggi disebut sebagai

orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang tingkat

kinerjanya tidak mencapai standar dikatakan sebagai orang yang

tidak produktif atau berkinerja rendah.16

c. E. Mulyasa mengatakan bahwa: kinerja/performansi dapat

diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian

kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.17

d. Vroom mengatakan bahwa: Kinerja adalah fungsi pertalian antara

kemampuan dan motivasi. Ini mengandung arti bahwa jika

seseorang rendah pada salah satu komponen maka prestasi

kerjanya akan rendah pula.18

Dari definisi diatas, kinerja secara umum dapat diartikan sebagai

suatu usaha yang dicapai seseorang berdasarkan kemampuan kerja atau

ketrampilan kerja. Kinerja akan bergantung pada perpaduan yang tepat

antara individu dan pekerjaannya. Prestasi kerja atau kinerja tersebut

dipengaruhi oleh cara–cara yang ditempuh, usaha yang dilakukan, dan pada

gilirannya akan memunculkan hasil kerja yang dicapai seseorang atau


15 Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008),
hlm.30
16 Ibid
17 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003), hlm.136.
18 Ibid
sekelompok orang dalam lembaga, sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing dalam upaya mencapai sasaran/tujuan lembaga.

Untuk mencapai produktivitas madrasah secara maksimum, madrasah harus

menjamin dipilihnya orang yang tepat, dengan pekerjaan yang tepat disertai

dengan kondisi yang memungkinkan bagi mereka untuk bekerja yang

optimal.

Pada dasarnya produktivitas mencakup sikap mental patriotik,

yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan

bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok

harus lebih baik dari hari ini. Kerja produktif memerlukan ketrampilan kerja

yang sesuai dengan isi kerja sehingga bisa menghasilkan penemuan-

penemuan baru untuk memperbaiki dan meningkatkan cara kerja. Untuk itu,

kerja produktif perlu didukung oleh kemajuan yang tinggi, kemampuan

yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan yang nyaman dan kondusif,

kondisi kerja yang manusiawi, serta hubungan kerja yang harmonis dan

sebagainya.

Kedua, kata kepala madrasah berasal dari dua kata yaitu kepala

dan madrasah. Kata “Kepala” dapat diartikan “ketua” atau “pemimpin”

dalam suatu organisasi atau suatu lembaga. Sedangkan “Sekolah” atau

Madrasah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan

memberi pelajaran19.

19 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada,


2002), hlm. 83
Secara sederhana kepala sekolah (madrasah) dapat didefinisikan

sebagai: “seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk

memimpin suatu sekolah/madrasah dimana diselenggarakan proses belajar

mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi

pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

Sedangkan kata "memimpin" dari rumusan tersebut mengandung

makna luas, yaitu: kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang

ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal

untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan. Dalam praktik lembaga, kata

"memimpin" mengandung konotasi "menggerakkan, mengarahkan,

membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan

bantuan, dan lain-lain. 20

Selanjutnya beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kinerja kepala madrasah, antara lain21:

1. Pembinaan Disiplin Tenaga Kerja

Seorang pemimpin harus mampu menumbuhkan disiplin, terutama

disiplin diri (self-dicipline). Dalam kaitan ini, pemimpin harus mampu:

a. Membantu pegawai mengembangkan pola dan

b. Meningkatkan standar perilakunya, serta

c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk

20 Abdullah Munir, Op.Cit, hlm 32


21 E. Mulyasa, Op.Cit. hlm 141
meningkatkan disiplin.

Dalam membina disiplin tenaga kependidikan perlu berpedoman

pada sikap demokratis, yakni dari, oleh dan untuk tenaga kependidikan,

sedangkan pemimpin tut wuri handayani. Dalam hal ini, Soeleman

(1985:77) mengemukakan bahwa pemimpin berfungsi sebagai

pengemban ketertiban, yang patut diteladani, tapi tidak bersikap otoriter.

2. Pembangkitan motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan

keefektifan kerja. Callahan and Clark (1988) mengemukakan bahwa

motivasi adalah tenaga pendorong dan penarik yang menyebabkan

adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Mengacu pada pendapat

tersebut, dapat dikemukakan bahwa motivasi merupakan suatu bagian

yang sangat penting dalam suatu lembaga. Para pegawai akan bekerja

dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Apabila

para pegawai memiliki motivasi yang positif, ia akan memperlihatkan

minat, mempunyai perhatian dan ingin ikut serta dalam suatu tugas dan

kegiatan. Dengan kata lain, seorang pegawai akan melakukan semua

pekerjaannya dengan baik apabila ada factor pendorong (motivasi).

Dalam kaitan ini pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan

membangkitkan motivasi para pegawai sehingga kinerja mereka

meningkat.
Ada dua jenis motivasi, yaitu intrinsik dan ekstrinsik (Owen, Cs.

1981)22

a) Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datang dari dalam diri

seseorang, misalnya tenaga kependidikan melakukan suatu kegiatan

karena ingin menguasai suatu keterampilan tertentu ynag dipandang

akan berguna dalam pekerjaannya. Motivasi instrinsik pada

umumnya lebih menguntungkan karena biasanya dapat bertahan lebih

lama.

a) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari lingkungan di

luar diri seseorang, misalnya tenaga kependidikan bekerja karena

ingin mendapat pujian atau ingin mendapat hadiah dari pimpinannya.

Adapun beberapa sifat yang dapat dipakai kepala sekolah untuk

memotivasi pengikut:

1. Menjelaskan visi masa depan dan keyakinan mereka terhadap visi

itu.

2. Menjelaskan tujuan, membantu mereka dalam memahami dan

membentuk tujuan itu, serta menjelaskan peran mereka dalam

merealisasikannya.

3. Mengikutsertakan dan meminta pendapat mereka dalam keputusan-

keputusan penting yang mempengaruhi mereka. Memberi tahu

mereka perkembangan yang terjadi.


22 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm.162
4. Menghargai, menghormati, memenuhi kebutuhan mereka, dan

bersikap terbuka

5. Memberikan otoritas-otoritas luas kepada mereka dalam

menjalankan tugas yang dibebankan kepada mereka. Percaya

kepada mereka dalam pelaksanaan yaitu dengan menjadikan orang

yang melaksanakan tugas dan tanggungjawab terhadap hasil-

hasilnya.

6. Pemimpin selayaknya menjadi panutan, bersikap jujur, berakhlak

baik, adil dalam bersikap kepada orang yang ada disekitarnya, serta

rendah hati.

7. Mengubah titik kelemahan setiap individu menjadi titik kekuatan.23

3. Penghargaan

Dengan penghargaan, maka pegawai akan terangsang untuk

meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Penghargaan ini akan

bermakna apabila dikaitkan dengan prestasi pegawai secara terbuka

sehingga setiap pegawai memiliki peluang untuknya.

4. Persepsi

Sarlito (1982:76) mengartikan persepsi sebagai daya mengenal

obyek, mengelompokkan, membedakan, memusatkan perhatian,

mengetahui dan mengartikan melalui pancaindra. Persepsi yang baik


23 Thariq M. As-Suwaidan & Faishal Umar Basyarahil, Melahirkan Pemimpin Masa
Depan, (Gema Insani: Jakarta,2005), hlm.73
akan menumbuhkan iklim kerja yang kondusif serta sekaligus akan

meningkatkan produktivitas kerja. Kepala sekolah perlu menciptakan

persepsi yang baik bagi setiap tenaga kependidikan terhadap

kepemimpinan dan lingkungan sekolah, agar mereka dapat meningkatkan

kinerjanya.24

B. Syarat-syarat Kepala Madrasah

Seorang kepala madrasah harus berjiwa nasional dan memiliki

falsafah hidup yang sesuai dengan falsafah dan dasar Negara kita. Adapun

syarat kepala sekolah adalah sebagai berikut:

1. Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah.

2. Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, terutama disekolah yang sejenis

dengan sekolah yang dipimpinnya.

3. Mempunyai sifat kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat-sifat

kepribadian yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan.

4. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas, terutama mengenai

bidang-bidang pengetahuan pekerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang

dipimpinnya.

5. Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan dan

pengembangan sekolahnya. 25

24 E. Mulyasa, Op.Cit, hlm 151


25 H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,1998), hlm. 91
C. Fungsi dan tugas Kepala Madrasah

Kepala madrasah mempunyai peranan yang sangat penting dalam

menggerakkan kehidupan madrasah untuk mencapai tujuan. Fungsi kepala

madrasah adalah menanamkan pengaruh kepada guru dan staf agar mereka

melakukan tugasnya dengan sepenuh hati dan antusias. Sebagai seorang

pemimpin diharapkan oleh bawahannya dalam organisasi, dalam hal ini

organisasi sekolah mengharapkan para pemimpinnya dapat memberikan

arahan untuk kepentingan pencapaian tujuan madrasah.26 Kepala madrasah

mempunyai peranan multi fungsi, oleh karena itu kepala madrasah dituntut

menjalankan perannya sebagai berikut: Kepala madrasah sebagai pemimpin,

supervisor, pendidik, manajer, administrator, dan motivator.

Adapun tugas pokok dan fungsi kepala madrasah sebagai

pemimpin pendidikan adalah

1. Perencanaan sekolah/madrasah dalam arti menetapkan sekolah sebagai

lembaga pendidikan dengan cara merumuskan visi, misi, tujuan, dan

strategi pencapaian.

2. Mengorganisasikan sekolah/madrasah dalam arti membuat struktur

organisasi, menetapkan staf, dan menetapkan tugas dan fungsi masing-

masing staf.

3. Menggerakkan staf dalam arti memotivasi staf melalui internal marketing

26 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung : Allfa Beta, 2005),


hlm. 146-147
dan memberikan contoh external marketing.

4. Mengawasi dalam arti melakukan supervisi, mengendalikan dan

membimbing semua staf dan warga sekolah.

5. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan dasar

peningkatan dan pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem solving

baik secara analitis sistematis maupun pemecahan masalah secara kreatif,

dan menghindari serta menanggulangi konflik27

D. Tinjauan tentang Kedisiplinan Siswa

1. Pengertian Kedisiplinan Siswa

Dalam bukunya Alex Sobur, disiplin bukanlah kata Indonesia

asli. Ia adalah kata serapan dari bahasa asing “discipline” (Inggris),

“disciplin” (Belanda) atau “disciplina” (Latin) yang artinya “belajar”.

Selain kata “discipline”, ada pula “disciple” yang berarti orang yang

belajar dari seorang pemimpin. Orang tua dan guru adalah pemimpin, dan

anak-anak adalah “disciple” yang belajar dari mereka mengenai sikap,

perilaku, cara hidup yang bisa membahagiakan serta bermanfaat bagi

hidup bermasyarakat dan yang sesuai atau disetujui oleh masyarakat.28

Sedangkan disiplin diartikan secara luas, menurut Charles

Schaefer yakni mencakup setiap pengajaran, bimbingan atau dorongan

yang dilakukan oleh orang dewasa, yang dimaksudkan untuk menolong

27 Hari Sudrajat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Bandung: Cipta Cekas
Grafika, 2005), hlm. 121
28 Alex Sobur, Anak Masa Depan, (Bandung: Angkasa, 1991), hlm.144
anak-anak belajar untuk hidup sebagai makhluk sosial, dan untuk

mencapai pertumbuhan serta perkembangan mereka yang seoptimalnya. 29

Jadi, kesimpulannya bahwa inti dari disiplin ialah untuk mengajar, atau

seseorang yang mengikuti ajaran dari seorang pemimpin.

Adapun menurut Soegeng Priyadarminto, disiplin adalah suatu

kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian

perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

keteraturan dan atau ketertiban.30 Disiplin itu mempunyai tiga aspek, yaitu:

1. Sikap mental (mental attitude), yang merupakan sikap taat dan tertib

sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan

pengendalian watak.

2. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, criteria,

dan standar yang sedemikian rupa, sehingga pemahaman tersebut

menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa

ketaatan akan aturan, norma, kriteria dan standar tadi merupakan syarat

mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses).

3. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati,

untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.31

Beberapa pengertian kedisiplinan diatas, penulis memaparkan

29 Charles Schaefer, Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak. (Jakarta: Kesaint
Blanc,1989), hlm.3
30 Soegeng Priyodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta: PT Pradnya
Paramita,1992), hlm. 23
31 Ibid, hlm.24
bahwa kedisiplinan adalah suatu perubahan tingkah laku seseorang yang

teratur dalam menjalankan tugas-tugasnya/pekerjaannya, yang tidak

melanggar sebuah aturan yang telah disepakati bersama karena sikap

disiplin itu muncul pada diri sendiri atau karena orang tersebut

belajar/mengikuti ajaran dari seorang pemimpin untuk berbuat sesuai

dengan keinginan untuk mencapai sebuah tujuan/perilaku yang sesuai dan

disetujui oleh kelompok.

Kedisiplin itu lahir, tumbuh, dan berkembang dari sikap

seseorang di dalam sistem nilai budaya yang telah ada di dalam

masyarakat. Terdapat unsur pokok yang membentuk disiplin, pertama

sikap yang telah ada pada diri manusia dan sistem nilai budaya yang ada di

dalam masyarakat. Mentaati tata tertib/aturan yang berlaku merupakan

sebuah bentuk tindakan kedisiplinan. Karena kecenderungan di masyarakat

yang tampak akhir-akhir ini adalah tingkah laku yang mau menang sendiri,

ketidak patuhan pada hukum dan pelanggaran-pelanggaran terhadap tata

tertib yang berlaku.

Dalam Al-Qur’an diterangkan tentang disiplin pada surat An-


Nisa’ ayat 103, yang berbunyi:

sŒÎ*sù ÞOçFøŠ Ÿ Òs% no4qn=¢Á9$# (#rãà2øŒ $$sù ©!$# $VJ»uŠ Ï% #YŠ qãèè%ur 4’n?tãur öNà6Î/qãZã_ 4 #sŒ Î*sù öNçGYtRù'yJôÛ$# (#qßJŠ Ï#

%r'sù no4qn=¢Á9$# 4 ¨bÎ) no4qn=¢Á9$# ôMtR%x. ’n?t㠚 úüÏZÏB÷sßJø9$# $Y7»tFÏ. $Y?qè%öq¨B ÇÊÉÌÈ

Artinya:”Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah


Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.
Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman”.32
Di dalam kandungan ayat tersebut telah jelas bahwa masalah

disiplin baik mengenai waktu sholat maupun dalam hal yang lainnya

sangat penting bagi kita, oleh karena itu sebagai seorang yang beriman kita

harus mengamalkan amanat dari surat tersebut yaitu selalu disiplin dalam

sholat dan selalu menerapkan sikap hidup yang disiplin dalam setiap sendi

kehidupan, karena dengan disiplin kita akan selalu bisa menuntaskan

tugas-tugas kehidupan dan mendapatkan kebahagiaan serta yang paling

penting adalah memperoleh kepercayaan dari orang lain. Dalam surat Al-

Ashr ayat 1-3 juga diterangkan tentang disiplin

Ύ óÇyèø9$#ur ÇÊÈ ¨bÎ) z`»|¡SM}$# ’Å"s9 AŽ ô£äz ÇËÈ ž wÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur

Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur Ύ ö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ

Artinya: “Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian


kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran”.33
Surat ini menerangkan bahwa manusia yang tidak dapat

menggunakan masanya dengan sebaik-baiknya termasuk golongan orang

yang merugi. Surat tersebut telah jelas menunjukkan kepada orang-orang

yang beriman bahwa Allah telah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk

32 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2005),


hlm.76
33 Ibid, hlm 482
selalu hidup disiplin. Karena dengan disiplin kita dapat hidup teratur, dan

sebaliknya bila tidak disiplin hidup tidak teratur dan hidup akan hancur

berantakan.

2. Pengertian Siswa

Menurut Zuhairini dan Abdul Ghofir siswa merupakan raw

material (bahan mentah) didalam proses trnsformasi yang disebut

pendidikan, oleh karena itu faktor siswa tidak dapat digantikan oleh faktor

yang lain.34 Siswa merupakan salah satu faktor pendidikan yang terpenting,

tanpa adanya siswa maka proses pendidikan tidak bisa berjalan.

Sedangkan menurut DEPAG RI, siswa adalah salah satu

komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru, tujuan dan metode

pengajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat dikatakan bahwa

peserta didik adalah komponen yang terpenting diantara komponen-

komponen lainnya.35

Jadi, menurut penulis siswa adalah unsure penentu dalam proses

belajar mengajar. Tanpa adanya siswa sesungguhnya tidak akan terjadi

proses pengajaran. Sebab siswalah yang membutuhkan pengajaran dan

bukan guru, guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada

peserta didik. Sehingga siswa adalah komponen-komponen yang

terpenting dalam hubungan proses belajar mengajar ini.

34 Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran PAI, (Malang: UM Press, 2004),
hlm.30
35 Depag RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), hlm.46-47
3. Pengertian Kedisiplinan Siswa

Kedisiplinan siswa sebenarnya suatu pengembangan dari

kedisiplinan yang telah ditanamkan dilingkungan keluarga. Karena

sebelumnya setiap siswa menurut tujuan kedisiplinan yang diungkapkan

Charles Schaefer sudah ditanamkan kedisiplinan yang mengarah pada

kemandirian diri dalam menyingkapi persoalan hidup.36 Kemudian pada

waktu belajar disekolah penanaman kedisiplinan lebih bersifat pada

pengembangan dan mengarah pada konsentrasi pengembangan potensi diri

dan pelaksanaan tugas belajar.

Memang, kedisiplinan antara lingkungan keluarga dan

lingkungan sekolah sangat erat kaitannya, dan merupakan satu kegiatan

mendidik siswa. Hal itu disebabkan adanya kesinambungan dan fungsinya

sangat mendukung. Jadi, kedisiplinan siswa adalah suatu usaha sadar yang

dilaksanakan oleh guru melalui bimbingan dan pelatihan untuk

mengarahkan dan memberikan pemahaman kepada siswa akan pentingnya

kedisiplinan agar siswa dapat membiasakan hidup disiplin kapanpun dan

dimanapun dia berada.

4. Pentingnya Kedisiplinan Siswa

Sebagai suatu proses transformasi yang mempunyai tujuan,

kedisiplinan mempunyai peranan yang penting dalam membentuk

kedisiplinan siswa, karena kedisiplinan siswa adalah suatu perubahan

tingkah laku yang teratur dalam menjalankan tugas-tugasnya atau

36 Charles Schaefer, Op.Cit, hlm 3


pekerjaannya.

Dengan memperoleh kedisiplinan akan membuat siswa dapat

dengan mudah bersosialisasi baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat. Dilingkungan keluarga siswa akan dapat menunjukkan

kebiasaan-kebiasaan yang positif menjalankan tugas yang diberikan oleh

orang tuanya, sholat dan belajar tepat waktu dan bisa menjaga nama baik

keluarga dan tidak melakukan perilku-perilaku yang bertentangan dengan

norma-norma agama maupun norma-norma masyarakat.

Dilngkungan madrasah siswa dapat dengan mudah bersosialisasi

dengan kultur/ budaya akademis sehingga siswa menjadi kritis, kreatif dan

sportif dan mempunyai emosi yang stabil sehingga tidak mudah goncang

yang pada akhirnya dapat menimbulkan akses-akses yang mengarah

kepada perbuatan berbahaya serta kenakalan.37

Adapun Brown dan Brown mengemukakan pula tentang

pentingnya disiplin dalam proses pendidikan dan pembelajaran untuk

mengajarkan hal-hal sebagai berikut:

1. Rasa hormat terhadap otoritas/ kewenangan; disiplin akan menyadarkan

setiap siswa tentang kedudukannya, baik di kelas maupun di luar kelas,

misalnya kedudukannya sebagai siswa yang harus hormat terhadap guru

dan kepala sekolah.

37 Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipata, 2000), hlm. 96-98
2. Upaya untuk menanamkan kerja sama; disiplin dalam proses belajar

mengajar dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan kerjasama,

baik antara siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan

lingkungannya.

3. Kebutuhan untuk berorganisasi; disiplin dapat dijadikan sebagai upaya

untuk menanamkan dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan

berorganisasi.

4. Rasa hormat terhadap orang lain; dengan ada dan dijunjung tingginya

disiplin dalam proses belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan

memahami tentang hak dan kewajibannya, serta akan menghormati dan

menghargai hak dan kewajiban orang lain.

5. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam

kehidupan selalu dijumpai hal yang menyenangkan dan yang tidak

menyenangkan. Melalui disiplin siswa dipersiapkan untuk mampu

menghadapi hal-hal yang kurang atau tidak menyenangkan dalam

kehidupan pada umumnya dan dalam proses belajar mengajar pada

khususnya.

6. Memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin; dengan memberikan

contoh perilaku yang tidak disiplin diharapkan siswa dapat

menghindarinya atau dapat membedakan mana perilaku disiplin dan

yang tidak disiplin.38

38 Akhmadsudrajat, Disiplin Siswa di Sekolah. ( http: www.wordpress.com diakses


tanggal 23 Desember 2008)
Sedangkan di lingkungan masyarakat siswa dapat dengan mudah

bersosialisasi dengan kultur/budaya yang berlaku, sehingga siswa dapat

mewarisi nilai-nilai, sikap-sikap, pengetahuan dan bentuk-bentuk kelakuan

lainnya serta dapat memilih lingkungan yang tepat untuk

perkembangannya.39

Dengan demikian jelas bahwa pendidikan kedisiplinan siswa

mempunyai peranan yang amat penting dalam sosialisasi siswa baik

dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

5. Tujuan Kedisiplinan Siswa

Kedisiplinan merupakan tindakan yang tidak menyimpang dari tata

tertib atau aturan yang berlaku untuk mencapai sebuah tujuan yang

diinginkan. Dengan kata lain bahwa kedisiplinan sangat erat berhubungan

dengan peraturan, kepatuhan dan pelanggaran.

Timbulnya sikap kedisiplinan bukan merupakan peristiwa yang

terjadi seketika. Sehingga kedisiplinan pada siswa tidak dapat tumbuh adanya

intervensi dari pendidik, dan itupun dilakukan secara bertahap, sedikit demi

sedikit.40 Kedisiplinan yang ditanam oleh orang tua dan orang-orang dewasa

didalam lingkungan keluarga ini akan merupakan modal besar bagi

pembentukan sikap kedisiplinan siswa di lingkungan sekolah.

39 Ary H. Gunawan. Op.Cit, hlm.58


40 Suharsimi Arikunto, Managemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: PT Rineka
Cipta,2002), hlm. 199
Di lembaga pendidikan pada umumnya peraturan-peraturan yang

harus ditaati oleh siswa biasanya ditulis dan diundangkan, disertai dengan

sanksi bagi setiap pelanggarnya. Dengan demikian, maka penegakan

kedisiplinan dilembaga pendidikan lebih keras dan kaku. Menurut Charles

Schaefer tujuan kedisiplinan ada 2 macam, yaitu41:

a. Tujuan jangka pendek adalah membuat siswa-siswa anda terlatih

dan terkontrol, dengan mengajarkan mereka bentuk-bentuk

tingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas atau yang masih

asing bagi mereka.

b. Tujuan jangka panjang adalah perkembangan pengendalian diri

sendiri dan pengarahan diri sendiri (self control and self

direction), yaitu dalam hal mana siswa dapat mengarahkan diri

sendiri tanpa pengaruh atau pengendalian dari luar.

Jadi arah kedisiplinan siswa adalah untuk pembentukan pribadi

siswa yang mandiri dan mampu menyingkapi setiap tantangan hidupnya

dengan kemampuan dirinya dengan baik dan tanggung jawab. Sedangkan

tujuan kedisiplinan siswa adalah untuk melatih kepatuhan siswa dengan

jalan melatih cara-cara siswa berperilaku yang legal dan beraturan.42

Menurut penulis tujuan kedisiplinan siswa dapat dikatakan berhasil

apabila siswa telah memiliki kepatuhan dengan cara-cara siswa berperilaku

yang legal dan beraturan.

41 Charles Schaefer, Op.Cit. hlm 3


42 Muh. Said, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Alumni,1985), hlm.84
6. Fungsi Kedisiplinan Siswa

Berdisiplin selain akan membuat seseorang memiliki kecakapan

mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah

pembentukan watak yang baik. Watak yang baik dalam diri seseorang akan

menciptakan suatu pribadi yang luhur.43 Di lembaga pendidikan sangat

penting sekali dengan adanya peraturan disiplin, karena dengan peraturan

disiplin tersebut seluruh warga lembaga pendidikan akan bisa melaksanakan

tugas dengan baik dan tepat waktu serta kehidupannya teratur. Menurut

Harlock EB. fungsi disiplin ada 2 yaitu:

a. Fungsi yang bermanfaat

1) Untuk mengajar siswa bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti

hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian.

2) Untuk mengajar siswa suatu tingkatan penyesuaian yang wajar, tanpa

menuntut konformitas yang berlebihan.

3) Untuk membantu siswa mengembangkan pengendalian diri dan

pengarahan diri sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani

untuk membimbing tindakan mereka.

b. Fungsi yang tidak bermanfaat

1) Untuk menakut-nakuti siswa

2) Sebagai pelampiasan agresi orang yang mendisiplin44

Sedangkan menurut Singgih D. Gunarsa disiplin perlu dalam

43 The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien, (Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada,1984), hlm.51
44 Harlock EB. Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1993), hlm. 97
pendidikan siswa supaya dengan mudah siswa dapat:

1. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain

mengenai hak milik orang lain,

2. Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankan kewajiban

dan secara langsung mengerti larangan-larangan,

3. Mengerti tingkahlaku yang baik dan buruk,

4. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa

merasa terancam oleh hukuman,

5. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang

lain.45

Jadi menurut penulis, disiplin sangat penting dalam kehidupan

terutama bagi siswa yang sedang belajar, karena dengan berdisiplin siswa

akan dapat melakukan proses belajar dengan baik dan teratur serta yang

paling penting yakni membentuk watak siswa yang baik sehingga akan

menciptakan suatu pribadi yang luhur dalam kehidupannya sehari-hari,

dengan mengetahui hak dan kewajibannya baik sebagai hamba Allah

maupun terhadap manusia siswa akan berusaha menjalankan perintah dan

menjauhi larangan.

7. Unsur-Unsur Disiplin

Disiplin merupakan alat pendidikan preventif yakni alat pendidikan

yang bersifat pencegahan. Tujuannya adalah untuk menjaga dan

menghindarkan dari hal-hal yang dapat menghambat atau mengganggu


45 Singgih D. Gunarsa,“Psikologi Untuk Membimbing”. (Jakarta: Gunung Mulia,1987),
hlm: 137
kelancaran dari proses pendidikan.46 Sehingga bila disiplin diharapkan

mampu mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan standar yang

ditetapkan kelompok social, maka harus mempunyai empat unsure pokok.

Sebagaimana menurut Harloc E.B bahwa unsur-unsur pembentuk disiplin

tersebut adalah47:

1. Peraturan

Peraturan dan tatatertib merupakan unsur disiplin yang termasuk

dalam alat pendidikan preventif. Dimana peraturan merupakan patokan atau

standar yang sifatnya umum yang harus dipenuhi oleh siswa. Sedangkan tata

tertib adalah sederetan peraturan-peraturan yang harus ditaati dalam suatu

situasi atau suatu tata kehidupan tertentu.48 Dengan demikian peraturan dan

tata tertib disekolah merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang

diharapkan terjadi pada diri siswa sehingga kehidupan sekolah menjadi

tertib.

Di lingkungan sekolah gurulah yang diberi tanggungjawab untuk

menyampaikan dan mengontrol kelakuannya dan tata tertib bagi sekolah

yang bersangkutan. Dengan adanya peraturan dilingkungan sekolah maka

kegiatan proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan yang

diharapkan, baik tugas sebagai guru maupun tugas sebagai siswa.

Menurut Suharsimi Arikunto, semua peraturan baik yang berlaku

umum maupun khusus meliputi tiga unsur yaitu:

46 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan. ( IKIP Malang,1973), hlm. 140
47 Harlock EB, Op.Cit, hlm.85-91
48 Amir Daien Indrakusuma, Op.Cit, hlm.141
a. Perbuatan dan perilaku yang diharuskan dan yang dilarang.

Misalnya: jika terlambat datang harus melapor ke bagian

pengajaran untuk memperoleh surat keterangan terlambat

yang harus diserahkan kepada guru yang sedang mengajar.

b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atau

pelanggar peraturan, misalnya jika terlambat dating tetapi

tidak melapor ke bagian pengajaran dianggap tidak masuk

sekolah, dan setibanya di kelas tidak diijinkan mengikuti

pelajaran.

c. Cara dan prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada

subyek yang dikenai peraturan tersebut. Misalnya: peraturan

tentang keterlambatan datang ke sekolah dikomunikasikan

kepada siswa dan orang tua siswa secara tertulis pada waktu

mereka mendaftarkan kembali sesudah dinyatakan diterima di

sekolah yang bersangkutan. 49

Dalam hal ini, maka dalam penyusunan sebuah peraturan atau tata

tertib hendaknya melibatkan perwakilan dari penegak disiplin (subyek) dan

sasaran pelaku disiplin (obyek). Dengan demikian, diharapkan setelah

adanya kesepakatan bersama tentang isi dari sebuah peraturan yang harus

dipatuhi bersama dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya dan penuh dengan

rasa kesadaran hati. Sehingga dalam melaksanakan tugas akan berjalan

dengan baik dan mencapai tujuan yang telah direncanakan.

49 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka


Cipta,1990), hlm.122
Adapun dalam pelaksanaan peraturan ada 3 cara:

a. Otoriter

Otoriter adalah peraturan dan pengaturan yang keras untuk

memaksakan perilaku yang diinginkan agar siswa berdisiplin.

b. Kebebasan Liberal

Berbeda dengan konsep peraturan diatas adalah pandangan yang

menganjurkan pemberian kelonggaran, diserukan agar siswa diberikan

kebebasan sepenuhnya dalam bertingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangannya.

c. Kebebasan yang terkendali

Kedua konsepsi peraturan yang diuraikan diatas terasa sangat

ekstrem, pada satu segi siswa diberi kebebasan luas dan pada segi yang

lain siswa dikekang kuat. Sebagai usaha untuk memadukan kedua konsep

peraturan diatas, dewasa ini dalam manajeman pada sekolah-sekolah

modern hendak dikembangkan kebebasan terkendali. Konsep kebebasan

terkendali ini memberikan kebebasan pada siswa, namun bimbingan dan

pengawasan masih tetap dilaksanakan. Para siswa diberikan bimbingan

agar mereka menyadari bahwa kebebasan adalah suatu karunia yang

merupakan hak azasi manusia, yang tidak pada tempatnya disalah

gunakan.50

Sedangkan unsur-unsur pembentuk disiplin yang termasuk dalam

50 Soekarto Indrafachrudi, Administrasi Pendidikan, (Malang: IKIP Malang,1989),


hlm.109
alat pendidikan represif/kuratif yang bertujuan untuk menyadarkan anak

kembali kepada hal-hal yang benar, yang baik dan tertib diantaranya

hukuman dan ganjaran. Yakni diadakan bila terjadi sesuatu perbuatan

yang dianggap bertentangan dengan peraturan-peraturan, atau sesuatu

perbuatan yang dianggap melanggar peraturan.51

2. Hukuman

Hukuman adalah sebagai tindakan yang paling akhir terhadap

adanya pelanggaran-pelanggaran yang sudah berkali-kali dilakukan siswa

setelah diberitahukan, ditegur dan diperingati. Karena pada dasarnya

hukuman diberikan menurut dua prinsip, yakni:

a. Hukuman diadakan, oleh karena adanya pelanggaran, adanya kesalahan

yang diperbuat

b. Hukuman diadakan, dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran52

3. Ganjaran/penghargaan

Ganjaran/penghargaan akan diberikan pada siswa yang

mempunyai prestasi-prestasi tertentu dalam pendidikan, memiliki

kerajinan dan tingkah laku yang baik sehingga dapat menjadikan contoh

tauladan bagi kawan-kawannya.53 Ganjaran juga bisa digunakan sebagai

motivasi yang positif untuk meningkatkan kinerja dan keaktifan siswa

dalam melaksanakan tugas kesehariannya. Begitu pula bagi siswa dalam

meningkatkan semangat dalam belajar dan berlatih perlu diberikan


51 Amir Daien Indrakusuma. Op.Cit. hlm. 144
52 Ibid, hlm. 147
53 Hafi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,1983), hm. 69-
70
penghargaan sebagai motivasi.

Ganjaran yang diberikan kepada siswa dapat berupa macam-

macam. Namun pada garis besarnya terdiri atas54:

a. Pujian

Pujian dimaksudkan untuk menunjukkan menilai dan

menghargai tindakan serta usaha siswa, sehingga menimbulkan rasa

bangga, mampu atau percaya diri. Pujian dapat berupa kata-kata seperti:

baik, bagus, bagus sekali dan sebagainya, tetapi dapat juga berupa kata-

kata yang bersifat sugestif.

b. Hadiah

Yang dimaksud dengan hadiah di sini ialah ganjaran yang

berupa pemberian barang, atau disebut juga ganjaran materiil.

c. Tanda Penghargaan

Tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan

barang-barang tersebut, seperti halnya pada hadiah. Melainkan, tanda

penghargaan dinilai dari segi “kesan” atau nilai-kenang”nya. Oleh

karena itu ganjaran atau tanda penghargaan ini disebut juga ganjaran

symbolis. Yakni dapat berupa surat-surat tanda penghargaan, surat-surat

tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan sebagainya.

54 Amir Daien Indrakusuma. Op.Cit. hlm. 159-161


4. Konsistensi

Konsistensi adalah mengatakan atau mengatasi suatu masalah

setiap kali terjadi dengan cara yang sama. 55 Maka dari itu untuk menjaga

kekompakan, semua peraturan harus didiskusikan bersama. Maka

disiplin harus tetap, supaya siswa dengan jelas mengetahui apa yang

tidak boleh dilakukan, dan ia harus tahu bahwa setiap pelanggaran akan

menyebabkan penolakan dari pendidik.

C. Upaya Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa

Masalah kedisiplinan merupakan suatu masalah penting yang

dihadapi sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dewasa ini. Bahkan sering

masalah disiplin digunakan sebagai barometer pengukur kemampuan kepala

sekolah/madrasah dalam memimpin sekolah/madrasahnya.56 Maka bila murid

berada di madrasah ia berada di bawah kekuasaan kepala madrasahnya.

Sekolah memikul tanggung jawab pokok bila pelanggaran oleh murid terjadi

di dalam rangka program sekolah. Dengan demikian kepala sekolahpun ikut

bertanggung jawab atas kedisiplinan termasuk siswanya dan bisa juga kepala

sekolah/madrasah diandalkan menjadi mitra dalam mendisiplinkan siswa.

Kepala sekolah sebagai pusat dari sekolah/madrasah, sebagai

penyatu arah gerak sekolah, dan penyelaras kondisi di sekolah, maka perlu

adanya ketentuan-ketentuan khusus yang harus dimiliki oleh seorang Kepala

Madrasah, diantaranya:

55 Harlock EB, Op.Cit, hlm. 91


56 Soekarto Indrafachrudi, Op.Cit, hlm. 45
a. Kompetensi Kepribadian

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala

madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa adalah kepribadian.

Kepribadian ini dapat diartikan sebagai kompetensi diri yang berkaitan

dengan bagaimana dia mengelola dirinya sehingga menampilkan pribadi yang

mempesona dan memberikan pengaruh kuat terhadap bawahannya sehingga

mau mengikuti ajakannya.57

Dengan demikian seorang kepala madrasah dituntut untuk memiliki

kepribadian unggul/baik. Dengan kepribadian yang baik, secara tidak

langsung akan membentuk sebuah pola kerja pada bawahannya. Mereka akan

mengambil dan menerapkan kerja sebanding dengan bagaimana seorang

pemimpin memimpin mereka. Sehingga kepala sekolah dapat memberikan

kesempatan dan kontribusi pada bawahannya untuk bekerja sebagaimana

tugas dan fungsinya masing-masing dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.

Sebagaimana disebutkan bahwa kemampuan yang harus

diwujudkan kepala madrasah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian,

pengetahuan terhadap tenaga pendidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan

mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi.58 Gaya kepemimpinan

kepala sekolah yang dapat menumbuhkan kreativitas kepemimpinan

setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang

berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia.

Dalam rangka meningkatkan kinerja guru, seorang kepala madrasah dapat


57 Muh. Saroni, Manajemen Sekolah, ( Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006), hlm. 39
58 E. Mulyasa, Op.Cit hlm. 34
menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel,

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.

Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan

kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-

sifat sebagai berikut: (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4)

berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang

stabil, dan (7) teladan (E. Mulyasa, 2003).59 Aspek-aspek tersebut di atas

merupakan potensi kepribadian sebagai syarat mutlak yang harus dimiliki

oleh seorang kepala sekolah dalam melaksanakan profesinya. Karena tanpa

aspek tersebut sangat tidak mungkin kepala sekolah dapat melaksanakan

tugas sesuai dengan harapan. Kepribadian dan dedikasi yang tinggi dapat

meningkatkan kesadaran akan pekerjaan dan mampu menunjukkan kinerja

yang memuaskan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi.

Kepribadian kepala sekolah yang baik akan memberikan dampak positif bagi

bawahannya terutama guru sebagai pendidik dalam membina dan

membimbing siswanya.

Sebagaimana dalam istilah agama yang dikenal dengan Uswatun

hasanah (tauladan yang baik). Kepala madrasah sebagai pemimpin harus

memahami bahwa teladan adalah sebuah alat yang ampuh dan efektif. Karena

dia menyadari bahwa orang-orang diselilingnya memperlihatkan cara

kerjanya, dan bahwa keteladanan yang diberikannya berdaya pengaruh jauh

59Akhmad Sudrajat, Kompetensi Guru Dan Peran Kepala Sekolah.


(http:www.wordpress.com, diakses tanggal 19 September 2008)
lebih hebat dibandingkan bila ia hanya mengatakannya.60 Dengan demikian

kepala sekolah sebagai pemimpin harus bisa memberi contoh dan mengajak

para bawahannya agar selalu menjadi contoh dan tauladan bagi siswa.

Kepala sekolah atau pendidik yang menjadi teladan bagi siswa adalah pada

saat bertemu ataupun tidak dengan siswa maka senantiasa berperilaku yang

taat terhadap nilai-nilai moral. Dengan demikian mereka senantiasa patut

dicontoh oleh siswa karena tidak sekedar memberi contoh.

b. Kompetensi Manajerial

Seorang pemimpin akan efektif dalam melaksanakan tugasnya, jika

dia memiliki kemampuan manajerial yang memadai. Untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa disekolah, tidaklah cukup seorang pemimpin hanya

mempunyai pengaruh saja, sebab dalam praktek banyak hal yang harus

dilakukan terutama dalam pengambilan keputusan yang harus didukung oleh

kemampuan manajerial. Manajer adalah orang yang melaksanakan fungsi

perencanaan, pengorganisasian/pelaksanaan dan pengontrolan /pengawasan.61

Peran kepala madrasah sebagai manager dalam meningkatkan kedisiplinan

siswanya dapat diwujudkan sebagai berikut:

a. Menyusun perencanaan madrasah

Setiap program memerlukan perencanaan terlebih dahulu sebelum

dilaksanakan. Perencanaan merupakan proses tujuan atau sasaran yang

hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk
60 Erry Riyana Hardjapamekas, Esensi Kepemimpinan Mewujudkan Visi Menjadi Aksi.
(Jakarta: Gramedia,2002), hlm. 39
61 Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat
Keagamaan, Kepemimpinan Madrasah Mandiri. (Jakarta: 2005), hlm. 11
mencapai tujuan itu seefisien mungkin (Roger A. Kauffman, 1972).62 Jadi,

perencanaan merupakan awal dari suatu kegiatan yang sangat menentukan,

sebab kegiatan-kegiatan berikutnya akan sangat tergantung dari

perencanaan. Dalam rangka untuk meningkatkan kedisiplinan siswa yang

optimal, maka kepala sekolah perlu memiliki visi, misi, tujuan dan sasaran,

operasional yang dilandasi keyakinan dan etika kerja yang tinggi serta

mengelolanya didukung dengan kepemimpinan manajemen dan administrasi

yang baik.

b. Mengelola sumber daya sekolah secara optimal

Faktor penting yang menentukan maju mundurnya organisasi

adalah SDM, sebab SDM merupakan subyek dalam kegiatan organisasi.

Kepala sekolah dituntut dapat mengelola sumberdaya manusia yang ada

semaksimal mungkin, diantaranya para guru dan karyawan yang ada

disekolah dan masyarakat sekitar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.

Maka seorang kepala madrasah harus mempunyai kemampuan untuk

memanagemeni atau mengelola mereka agar efektif dan efisien. Memanaj

SDM dalam kaitan ini dapat dikatakan sebagai upaya untuk mengelola

seluruh aspek SDM sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. 63

Pada dasarnya tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada

penyampaian materi pembelajaran, tetapi lebih dari itu, guru harus

membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik. Oleh karena itu guru harus

62 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Offset, 2006), hlm.49
63 Muh. Saroni, Op.Cit. hlm. 50
senantiasa mengawasi perilaku peserta didik, terutama pada jam-jam sekolah

agar tidak terjadi penyimpangan perilaku atau tindakan yang indisiplin. Untuk

kepentingan tersebut, dalam rangka mendisiplinkan peserta didik guru harus

mampu menjadi pembimbing, contoh atau teladan, pengawas, dan pengendali

seluruh perilaku peserta didik.

Sebagai pembimbing, guru harus berupaya untuk membimbing dan

mengarahkan perilaku peserta didik kearah yang positif, dan menunjang

pembelajaran. Sebagai contoh atau teladan, guru harus memperlihatkan

perilaku disiplin yang baik kepada peserta didik, karena bagaimana peserta

didik akan berdisiplin kalau gurunya tidak menunjukkan sikap disiplin.

Sebagai pengawas, guru harus senantiasa mengawasi seluruh perilaku peserta

didik, terutama pada jam-jam efektif sekolah, sehingga kalau terjadi

pelanggaran terhadap disiplin, dapat segera diatasi. Sebagai pengendali, guru

harus mampu mengendalikan seluruh perilaku peserta didik disekolah. Dalam

hal ini guru harus mampu secara efektif menggunakan alat pendidikan secara

tepat waktu dan tepat sasaran, baik dalam memberikan hadiah maupun

hukuman terhadap peserta didik.64

c. Mengelola sarana prasarana

Suatu sekolah dapat berlangsung/berjalan dengan baik dan lancar,

bila pengelolaan sarana dan prasarana baik. Begitu pula dalam upaya

pembinaan kedisiplinan siswa tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak

didukung dengan fasilitas yang memadai. James J. Jones dkk mengatakan


64 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2008), hlm.126
bahwa salah satu tanggung jawab seorang kepala madrasah adalah pengelolaan

sarana dan prasarana sekolah.65 Dengan demikian kepala madrasah harus

mengerti kondisi fisik sekolah serta bagaimana usaha dalam perencanaan dan

pengadaan inventarisasi, pengaturan pemakaian, usaha melengkapi fasilitas

serta pemeliharaan fasilitas madrasah dan sebagainya. Sehingga siswa dapat

belajar dengan tenang dan nyaman tanpa berperilaku yang tidak

menyimpang/indisiplin.

d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi

pembelajaran yang efektif

Berkaitan dengan peran dan fungsinya sebagai innovator, dalam

rangka untuk meningkatkan kedisiplinan siswa kepala madrasah juga dituntut

harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis

dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan,

memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan

mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif sehingga proses

belajar mengajar akan berjalan lancar dan menarik. Dengan demikian kepala

madrasah harus mampu mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai

pembaharuan di sekolah. Gagasan baru tersebut misalnya moving class.

Moving class adalah mengubah strategi pembelajaran dari pola kelas tetap

menjadi kelas bidang studi memiliki kelas tersendiri, yang dilengkapi dengan

alat peraga dan alat-alatnya.66

e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif


65 Soekarto Indrafachrudi, Op.Cit, hlm.109
66 E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Op.Cit, hlm.118-119
Hal lain yang diperlukan dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa

diantaranya juga adalah budaya dan suasana yang kondusif dan terjaga

dengan baik secara terus menerus sebagai komunitas inti dari sekolah.

Pembentukan lingkungan belajar yang kaya dan hangat serta iklim belajar

yang kondusif sebagian terbesar adalah tugas manajer sekolah. Artinya atas

pengamatannya dapat diperbaiki dan diwujudkan. Juga tentang iklim belajar

berupa pergaulan, komunikasi, kerjasama, toleransi dsb. Hal ini bisa

diwujudkan dengan berbagai tekhnik seperti keteladanan, himbauan, diskusi,

teguran, sanksi dsb.67 Lingkungan belajar yang kaya dan menarik serta iklim

belajar yang harmonis sangat membantu meningkatkan semangat belajar

siswa dan semangat kerja para guru.

Dalam hal ini maka madrasah perlu membuat aturan-aturan yang

harus ditaati. Salah satu upaya tersebut dengan adanya disiplin sekolah adalah

usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan

dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan

dan tata tertib yang berlaku di sekolah.68 Dengan meningkatnya disiplin,

diharapkan dapat meningkatkan efektifitas jam belajar sesuai dengan waktu

yang telah ditetapkan dan meningkatkan iklim belajar yang lebih kondusif.

Untuk mendisiplinkan peserta didik dengan berbagai strategi, guru

harus mempertimbangkan berbagai situasi, dan perlu memahami faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk melakukan hal-

67 Made Pidarta, Peranan Kepala Sekolah pada Pendidikan Dasar, (Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana, 1995), hlm. 29
68 Akhmadsudrajad. Disiplin Siswa di Sekolah, Op.Cit
hal sebagai berikut:

a. Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu

catatan kumulatif.

b. Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung,

misalnya melalui daftar hadir di kelas.

c. Mempertimbangkan lingkungan sekolah dan lingkungan peserta

didik;

d. Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan

tidak bertele-tele;

e. Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam

pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi

banyak penyimpangan.

f. Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran, agar

dijadikan teladan oleh peserta didik;

g. Berbuat sesuatu yang bervariasi, jangan monoton; sehingga

membantu disiplin dan gairah belajar peserta didik;

h. Menyesuaikan ilustrasi dan argumentasi dengan kemampuan

peserta didik, jangan memaksakan peserta didik sesuai dengan

pemahaman guru, atau mengukur peserta didik dari kemampuan

gurunya; dan

i. Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik dan lingkungannya.69

69E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Op.Cit, hlm.125


Melalui berbagai upaya tersebut diharapkan tercipta iklim yang

kondusif bagi pembelajaran, sehingga peserta didik dapat menguasai berbagai

kompetensi sesuai dengan tujuan.

f. Melakukan monitoring dan evaluasi

a. Monitoring (pengawasan)

Menurut Casley dan Kumar yang dikutip oleh Solichin Abdul

wahab, monitoring adalah suatu kegiatan internal proyek berwujud studi-

studi diagnotik yang sebagian fungsinya adalah untuk mendukung

manajemen pembuatan keputusan.70 Monitoring pada dasarnya

dimaksudkan untuk menghimpun informasi atau data secara kontinyu agar

tingkat kemajuan dan perkembangan peserta didik tetap dapat diikuti dan

dengan itu upaya perbaikan atas tugas siswa akan dapat dilakukan secara

optimal.

Akan tetapi perlu diingat, monitoring itu sesungguhnya bukan

sekedar menyangkut kegiatan pengumpulan informasi. Sebab, monitoring

menyangkut keputusan strategis mengenai tindakan apa yang seharusnya

diambil jika siswa ternyata melenceng dari apa yang telah digariskan atau

diharapkan. Pandangan demikian mengantarkan pada pemahaman baru

bahwa monitoring itu sebenarnya tidak sekedar menyangkut masalah rutin,

teknis administrative, melainkan lebih menyangkut masalah pengawasan

atau control.

70 Solichin Abdul Wahab, Evaluasi Kebijakan Publik, (Malang: FIA Unibraw dan IKIP
Malang, 1997), hlm.25
1. Catatan Tertulis (Anecdotal Records)

Anecdotal Records adalah catatan tertulis satu atau lebih observasi

guru terhadap kelakuan dan reaksi-reaksi siswa dalam berbagai situasi.

Catatan ini dibuat sekali atau dua kali dalam seminggu selama satu tahun,

baru dapat menggambarkan perkembangannya selama waktu itu, catatan-

catatan tersbut meliputi keterangan-keterangan yang diperoleh dari

percakapan informal antara guru dan siswa, laporan tentang cara siswa

menggunakan waktu bebas, komentar tentang orang tuanya, contoh hasil

kerja kreatif siswa, kegiatan siswa dan sebagainya.

2. Observasi

Guru dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada setiap hari

untuk mengamati tingkah laku siswa melalui observasi yang terus menerus

guru dapat memperoleh tentang abilitas, sikap terhadap sekolah

partisipasinya terhadap berbagai kegiatan, hubungan siswa dalam berbagai

kelompok. Observasi terhadap para siswa yang sedang bermain, guru dapat

mengetahui keterampilan sosial.71

Dalam suatu organisasi pendidikan sekolah, monitoring ini

dipegang oleh kepala madrasah. Ia harus mengontrol sejauh mana para guru

menjalankan tugasnya dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, namun

dalam pelaksanaan monitoring tersebut kepala sekolah juga tidak terlepas

dari bantuan guru yang secara langsung terkait dalam pelaksanaan

kedisiplinan siswa.

71 Depag, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, Op.Cit, hlm. 56-57
b. Evaluasi

Secara harfiah kata evalusi berasal dari bahasa Inggris evaluation,

dalam bahasa arab Al-Tqdir, dalam bahasa Indonesian berarti penilaian.

Adapun dari segi istilah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Edwin Wadnt

dan Gerald W. Brown yang dikutip oleh Anas Sujiono. Evaluasi adalah suatu

tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu.72 Dalam suatu

organisasi pendidikan sekolah, evaluasi ini bisa dilakukan oleh kepala

sekolah dengan bantuan guru, petugas atau pihak lainnya yang berkompeten.

Dalam bentuk aplikasinya, evaluasi ini bisa dilaksanakan dengan

cara melakukan tes, Karena tes ini adalah alat atau prosedur yang

dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes ini dilaksanakan

untuk mengetahui sejauh mana siswa ada dilingkungan sekolah tersebut,

apakah ada perubahan baik dalam segi belajar ataupun dalam segi pergaulan.

Tes dibedakan menjadi dua macam yaitu tes dan nontes. Ditinjau dari segi

fungsi yaitu yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan

belajar siswa.

c. Kompetensi Supervisi

Supervisi adalah kegiatan membina atau membimbing guru agar

bekerja dengan betul dalam mendidik dan mengajar siswanya. Dalam hal ini

supervisor dalam membina para guru adalah tekanan pada pengembangan

sikap, kepribadian, dan etika atau moral para siswa.

72 Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (PT Raja Grafindo Persada, 2006),
hlm. 15
Kepala madrasah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif

antara lain:

a) Diskusi kelompok, yakni merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

bersama guru-guru dan bisa juga melibatkan tenaga administrasi, untuk

memecahkan berbagai masalah di madrasah, dalam mencapai suatu

keputusan. Banyak masalah yang dipecahkan dalam diskusi kelompok,

seperti peningkatan kemampuan tenaga kependidikan, dan masalah-

masalah hasil temuan kepala madrasah pada kegiatan observasi di dalam

atau di luar kelas.

b) Kunjungan kelas, yakni kunjungan kelas dapat digunakan oleh kepala

madrasah sebagai salah satu teknik untuk mengamati kegiatan secara

langsung.

c) Pembicaraan individual, yakni merupakan tekhnik bimbingan konseling

yang dapat digunakan oleh kepala madrasah untuk memberikan konseling

kepada guru, baik berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maupun

masalah yang menyangkut profesionalisme guru.73

73 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Op.Cit, hlm.113-114


D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam

meningkatkan Kedisiplinan Siswa

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas pemimpin dan

secara langsung berpengaruh juga kepada bawahan, yaitu:

1. Kepribadian, pengalaman masa lalu, dan harapan pemimpin. Hal ini

mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan

mempengaruhi gaya kepemimpinan seseorang.

2. Pengharapan dan perilaku atasan. Jika atasan memakai gaya yang

berorientasi pada tugas, maka bawahan cenderung menggunakan gaya itu.

3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi terhadap

gaya kepemimpinan manajer.

4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya

pemimpin.

5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku

bawahan.

6. Harapan dan perilaku rekan. Sikap kooperatif dan saling bekerja sama

tentu akan menunjang kinerja seseorang.74

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kedisiplinan

siswa adalah sebagai berikut:

a. Kinerja guru

Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang memegang

peranan penting didalam pelaksanaan pendidikan. Guru yang secara


74 Nanang Fattah, Op.Cit, hlm. 99
langsung bertugas untuk mendidik, melatih, membimbing, dan

mengembangkan potensi (siswa).75 Dengan demikian guru dapat dijadikan

sebagai teman/rekan kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan

siswa.

Adapun syarat-syarat guru sebagai partisipan tugas kepala madrasah

dan sebagai pembantu ialah:

1. Guru harus menyadari kedudukannya sebagai pembantu, bukan

penanggung jawab dalam keseluruhan administrasi. Penanggung jawab

tertinggi ialah kepala sekolah.

2. Guru harus patuh melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Ia harus

menyadari bahwa bila ia tidak menjalankan tugas berarti ia menghalang-

halangi jalannya administrasi pendidikan secara keseluruhannya.

3. Guru harus bisa menolak pembagian tugas dan tanggung jawab yang

bukan bidangnya atau diluar kemampuannya.

4. Guru harus siap sedia memberi bantuan apabila diperlukan.

5. Guru harus mempunyai semangat yang tinggi untuk menyukseskan

program kerja dalam melaksanakan administrasi pendidikan.

6. Guru harus mampu mengajak sesama rekannya untuk ikut melaksanakan

administrasi pendidikan.76

Dengan adanya saling pengertian antara kepala madrasah dan guru,

maka masing-masing melaksanakan tugas pengabdian sebaik-baiknya,

75 Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Op.Cit, hlm: 3
76 Yusak Burhanudin, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 130
sehingga tercapai tujuan bersama yakni meningkatkan kedisiplinan siswa.

b. Adanya panutan dan keteladanan

Disiplin pada diri sendiri akan memberikan pengaruh yang besar

dalam kehidupan baik hidupnya sendiri maupun orang lain. Lebih mudah

mempengaruhi orang lain apabila diri sendiri sudah berhasil menampilkan

pribadi yang penuh kedisiplinan. Mendisiplinkan orang lain tanpa mau

mendisiplinkan diri sendiri bukan hanya salah tetapi tidak efektif.

Sebagaimana kata AA’Gym semua itu harus dimulai dari diri sendiri, dari

yang paling kecil dan dari sekarang. Artinya semua itu akan menjadi mudah

jika dimulai dari hal-hal yang kecil dan tidak menunda-nunda. Dari dari

sendiri itu paling penting, apapun itu namanya. Disiplin itu kiatnya ada tiga

yakni: mulai dari diri sendiri, mulai dari yang paling kecil dan mulai dari

sekarang.77

c. Kejelasan penegakan tatatertib/peraturan serta adanya pengawasan

Unsur terpenting disiplin adalah ketegasan. Maka untuk

mendambakan semuanya berjalan dengan teratur dan lancar, satu-satunya

cara adalah penegakan tatatertib/peraturan. Setiap bentuk pelanggaran harus

dihukum secara adil dan proporsional. Setiap orang punya kedudukan yang

sama didepan hukum. Sanksi harus dipraktikkan tanpa pandang bulu.

Semuanya dilakukan menurut aturan yang berlaku.78

Disiplin diri pada siswa dapat dipupuk dengan memberikan tata-

77 Soejitno Irmim dan Abdul Rochim, Membangun Disiplin Diri Melalui Kecerdasan
Spiritual & Emosional, (Batavia Press,2004), hlm. 75
78 Ibid hlm. 96
tertib yang mengatur hidup siswa. Tata tertib disertai pengawasan akan

terlaksananya tata tertib, dan pemberian pengertian pada setiap pelanggaran,

tentunya akan menimbulkan rasa keteraturan dan disiplin diri. Adanya

disiplin diri, terutama dalam hal belajar dan bekerja, akan memudahkan

kelancaran belajar dan bekerja, karena dengan adanya disiplin maka rasa

segan, rasa malas, rasa menentang dapat dengan mudah diatasi, seolah-olah

tidak ada rintangan maupun hambatan lainnya yang menghalangi kelancaran

bertindak. Dengan demikian tingkah laku anak yang berarti dan bertujuan,

harus dibimbing oleh pendidik supaya tingkah laku siswa yang pada

mulanya tidak teratur, melalui saran-saran dan pengarahan mereka,

mencapai tingkah laku yang wajar dan benar.

Sedangkan Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab

perilaku siswa yang indisiplin, sebagai berikut79 :

1. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru.

Dalam pendidikan, mendisiplinkan peserta didik harus

dimulai dengan pribadi guru yang disiplin, kita tidak bisa berharap banyak

akan terbentuknya peserta didik yang disiplin dari pribadi guru yang

kurang disiplin. Anak adalah peniru yang terbesar didunia ini. mereka

terus menerus meniru apa yang dilihat mereka dan menyimpan apa yang

mereka dengar. Jadi bahwa tauladan yang jelek atau yang kurang baik

merupakan sebuah factor penghambat proses pendidikan kedisiplinan.

79 Akhmadsudrajat, Disiplin Siswa di Sekolah, Op.Cit


2. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi

sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat

menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.

Sebab-sebab dari pelanggaran oleh murid yang bertalian

dengan kasus-kasus khusus sangat bermacam-macam. Tapi kebanyakan

masalah disiplin bisa dianggap berasal dari keseluruhan lingkungan

operasional sekolah. Beberapa diantaranya: organisasi sekolah yang kurang

teratur, manajemen kelas dan cara mengajar yang buruk. Dalam hal ini

persoalan disiplin bisa diatasi melalui perbaikan yang bersifat pencegahan

oleh guru alih-alih hukuman pengendalian terhadap murid. Semakin baik

guru dalam pendidikan persiapannya, tekhnik mengajarnya, kepribadiannya,

wawasannya dan seterusnya, semakin kurang masalah-masalah

pengendalian murid akan muncul.80

Adanya letak geografis sekolah yang relatif jauh dari

pemukiman siswa, sukar dijangkau karena sulitnya transportasi didaerah-

daearah terpencil, menyebabkan pula siswa sering tidak masuk sekolah.

Selain itu kurangnya sarana dan alat-alat pelajaran, sehingga proses belajar-

mengajar kurang bervariasi, bisa menyebabkan siswa menjadi jenuh dan

bosan, yang berakibat siswa kurang tertarik untuk bersekolah dan cenderung

membolos.81

3. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , misalnya siswa

80 Oteng Sutrisno, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional,


(Bandung: Angkasa,1993), Op.Cit. hlm 117
81 Soekarto Indrafachrudi. Op.Cit. hlm. 52
yang berasal dari keluarga yang broken home.

Pada dasarnya disiplin akan sulit berkembang dilingkuingan

keluarga yang amburadul (broken home). Perceraian akan membawa

dampak buruk bagi anak-anak, bukan soal materi tetapi lebih pada efek

negative psikologis. Rata-rata anak yang tumbuh dari keluarga yang

broken home mengalami ketidak seimbangan hidup. Jiwanya mudah labil,

nervous dan mudah putus asa.82

82 Soejitno Irmim dan Abdul Rochim. Op.Cit. hlm.113


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

dikemukakan di atas, yang mana penelitian ini berusaha untuk mendapatkan

informasi yang lengkap dan mendalam mengenai kinerja kepala madrasah

dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MAN Kandangan Kabupaten

Kediri. Maka dari itu, peneliti menggunakan jenis penelitian dengan

pendekatan kualitatif. Sebagaimana Hadari Nawawi menyatakan, ”Penelitian

kualitatif atau naturalistik adalah penelitian yang bersifat atau memiliki

karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau

sebagaimana adanya (natural setting), dengan tidak dirubah dalam bentuk

simbol-simbol atau bilangan.”83

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagaimana yang

dikatakan oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain,

secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah.84

83 Hadari Nawawi dkk, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gajah Mada University


Press, 1996), hlm 174
84 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), hlm 6
Sedangkan apabila dilihat dari segi tempat penelitian, maka penelitian

ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research). Ide pentingnya

adalah bahwa peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan

tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah atau ’in situ’.85

Apabila ditinjau dari sudut kemampuan atau kemungkinan, suatu

penelitian yang dilakukan dengan memjelaskan/ menggambarkan saat

terjadinya variabel, maka penelitian ini termasuk dalam jenis deskriptif.86

peneliti berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan bagaimana

kinerja kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MAN

Kandangan. Kinerja-kinerja tersebut setelah diketahui, disimpulkan,

dijelaskan kemudian dibahas menurut realitas yang sebenarnya secara

berurutan.

B. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan,

karena peneliti sendiri merupakan alat (instrumen) pengumpul data yang

utama sehingga kehadiran peneliti mutlak diperlukan dalam menguraikan

data nantinya. Karena dengan terjun langsung ke lapangan maka peneliti

dapat melihat secara langsung fenomena di daerah lapangan seperti

"kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus

merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data,

85 Ibid, hlm. 26
86 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), hlm. 12
dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya".87 Kedudukan

peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian ini sangat tepat, karena ia

berperan segalanya dalam proses penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah MAN Kandangan.

Yang terletak di Jl. Jombang, Kasreman kec. Kandangan Kediri. Dengan

pertimbangan MAN Kandangan merupakan madrasah yang sudah dikenal

khalayak umum tentang kedisiplinannya dibanding sekolah-sekolah lain yang

peneliti ketahui. Disamping madrasah ini adalah satu-satunya madrasah

disekitar Kandangan yang cukup maju dan merupakan salah satu sekolah

unggulan yang paling banyak diminati dan digemari oleh pelajar lulusan SMP

atau MTs negeri maupun swasta yang ada di daerah Kandangan dan

sekitarnya. Sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terutama

menyangkut kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.

D. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam penelitian ini

yang dijadikan informan/obyek penelitian adalah semua warga yang ada

dalam lembaga.88 Khususnya bapak Djamil Aly (Kepala MAN Kandangan)

dan yang menunjang Kinerja Kepala Madrasah seperti bapak Syaiful Ulil

Amri (Waka Kurikulum), bapak Abdul Kholik (Waka Kesiswaan), bapak

87 Lexy.J.Meleong, Op.Cit. hlm. 121


88 Ibid. hlm. 90
Rofi’I (Waka Sarpras), bapak Indri Januswara, bapak Syahrul Munir, Ibu

Malikah, dan Siswa.

E. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian, menurut

Suharsimi Arikunto adalah subjek dimana data diperoleh.89 Sedangkan

menurut Lutfand (1984) yang dikutip oleh Moleong, bahwa sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.90 Adapun sumber data

dalam hal ini adalah:

1. Data Primer

Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan

disajikan oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini, data

primer yang diperoleh oleh peneliti adalah dari hasil wawancara dengan

bapak Djamil Aly selaku kepala madrasah MAN Kandangan khususnya

serta pihak-pihak yang berkaitan dimadrasah tersebut.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data pelengkap yang

berfungsi melengkapi data yang di perlukan oleh data primer. Data

sekunder yang diperoleh oleh peneliti adalah data yang diperoleh langsung

dari pihak-pihak yang berkaitan berupa data-data MAN Kandangan seperti

arsip-arsip, data pribadi yang tersimpan di lembaga (instansi) yang berupa

89 Suharsimi Arikunto, 1991. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, Jakarta:


Rineka Cipta, hlm. 102
90 Lexy Moleong, Op Cit. hlm. 112
file-file dan berbagai literature yang relevan dengan pembahasan. Seperti

gambaran MAN Kandangan, dan struktur organisasi. Dengan demikian

data sekunder disebut juga data tersedia.91

F. Prosedur Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi

sebagai bahan utama yang relevan dan obyektif, yang digunakan penulis

meliputi:

1. Metode Observasi

Metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.92 Metode

ini digunakan untuk memperoleh data dengan melakukan pengamatan

obyek secara langsung atau peneliti terjun secara langsung ke obyek

penelitian.

Secara metodologis pengamatan mengoptimalkan kemampuan

peneliti dari segi motif kepercayaan atau perhatian, perilaku taksadar,

kebiasaan, dan sebagainya. Pengamatan memungkinkan peneliti,

merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek, sehingga

memungkinkan pula bagi peneliti menjadikannya sumber data.

Dengan metode ini dapat mengetahui gambaran secara umum

tentang kondisi kedisiplinan siswa di MAN Kandangan saat ini dan segala

91 M. Iqbal Hasan. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta:


Ghalia Indonesia, 2002) hlm 82
92 Suharsimi Arikunto, 1998. “Prosedur Penelitian”, Jakarta: Rineka Cipta, hlm.115
hal yang berkaitan dengan penelitian.

2. Metode Interview

Interview yang sering juga disebut dengan wawancara adalah

sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh

informasi dari terwawancara.93 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, metode

interview adalah cara pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang

dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian.94

Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh informasi tentang

hal-hal yang berkenaan dengan upaya-upaya kepala madrasah dalam

rangka meningkatkan kedisiplinan siswa, kinerja kepala madrasah serta

faktor-faktor yang mempengaruhi dalam meningkatkan kedisiplinan

siswa di MAN Kandangan dan sebagainya.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya barang-

barang tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.95

Metode ini dilakukan peneliti untuk memperoleh data tentang

latar belakang obyek penelitian, struktur organisasi sekolah, keadaan guru

dan siswa, sarana prasarana dan segala hal yang berkaitan dengan

93 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V


(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm: 132
94 Sutrisno Hadi, Metodologi Recearch II, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta, 1987, hlm. 192
95 Suharsimi Arikunto, Op.Cit. hlm: 135
penelitian ini. Metode ini nantinya akan penulis gunakan sebagai penguat

data yang diperoleh dalam mengetahui sejauh mana kinerja kepala

madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.

G.Teknik Analisa Data

Analisis data menurut Patton sebagaimana yang dikutip oleh

Moleong, adalah: ”Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke

dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar”.96 Sedangkan menurut

Faisal, ”analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data,

mencari pola atau tema, dengan maksud untuk memahami maknanya.97

Sedangkan teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian

ini adalah kualitatif deskriptif. Yang mana analisis datanya dilakukan dengan

cara non statistik, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan

data yang diperoleh dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan dalam

kategori-kategori untuk memperoleh kesimpulan. Hal ini sebagaimana yang

dikatakan oleh Nasution bahwa data kualitatif terdiri dari kata-kata bukan

angka-angka, di mana mendiskripsikannya memerlukan interpretasi sehingga

diketahui makna dari data-data tersebut.98

Setelah semua data terkumpul, maka selanjutnya data tersebut diolah

dan disajikan menggunakan teknik analisis data deskriptif dengan beberapa

tahapan yang telah ditentukan yaitu identifikasi, klasifikasi dan selanjutnya

diinterpretasikan dengan cara menjelaskan secara deskriptif.


96 Lexy J. Moleong, Op.Cit., hlm. 103
97 Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 142
98 Ibid. hlm. 128
H. Pengecekan Keabsahan Data

Tehnik yang digunakan untuk menentukan keabsahan data dalam

penelitian ini adalah:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan

penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan

keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat

kepercayaan data yang dikumpulkan.99 Setelah peneliti memperoleh

banyak informasi tentang data yang diperlukan dalam kurun waktu

penelitian, maka peneliti akan menambah waktu keterlibatan peneliti

dalam proses kehidupan keseharian sampai dinyatakan bahwa data yang

telah diperoleh dirasa dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.

2. Ketekunan/ keajegan Pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten

interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang

konstan atau tentatif. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-

ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan

atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci. Dengan kata lain, ketekunan pengamatan

menyediakan kedalaman.100 Ketekunan pengamatan ini dilakukan sebagai

upaya peneliti untuk melakukan pengamatan berulang-ulang terhadap

proses kehidupan keseharian, pengamatan secara terus-menerus dalam


99 Lexy J. Moleong, Op.Cit, hlm.327
100 Ibid, hlm. 329-330
jangka waktu tertentu yang peneliti lakukan dengan harapan peneliti dapat

melihat data dan informasi serta fenomena secara lebih cermat, terinci dan

mendalam.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Tehnik triangulasi

yang paling banyak digunakan ialah melalui sumber lainnya.101

Triangulasi dengan sumber digunakan untuk pengecekan data

tentang keabsahannya dengan memanfaatkan berbagai sumber data

informasi sebagai bahan pertimbangan, di sini penulis membandingkan

data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, juga membandingkan

hasil wawancara dengan isi dokumen.

I. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian, ada beberapa tahapan penelitian:

a). Tahap pra lapangan

Sebelum melaksanakan penelitian, penulis terlebih dahulu

melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah ada, seperti menyerahkan

proposal penelitian, pengajuan izin penelitian dan peninjauan pada lokasi

penelitian. Dan untuk melakukan penelitian, peneliti menyiapkan

terlebih dahulu apa yang harus dibawa ke lapangan, seperti daftar untuk

101 Ibid, hlm. 330


wawancara, daftar untuk data-data dan lain sebagainya.

b). Tahap pekerjaan lapangan

1. Mengadakan observasi langsung ke MAN Kandangan terhadap

kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di

MAN Kandangan, dengan melibatkan beberapa informan untuk

memperoleh data.

2. Memasuki lapangan, dengan mengamati berbagai fenomena proses

pembelajaran dan wawancara dengan beberapa pihak yang

bersangkutan.

3. Berperan serta sambil mengumpulkan data.

c). Tahap Penyelesaian

Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian ini karena pada

tahap ini, peneliti menyusun data yang telah dianalisis dan disimpulkan

dalam bentuk karya ilmiah yaitu berupa laporan penelitian dengan

mengacu pada peraturan penulisan karya yang berlaku di Universitas

Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.


BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MAN Kandangan

Madrasah Aliyah Kandangan berdiri pada tahun 1981 yang diprakarsai

oleh beberapa Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama di Kecamatan

Kandangan dan sekitarnya yang diantaranya:

a) Bapak Muhary Ridwan L.Ph.

b) Bapak Fauzan Said, A.Md.

c) Bapak Munir

d) Bapak H. Kholil Ridwan.

e) IBu Hj. Maslihah, BA.

f) Dan tokoh-tokoh lainnya.

Lokasinya terletak di Bobosan desa Kemiri dan diberi nama

Madrasah Aliyah Islakhiyah Bobosan.

Dalam perkembangannya pada tahun 1984 Madrasah Aliyah

Islakhiyah statusnya meningkat menjadi Madrasah Aliyah Filial Purwoasri.

Setelah menjelang tahun ketujuh dari berdirinya, yaitu pada tahun

1987 pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan lancar,

namun dua tahun kemudian sepeninggal Bapak Muhary Ridwan L.Ph

sebagai salah satu pendiri dan sekaligus sebagai Kepala Madrasah, tepatnya

pada tahun 1989 perkembangannya mulai mengalami penurunan. Demi


kelangsungan keberadaannya, maka pada tahun 1990 dewan guru dan

Tokoh masyarakat termasuk sebagian pendirinya yang masih ada, sepakat

untuk memindahkan lokasinya ke tengah kota, menempati gedung SMP

Diponegoro yaitu di Jl. Jombang Kandangan dengan waktu proses belajar

mengajar pada sore hari.

Sejak lokasi Madrasah Aliyah Filial Purwoasri dipindah, mengingat

perkembangan jumlah siswanya dari tahun ke tahun selalu mengalami

peningkatan sehingga ruang kelas yang ada di gedung SMP Diponegoro

tidak lagi mencukupi karena tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada.

Mengingat hal tersebut, maka pada tahun 1994 Madrasah Aliyah Filial

Purwoasri di Kandangan lokasinya dipindah lagi yaitu menempati gedung

SMP Islam Yayasan Walisongo di Gedangan Kandangan yang proses

belajar mengajarnya masuk pagi.

Pada tahun 1997 Madrasah Aliyah Islakhiyah statusnya meningkat

lagi dari Madrasah Aliyah Filial Purwoasri di Kandangan menjadi Madrasah

Aliyah Negeri Kandangan Kabupaten Kediri yang diresmikan oleh Menteri

Agama dengan SK. Nomor: 107 tanggal 17 Maret tahun 1997.

Sejak statusnya berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Kandangan, perkembangan jumlah siswanya juga semakin meningkat

sehingga gedung yang ada tidak lagi mencukupi kebutuhan, oleh karenanya

maka sebagian siswa ditempatkan di SMA Muhammadiyah Kandangan dan

sebagian ditempatkan di gedung Darul Aitam Pengkol Kandangan.


Pada tahun 1998 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kandangan sudah

dapat membeli tanah sendiri dan pada tahun 1999 mulai membangun 4

ruang di Desa Kasreman Jl. Jombangan Kandangan sehingga siswa yang

menempati gedung SMA Muhammadiyah Kandangan dipindah ke gedung

baru.

Dengan usaha yang keras dari pengurus BP3, Dewan guru dan

Masyarakat dengan pimpinan Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Kandangan Bapak Drs. H. Djamil Aly. Alhamdulillah pada tahun 2001

sudah dapat membangun gedung 10 lokal sehingga semua bisa menempati

lokasi gedung Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kandangan di Desa

Kasreman Jl. Jombang Kandangan.

Dan pada tahun 2004 Kepala Madrasah dipegang oleh Bapak Drs. H.

Imronuddin Huda sampai pada tahun 2006. Kemudian dipimpin kembali

oleh Bapak. Drs. H. Djamil Aly sampai sekarang ini (tahun 2009).

Dilihat dari Kepemimpinan atau Kepala Madrasah, sejak berdirinya

MAN Kandangan mengalami pergantian adalah sebagai berikut :

1) Bapak Muharry Ridwan,Lph mulai tahun 1980 s/d tahun 1988

2) Bapak Fauzan Said mulai tahun 1998 s/d tahun 1999

3) Bapak Drs.Djamil Aly mulai tahun 1990 s/d tahun 2004

4) Bapak Drs.Imronudin Huda mulai tahun 2004 s/d tahun 2006

5) Bapak Drs. Djamil Aly mulai tahun 2006 s/d sekarang

Pada tahun 2006 sejak dipimpin kembali oleh Bapak. Drs. H. Djamil
Aly sampai sekarang ini (tahun 2009). Banyak perubahan-perubahan positif

yang tampak seperti program Moving Class mulai diterapkan dengan

membentuk 5 Departemen (Agama, Bahasa, IPA, Sosial dan umum) dan

sekarang ini sudah berjalan dengan baik. Selain itu kedisiplinan dan

pelayanan terhadap siswa juga semakin meningkat. Sampai pada tahun 2009

ini Madrasah Aliyah Negeri (MAN) sudah dapat membangun 33 ruang. 21

ruang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan sisa ruang dipakai

untuk kepala Madrasah, para guru, administrasi, laboratorium (Bahasa, IPA

dan Komputer), perpustakaan dan lain-lain.102

2. Identitas MAN Kandangan

a) Identitas Madrasah

Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri Kandangan

Nomor Statistik Madrasah : 3113350612072

Alamat : Jl. Jombang, Kasreman kec. Kandangan

kab. Kediri

Status Sekolah : Negeri

Kelompok Sekolah : Inti

Surat Keputusan/SK : No. 107 Tanggal 17 Maret Tahun 1997

Tahun Berdiri : 1981

b) Identitas Kepala Madrasah

102 http://man kandangan.wordpress.com/.


Nama Kepala Madrasah : Drs. DJAMIL ALY

NIP : 150 162 554

Tempat.Tgl Lahir : Kediri, 11 Desember 1951

Pangkat/Golongan : Pembina/(IV/a)

TABEL 4.1

Pelatihan/Diklat/Kursus yang pernah diikuti oleh kepala madrasah

No Nama Kegiatan Lama Jam Penyelenggara Ket


1 Diklat Guru IPA 136 Diklat Depag
2 Diklat Penyelenggara Sekolah 70 Kanwil Diknas
3 Diklat Administrasi Keuangan 70 Diklat Depag
4 Diklat Pembekalan Kepala 30 Kanwil Depag
5 Diklat Manajemen Perkantoran 104 Diklat Depag
6 Pelatihan Pengelolaan Madrasah 114 Kanwil Depag
7 Palatihan Manajemen 70 Kanwil Prop.
Peningkatan Mutu Madrasah
Sumber: Profil MAN Kandangan

3. Letak Geografis MAN Kandangan

a) Lingkungan Geografis

Madrasah Aliyah Negeri Kandangan terletak di Jalan Jombang

Kandangan Kabupaten Kediri. Letak yang strategis dilalui oleh angkutan

umum baik angkutan kota maupun angkutan antar kota dari Kediri,

Jombang dan Malang. Keadaan ini sangat memudahkan para siswa

menuju madrasah ini dengan lancar.


b) Lingkungan Demografis

Keadaan masyarakat di lingkungan Kandangan dan sekitarnya

mayoritas beragama Islam. Dari segi sekolah juga terdapat puluhan

sekolah menengah pertama terutama SMP atau MTs baik negeri maupun

swasta. Dan di sekitar MAN Kandangan juga banyak sekali Pondok

Pesantren, sehingga banyak orang tua murid yang berminat selain

menyekolahkan putra-putrinya di MAN Kandangan juga sekalian

memondokkan putra-putrinya.

c) Lingkungan Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi penduduk di lingkungan MAN

Kandangan tentu dapat dibaca dengan jelas yaitu penduduk pedesaan yang

ekonominya sangat majemuk mulai dari yang paling miskin sampai

dengan yang paling kaya.

Sosial ekonomi wali murid madrasah ini bukanlah seperti

lingkungan penduduk sekitarnya tetapi berasal dari daerah desa atau kota

dengan radius 1 km s.d ± 50 km.

d) Lingkungan Budaya Dan Apresiasi Masyarakat Terhadap Pendidikan

Masyarakat lingkungan Madrasah ini mayoritas beragama Islam

sehingga budaya yang bernuansa Islami adalah yang mayoritas

berkembang di lingkungan masyarakat, sehingga konflik karena

bertentangan budaya dapat dibilang tidak ada sama sekali. Di sisi lain wali

murid Madrasah ini terdapat beberapa varian dalam hal apresiasi terhadap
pendidikan, yaitu :

1. Kelompok masyarakat/wali murid yang tahu pendidikan tetapi

tidak memahami biaya dan harga pendidikan. Mereka ingin anak- anak

mereka masuk madrasah ini dengan hasil baik tetapi dengan biaya

semurah-murahnya

2. Kelompok masyarakat/wali murid yang mengetahui dan

memahami tentang pendidikan. Mereka ingin anak mereka mendapatkan

pendidikan yang baik dan hasil yang baik pula walaupun harus

mengeluarkan berbiaya yang tidak sedikit.

3. Kelompok masyarakat / wali murid yang tidak peduli terhadap

pendidikan. Mereka tidak memperhatikan anak-anak mereka dan acuh tak

acuh terhadap pendidikan anak mereka. Anak-naka mereka yang berminat

belajar tetapi orang tua mereka tidak peduli bahkan biaya pendidikanpun

tidak mereka hiraukan.

Dari tiga varian kelompok wali murid diatas maka diperkirakan

kelompok yang pertama adalah 30%, kelompok yang kedua adalah 60%

dan kelompok yang ketiga adalah 10%.103

4. Visi dan Misi serta Tujuan MAN Kandangan

a) VISI

"Terwujudnya Madrasah Berkualitas dan Menjadi Wahana Berprestasi"

Dengan indikator sebagai berikut:

103 Rencana Kerja MAN Kandangan.


1) Madrasah yang berkualitas:

a) Yang mempunyai nilai-nilai keagamaan dan keilmuan, nilai output

dan outcome dalam masyarakat dan nilai budaya dan miniatur

masyarakat.

b) Madrasah yang dapat mencetak manusia yang terkait di dalamnya

baik guru, tenaga pendidikan lainnya maupun siswa menjadi manusia

yang mempunyai:

1. Keimanan dan ketaqwaan yang tinggi

2. Akhlaqul karimah dan kepribadian yang mantap

3. Wawasan keilmuan yang tinggi dalam ilmu pengetahuan dan

teknologi

4. Wawasan keterampilan hidup dan kemandirian

5. Wawasan kebangsaan sehingga bisa hidup bersama masyarakat.

2) Menjadi Wahana Berprestasi:

a) Tempat menempa diri menuju prestasi

b) Tempat pendidikan dan pelatihan sesuai dengan

bakat dan minatnya menuju prestasi

c) Tempat untuk berlomba prestasi

Yang dimaksud prestasi dalam semua bidang, baik keagamaan,

keilmuan, keterampilam, olah raga, seni dan lain-lainnya.


b) MISI

Secara operasional misi pendidikan Islam di Madrasah Aliyah

Negeri Kandangan dapat dijabarkan dalam point berikut:

1) Mencukupi sarana dan prasarana yang mendukung KBM dan kegiatan

ekstra kurikuler

2) Meningkatkan profesionalisme semua tenaga kependidikan

3) Menerapkan managemen yang transparan dan meningkatkan pelayanan

yang baik

4) Menciptakan lingkungan yang tertib, disiplin, bersih, nyaman dan Islami

5) Mengembangkan PBM yang efektif, inovatif, kreatif dan demokratis

6) Menumbuhkan kemandirian siswa dengan program ketrampilan

7) Melaksanakan Boarding School dan Full Day School.

a. TUJUAN, ditetapkan sebagai berikut:

1) Memiliki gedung, perabot/mebelair, peralatan dan sumber belajar

yang cukup untuk mendukung KBM dan kegiatan ekstra kurikuler.

2) Memiliki jumlah tenaga kependidikan yang cukup, profesional dan

berdedikasi tinggi.

3) Memiliki akuntabilitas dalam semua bidang khususnya, bidang

keuangan dan pelayanan.

4) Terciptanya lingkungan yang tertib, disiplin, bersih, nyaman dan

Islami.

5) Mempunyai lulusan yang hasil nilainya tinggi dan dapat meneruskan

pendidikannya ke perguruan tinggi.


6) Mempunyai lulusan yang mandiri dan life skill yang tinggi

7) Mempunyai group/klub olah raga, kesenian, KIR yang mampu

menjuarai setiap perlombaan.104

Dari tujuan diatas dijabarkan sebagai berikut:

1. Memiliki gedung, perabot/mebelair, peralatan dan sumber belajar yang

cukup untuk mendukung KBM dan kegiatan ekstra kurikuler.

a. Gedung dan perabot/mebelair meliputi:

1. Ruang belajar yang cukup sesuai perkembangan

2. Gedung perkantoran yang meliputi: ruang kepala sekolah, ruang

TU, ruang BP, UKS/PMR, dll

3. Gedung perpustakaan

4. Gedung laboratorium IPA/Kimia, biologi, fisika, laboratorium

bahasa dan laboratorium komputer

5. Gedung ketrampilan

6. Gedung learning media center

7. Gedung OSIS, kepramukaan dan koperasi (toko)

8. Aula dan masjid

9. Rumah dinas dan asrama baik untuk guru maupun siswa

104 Rencana Kerja MAN Kandangan.


b. Peralatan dan sumber belajar meliputi:

1. Buku perpustakaan yang cukup jumlah dan koleksinya

2. Komputer yang cukup untuk perkantoran dan keterampilan siswa

3. LCD Projektor untuk setiap kelas

4. TV, VCD, LCD Projektor untuk learning media center

5. Peralatan laboratorium yang cukup memadai

6. Peralatan keterampilan seperti: mesin jahit, alat masak, dan

peralatan elektronik seperti: ociloscope, multi tester, solder, dll

7. Peralatan olah raga seperti bola untuk sepak bola, voly, basket,

peralatan untuk atletik, raket, net dll

8. Peralatan seni seperti sound sistem gitar, organ, hadrah, kendang,

dll.

2. Memiliki jumlah tenaga kependidikan yang cukup, profesional, dan

berdedikasi tinggi.

Diharapkan semua tenaga baik guru, TU, pustakawan, laboran, BP,

Pembina OSIS, keterampilan, olah raga, seni cukup jumlahnya sesuai

dengan kebutuhan dan semua profesional sesuai dengan kebidangannya

dan berdedikasi tinggi.

3. Memiliki akuntabilitas dalam segala bidang khususnya bidang keuangan


dan pelayanan.

4. Terciptanya lingkungan yang tertib, disiplin, bersih, nyaman dan islami.

a. Semua tata tertib dan peraturan yang telah ditetapkan dapat

dilaksanakan

b. Kedisiplinan bagi semua pihak, disiplin waktu, belajar,

disiplin kerja dan disiplin seragam

c. Semua gedung, ruangan, kamar mandi dan halaman bersih

dan rapi sesuai dengan dekorai yang serasi

d. Ada taman yang indah di halaman dan tempat-tempat lain

e. Nuansa keislaman sangat ditampakkan, baik dalam pakaian,

ucapan, tata cara pergaulan dan dalam setiap kegiatan yang

dilaksanakan

5. Mempunyai hasil lulusan yang hasil nilainya tinggi dan dapat meneruskan

pendidikannya ke perguruan tinggi.

Untuk hal ini dilakukan beberapa hal antara lain:

a) Merenovasi kurikulum dengan menambahkan dan mengurangi

jam-jam pelajaran tertentu

b) Menggunakan metode pembelajaran yang modern dan efektif dengan

sumber belajar yang lengkap


c) Penjurusan pada kelas II

d) Pelaksanaan fullday untuk semua kelas

6. Mempunyai lulusan yang mandiri dan life skill yang tinggi.

7. Mempunyai group/klup olahraga, kesenian, KIR yang mampu menjuarai

setiap perlombaan.

5. Stuktur Organisasi MAN Kandangan

Dalam suatu instansi atau lembaga sekolah perlu adanya struktur

organisasi yang jelas untuk memperlancar dan mencapai tujuan yang telah

ditentukan oleh setiap lembaga. MAN Kandangan membentuk struktur

organisasi yang mencakup kedudukan dan tangung jawab masing-masing.

(TERLAMPIR).

6. Keadaan Siswa MAN Kandangan

Perkembangan jumlah siswa MAN Kandangan sejak mulai

berdirinya sampai sekarang selalu mengalami peningkatan hingga pada

tahun ajaran 2008/2009 jumlah siswa dari kelas X sampai kelas XII

jumlahnya mencapai 637 siswa dengan perincian sebagai berikut:

a. Kelas X terdiri dari 6 kelas dengan jumlah 176 siswa.

b. Kelas XI terdiri dari:

1) Kelas XI Bahasa terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 62 siswa.

2) Kelas XI IPA terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 54 siswa.

3) Kelas XI IPS terdiri dari 3 kelas dengan jumlah 109 siswa.


c. Kelas XII terdiri dari:

1) Kelas XII Bahasa terdiri dari 3 kelas dengan jumlah 101 siswa.

2) Kelas XII IPA terdiri dari 1 kelas dengan jumlah 34 siswa.

3) Kelas XII IPS terdiri dari 3 kelas dengan jumlah 101 siswa.105

Untuk mengetahui perkembangan jumlah siswa MAN

Kandangan sejak mulai berdiri sampai sekarang, dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini.

TABEL 4.2

Perkembangan Siswa MAN Kandangan

Tahun Kelas Kelas Kelas Kepala


No Jumlah Status
Pelajaran X XI XII Madrasah

1 1981-1982 25 - - 25 MAS Muhari,L.C


2 1982-1983 30 25 - 55 - -
3 1983-1984 40 30 25 95 - -
Man
4 1984-1985 55 40 30 125 Filial -
Purwoasri
5 1985-1986 55 50 35 140 -
6 1986-1987 50 49 35 134 -
7 1987-1988 46 40 46 133 -
8 1988-1989 26 39 40 93 - -
Fauzan
9 1989-1990 31 29 36 96 - Said,
A.Md.
10 1990-1991 6 19 24 49 - Drs.Djamil

105 Profil MAN Kandangan Kabupaten Kediri.


Aly
11 1991-1992 53 26 32 101 - -
12 1992-1993 34 51 26 111 - -
13 1993-1994 72 42 50 164 - -
14 1994-1995 45 68 42 155 - -
15 1995-1996 52 43 68 163 - -
16 1996-1997 4 47 43 138 - -
Drs.Djamil
17 1997-1998 83 51 50 184 MAN
Aly
18 1998-1999 94 80 48 222 - -
19 1999-2000 125 72 71 268 - -
20 2000-2001 135 109 69 313 - -
21 2001-2002 129 107 110 346 - -
22 2002-2003 161 112 106 379 - -
23 2003-2004 180 137 119 436 - -
Drs. H.
24 2004-2005 180 137 132 449 - Imronuddin
Huda,S.Pd
25 2005-2006 170 165 129 464 - -
Drs. Djamil
26 2006-2007 172 165 165 602 -
Aly
27 2007-2008 243 240 155 638 - -
28 2008-2009 183 219 235 637 - -
Sumber: Profil MAN Kandangan

Dari tabel diatas, terlihat bahwa jumlah siswa di MAN Kandangan

semakin meningkat, hal ini tidaklah terlepas dari adanya upaya kepala

madrasah dan kerjasama semua komponen MAN Kandangan dalam


memajukan lembaganya. Salah satunya adalah karena kedisiplinan yang

diterapkan di MAN Kandangan saat ini, madrasah ini mendapat kepercayaan

dari masyarakat untuk mendidik anaknya.

7. Keadaan Guru dan Pegawai MAN Kandangan

Guru adalah salah satu faktor dalam proses belajar mengajar yaitu

ikut berperan dalam upaya membentuk sumber daya manusia yang potensial

dalam bidang pembangunan pendidikan. Oleh karena itu, guru merupakan

salah satu faktor yang harus ada dalam bidang pendidikan. Sedangkan

pegawai adalah salah satu unsur penting dalam kelancaran jalannya

pengembangan dan pengelolaan lembaga madrasah. Jumlah keseluruhan guru

dan pegawai MAN Kandangan adalah 65 orang. (TERLAMPIR).

8. Keadaan Sarana dan Prasarana MAN Kandangan

Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa di MAN

Kandangan, tentunya tidak lepas dari beberapa faktor pendukung yang berupa

sarana dan prasarana. Karena disiplin siswa yang menyangkut tentang waktu

dan belajar serta bertingkah laku memang perlu latihan dan pembiasaan. Oleh

karena itu latihan pembiasaan ini perlu ditunjang dengan sarana dan prasarana

yang memadai.

Maka untuk upaya penerapan target, baik sarana dan prasarana fisik,

lingkungan sekolah maupun personel yang terkait, harus diberdayagunakan

dengan efektif dan efisien terutama oleh seorang kepala madrasah sebagai

pemimpin dan penanggung jawab dalam suatu lembaga. Untuk mengetahui


lebih rinci lagi tentang sarana dan prasarana MAN Kandangan, dapat dilihat

pada lampiran.

B. Paparan dan Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan semenjak hari

Kamis tanggal 19 Maret 2009 sampai hari Kamis tanggal 9 April 2009 dengan

menggunakan tekhnik wawancara/interview, observasi dan dokumentasi maka

dapat peneliti paparkan beberapa data dari para informan yang terkait dengan

kinerja kepala madrasah.

1. Upaya-upaya yang dilakukan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan

Kedisiplinan Siswa di MAN Kandangan

a. Memberikan cara dengan keteladanan, ajakan, peringatan, dan pembinaan

Kepala madrasah sebagai pemimpin dalam suatu lembaga

pendidikan harus bisa memberikan pengaruh kepada bawahannya. Kepala

MAN Kandangan dalam upaya mendisiplinkan siswanya memberikan

pengaruh dengan beragam cara dan bertahap. Berikut ini petikan

wawancara dengan bapak Djamil Aly selaku kepala madrasah MAN

Kandangan:

”Mengenai upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa,


konsep untuk mendisiplinkan itu pertama kami teladani, Jadi namanya
kedisiplinan itu menurut saya dalil ibda’ bin nafsi, tapi bahasa saya
keteladanan. Dalam penegakan kedisiplinan tersebut memang
tergantung pada kesensitifan respon masing masing, ada yang cukup
dengan diberi keteladanan sudah dapat mengikuti dengan
kesadarannya sendiri, tapi juga ada yang harus melalui tahapan-
tahapan berikutnya yaitu ajakan, peringatan dan seterusnya, bahkan
ada juga yang sampai dibina berulang kali tapi tetap tidak bisa
disiplin. Kalau kepala sekolah saja sudah tidak disiplin mau apa dan
bagaimana kondisi sekolah, gurunya otomatis tidak disiplin maka
untuk mendisiplinkan siswanya ya tidak mungkin. Jadi para guru dan
staf juga harus disiplin”106
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Waka

Kesiswaan, bahwa:

“Masalah kedisiplinan disini tidak bisa ditawar, seperti yang


diungkapkan oleh bapak kepala sekolah. Jadi tidak hanya siswa saja
yang harus disiplin, semua warga madrasah harus disiplin. Seperti
ketika bapak kepala sekolah memberi pengarahan agar disiplin, pertama
cara mendisiplinkan bawahan dengan cara memberi contoh, biar
disiplin waktu agar tidak terlambat beliau berangkat pagi bahkan lebih
pagi dari kita, kemudian kalau dengan cara ini tidak berhasil, maka apa
istilahnya diingatkan, setelah diingatkan tidak berhasil juga maka diajak
berdiskusi, kalau belum berhasil juga maka dengan teguran dan terakhir
kalau belum berhasil disuruh memilih tetap disini atau mencari sekolah
lain, silahkan! Jadi misalnya ada guru yang tidak disiplin dalam
mengajar maka akan segera ditindak lanjuti oleh kepala sekolah, karena
disini juga ada koordinator kedisiplinan guru, sehingga kalau setelah
berulangkali diperingatkan dan dibina tetap saja maka akan langsung
dikeluarkan. Dalam upaya mendisiplinkan siswa kepala MAN
Kandangan menganjurkan bawahan untuk memakai cara yang sama.
Jadi untuk mengadakan pembinaan kepada siswa seperti masalah
seragam, berkendaraan kita memakai cara yang sama”107
Upaya Kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan

kedisiplinan siswanya adalah dengan memberikan pengarahan kepada

bawahan untuk memakai beberapa cara dan bertahap diantaranya mulai

dengan keteladanan, ajakan, peringatan dan pembinaan. Namun untuk

mengefektifkan cara tersebut Kepala MAN Kandangan berusaha untuk

mendisiplinkan diri sendiri dahulu, sebagaimana yang diungkapkan bahwa

namanya kedisiplinan adalah dalil ibda’ bin nafsi atau istilahnya

keteladanan. Sebagaimana dari hasil observasi yang peneliti lakukan di

106 Wawancara dengan Djamil Ali. Kepala MAN Kandangan. Tanggal 21 Maret 2009,
Pukul 08.30 WIB.
107 Wawancara dengan Abdul Kholik. Waka Kesiswaan MAN Kandangan. Tanggal 24
Maret 2009. Jam 09.00 WIB
MAN Kandangan, keteladanan kepala madrasah sebagai upaya untuk

mendisiplinkan bawahan terbukti pada beberapa hari saat penulis

melakukan penelitian, supaya tidak terlambat kepala MAN Kandangan

memberikan keteladanan dengan cara berangkat lebih awal dari siswa dan

guru-guru yang lain. Jadi kepala madrasah tidak hanya menyuruh bawahan

untuk menggunakan cara itu untuk mendisiplinkan siswa namun kepala

madrasah secara langsung juga memberikan contoh. Ketika

mendisiplinkan siswa dengan keteladanan belum mengena, maka upaya

selanjutnya adalah dengan ajakan, dengan peringatan dan dengan

pembinaan. Jika dengan pembinaan yang berkesinambungan masih tetap

saja maka kepala madrasah mengambil kebijakan akhir dengan

dikeluarkan dari madrasah. Kepala MAN Kandangan berusaha untuk

mendisiplinkan para bawahan guru dan staf sehingga akan lebih mudah

mendisiplinkan siswa kalau para guru sudah disiplin. Di MAN Kandangan

ada koordinator kedisiplinan guru, yang bertugas mengkoordinasikan jam

masuk guru ke kelas sesuai jadwal dan menghubungi guru yang tidak

disiplin sehingga bila ada guru yang tidak disiplin khususnya dalam

bekerja maka akan segera ditindak lanjuti oleh kepala madrasah.

b. Menyusun, mensosialisasikan serta menegakkan peraturan/tatatertib siswa

Kedisiplinan siswa akan terwujud jika terlaksananya peraturan dan

tata tertib yang ada. Sebagaimana hasil interview dengan bapak kepala

madrasah, bahwa:

“Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa maka peraturan


atau tata- tertib itu penting sekali, menurut saya kedisiplinan siswa
akan terwujud jika siswa melaksanakan peraturan dan tata tertib yang
ada. Selaku kepala madrasah maka saya harus menegakkan tata-tertib/
peraturan secara tegas dan seadil-adilnya, lha disini perlu adanya
kerjasama dan koordinasi terus dengan semua pihak terutama dengan
wali kelas, BP dan kesiswaan/tatib sebelum mengambil keputusan.
Sedangkan untuk tata-tertib disini dirancang oleh Wakamad bid
Kesiswaan, namun dirapatkan bersama kepala sekolah dan guru-guru
yang lain juga, dan setelah disyahkan oleh kepala sekolah selanjutnya
disosialisasikan kepada siswa agar siswa mengetahui peraturan-
peraturan sekolah, jadi siswa bisa menjaga diri untuk tidak melanggar
peraturan yang dibuat oleh sekolah.” 108
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Waka Kesiswaan

“Peran saya selaku Waka Kesiswaan untuk menunjang kinerja


kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, diantaranya
pertama-tama pada waktu awal tahun ajaran baru kami bersama tim
ketertiban membuat tata tertib/peraturan untuk siswa, serta membuat
program kerja tatatertib. Kemudian tatatertib/peraturan yang sudah ada,
baru disosialisasikan ke anak-anak berupa edaran, selain diedarkan tata
tertib juga dipasang di setiap kelas dan di majalah dinding (madding)
agar siswa bisa membaca peraturan-peraturan yang dibuat sekolah.
Kemudian waktu dikelas juga disosialisasikan kekelas masing-masing
oleh guru bagian BK dan oleh wali kelas, untuk sosialisasi kita juga ada
program safari kos/ponpes untuk menyamakan persepsi tatatertib MAN
dengan kos/ponpes”. Kemudian setelah itu kita pantau..”109
Tatatertib siswa MAN Kandangan dirancang oleh Waka

Kesiswaan bersama tim ketertiban pada awal tahun ajaran baru serta

membuat program kerja tatatertib siswa diantaranya meliputi penertiban

berkendaraan, penertiban seragam (atribut) siswa (TERLAMPIR). Namun

dirapatkan bersama kepala madrasah dan guru-guru yang lain juga, setelah

disyahkan oleh kepala madrasah selanjutnya disosialisasikan ke siswa.

Sosialisasi berupa edaran, selain diedarkan tata tertib siswa MAN

Kandangan juga terlihat dipasang di setiap kelas dan di majalah dinding

(madding), sehingga siswa bisa membaca peraturan/tatatertib. Selain itu, di


108 Wawancara dengan Djamil Aly. Op.Cit
109 Wawancara dengan Abdul Kholik. Op.Cit
kelas masing-masing oleh wali kelas guru bagian BK. Sedangkan upaya

sosialisasi MAN Kandangan bagi siswa yang tinggal dikos/ponpes yakni

dengan melalui program tim tatatertib berupa safari kos/ponpes tujuannya

adalah untuk menyamakan persepsi tatatertib sekolah dengan kos/ponpes

tersebut sehingga ada kerjasama dengan baik.

Sebagai pemimpin upaya bapak Djamil Aly untuk

meningkatkan kedisiplinan siswanya adalah dengan menegakkan tata-

tertib/peraturan yang telah disepakati dengan cara ikut mensosialisasikan

peraturan/tatatertib secara langsung, dengan tegas, konsisten dan seadil-

adilnya terhadap siswa yang melanggar atau terkena kasus. Dalam hal ini

kepala madrasah MAN Kandangan selalu bekerjasama dan koordinasi

terus dengan semua pihak terutama dengan bidang kesiswaan/tatib, BP dan

wali kelas sebelum mengambil keputusan/rencana tindakan.

c. Menggerakkan dan kerjasama dengan para guru yang secara khusus

menangani kedisiplinan siswa

Secara umum, kepala MAN Kandangan selaku pemimpin

dalam suatu lembaga memiliki tanggung jawab penuh terhadap

kedisiplinan siswanya, namun upaya tersebut tidak terlepas dari adanya

bantuan dan kerjasama dengan para guru dan staf yang secara langsung

menangani siswa. Berikut hasil interview dengan bapak kepala MAN

Kandangan, bahwa:

“Masalah kedisiplinan siswa secara langsung ada kesiswaan


terutama bidang ketertiban yang mengurusi langsung, dengan
mengadakan pembinaan terhadap siswa, selain itu BP/BK dan wali kelas
disini juga kita tekankan, kenapa? Bahkan ujung tombaknya adalah wali
kelas, ibarat ibu/bapaknya siswa yang harus tau seluk beluknya, jadi wali
kelas bertanggung jawab tentang bagaimana keadaan siswanya,
tujuannya adalah untuk bimbingan, pembinaan siswa”110
Pendapat tersebut juga didukung oleh pendapat yang

dikemukakan oleh bapak Indri selaku guru Bahasa Indonesia, sekaligus

wali kelas XII IPS 3 bahwa:

“Sebagai wali kelas, saya harus bertanggung jawab terhadap


siswa saya, anak tidak masuk lebih dari 3 hari. Saya harus datang ke
rumah mengapa anak tidak masuk, karena kredibilitas guru dipertaruhkan
pada tingkah laku anak tersebut. Sebab imbasnya anak kesalahan wali
kelas maka harus cepat-cepat ditangani, kalau memang tidak mampu atau
kok permasalahan sudah sampai puncak baru kepala sekolah. Istilahe
sebelum anak loro harus digolekne tombo”111
Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa kedisiplinan siswa

MAN Kandangan secara langsung ada waka kesiswaan dan tim ketertiban

yang mengurusi secara langsung, BP dan wali kelas. Sesuai dengan

jobdiskripsion masing-masing yang telah ditetapkan oleh kepala madrasah,

mereka menjalankan tugasnya dengan mengadakan kerjasama secara

berkesinambungan dalam mendisiplinkan siswa. Wali kelas memiliki tugas

diantaranya pembinaan kedisiplinan, ketertiban sopan santun dan

( terlampir). Selain itu, kepala madrasah juga memberi kebijakan kepada

para guru MAN Kandangan untuk kedisiplinan siswa dikelas dan supaya

guru membuat proses belajar mengajar menjadi menarik. Sebagaimana

hasil interview dengan bapak Indri, bahwa

“Peran saya sebagai guru dalam menunjang kinerja kepala


sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa yang sudah saya lakukan
diantaranya membuat kesepakatan kelas dengan siswa, dan supaya tidak
monoton, anak-anak sering saya ajak belajar diluar kelas kadang di taman,
110 Wawancara dengan Djamil Aly, Op.Cit
111 Wawancara dengan Indri Januswara. Guru bhs. Indonesia & wali kelas XII IPS 3
MAN Kandangan. Tanggal 6 April 2009. Jam 13.30 WIB
di bawah pohon terutama saat membuat puisi, jadi siswa juga bisa mencari
inspirasi. Untuk meningkatkan disiplin belajar selain sering saya berikan
kuis diawal pembelajaran, siswa juga diberikan LKS, PR. Karena bapak
kepala sekolah sendiri memberi kebijakan pada para guru untuk lebih
kreatif dan inovatif dalam proses belajar mengajar112
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bu Malikah,

selaku guru bahasa Inggris sekaligus wali kelas XI IPS 2 bahwa

“Pengarahan dari bapak kepala sekolah selalu ada, khususnya untuk


para guru agar selalu menggunakan berbagai metode yang menarik supaya
siswa tidak bosan, seperti yang kemarin saya pake metode coperative
learning sangat efektif sekali”.113
Upaya guru MAN Kandangan untuk meningkatkan

kedisiplinan siswanya dalam kegiatan belajar mengajar dikelas diantaranya

dengan membuat kesepakatan kelas dengan siswa, untuk meningkatkan

disiplin belajar siswa juga diberikan kuis diawal pembelajaran, diberikan

LKS dan PR. Supaya tidak monoton guru menggunakan metode yang

menarik, serta kegiatan belajar mengajar tidak hanya didalam kelas namun

juga di luar kelas, seperti dimasjid, dibawah pohon.

d. Mengadakan program kegiatan penunjang kedisiplinan siswa

Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa, maka MAN

Kandangan mempunyai program kegiatan yang dijadikan sebagai pemicu

tumbuhnya disiplin siswa.

1. Tadarus Al-Qur’an

Program kegiatan yang berupa tadarus Al-Qur’an sangat efektif

untuk pendidikan kedisiplinan siswa MAN Kandangan, selain

112 Wawancara dengan Indri Januswara. Op.Cit


113 Wawancara dengan Siti Malikah. Guru bhs. Inggris & wali kelas XI IPS 2 MAN
Kandangan. Tanggal 7 April 2009. Jam 14.00
mendekatkan diri pada Allah dengan mengamalkan ajaran Islam, juga bisa

mengidentifikasi siswa yang terlambat. Berikut hasil wawancara dengan

bapak Saiful Ulil Amri, selaku waka Kurikulum, bahwa:

“Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, diantaranya juga


melalui beberapa program kegiatan sekolah yang menunjang, seperti
melalui tadarus al-Qur’an. Yang dilaksanakan setiap hari kecuali hari
Senin yakni 10 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Guru yang
mengajar pagi harus sudah ada dikelas untuk mengikuti tadarus Al-Qur’an
dan juga mengontrol siswa agar tetap fokus pada bacaannya dan tidak
bergurau sendiri. Program tadarus Al-Qur’an ini menurut saya sangat
efektif untuk pendidikan kedisiplinan siswa, selain melatih dan
membiasakan siswa untuk lebih mendekatkan diri pada Allah dengan
mengamalkan ajaran Islam juga bisa mengidentifikasi siswa yang
terlambat”.114
Dalam hal ini waka Kesiswaan, juga menambahkan bahwa:

“Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa yang terkait


dengan jam masuk dan jam pertama pelajaran, melalui tadarus Al-Qur’an ini
siswa yang tidak melakukan keterlambatan datang tidak merasa dirugikan.
Karena pada waktu evaluasi bagi siapa yang terlambat dan waktu
pelaksanaan hukuman tidak mengganggu pelajaran, kemudian bagi para
guru yang memberi hukuman yang tidak meninggalkan jam pelajarannya.
Oleh karena itu tadarus Al-Qur’an ini betul-betul efektif dilaksanakan tanpa
mengganggu proses belajar mengajar.”115
Berdasarkan hasil observasi, bahwa pelaksanaan tadarus Al-Qur’an

dilaksanakan setiap hari, kecuali hari Senin. Karena siswa MAN Kandangan

harus mengikuti upacara bendera. Tadarus Al-Qur’an dilaksanakan 10 menit

sebelum pelajaran dimulai, dalam hal ini siswa membaca surat Yasin (14

ayat), ditambah doa-doa dan yang terakhir Asmaul Husna 1 kali, setelah itu

dimulai pelajaran. Para siswa yang sudah berada dikelas masing-masing

tidak membaca sendiri-sendiri melainkan dipandu oleh siswa OSIS bidang

114 Wawancara dengan Saiful Ulil Amri. Waka Kurikulum MAN Kandangan. Tanggal
25 Maret 2009. Jam 13.30 WIB
115 Wawancara dengan Abdul Kholik, Op.Cit
keagamaan dari kantor, karena setiap kelas sudah ada soundnya masing-

masing sehingga waktu selesainya dapat serentak.

2. Shalat Dhuha, Dhuhur dan Asar berjama’ah

Dengan diwajibkannya siswa MAN Kandangan shalat dhuha,

dhuhur dan asar berjama’ah di sekolah, selain untuk menunaikan kewajiban

beribadah kepada Allah swt, siswa MAN Kandangan ditanamkan untuk

menghargai waktu semaksimal mungkin dan tidak menyia-nyiakannya serta

diharapkan untuk dapat terbiasa shalat tepat waktu dan terbiasa hidup

berdisiplin dimanapun berada. Berikut hasil wawancara dengan Waka

Kurikulum bahwa:

“Sholat berjama’ah juga merupakan salah satu upaya sekolah


untuk meningkatkan kedisiplinan para siswa, yakni dengan menghargai
waktu semaksimal mungkin. Dengan diwajibkannya sholat dhuha,
dhuhur dan ashar berjama’ah disekolah diharapkan bagi siswa selain
untuk menunaikan kewajiban beribadah kepada Allah swt dengan sholat
tepat waktu. Disamping itu diharapkan siswa selalu terbiasa sholat tepat
waktu dan terbiasa untuk hidup berdisiplin dimanapun dia berada.”116
3. MOS dan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan)

Dalam upaya peningkatan kedisiplinan siswa khususnya, bidang

kesiswaan bersama OSIS mencanangkan program MOS yang didalamnya

terdapat materi-materi yang menyangkut tentang disiplin serta program

LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) bagi pengurus kelas dan OSIS.

Berikut hasil wawancara dengan Waka kesiswaan, bahwa:

“Dalam upaya peningkatan kedisiplinan siswa khususnya, bidang


kesiswaan juga bersama OSIS mencanangkan program masa orientasi
116 Wawancara dengan Saiful Ulil Amri, Op.Cit.
siswa (MOS) yang didalamnya terdapat materi-materi yang menyangkut
tentang disiplin, yang dilaksanakan setiap 1 tahun sekali bagi siswa baru.
Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan koramil, Polsek dan
Satpol PP kecamatan Kandangan berupa pemberian materi disiplin,
Latihan Baris-Berbaris dan tata upacara sipil maupun militer. Selain itu
MAN Kandangan juga mengadakan kerjasama dengan lembaga
pendidikan Magistra Utama Malang. Dalam hal ini kegiatannya berupa
Latihan Dasar Kepemimpinan setiap 1 tahun sekali.”117
Dalam kaitan ini, bapak Djamil Aly selaku kepala madrasah juga

menambahkan bahwa:

“Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, kami juga


bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti program LDK leadhersip
dengan Magistra Utama Malang. LDK ini merupakan kegiatan rutin
tahunan MAN Kandangan sebagai peningkatan kwalitas siswa yang
handal dan bertanggung jawab dalam memimpin baik diri sendiri
maupun komunitas secara luas yang juga merupakan sarana untuk
merealisasikan motto MAN Kandangan yaitu “Terwujudnya Madrasah
Berkwalitas Dan Menjadi Wahana Berprestasi”. 118
Dalam upaya peningkatan kedisiplinan siswa, khususnya bidang

kesiswaan bersama OSIS mencanangkan program MOS (Masa Orientasi

Siswa) pada awal tahun ajaran baru, yang didalamnya terdapat

penyampaian materi-materi yang menyangkut tentang disiplin. Dalam hal

ini MAN Kandangan secara langsung bekerjasama dengan koramil, Polsek

dan Satpol PP kecamatan Kandangan. Selain pemberian materi tentang

disiplin, siswa baru MAN Kandangan diajari Latihan Baris-Berbaris,

tataupacara sipil maupun militer. Dengan demikian siswa baru

diperkenalkan apa itu disiplin dan bagaimana harus disiplin. Setelah

mengikuti kegiatan ini para siswa baru MAN Kandangan diharapkan

mengerti dan mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik

117 Wawancara dengan Waka Kesiswaan. OP.Cit


118 Wawancara dengan Djamil Aly. Op.Cit
dalam lingkungan madrasah maupun lingkungan keluarga dan masyarakat.

Sedangkan untuk program LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan),

MAN Kandangan secara langsung bekerja sama dengan lembaga

pendidikan Magistra Utama Malang. LDK ini merupakan kegiatan rutin

tahunan MAN Kandangan. Pesertanya adalah siswa kelas X, pegurus

OSIS dan pengurus kelas MAN Kandangan yakni sebagai peningkatan

kwalitas siswa yang handal dan bertanggung jawab dalam memimpin baik

diri sendiri maupun komunitas secara luas yang juga merupakan sarana

untuk merealisasikan visi MAN Kandangan.

4. Mengikutkan siswa dalam kegiatan seminar ilmiah

Salah satu upaya untuk mencegah siswa-siswi dari perilaku yang

menyimpang/indisiplin, maka MAN Kandangan mengikutkan siswa-siswi

dalam kegiatan seminar baik di luar maupun di dalam madrasah. Untuk

seminar di dalam madrasah, MAN Kandangan bekerjasama dengan MUI

dan Polres Kabupaten Kediri untuk mengadakan penyuluhan tentang

narkoba dan obat-obatan terlarang. Sebagaimana hasil interview dengan

Waka Kesiswaan, bahwa:

“Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, kami juga


mengikutsertakan anak-anak untuk mengikuti seminar-seminar di luar
MAN Kandangan, diantaranya seminar narkoba, pergaulan bebas.
Peserta yang diikutkan 10 sampai 25 siswa, supaya anak-anak bertambah
wawasan dan pengetahuannya sehingga dapat terhindar dari perilaku
yang indisiplin/menyimpang. Selain itu MAN Kandangan juga
bekerjasama dengan MUI dan Polres kabupaten Kediri untuk
mengadakan penyuluhan tentang narkoba dan obat-obatan terlarang”119

119 Wawancara dengan Abdul Kholik, Op.Cit


5. Budaya salam

Kebiasaan dan budaya lingkungan memang sangat berpengaruh

besar bagi seseorang dalam membangun disiplin dirinya. Kepala MAN

Kandangan mengadakan program baru yang merupakan hasil study

banding/adopsi dari MAN Serpong dengan membiasakan semua kalangan

untuk mengucapkan salam dengan tujuan supaya waktu tidak terbuang sia-

sia tanpa pahala karena tidak mengucapkan salam. Baik guru kesiswa

maupun siswa kesiswa, khusus untuk guru salam dan berjabat tangan.

Berdasarkan pengamatan/observasi program ini sudah kelihatan berjalan

meskipun masih ada beberapa siswa yang masih kelihatan cuek dan butuh

pengarahan dan bimbingan dari bapak ibu guru. Sebagaimana hasil

wawancara dengan bapak kepala madrasah bahwa:

“Seperti Di MAN Serpong yang maju itu, sekolah maju di


kota tapi budaya salam sangat lebih baik, jadi kita adopsi, setelah pulang
study banding dari sana kita terapkan budaya salam disini. Siapapun
memang saya anjurkan mengucapkan salam .. kalau kita ketemu salam,
ketemu siapapun mengucapkan salam dan itu disiplin sekali akhirnya
disini saya terapkan kepada semua komponen termasuk siswa dan saya
sampaikan salam itu tanpa biaya, pahala banyak kalau kita ketemu selalu
salam dan satu hari berapa kali pahala yang kita buang karena tidak
salam”.120
Dalam hal ini Waka kurikulum juga menambahkan, bahwa:

“Upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa sekarang juga ada


program baru dari bapak kepala sekolah terutama untuk menerapkan disiplin
dalam kesantunan dan santun dalam kedisiplinan. Yakni dengan budaya
salam, jadi kalau siswa ketemu siswa harus salam, begitu juga siswa ke
guru, dan sebaliknya..”121
e. Mengadakan perubahan dan pengembangan sekolah menuju
120 Wawancara dengan Djamil Aly, Op.Cit.
121 Wawancara dengan S. Ulul Amri. Op.Cit
pembelajaran yang efektif.

Untuk mewujudkan visi-misi MAN Kandangan, yakni

“Terwujudnya Madrasah yang Berkualitas dan Menjadi Wahana

Berprestasi” Menjadikan MAN Kandangan lebih maju dan menjadi sekolah

yang bertaraf internasional serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Maka salah satunya perlu ditunjang dengan meningkatkan prestasi belajar

siswa, sehingga ada beberapa inovasi MAN Kandangan yang dilaksanakan

khususnya untuk meningkatkan disiplin belajarnya. Berikut hasil

wawancara dengan bapak kepala MAN Kandangan, bahwa:

“Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dan menjadikan MAN


Kandangan sebagai sekolah bertaraf internasional, untuk itu prestasi siswa
juga harus kita tingkatkan. Maka salah satunya harus didukung oleh
adanya kedisiplinan dari siswa yang tinggi terutama dalam disiplin
belajarnya. Upaya yang sudah saya lakukan adalah dengan inovasi sistem
pembelajaran fullday school yang sudah berjalan beberapa tahun yang lalu,
ya supaya dapat mengarahkan dan membimbing siswanya untuk lebih
menghargai waktu, khususnya belajarnya serta juga membiasakan diri
untuk hidup dalam lingkungan yang agamis dan berperilaku yang
berakhlakul karimah. Sedang untuk yang baru-baru ini kita juga adakan
inovasi/pembaharuan berupa sistem moving class, ya salah satunya juga
agar fullday school berjalan efektif maka proses belajar mengajar dikemas
dalam suasana belajar yang menggairahkan, menyenangkan, sehingga
siswa dapat bertahan lama tinggal di sekolah tanpa mengenal rasa
bosan..”122
Pendapat lain juga disampaikan oleh waka kurikulum bahwa:

“Untuk mengoptimalkan waktu belajar siswa, di MAN


Kandangan dilaksanakan fullday school disemua kelas. Dengan fullday
school ini dapat melatih siswa untuk tidak terlalu santai di rumah, ya
biasanya anak itu kalau pulang sekolah ada yang tidak langsung pulang,
tapi maen-maen yang nggak jelas. Maka dengan fullday school siswa lebih
banyak dipantau baik disiplin belajar dan pergaulannya disini. Juga ya kita
meningkatkan program pemerintah, karena jam pemerintah standart
minimnya untuk ditingkat SMA harus 42 jam. Wah itu dari pemerintah

122 Wawancara dengan Djamil Ali. Op.Cit


minim tiap sekolahan harus menambah kalau dibawah itu tidak boleh
kalau menambah silahkan..”123
Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa salah satu upaya

kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa juga

dengan mengadakan beberapa inovasi/pembaharuan yang dilakukan seperti

sistem pembelajaran fullday school dan juga moving class. Dalam hal ini

Waka Kurikulum, juga mengatakan bahwa:

“Untuk mengefektifkan proses belajar mengajar baru-baru ini


juga diterapkan sistem moving class. Yakni system pembelajaran
sekolah dengan satu kelas khusus untuk satu subjek mata pelajaran, jadi
setiap ganti jam pelajaran harus pindah kelas. Memang system ini sulit
untuk dilaksanakan, selain pembuatan jadwal pelajaran yang cukup
rumit, namun tidak ada kata yang sulit bagi Pak Jamil selaku kepala
sekolah MAN Kandangan untuk merealisasikannya. Memang segala
sesuatu itu punya kelebihan dan kekurangan. Ya mungkin kelebihannya
adalah ya mengoptimalkan waktu pembelajaran, juga memupuk
kedisiplinan baik guru maupun siswa serta kemandirian pada diri
siswa”124
Dari paparan diatas dapat disimpulkan, bahwa untuk

meningkatkan kedisiplinan siswa, terutama disiplin belajar Kepala MAN

Kandangan mengadakan perubahan dan pengembangan sekolah menuju

pembelajaran yang efektif dengan sistem fullday school dan dengan sistem

moving class. Yang bertujuan selain mengoptimalkan waktu pembelajaran,

memupuk kedisiplinan dan kemandirian pada diri siswa MAN Kandangan,

serta memastikan siswa berada pada lingkungan yang aman dari pengaruh

buruk yang ada di lingkungan luar madrasah. Sistem moving class MAN

Kandangan di bentuk dengan 5 departemen yaitu: Departemen Agama,

Departemen Bahasa, Departemen IPA, Departemen Sosial, dan Departemen


123 Wawancara dengan S.Ulul Amri. Op.Cit
124 Ibid
Umum.

Fullday school di MAN Kandangan dilaksanakan disemua kelas

mulai kelas X, XI dan XII pada hari Senin sampai hari Rabu dan dimulai

pagi 06.40 sampai 15.20 sore. Untuk mengefektifkan pelaksanaan fullday

school tersebut maka diterapkan kebijakan baru yaitu moving class dengan

tujuan agar siswa tidak merasa jenuh atau bosan dengan situasi dan kondisi

kelas yang sama. Dari hasil pengamatan atau observasi peneliti pada saat

pelaksanaan fullday school, para siswa MAN Kandangan terlihat antusias

dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Meskipun

pelaksanaan fullday school pada siang hari sehingga setiap pindah jam

siswa terlihat tertib untuk mencari kelas yang akan ditempati jadi tidak

boleh bermalas-malasan, meskipun ada beberapa yang masih butuh

panduan/binaan dari bapak/ibu guru agar cepat-cepat pindah untuk

mengoptimalkan waktu. Pelaksanaan moving class secara langsung juga

dapat memupuk kedisiplinan dan kemandirian pada diri siswa terutama

dalam mengerjakan PR, karena siswa tidak akan bisa mengerjakan PR

dikelas sambil menunggu guru datang, sehingga harus siap dikerjakan di

rumah. Sebagaimana hasil wawancara dengan Waka kurikulum bahwa:

“Sejak diterapkan moving class, siswa kelihatan lebih semangat


belajar, khususnya pada saat fullday school kalau siang-siangkan malas, ya
memang awalnya banyak siswa yang mengeluh selalu pindah-pindah
melulu, namun sekarang banyak yang mengatakan kalau mengasyikkan.
Habis pelajaran bisa jalan-jalan dulu sambil refresing pindah keruang lain.
Ya keuntungannya sekarang siswa tidak merasa boring dengan keadaan
kelas yang begitu-begitu, terus juga melatih kedisiplinan, terutama dalam
mengerjakan PR, karena bakal jarang yang akan mengerjakan PR dikelas
sambil menunggu guru datang, yang ada mesti siap dengan PR yang sudah
dikerjakan dari rumah”125
f. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kedisiplinan

siswa

Monitoring sangat diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan

siswa di MAN Kandangan, dengan adanya monitoring dapat diketahui

perkembangan dan kemajuan kedisiplinan siswa dari waktu-kewaktu,

kendala-kendala yang dialami siswa dalam meningkatkan kedisiplinan dan

bagaimana upaya dan partisipasi siswa dalam meningkatkan

kedisiplinannya. Monitoring secara langsung dilakukan oleh kepala MAN

Kandangan untuk menilai kinerja guru serta tingkah laku siswa. Berikut

hasil wawancara dengan bapak kepala MAN Kandangan, bahwa:

“Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan kedisiplinan


siswa dari waktu-kewaktu, maka saya selaku kepala sekolah selalu
memonitoring kegiatan belajar mengajar (KBM) masing-masing guru,
ini saya laksanakan karena kegagalan sebuah proses tidak semata-mata
dari murid melainkan bisa dari guru juga. Selain itu lewat absensi siswa
setiap 1 bulan sekali ketika minta tanda tangan, itu saya gunakan untuk
monitoring, yang absensinya tinggi 1 bulan umpamanya ada 2/3, kok ada
saja lalu kita catat, kita bina, jadi saya monitoring tidak saya biarkan,
wali kelas saya ajak ngomong. Lha ini sudah home visit apa belum, jadi
kita selalu komunikasi, selalu koordinasi, kira-kira itu semua anak nggak
masuk 1 bulan 3 hari itu saja kan kita sudah tahu lho bulan yang lalu ada
3 hari, sekarang 3 hari, nah itu perlu dibina apa masalahnya. Kalau perlu
orang tua perlu dipanggil diajak ngomong seperti ini seperti itu “126
Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa maka upaya yang dilakukan oleh kepala MAN

Kandangan adalah dengan memonitoring kegiatan belajar mengajar (KBM)

masing-masing guru sehingga dapat diketahui bagaimana guru MAN

125 Wawancara dengan Waka Kurikulum . Op.Cit


126 Wawancara dengan Djamil Aly, Op.Cit
Kandangan dalam mengajar, apakah sudah baik atau masih perlu

pembinaan. Hal ini dilakukan mengingat kegagalan sebuah proses tidak

semata-mata dari murid melainkan bisa dari guru juga. Selain itu monitoring

kepala MAN Kandangan juga melalui absensi siswa masing-masing kelas

yang harus mendapat tanda tangan kepala sekolah diakhir bulan setiap 1

bulan sekali. Dengan demikian kepala MAN Kandangan dapat mengetahui

berapa jumlah siswa yang izin di setiap kelas dan apakah sudah ditindak

lanjuti oleh wali kelas masing-masing yang menjadi tanggung jawabnya

dalam memantau siswa-siswinya jika izin lebih dari 3 hari misalnya dengan

cara melakukan home visit atau pemanggilan orangtua secara langsung

sehingga dapat diketahui permasalahannya. Jadi, monitoring yang

dilaksanakan oleh kepala MAN Kandangan tersebut tidak hanya untuk

mengetahui perkembangan kedisiplinan siswa saja namun juga melihat

kinerja guru/karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Dalam kaitan ini kepala MAN Kandangan melakukan monitoring mulai dari

wali kelas, BP kemudian tim tatatertib/kesiswaan sehingga selalu

mengetahui perkembangan siswa.

Monitoring juga dilakukan oleh semua dewan guru yang dibantu

oleh OSIS dan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat. Sebagaimana

hasil interview dengan waka kesiswaan, bahwa:

“Salah satu upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Jadi


tidak henti-hentinya tim tatib kesiswaan sendiri meminta bantuan dari
bapak/ibu guru semua untuk berpartisipasi dan terlibat langsung dalam
monitoring dan penegakan disiplin siswa. Namun secara khusus tim
kesiswaan bekerjasama dengan tim tatib, BP, wali kelas, OSIS bagian
Kamtibsis, orang tua siswa dan juga kerjasama dengan masyarakat.
Kerjasama dengan orang tua ini sangat dibutuhkan oleh sekolah untuk
memantau siswa diluar sekolah, orang tua siswa bisa dimintai
keterangannya tentang apa yang sudah dilakukan anaknya dirumah,
meliputi pembelajarannya dirumah dan aktifitas siswa baik. Untuk
menanyakan monitoring ortu terhadap siswa, sekolah mengadakan home
visit kerumah siswa, atau dengan cara sering diadakan pemanggilan
orang tua siswa ke sekolah ketika ada masalah/pelanggaran oleh
anaknya.” Jadi banyak trik yang dilakukan sekolah untuk memonitoring
kedisiplinan siswa.127
Banyak trik yang dilakukan MAN Kandangan untuk monitoring

kedisiplinan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah. Tim kesiswaan

secara khusus bekerjasama dengan tim ketertiban dan dibantu OSIS bagian

Kamtibsis, wali kelas, BP. Selain itu bekerjasama dengan semua guru MAN

Kandangan untuk memantau kedisiplinan siswa disekolah secara langsung

bila mengetahui pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan untuk

memantau siswa di luar sekolah baik pembelajarannya maupun aktifitas

siswa MAN Kandangan bekerjasama dengan orang tua siswa, yang dapat

diketahui sekolah secara khusus melalui wali kelas bersama BP ketika

mengadakan home visit ke rumah siswa atau dengan cara sering diadakan

pemanggilan orang tua siswa ke sekolah ketika ada masalah/pelanggaran

oleh anaknya atau pada saat pertemuan wali murid. Selain itu MAN

Kandangan juga bekerjasama dengan masyarakat tujuannya untuk

memberikan laporan tentang perilaku siswa MAN Kandangan.

Upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa maka pelaksanaan

evaluasi juga sangat diperlukan. Evaluasi merupakan hasil akhir dari segala

kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan

127 Wawancara dengan Abdul Kholik, Op.Cit.


kemajuan siswa dalam menerapkan kedisiplinan siswa, tanpa adanya

evaluasi dalam kedisiplinan tidak mungkin dapat diketahui perkembangan

dan kemajuan yang dialami siswa dari waktu kewaktu. Berikut hasil

wawancara dengan Waka kesiswaan, bahwa:

“Untuk mengetahui pelaksanaan kedisiplinan siswa, khususnya


bidang kesiswaan bersama tim ketertiban serta OSIS mengadakan
pertemuan untuk meningkatkan kekompakan dan menindak lanjuti
program kerja yang dilaksanakan. Bersama dewan guru yang lain
mengadakan evaluasi program kerja, tujuannya menindaklanjuti laporan
masyarakat mengenai perilaku siswa MAN Kandangan. Kepala sekolah
juga mengadakan rapat sewaktu-waktu jika diperlukan dengan wali kelas,
BP, tim ketertiban untuk mengetahui perkembangan siswa. Namun secara
umum evaluasi di MAN Kandangan dilakukan berupa pertemuan rutin
yang dilaksanakan berupa rapat, yaitu tiap bulan 2 kali”128
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bu Malikah, bahwa:

“Evaluasi terkait kedisiplinan siswa, selalu ada seperti dalam


setiap rapat, kepala sekolah selalu mereview kasus-kasus penanganan dan
kelanjutan permasalahan siswa, bagaimana anak yang dibina semakin baik
atau tetap kalau tetap harus dikaji ulang, misalnya dengan ditingkatkan
sanksinya.” 129
Kedua pernyataan diatas juga ditanggapi oleh pihak kepala

madrasah sehubungan dengan evaluasi terhadap kedisiplinan siswa

sekaligus kepala madrasah selalu mengadakan evaluasi terhadap kinerja

bawahan. Berikut hasil wawancara dengan kepala MAN Kandangan,

bahwa:

“Mengenai bagaimana kita mengevaluasi pelaksanaan kedisiplinan


siswa, saya sering mengadakan rapat dengan bawahan sewaktu-waktu.
Namun rutinnya setiap bulan 2 kali, evaluasi tidak hanya mengenai siswa
akan tetapi mencakup seluruh madrasah yang dihadiri oleh semua
Wakamad, wali kelas, guru dan karyawan. Pembahasan rapat meliputi
pengembangan pembelajaran (PBM), perkembangan siswa, problematika
128 Wawancara dengan Waka Kesiswaan. Op.Cit
129 Wawancara dengan Siti Malikah, Op.Cit.
yang terjadi di madrasah jika ada serta solusinya. Selain itu diakhir tahun
tim ketertiban juga akan melaporkan hasil program kerjanya”130
Dari paparan Kepala Madrasah beserta guru dan Waka Kesiswaan

diatas, dapat penulis simpulkan bahwasanya pelaksanaan evaluasi MAN

Kandangan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kedisiplinan siswa,

secara khusus tim kesiswaan /ketertiban mengadakan evaluasi program

kerja, yakni untuk menindaklanjuti laporan masyarakat mengenai perilaku

siswa MAN Kandangan. Selain itu tiap 2 minggu sekali tim ketertiban

mengadakan pertemuan dengan Kesiswaan, BP dan OSIS untuk

meningkatkan kekompakan serta menindak lanjuti program kerja yang telah

dilaksanakan terkait kendala dan upaya penanggulangannya.

Namun secara umum kepala MAN Kandangan juga mengadakan

evaluasi melalui pertemuan rutin yang dilaksanakan berupa rapat setiap

bulan 2 kali, yang dihadiri oleh semua Wakamad, Wali kelas, guru dan

karyawan yakni membahas tentang pengembangan pembelajaran (PBM),

perkembangan siswa, problematika yang terjadi di madrasah jika ada serta

solusinya. Jadi dalam setiap rapat, kepala MAN Kandangan selalu mereview

kasus-kasus penanganan dan kelanjutan permasalahan siswa, bagaimana

siswa yang dibina semakin baik atau tetap kalau tetap harus dikaji ulang,

misalnya dengan ditingkatkan sanksinya.

g. Pemberian Motivasi kepada siswa

Motivasi adalah salah satu cara yang dapat merangsang siswa

untuk terus meningkatkan kedisiplinannya, motivasi yang diberikan bagi


130 Wawancara dengan Djamil Aly, Op.Cit
siswa MAN Kandangan adalah berupa ucapan, maupun pemberian

hadiah/penghargaan. Berikut hasil wawancara dengan bapak kepala

madrasah, bahwa:

“Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, salah satu caranya


kita juga dengan memberikan reward, yakni berupa prestasi kelas KBM
yang diberikan kepada siswa disemua kelas yang mendapatkan
rangking 1,2,3. Jadi pada akhir semester setelah ujian selesai siswa
dikumpulkan dan diumumkan bagi siswa yang berprestasi diberikan
piagam. Selain itu untuk memotivasi siswa agar tetap semangat dalam
mengikuti kegiatan seperti upacara bendera karena sering dilaksanakan
berulang-ulang siswa akan malas untuk mengerjakannya. Jadi setiap 3
minggu sekali kita berikan motivasi terhadap siswa yang kegiatan
upacaranya terbaik yang diumumkan setelah upacara selesai, yakni
berupa sanjungan dan pujian.131
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Waka Kurikulum, bahwa

“Sekolah juga memberikan hadiah dalam lomba, kepada


kelas yang mendapat kategori terbaik dalam segenap aspek, meliputi
kebersihan, ketertiban dan sebagainya. Hal ini dilakukan supaya
memotivasi wali kelas yang lain untuk membina kelas dan siswanya.
Selain itu beasiswa juga diberikan kepada siswa yang kurang mampu,
namun syaratnya anak tersebut patuh dan taat pada
peraturan/tatatertib.”132
Dari paparan data diatas dapat diketahui bahwa motivasi yang

diberikan kepala madrasah kepada siswa MAN Kandangan pada dasarnya

dimaksudkan agar siswa tersebut lebih semangat dan memotivasi siswa

yang lain untuk lebih meningkatkan kedisiplinannya dalam semua kegiatan

baik belajar maupun yang lain. Motivasi yang diberikan diantaranya berupa

prestasi kelas KBM, dalam kaitan ini siswa MAN Kandangan diberikan

piagam penghargaan di setiap akhir semester. Jadi, waka kesiswaan selalu

mendata siswa yang berprestasi, berdasarkan data yang diperoleh penulis

131 Ibid
132 Wawancara dengan Syaiful Ulil Amri, Op.Cit
bahwa piagam tersebut diberikan di semua kelas mulai dari kelas X sampai

XII yakni siswa yang mendapat peringkat 1, 2 dan 3. Siswa diumumkan

pada waktu upacara bendera, ini dilakukan agar siswa yang lainnya

termotivasi dan diharapkan siswa yang lain menjadi seperti kawannya yang

mempunyai prestasi.

Selain itu, motivasi yang diberikan juga berupa sanjungan dan

pujian bagi siswa yang kegiatan upacara benderanya terbaik setiap 3 minggu

sekali yang diumumkan setelah selesai upacara supaya siswa tidak malas

mengerjakannya karena kegiatan yang sering diulang-ulang. Adapun

prestasi dalam lomba yang diberikan juga berupa hadiah bagi kelas terbaik

dalam segenap aspek, meliputi kebersihan, ketertiban, ketaatan dalam

mengikuti PBM dan tentang pakaian seragam. Dalam hal ini wali kelas yang

bertanggung melakukan pembinaan kelasnya supaya kelas mengandung 6 K

dan suasana belajar yang menyenangkan. Selain itu MAN Kandangan juga

memberikan beasiswa kepada siswa yang kurang mampu, dengan syarat

siswa tersebut patuh pada peraturan/tatib sekolah.

h. Meningkatkan Sarana Prasarana

Kedisiplinan siswa akan berjalan lancar jika didukung oleh sarana

dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana di MAN Kandangan juga

sudah mulai berangsur-angsur dilengkapi. Berikut hasil interview dengan

bapak M. Rofi’i selaku waka sarana prasarana bahwa:

“Untuk masalah peningkatan kedisiplinan siswa, sarana prasarana


juga mulai berangsur-angsur dilengkapi, itu terbukti misalnya
pembangunan pagar tembok yang dimaksudkan agar siswa untuk keluar
masuk madrasah hanya melewati satu pintu gerbang utama. Untuk masalah
disiplin belajar, buku-buku diperpustakaan juga sudah mulai dilengkapi.
Selain itu pembangunan masjid alhamdulillah juga sudah selesai, ya.. yang
akan kita laksanakan diantaranya penambahan LCD untuk tiap kelas,
pembangunan gedung serbaguna dan untuk terwujudnya boarding school
di lingkungan MAN Kandangan masalah pembangunan asrama memang
rencananya baru akan diwujudkan tahun 2011 kelak, dengan langkah awal
kita sudah mengadakan pembebasan tanah.”133
Dalam hal ini bapak kepala madrasah juga mengatakan, bahwa:

“Diantara upaya meningkatkan kedisiplinan siswa adalah,


pengadaan taman-taman yang asri. Dengan taman-taman yang asri maka
suasana sekolah akan lebih indah dan nyaman maka guru bekerja dan
siswa akan belajar dengan nyaman, sehingga meminimalisir perilaku yang
indisiplin. Selain itu upaya yang sudah terlaksana juga dengan
memperbaiki dan menambah fasilitas gedung, dan untuk selanjutnya kita
juga akan melengkapi media pembelajaran, untuk tahun ini rencananya
menambah LCD lagi, karena sekarang masih 5, jadi untuk 2 tahun kedepan
insyaallah semua kelas sudah ada, sehingga diharapkan proses
pembelajaran akan lebih efektif lagi.”134
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam

proses belajar mengajar. Prasarana MAN Kandangan sudah mulai berangsur-

angsur dilengkapi seperti pembangunan pagar tembok yang mengelilingi

madrasah dan di jaga 2 satpam dimaksudkan supaya siswa MAN Kandangan

tidak mudah untuk bisa keluar sekehendaknya serta memastikan siswa berada

dalam madrasah dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luar sekitar

madrasah, sehingga untuk keluar masuk madrasah hanya melewati satu pintu

gerbang utama. Upaya yang lain adalah dengan menambah buku-buku

diperpustakaan. Karena perpustakaan mempunyai peranan yang sangat

penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Sehingga siswa akan

lebih mudah untuk memperoleh pengetahuan dan giat untuk membaca. Dari
133 Wawancara dengan M. Rofi’i, Waka Sarana Prasarana MAN Kandangan. Tanggal 9
April 2009. Jam 09.00 WIB
134 Wawancara dengan Djamil Aly, Op.Cit
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, pada waktu istirahat siswa –

siswa MAN Kandangan banyak yang meluangkan waktu untuk membaca

diperpustakaan. Dan para guru MAN Kandangan juga mengajak siswa-

siswinya untuk belajar diperpustakaan karena ruangannya memang cukup

memadai.

Selain itu upaya pembangunan masjid yang cukup luas yakni

sebagai sarana dan fasilitas dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan yang

diadakan madrasah seperti pelaksanaan sholat berjama’ah, dhuha, dhuhur dan

ashar baik guru dan siswa. Kegiatan Muhadharah pada tiap hari Sabtu dan

juga digunakan sebagai tempat untuk kegiatan belajar mengajar khususnya

pembelajaran kitab kuning dan Qira’ah. Karena disiplin siswa yang

menyangkut tentang waktu dan belajar serta bertingkah laku memang perlu

latihan dan pembiasaan. Oleh karena itu latihan dan pembiasaan siswa MAN

Kandangan perlu ditunjang dengan sarana prasarana yang memadai.

Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, upaya kepala MAN

Kandangan juga dengan pengadaan taman-taman yang asri. Sehingga

lingkungan madrasah selain tampak bersih juga terlihat indah karena di hiasi

dengan taman-taman yang asri. Hal ini sangat mendukung kedisiplinan siswa

MAN Kandangan, apalagi pada saat pelaksanaan fullday school sehingga

siswa bisa belajar dengan tenang, nyaman dan dapat konsentrasi penuh.

Memperbaiki dan menambah fasilitas gedung pembelajaran, ruang

laboratorium beserta alat-alat yang dibutuhkan sehingga mempermudah siswa

dalam belajar. Sedangkan yang akan dilaksanakan MAN Kandangan adalah


menambah LCD untuk setiap kelas karena sekarang masih 5 sehingga 2 tahun

mendatang diharapkan semua kelas sudah ada LCDnya masing-masing dan

untuk pembangunan asrama untuk pelaksanaan bording school masih akan

terlaksana tahun 2011 sesuai dengan Renstra dengan langkah awal sudah

mengadakan pembebasan tanah.

2. Kinerja Kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan Kedisiplinan

Siswa di MAN Kandangan

Keberhasilan suatu lembaga sangat bergantung pada kepemimpinan

kepala madrasah, karena kepala madrasah merupakan pemimpin dalam

lembaga pendidikan, maka kepala madrasah harus mampu membawa

lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah dirumuskan kedalam visi

dan misi madrasah. Hal ini merupakan konsekuensi bagi pemimpin termasuk

apabila ingin meningkatkan kedisiplinan siswanya. Dalam hal ini bapak Jamil

Ali selaku kepala madrasah, menyatakan bahwa:

“Kinerja kepala madrasah berarti bagaimana seorang kepala


madrasah dapat menuangkan ide-ide baru dalam tindakan nyata dan dapat
bekerja seoptimal mungkin sehingga semua yang menjadi tugasnya dapat
dilaksanakan dengan baik. Sedangkan kedisiplinan itu merupakan kunci
keberhasilan, hampir dapat dikatakan tanpa kedisiplinan sulit terwujud
kesuksesan. Maka untuk memajukan suatu madrasah kedisiplinan suatu
hal yang tidak dapat ‘ditawar’. Yang dimaksud disiplin itu menurut saya
ya sekedar terlaksananya peraturan dan tatatertib yang ada, jadi bukan
kekerasan. Jadi kedisiplinan siswa akan terwujud jika siswa melaksanakan
segala peraturan/tatatertib yang ada. Apabila semua aturan/tata tertib sudah
terlaksana dengan baik, maka akan tercipta “Disiplin dalam Kesantunan
dan Santun dalam Kedisiplinan”. Maka kinerja itu kita perlu
profesionalisasi perlu dedikasi, kalau kita kerja dengan professional
dengan dedikasi tinggi, saya yakin akan berhasil sesuai dengan visi misi
madrasah.”135
135 Wawancara dengan Djamil Aly. Kepala MAN Kandangan. Tanggal 21 Maret 2009,
Berdasarkan paparan diatas dapat diketahui bahwa kedisiplinan di

MAN Kandangan adalah suatu hal yang sangat esensial terutama bagi

berkembangnya suatu madrasah. Menurut bapak Djamil, kedisiplinan adalah

kunci keberhasilan, hampir dapat dikatakan tanpa kedisiplinan sulit terwujud

kesuksesan. Maka kedisiplinan di MAN Kandangan adalah suatu hal yang

tidak dapat tawar, bagi semua kalangan madrasah baik guru, staf dan siswa

harus disiplin. Kepala MAN Kandangan mempunyai inisiatif tinggi untuk

memajukan madrasah. Memiliki semangat untuk mewujudkan visi dan misi

madrasah yakni “Terwujudnya Madrasah yang Berkualitas dan Menjadi

Wahana Berprestasi”. Dengan harapan dapat menjadikan MAN Kandangan

lebih maju dan menjadi madrasah yang bertaraf internasional serta

meningkatkan sumberdaya manusianya. Sebagaimana hasil interview dengan

Waka Kurikulum bahwa:

“Yang saya ketahui selama beliau mengabdikan diri menjadi


kepala sekolah di MAN Kandangan, kinerjanya cukup baik. Bapak kepala
sekolah selalu bersemangat untuk mewujudkan impiannya, yakni
mewujudkan visi-misi MAN Kandangan, yaitu “Terwujudnya Madrasah
yang Berkualitas dan Menjadi Wahana Berprestasi” dengan harapan beliau
dapat menjadikan MAN Kandangan lebih maju dan menjadi sekolah yang
bertaraf internasional serta dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya. Untuk mewujudkan semua itu, bapak yang selalu
membudayakan “Displin dalam Kesantunan dan Santun dalam
Kedisiplinan” ini selalu memberikan inovasi-inovasi terhadap kurikulum
dan program pendidikan di MAN Kandangan. Ya kalau bisa jabatan
kepala madrasah lebih lama lagi sehingga program-program yang sudah
direncanakan dapat terealisasikan.”136
Kedisiplinan siswa MAN Kandangan akan terwujud jika siswa

mematuhi segala peraturan atau tata tertib yang ada. Apabila semua sudah

Pukul 08.30 WIB.


136 Wawancara dengan S. Ulil Amri, Op.Cit
dilaksanakan dengan sendirinya siswa akan melakukan dengan kebiasaan dan

akan memunculkan kesantunan yakni sesuai harapan kepala MAN

Kandangan untuk mewujudkan “Kedisiplinan Dalam Kesantunan Dan

Santun Dalam Kedisiplinan”. Maka untuk meningkatkan kedisiplinan siswa,

dengan ide-ide dan gagasan kepala MAN Kandangan serta bekerja secara

profesional dan memiliki dedikasi tinggi kepala MAN Kandangan

memberikan inovasi-inovasi terhadap kurikulum dan program pendidikan di

MAN Kandangan yang khususnya dapat menunjang kedisiplinan siswa

seperti diterapkannya fullday school, moving class, LDK, tadarus Al-Qur’an,

shalat berjamaa’ah, budaya salam dan sebagainya. Dari hasil observasi, di

lingkungan madrasah baik dikelas maupun dihalaman juga banyak terdapat

slogan-slogan tentang disiplin. Seperti disiplin tidak harus diawasi,

kedisiplinan adalah kunci keberhasilan, disiplin tidak bisa ditawar,

kedisiplinan dalam kesantunan dan santun dalam kedisiplinan. Hal ini

dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran semua warga madrasah khususnya

siswa MAN Kandangan tentang pentingnya disiplin serta dapat

mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Masih terkait dengan kinerja bapak kepala madrasah dalam

meningkatkan kedisiplinan siswa, bapak Rofi’i selaku Waka sarana prasarana

mengatakan bahwa:

“Selama saya disini hingga dulu sampai sekarang tidak ada yang
kurang dari Pak Jamil tentang disiplinnya. Kinerjanya sudah cukup baik,
MAN Kandangan semakin maju dan berkembang. Pak Djamil Aly setelah
hijrah ke MAN Purwoasri selama 1½ tahun dan kembali lagi ke MAN
Kandangan yang diperjuangkan selama masih embrio sampai jadi gadis
jelita yang pandai bersolek dan cantik bila diibaratkan. Bahkan program
pertama masalah kebersihan dan kedisiplinan sudah dapat dirasakan yakni
terwujudnya lapangan basket, pertamanan yang asri dan perwujudan
gedung yang indah dan masalah kedisiplinan murid yaitu salah satunya
LDK, dari guru diaktifkan melalui program MGMP, worksop, studi
banding dan juga menyelenggarakan penataran guru dalam rangka
peningkatan kwalitas mengajar yang tepat dan aktif.”137
Predikat bapak kedisiplinan selalu melekat pada diri bapak Djamil

Aly. Kinerja kepala MAN Kandangan dari tahun ketahun semakin meningkat.

Sejak tahun 1990 menjadi kepala MAN Kandangan yang dirintis hingga

setahap-demi setahap MAN Kandangan menjadi semakin maju dan

berkembang. Selama 1 setengah tahun berada di Purwoasri dan kembali ke

MAN Kandangan perubahan juga semakin tampak seperti masalah

kebersihan dilingkungan MAN Kandangan sekarang sudah dapat

terealisasikan, baik dikelas maupun dihalaman madrasah. Pertamanan yang

asri dan juga fasilitas gedung untuk pembelajaran, ruang laboratorium dan

lainnya.

Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, kepala MAN Kandangan

membagi tugas masing-masing komponen sesuai dengan jobdiscribsion.

Namun dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari pemantauan kepala MAN

Kandangan. Jadi selalu ada pengarahan dan koordinasi dengan bawahan

khususnya yang terkait dengan kedisiplinan siswa. Supaya kedisiplinan

berjalan lancar, kinerja guru MAN Kandangan juga diaktifkan melalui

program MGMP, wokshop, menyelenggarakan penataran dalam rangka

peningkatan kwalitas mengajar yang tepat dan aktif. Mengadakan study

137 Wawancara dengan S. Ulil Amri. Op.Cit


banding kebeberapa sekolah maju seperti ke MAN 3 Malang, MAN Blitar,

Serpong. Hal ini dilakukan karena untuk memperoleh pengetahuan tidak

hanya belajar di bangku sekolah atau perguruan tinggi saja, namun dengan

cara mengadopsi hal yang baik dan sesuai dengan kebudayaan MAN

Kandangan. Dalam hal ini bagaimana kinerja kepala MAN Kandangan,

sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh bapak Sahrul Munir bahwa:

“Kinerja bapak kepala madrasah sudah bagus, bisa memberikan


teladan, memberikan solusi, tanggap dan respon dalam memecahkan
masalah, dan berani mengambil resiko serta konsisten dalam
menegakkan aturan yang telah diterapkan, responsible terhadap
perkembangan baru misalnya studi banding ke beberapa sekolah yang
lebih maju, seperti kemarin ke MAN 3 Malang, MAN Tlogo blitar, ke
MAN Serpong”138
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bu Malikah guru Bahasa

Inggris dan sekaligus wali kelas bahasa, bahwa:

“Pak Jamil memang sudah dikenal dengan kedisiplinannya..


beliau selalu memberi teladan, apa yang dianjurkannya baik kepada guru-
guru maupun siswa sendiri, beliau juga melakukannya bahkan waktu
berangkat maupun pulang dari madrasah, seringkali lebih awal dan akhir
dari guru-guru, kinerjanya sudah cukup baik. Beliau juga menganjurkan
anak-anak supaya tidak merokok, bahkan pernah mengadakan semacam
sayembara kepada para siswa.”Barang siapa yang melihat saya merokok,
maka akan saya kasih uang 50 juta. Karena beliau punya slogan Disiplin
dalam Kesantunan dan Santun dalam Kedisiplinan. Juga tegas dalam
penegakan aturan, bahkan anak-anak setelah diberi sanksi selanjutnya
dikasih ucapan terima kasih oleh bapak kepala sekolah, semoga menjadi
amal baik kalian. Dari sini anak-anak tambah sungkan kalau terlambat
lagi.”139
Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa kepala MAN Kandangan

juga selalu memberikan keteladanan bagi semua kalangan, apa yang

138 Wawancara dengan Sahrul Munir, Staf ahli dan guru Al-Qur’an Hadits. Tanggal 27
Maret 2009. jam 8.30 WIB
139 Wawancara dengan Siti Malikah. Op.Cit
dianjurkannya kepada bawahan juga selalu dilakukan. Dalam kinerjanya tidak

hanya menunggu kinerja guru, namun juga terlihat senantiasa memberikan

solusi, tanggap dan respon dalam memecahkan masalah-masalah terutama

yang terkait dengan kedisiplinan siswa. Hal ini terbukti pada saat penulis

mengadakan penelitian di MAN Kandangan, kepala madrasah secara

langsung juga ikut memberi arahan siswa yang kedapatan knalpot sepeda

motornya diplong. Karena di MAN Kandangan sendiri ada tatatertib

berkendaraan, jadi meskipun tanggung jawab tim tatib namun tidak menutup

kemungkinan Pak Jamil ikut berpartisipasi, sehingga hal ini terlihat

kekompakan antara kepala madrasah dan para staf dalam menjalankan tugas

dan tanggung jawabnya.

Dalam kaitan ini, Khoirul Anam selaku ketua OSIS MAN

Kandangan mengatakan bahwa

“Kinerja bapak Jamil sudah sangat baik, dalam mendisiplinkan


siswanya beliau tidak hanya memerintahkan dengan lisan saja tapi juga
dicontohkan dengan tindakan. Beliau tidak hanya memberikan pengarahan
kepada para guru, tapi juga ikut ambil bagian. Seperti ketika ada siswa
yang terlambat, beliau juga kadang ikut terjun sehingga siswa merasa
diperhatikan dan malu jika terlambat lagi. menurut saya antara perbuatan
dengan perkataan beliau selalu sinkron, jika siswa dilarang merokok maka
beliau juga tidak merokok.”140
Bapak Djamil Aly selaku pemimpin dalam suatu lembaga

pendidikan juga bersikap terbuka dan selalu memberi kesempatan langsung

bagi para bawahan baik guru maupun siswa secara langsung yang

berkeinginan memberikan kritik maupun saran baik terkait kinerjanya sebagai

140 Wawancara dengan Khoirul Anam, ketua OSIS MAN Kandangan. Tanggal 28 Maret
2009. Pukul 13.30 WIB.
kepala madrasah atau terhadap kinerja para guru dalam mengajar atau

memberi masukan untuk madrasah. Bahkan memberikan pelayanan kepada

siswa secara langsung. Sebagaimana hasil interview dengan bapak Indri,

selaku guru bahasa Indonesia bahwa:

“Emm,.. yang jelas! Predikat bapak kedisiplinan selalu disandang


beliau selama menjabat sebagai kepala madrasah disini. Kedisiplinan tidak
hanya diterapkan dalam lingkungan organisasi dan lingkungan kerjanya
namun juga beliau terapkan dalam keluarganya. Menurut pendapat saya,
beliau orangnya juga terbuka sehingga saya disini juga tidak segan-segan
untuk memberikan masukan.. dan kepala madrasah pun juga memang
sudah ngomong “silahkan siapa saja yang memberi masukan baik
berkenaan dengan kinerja saya ataupun berkenaan dengan kelemahan saya.
Akan saya tindak lanjuti demi kemajuan MAN Kandangan bahkan kepala
madrasah membuka kesempatan langsung kepada siswa untuk sms
langsung bila ada apa-apa, misalnya keluhan tentang pengajaran guru,
kritik maupun saran tentang madrasah, tidak perlu ada prosedur melalui
Waka dan sebagainya.. dan kepala sekolah selalu tanggap dan menindak
lanjuti”141
Dengan adanya upaya-upaya dan terobosan-terobosan baru yang

dilakukan kepala MAN Kandangan, ini menandakan semakin jelasnya bahwa

kinerja kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa

sudah baik. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh

Muhammad Ulum, siswa kelas III IPA, bahwa:

“Kinerja bapak kepala madrasah sampai saat ini sudah baik.


Dengan memberikan pengarahan-pengarahan terutama kepada siswa-
siswinya. Dan bapak kepala madrasah juga menambahkan peraturan-
peraturan baru guna meningkatkan kedisiplinan siswa-siswinya. Menurut
saya, kinerja kepala madrasah saat ini lebih baik sehingga siswa sudah
jarang yang terkena kasus-kasus berat bahkan sampai dikeluarkan.”142
Kepala madrasah selalu konsisten dalam menegakkan aturan yang

141 Wawancara dengan Indri Januswara. Op.Cit


142 Wawancara dengan Muhammad Ulum, siswa kelas III IPA MAN Kandangan,
Tanggal 6 April 2009. Jam 16.00
telah diterapkan sehingga menunjang pelaksanaan kedisiplinan siswa di MAN

Kandangan. Sehingga tampak sekarang adanya perubahan-perubahan positif

yang berarti seperti kedisiplinan siswa di MAN Kandangan semakin

meningkat. Hal ini dikarenakan peraturan-peraturan/tata tertib di MAN

Kandangan semakin ditingkatkan, dan ditegakkan dengan tegas baik oleh tim

tatib sendiri, dewan guru maupun kepala madrasah sendiri. Kepala madrasah

juga selalu memantau, memberi pengarahan dan memotivasi kinerja guru,

sehingga antara kepala madrasah dengan bawahan memiliki persepsi yang

sama dalam menegakkan kedisiplinan di MAN Kandangan. Dengan demikian

siswa MAN Kandangan sudah jarang yang terkena kasus-kasus berat, apalagi

sampai dikeluarkan dari madrasah.

Kepercayaan masyarakat khususnya walimurid terhadap keberadaan

madrasah sangat berarti bagi perkembangan madrasah itu sendir

Kedisiplinan dapat menumbuhkan kepercayaan sedangkan kepercayaan

merupakan salah satu dari Output pendidikan. Dengan kedisiplinan yang

diterapkan di MAN Kandangan, secara tidak langsung dapat menumbuhkan

kepercayaan masyarakat khususnya walimurid siswa terhadap keberadaan

madrasah diantaranya untuk menyekolahkan anaknya di MAN Kandangan.

Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh bahwa jumlah siswa MAN

Kandangan dari tahun ketahun semakin meningkat, hingga sekarang

keseluruhan mencapai 637 siswa dan termasuk lembaga yang memiliki

jumlah siswa yang banyak se-Kabupaten Kediri. Sebagaimana yang

disampaikan oleh waka kesiswaan, bahwa:


“Kinerja bapak madrasah alhamdulillah, akhir-akhir ini setelah
dipimpin oleh bapak Jamil Ali kembali, telah terjadi perubahan-perubahan
positif yang berarti seperti kedisiplinan siswa MAN Kandangan semakin
meningkat karena peraturan-peraturan/tata tertib juga ditambah, dan
ditegakkan dengan tegas. Hal ini juga bisa dilihat sekarang jumlah siswa
MAN Kandangan semakin meningkat hingga sekarang keseluruhan
mencapai 637 siswa dan terbesar se kabupaten Kediri. Lha ini menurut
saya salah satunya ya karena terkenal karena kedisiplinannya sehingga
orang tua murid menyekolahkan anaknya di MAN Kandangan.”143
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala MAN

Kandangan sudah cukup baik, untuk mewujudkan visi dan misi MAN

Kandangan. Kedisiplinan di MAN Kandangan tidak bisa ditawar, bagi semua

kalangan madrasah terutama siswa sebagai obyek yang sedang belajar.

Melalui upaya dan cara-cara yang dilakukan kepala MAN Kandangan baik

secara langsung dengan memberikan keteladanan kepada semua kalangan

untuk berdisiplin serta memotivasi, memberi pengarahan, memantau,

mengevaluasi terhadap kinerja guru dalam mendisiplinkan siswanya.

Sehingga melalui peran aktif para guru dan staf dalam membina dan

membimbing siswa secara langsung, sangat mendukung kinerja kepala

madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa MAN Kandangan. Kinerja

kepala madrasah juga sudah tampak selalu berfikir maju, dengan ide dan

gagasan-gagasan yang dituangkannya dalam program-program pendidikan

yang secara langsung dapat mendukung kedisiplinan siswa MAN Kandangan

yakni dalam disiplin belajarnya, disiplin waktu, disiplin seragam, juga dalam

berperilaku sehingga untuk saat ini yang diterapkan oleh kepala madrasah

adalah membudayakan “Disiplin dalam Kesantunan dan Santun dalam

Kedisiplinan”.

143 Wawancara dengan Abdul Kholik. Op.Cit


3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN Kandangan Kabupaten

Kediri

Kepala madrasah beserta komponen pendidikan lainnya akan

berupaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di lembaga yang mereka

bernaung dibawahnya. Sebagai perwujudan kinerja yang professional dan

proporsional. Hanya saja dalam upaya-upaya peningkatan tersebut tidak

terlepas dari adanya faktor pendukung dan penghambat.

Berhasilnya suatu program kerja/bagusnya kinerja seseorang tentu

berkaitan erat dengan adanya faktor pendukung yang mempengaruhi. Berikut

hasil wawancara dengan Ibu Malikah selaku guru Bahasa Inggris, bahwa:

“Yang mendukung kinerja Pak Djamil dalam meningkatkan


kedisiplinan siswa, ya diantaranya dari Pak Jamil Ali sendiri selaku kepala
sekolah dalam masalah disiplin memang tidak mau kalah dengan
siswanya, menjadi contoh dan tauladan yang baik merupakan prinsipnya.
Kepala sekolah dalam program kedisiplinan ikut langsung terjun dalam
pelaksanaannya. Kepala sekolah tidak hanya menunggu dari hasil kerja
guru, namun kepala sekolah juga ikut mensosialisasikan tentang
kedisiplinan, di saat upacara bendera kepala sekolah selalu menyinggung
masalah disiplin siswa.”144
Pendapat lain juga disampaikan oleh Waka kesiswaan, bahwa:

Mengenai kedisiplinan siswa disini, yang mendukung kinerja


kepala madrasah, ya karena adanya keteladanan dari bapak kepala sekolah
secara langsung untuk berperilaku disiplin. Selain itu juga melalui evaluasi
yang diadakan secara umum dan khusus oleh bapak kepala madrasah.
Kepala madrasah melakukan analisis keberhasilan dan kegagalan. Setiap
evaluasi kepala madrasah selalu memberikan arahan, bimbingan,
kebijakan dan solusi untuk melaksanakan penerapan kedisiplinan dengan
baik.”145
144 Wawancara dengan Siti Malikah , Op.Cit
145 Wawancara dengan Abdul Kholik, Waka Kesiswaan MAN Kandangan. Tanggal 25
Kepala MAN Kandangan dalam masalah disiplin tidak mau kalah

dengan bawahannya. Contoh dan tauladan yang baik merupakan prinsipnya.

Dengan memberikan tauladan sehingga dapat mempengaruhi bawahannya,

termasuk siswa. Kepala MAN Kandangan memiliki komitmen kuat tentang

disiplin, hal ini diantaranya dilatar belakangi oleh pengalamannya aktif dalam

sebuah organisasi kepramukaan (berdasarkan data terlampir yang ditulis

dalam sebuah majalah madani). Sehingga kedisiplinan tidak hanya diterapkan

dalam organisasi/lingkungan kerja namun dalam keluarganya, Maka untuk

mendisiplinkan siswa tidak menunggu dari hasil kerja guru, kepala madrasah

juga ikut mensosialisasikan tentang disiplin secara langsung seperti pada saat

pelaksanaan upacara bendera. Dengan adanya kontrol dari kepala madrasah

sendiri melalui monitoring maupun evaluasi terhadap kinerja guru dalam

pelaksanaan kedisiplinan siswa sehingga para guru MAN Kandangan

sehingga lebih meningkatkan kinerjanya karena selalu dipantau oleh kepala

madrasah.

Guru adalah sebagai pembimbing dan pengawas langsung siswa di

lapangan. Keterlibatan para guru MAN Kandangan secara aktif dalam proses

kedisiplinan ini sangatlah mendukung kinerja kepala madrasah dalam

mendisiplinkan siswa-siswinya. Dalam hal ini bapak Djamil Aly selaku

kepala madrasah mengatakan bahwa:

“Sekarang faktor pendukung ini banyak sekali, khususnya dari


bidang kesiswaan dan tatatertib, BP, dan wali kelas dalam mendisiplinkan
siswa, juga dukungan dan partisipasi dari staf, dewan guru dan waka-waka

Maret 2009. Jam 14.00


yang lain. Sekitar 90% mereka memiliki kinerja bagus. Dengan kinerja
mereka yang bagus dapat mendukung kinerja saya dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa. Namun ya masih ada satu, dua guru yang masih statis
sulit diajak maju dan masih suka berpandangan lama, cara mengajarnya
masih monoton. Suka menerima apa adanya sehingga kurang partisipasinya
dalam memantau siswa. Sehingga masih perlu diingatkan secara terus
menerus, supaya menjadi guru yang profesional”146
Dalam hal ini, bapak Indri Januswara juga menambahkan bahwa:
“Yang mempengaruhi kinerja kepala madrasah adalah juga
didukung oleh adanya kekompakan dan koordinasi yang baik antara tim
tatib, wali kelas, BP dalam menegakkan kedisiplinan siswa dan tentunya
juga dukungan dari dewan guru yang lain dalam menegakkan kedisiplinan
siswa. Sehingga siswa sudah terlihat kesadarannya untuk mematuhi
peraturan/tatatertib karena memang peraturan ditegakkan dengan tegas dan
konsisten147
Peran aktif para guru MAN Kandangan baik dari waka sarana

prasarana, kurikulum dan khususnya bidang kesiswaan/tim tatatertib yang

secara langsung menangani siswa, BP dan juga wali kelas sudah tampak

menjalankan tugasnya dengan baik meskipun pengarahan masih selalu ada

dari bapak kepala madrasah, jadi selalu ada koordinasi dan kerjasama

diantara mereka. Berdasarkan hasil observasi penulis pada saat melakukan

penelitian, siswa yang terlambat masuk lebih dari jam 07.00 WIB maka akan

langsung didata oleh satpam bersama guru piket pada blangko yang tersedia,

kemudian ditindak lanjuti BP dan bersama guru piket memberikan sanksi,

bagi siswa yang terlambat diberi sanksi oleh guru piket menulis kalimat

toyyibah seperti istihgfar sebanyak 100 kali, bagi siswa terlambat lebih dari 5

kali maka dikasih surat pernyataan oleh BP langsung pulang panggilan orang

tua.

146 Wawancara dengan Djamil Aly. Op.Cit


147 Wawancara dengan Indri Januswara. Op.Cit
Para guru MAN Kandangan juga tidak mau kalah dengan siswanya,

agar siswa-siswi MAN Kandangan tidak terlambat bapak ibu guru juga

berangkat lebih awal khususnya yang mengajar pagi karena harus berada di

dalam kelas untuk mendampingi siswa dalam pelaksanaan tadarus Al-Qur’an

dan pada saat pelaksanaan shalat berjamaah semua guru juga mengikuti

dengan baik. Dengan demikian adanya keterlibatan para guru MAN

Kandangan secara aktif dalam proses kedisiplinan ini menjadi jaminan untuk

keberhasilan kinerja kepala madrasah dalam pelaksanaan kedisiplinan siswa.

Rata-rata guru MAN Kandangan juga sudah memiliki antusias dan inisiatif

untuk memajukan madrasah, namun pada kenyataannya masih ada satu, dua

guru MAN Kandangan yang statis dan kurang memiliki semangat perubahan

dengan mengikuti perkembangan zaman, cukup puas dengan hasil dan

keadaan apa adanya. Cara mengajarnya cenderung monoton, menyebabkan

siswa kurang tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dengan demikian kurang

bisa memperhatikan siswa-siswinya baik di dalam maupun di luar kelas.

Sehingga masih butuh panduan dan pemantauan dari kepala madrasah.

Berdasarkan hasil observasi, para siswa MAN Kandangan sudah

terbiasa untuk melaksanakan segala kegiatan yang telah diprogramkan,

seperti untuk pelaksanaan sholat berjama’ah, saat berangkat sekolah para

siswa MAN Kandangan yang membawa kendaraan bermotor langsung turun

digerbang masuk madrasah dan tidak membunyikannya. Siswa yang terlihat

tidak lengkap plat nomer juga langsung di tindak lanjuti oleh tim ketertiban

dan satpam serta untuk menindak lanjuti siswa yang terlambat. Jadi adanya
kesadaran siswa MAN Kandangan selain karena berasal dari siswa sendiri,

tatatertib MAN Kandangan diterapkan secara tegas dan konsisten. Selain itu

tatatertib juga sering disosialisasikan, sosialisasi tidak hanya berupa

peraturan/tatatertib, namun untuk menumbuhkan kesadaran siswa untuk

berdisiplin. Beberapa slogan kedisiplinan banyak terlihat dilingkungan

madrasah seperti di ruang kelas, di beberapa dinding halaman sekolah banyak

sekali terdapat sebuah tulisan diantaranya kedisiplinan adalah kunci

keberhasilan, disiplin tidak harus diawasi, disiplin tidak bisa ditawar, disiplin

dalam kesantunan dan santun dalam kedisiplinan dengan demikian siswa

MAN Kandangan akan teringat untuk disiplin dapat mewarnai hidupnya.

Meskipun secara umum kedisiplinan siswa MAN Kandangan sudah

tampak berjalan dengan baik, namun masih ada yang menjadi hambatan bagi

guru MAN Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan siswanya. Berikut

hasil interview dengan bapak Indri Januswara mengatakan, bahwa:

“Untuk masalah kedisiplinan sudah berjalan baik, siswa siswi


sudah menjalankan peraturan/tatatertib. Namun untuk masalah
keterlambatam disini memang masih ada. Hal ini seringkali diakibatkan
siswa MAN Kandangan berasal dari daerah mana saja, dari kota, yang dari
pelosok ini kalo hujan kadang longsor, tidak ada kendaraan, sehingga siswa
terlambat masuk atau bahkan kadang sampai tidak masuk sekolah.”148
Letak MAN Kandangan sangat strategis karena berada dipinggir

jalan raya serta dapat dilalui oleh angkutan umum baik angkutan kota

maupun angkutan antar kota dari Kediri, Jombang dan Malang. Keadaan ini

sangat memudahkan para siswa menuju madrasah ini dengan lancar. Namun

siswa yang sekolah di MAN Kandangan tidak semuanya berasal dari daerah
148 Wawancara dengan Indri Januswara. Op.Cit
kota saja akan tetapi juga berasal dari daerah pedesaan. Hal ini

mengakibatkan letak tempat tinggal siswa MAN Kandangan yang kurang

strategis, khususnya yang berada di daerah pedesaan sering kali mengalami

kendala adanya bencana alam, seperti tanah longsor sehingga siswa kesulitan

mendapatkan alat transportasi. Dengan demikian seringkali siswa datang

terlambat dan terkadang tidak bisa masuk sekolah meskipun sudah sangat

minim.

Yang menghambat kinerja guru dalam mendisiplinkan siswa, dalam

hal ini Waka Kesiswaan juga menambahkan bahwa:

“Yang menghambat kinerja kita dalam mendisiplinkan siswa,


yakni adanya beberapa siswa yang berasal dari keluarga yang broken
home, sehingga siswa berperilaku yang menyimpang. Selain itu adanya
kesibukan orang tua yang kerja diluar, kurang memantau anaknya,
sehingga kadang anak itu berangkat kesekolah ternyata tidak sampai
kesekolahan. Jadi pemantauannya kurang sekali. 149
Dalam hal ini bapak kepala madrasah juga menambahkan bahwa:

“Lingkungan rumah siswa masih ada yang juga belum


mendukung, karena lingkungan masyarakat merupakan sebuah akuarium
besar yang sangat berpengaruh dalam proses kedisiplinan siswa,
sedangkan kondisi masyarakat siswa ada sebagian kecil yang masih belum
50% mendukung150
Sebagian besar orang tua siswa MAN Kandangan sudah memiliki

kepedulian tinggi terhadap pendidikan anak-anaknya, termasuk dalam hal

kedisiplinannya/pemantauannya dirumah. Namun masih ada sebagian kecil

orang tua siswa MAN Kandangan yang tidak memperhatikan anak-anak

mereka bahkan acuh tak acuh terhadap pendidikannya. Diantaranya keluarga

149 Wawancara dengan Abdul Kholik. Op.Cit


150 Wawancara dengan Djamil Aly. Op.Cit
yang sibuk bekerja diluar sehingga menyebabkan mereka cenderung kurang

peduli dan tidak bisa memantau anaknya di rumah baik belajar maupun

pergaulannya dan keluarga yang broken home sehingga masih butuh proses

pembinaan dan pemantauan secara terus menerus. Selain itu faktor

lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap pelaksanaan kedisiplinan siswa,

meskipun lingkungan MAN Kandangan sudah mendukung dengan adanya

berbagai program kegiatan yang dilaksanakan siswa seperti tadarus Al-

Qur’an, shalat berjama’ah, LDK serta peraturan/tatatertib yang diberlakukan

di MAN Kandangan, namun masih ada lingkungan rumah siswa MAN

Kandangan 50% yang masih mencerminkan pengaruh kurang baik, baik

budaya lingkungan masyarakat sekitar siswa atau pergaulan teman dirumah

sehingga masih ada beberapa siswa MAN Kandangan yang masih perlu

dimonitoring secara intensif dan berkesinambungan.

4. TEMUAN PENELITIAN

Setelah data penelitian dipaparkan di bagian paparan data

penelitian, maka dapat disampaikan mengenai temuan penelitian yang

merupakan hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi, yaitu:

1. Upaya-upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan

Siswa di MAN Kandangan adalah sebagai berikut:

a. Dengan cara memberikan keteladanan, ajakan, peringatan dan pembinaan.

Kepala MAN Kandangan berusaha untuk mendisiplinkan diri sendiri serta

bawahan baik para guru dan staf dan siswa secara langsung. Dan untuk
mendisiplinkan siswa kepala madrasah menganjurkan dengan cara yang

sama.

b. Menyusun, mensosialisasikan serta menegakkan peraturan/tata tertib

siswa. Peraturan/tatatertib siswa MAN Kandangan dirancang oleh Waka

Kesiswaan bersama tim ketertiban pada awal tahun ajaran baru serta

membuat program kerja tatatertib. Namun dirapatkan bersama kepala

madrasah dan guru-guru yang lain juga, setelah disyahkan oleh kepala

madrasah selanjutnya disosialisasikan ke siswa. Kepala madrasah dalam

hal ini juga ikut mensosialisasikan peraturan/tatatertib secara langsung,

menegakkan peraturan dengan tegas, konsisten dan seadil-adilnya terhadap

siswa yang melanggar atau terkena kasus. Dalam hal ini kepala MAN

Kandangan selalu bekerjasama dan koordinasi terus dengan semua pihak

terutama dengan bidang kesiswaan/tatib, BP/BK dan wali kelas sebelum

mengambil keputusan/rencana tindakan akhir.

c. Sesuai dengan pembagian tugas dan tanggungjawab yang telah ditetapkan

oleh kepala madrasah terhadap semua guru, staf maupun karyawan, maka

masalah kedisiplinan siswa secara langsung menjadi tanggung jawab wali

kelas, BP, waka kesiswaan serta tim ketertiban yang menangani siswa

secara langsung. Kepala madrasah juga memberikan kebijakan kepada

para guru untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas. Upaya yang sudah dilakukan guru MAN Kandangan

tersebut diantaranya dengan cara membuat kesepakatan kelas,

meningkatkan disiplin belajar siswa melalui pemberian kuis, LKS, PR dan


supaya tidak monoton guru menggunakan berbagai macam metode yang

menarik dan proses kegiatan belajar mengajar tidak hanya di lakukan di

kelas namun juga belajar di luar kelas, seperti dimasjid, dibawah pohon,

diperpustakaan.

d. Mengadakan program kegiatan yang dapat mendukung kedisiplinan

siswa seperti tadarus Al-Qur’an yang dilaksanakan pada tiap awal

pembelajaran, Shalat Dhuha, Dhuhur dan Asar berjama’ah di sekolah,

melalui kegiatan MOS bagi siswa baru diperkenalkan tentang disiplin,

LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) yakni kegiatan rutin tahunan yang

diikuti oleh OSIS pengurus kelas, serta siswa kelas X, mengikutkan

siswa MAN Kandangan dalam kegiatan seminar ilmiah baik di dalam

maupun diluar madrasah seperti narkoba, pergaulan bebas serta

menerapkan budaya salam di lingkungan madrasah.

e. Kepala madrasah menerapkan sistem pembelajaran fullday school dan

moving class. Fullday school dilaksanakan disemua kelas mulai XI

sampai XII. Mulai pagi sampai sore sehingga siswa MAN Kandangan

memiliki waktu belajar yang banyak dan membiasakan siswa hidup

dalam lingkungan yang agamis dan berperilaku yang berakhlakul

karimah dengan berbagai program kegiatan yang mendukung di MAN

Kandangan serta memastikan siswa MAN Kandangan berada pada

lingkungan yang aman dari pengaruh buruk yang ada di lingkungan luar

madrasah. Dan untuk mengefektifkan pelaksanaan fullday school,

diterapkan kebijakan baru oleh kepala MAN Kandangan yaitu moving


class dengan tujuan mengoptimalkan waktu pembelajaran meskipun

dalam pelaksanaannya siswa MAN Kandangan masih ada yang perlu

pembinaan pada saat pindah kelas. Selain itu siswa tidak merasa jenuh

atau bosan dengan situasi dan kondisi kelas yang sama.

f. Banyak cara yang dilakukan MAN Kandangan untuk memonitoring

kedisiplinan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah. Kepala MAN

Kandangan secara langsung memonitoring kegiatan belajar mengajar

masing-masing guru serta melalui absensi siswa. Monitoring di madrasah

juga dilakukan oleh kesiswaan bersama tim ketertiban, BP, wali kelas,

OSIS bagian Kamtibsis dan bantuan dari dewan guru yang lain.

Sedangkan monitoring siswa diluar madrasah dengan mengadakan

kerjasama dengan masyarakat sekitar serta kerjasama dengan orangtua

siswa untuk memantau siswa baik pembelajaran maupun aktifitas siswa di

rumah.

Sedangkan evaluasi yang dilakukan kepala madrasah setiap 2

minggu sekali, secara umum dengan mengadakan rapat terhadap semua

dewan guru dan staf. Secara khusus, rapat diadakan sewaktu-waktu kepada

wali kelas, BP, jika diperlukan untuk mengetahui perkembangan siswa.

Selain itu bidang kesiswaan sendiri bersama tim ketertiban mengadakan

evaluasi program kerja tujuannya menindaklanjuti laporan masyarakat

mengenai perilaku siswa MAN Kandangan. Tiap 2 minggu sekali tim

ketertiban bersama kesiswaaan, BP, OSIS mengadakan pertemuan untuk

meningkatkan kekompakan serta menindak lanjuti tentang program kerja


yang telah dilaksanakan, seperti penertiban seragam, penertiban

berkendaraan, pelaksanaan operasi gabungan melalui razia dan

sebagainya.

g. Memberikan motivasi kepada siswa diantaranya: prestasi kelas KBM

disemua kelas yang mendapatkan rangking 1,2,3 berupa piagam, kegiatan

upacara yang terbaik, setiap 3 minggu sekali dan diumumkan setelah

upacara selesai, berupa sanjungan dan pujian. Prestasi dalam lomba, yakni

prestasi yang diberikan berupa hadiah bagi kelas terbaik dalam segenap

aspek, meliputi kebersihan, ketertiban, ketaatan dalam mengikuti PBM

dan tentang pakaian seragam.

h. Meningkatkan sarana prasarana yang secara langsung dapat mendukung

kedisiplinan siswa MAN Kandangan diantaranya berupa pembangunan

pagar tembok yang mengelilingi madrasah, menambah buku-buku

perpustakaan, pembangunan masjid, fasilitas kran yang cukup banyak,

memperbaiki dan menambah gedung pembelajaran, pengadaan taman-

taman yang asri. Dan yang masih akan dilaksanakan adalah penambahan

LCD untuk tiap kelas serta pembangunan ma’had dengan langkah awal

sudah mengadakan pembebasan tanah.

2. Kinerja Kepala Madrasah dalam meningkatkan Kedisiplinan Siswa di

MAN Kandangan sudah cukup baik, yakni:

1. Kinerjanya sudah tampak dengan selalu berfikir maju untuk

kemajuan lembaga dan memiliki motivasi kuat untuk


mewujudkan visi-misi MAN Kandangan. Disiplin adalah kunci

keberhasilan, hampir dapat dikatakan tanpa kedisiplinan sulit

terwujud kesuksesan. Sehingga kedisiplinan di MAN

Kandangan tidak bisa ditawar, bagi semua kalangan madrasah

termasuk siswa harus memiliki disiplin dan kepala madrasah

memiliki motivasi kuat untuk mendisiplinkan semua bawahan

serta untuk mewujudkan ”Disiplin dalam Kesantunan dan

Santun dalam Kedisiplinan”. Disiplin meliputi disiplin belajar,

waktu, seragam dan bertingkahlaku.

2. Kinerjanya sudah tampak dari ide-ide dan gagasan yang

dituangkannya ke dalam inovasi-inovasi terhadap kurikulum

dan program pendidikan di MAN Kandangan terutama yang

menunjang kedisiplinan siswa seperti moving class, fullday

school, LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan), Tadarus Al-

Qur’an, Shalat berjama’ah, budaya salam.

3. Kinerjanya sudah tampak dari adanya sarana prasarana MAN

Kandangan yang sudah mulai berangsur-angsur dilengkapi

seperti fasilitas gedung, terwujudnya kebersihan dan taman-

taman asri yang secara langsung dapat mendukung kedisiplinan

siswa.

4. Memberikan solusi, tanggap dan respon dalam memecahkan

masalah, dan berani mengambil resiko serta konsisten dalam


menegakkan aturan yang telah ditetapkan serta menambah

peraturan/tatatertib baru untuk meningkatkan kedisiplinan siswa

MAN Kandangan.

5. Kinerjanya tampak dari adanya keteladanan, pengarahan-

pengarahan, pemantauan, pemberian bimbingan terhadap guru

dan staf dalam melaksanakan tugas serta memotivasi dengan

beragam cara dan bertahap, berupa keteladanan, ajakan,

peringatan, dan pembinaan. Dengan adanya peran aktif dari para

guru MAN Kandangan sehingga dapat mendukung kinerja

kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.

6. Kinerjanya tampak dengan bersikap terbuka kepada para

bawahan untuk memberikan kritik dan saran serta memberikan

pelayanan kepada siswa secara langsung.

7. Kinerjanya tampak dengan meningkatkan kualitas guru melalui

program MGMP, wokshop, studi banding dan juga

menyelenggarakan penataran guru dalam rangka peningkatan

kwalitas mengajar yang tepat dan aktif.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN Kandangan.

Adanya komitmen dari kepala MAN Kandangan tentang disiplin

serta sikap tegas dan keteladanan yang ditunjukkan terhadap bawahan sehingga

dapat memberikan pengaruh terhadap guru dalam menjalankan tugas maupun


terhadap siswa secara langsung, serta adanya control langsung melalui

evaluasi, monitoring dan pengarahan terhadap kinerja bawahan dalam

mendisiplinkan siswa sehingga para guru meningkatkan kinerjanya.

Kinerja para guru MAN Kandangan sudah cukup baik, khususnya

wali kelas, BP, waka kesiswaan dan tim tatatertib yang secara langsung

mendisiplinkan siswa, memiliki kekompakan dan koordinasi yang baik dalam

memantau siswa maupun dalam menegakkan tatatertib/peraturan. Dan juga

dukungan dari dewan guru yang lain dalam menegakkan dan meningkatkan

kedisiplinan siswa . Meskipun masih ada guru MAN Kandangan yang masih

statis sehingga perlu pembinaan oleh kepala madrasah. Secara umum

kedisiplinan siswa di MAN Kandangan untuk saat ini sudah terlihat berjalan

dengan baik, siswa sudah memiliki kesadaran. Namun dalam pelaksanaan

kedisiplinan siswa masih terdapat hambatan bagi para guru khususnya dari

beberapa siswa MAN Kandangan yang disebabkan oleh adanya lingkungan

rumah siswa baik masyarakat maupun masalah keluarga siswa yang kurang

mendukung seperti broken home dan kesibukan orang tua yang bekerja diluar

sehingga siswa kurang dipantau baik belajar maupun pergaulannya dirumah.

Selain itu siswa MAN Kandangan juga masih terlihat ada yang terlambat

diakibatkan siswa yang berasal dari daerah yang kurang strategis. Dengan

demikian masih ada sebagian kecil siswa MAN Kandangan yang menghambat

dan masih butuh pemantauan dan pembinaan secara berkesinambungan dari

bapak ibu guru.


BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1 Upaya-upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa

di MAN Kandangan

Kepala madrasah sebagai seorang yang telah diberi wewenang untuk

memimpin suatu lembaga pendidikan dan harus bertanggung jawab secara

penuh terhadap penyelenggaraan pendidikan sekolah yang dibawah

kepemimpinannya. Untuk itu diperlukan upaya-upaya dari kepala madrasah

untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di lembaga yang dipimpinnya sebagai

perwujudan kinerja yang nyata dengan menampilkan kemampuannya dalam

bentuk perbuatan (performance), bukan sekedar kata-kata. Upaya kepala

madrasah dalam mendisiplinkan siswa diantaranya:

a. Memberikan keteladanan, ajakan, peringatan, dan pembinaan

terhadap semua kalangan

Adapun langkah-langkah untuk menanamkan disiplin pada siswa

menurut Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul Pengantar

Ilmu Pendidikan diantaranya melalui contoh dan tauladan sehingga dalam

kaitan ini para pendidik/guru harus membiasakan disiplin bagi siswa, tetapi

dirinya sendiri harus melakukan.151 Dengan demikian kepala madrasah

sebagai pemimpin harus bisa memberi contoh dan mengajak para

bawahannya agar selalu menjadi contoh dan tauladan bagi siswa. Hal ini

penting sekali karena siswa akan senantiasa meniru perilaku dari pimpinan
151 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, ( IKIP Malang,1973), hlm. 140
atau pendidik. Mengelola sumber daya manusia tidak saja sulit, tetapi juga

makan waktu. Sebaliknya dilakukan dengna kelembutan, kesabaran,

mengamati, memuji, memberi peringatan. Lebih baik lagi bila dilakukan

dengan memberi keteladanan. Sebagaimana menurut Erry Riyana dalam

bukunya yang berjudul Esensi Kepemimpinan dalam Mewujudkan Visi

Menjadi Aksi bahwa kepala madrasah sebagai pemimpin harus memahami

bahwa teladan adalah sebuah alat yang ampuh dan efektif. Karena dia

menyadari bahwa orang-orang disekelilingnya memperlihatkan cara

kerjanya, dan bahwa keteladanan yang diberikannya berdaya pengaruh jauh

lebih hebat dibandingkan bila ia hanya mengkhotbahkannya.152

Dalam kaitan ini kepala MAN Kandangan dalam mendisiplinkan

siswanya pertama-tama adalah dengan menerapkan konsep keteladanan,

yakni keteladanan dari bapak kepala madrasah sendiri secara langsung

terhadap semua komponen sekolah/bawahannya baik kepada guru, para staf

dan siswa. Sebagaimana yang diungkapkan Pak Jamil bahwa namanya

kedisiplinan harus ibda’ bin nafsi atau memulai dari diri sendiri. Jadi

dengan mendisiplinkan diri sendiri akan memberikan pengaruh yang besar

dalam kehidupan baik hidupnya sendiri maupun orang lain. Sehingga akan

lebih mudah mempengaruhi orang lain apabila diri sendiri sudah berhasil

menampilkan pribadi yang disiplin.

AA’Gym juga mengungkapkan bahwa semua itu harus dimulai

152 Erry Riyana Hardjapamekas, Esensi Kepemimpinan Mewujudkan Visi Menjadi Aksi.
(Jakarta: Gramedia,2002), hlm. 39
dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan dari sekarang.153 Maka timbulnya

sikap kedisiplinan bukanlah merupakan peristiwa yang terjadi seketika.

Sehingga kedisiplinan pada siswa tidak dapat tumbuh adanya intervensi dari

pendidik, dan itupun dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit.

Dengan demikian, ketika mendisiplinkan bawahan dengan cara memberi

contoh belum berpengaruh, upaya kepala MAN Kandangan selanjutnya

adalah dengan cara mengingatkan, jika setelah diingatkan belum berhasil

maka diajak berdiskusi, kalau belum berhasil juga maka dengan teguran dan

terakhir dengan cara pembinaan.

b. Menyusun, mensosialisasikan serta menegakkan peraturan/tata tertib

siswa

Peraturan dan tata tertib di sekolah pada dasarnya merupakan

sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa.

Peraturan tersebut menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya umum

yang harus dipenuhi oleh siswa, sehingga kehidupan sekolah menjadi tertib.

Dengan adanya peraturan di lingkungan madrasah di harapkan kegiatan

proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan, baik

tugas sebagai guru maupun tugas sebagai siswa. Sejalan dengan apa yang

diungkapkan Harlock EB bahwa unsur-unsur disiplin diantaranya meliputi

peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan tersebut

dan hukuman untuk pelanggaran peraturan.154 Maka untuk meningkatkan

153 Soejitno Irmim dan Abdul Rochim, Membangun Disiplin Diri Melalui Kecerdasan
Spiritual & Emosional, (Batavia Press,2004), hlm. 75
154 Harlock EB. Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1993), hlm. 97
kedisiplinan siswa peraturan dan tatatertib penting sekali. Jika

peraturan/tatatertib tidak ditegakkan dengan tegas dan konsisten maka siswa

akan cenderung mengabaikan dan tidak mematuhinya. Karena unsur

terpenting disiplin adalah ketegasan. Maka untuk mendambakan semuanya

berjalan dengan teratur dan lancar, satu-satunya cara adalah penegakan

tatatertib/peraturan. Setiap bentuk pelanggaran harus dihukum secara adil

dan proporsional, setiap siswa punya kedudukan yang sama. Agar tata

tertib/peraturan berjalan dengan efektif, maka perlu disosialisasikan kepada

siswa. Dengan demikian siswa akan mengetahui peraturan-peraturan

sekolah dan siswa bisa menjaga diri untuk tidak melanggar peraturan yang

dibuat oleh madrasah.

c. Menggerakkan dan kerjasama dengan para guru yang secara khusus

menangani kedisiplinan siswa

Kepala madrasah sebagai seorang manager, yang mana

berfungsi melaksanakan perencanaan, pengorganisasian/pelaksanaan dan

pengontrolan /pengawasan.155 Dalam melaksanakan fungsinya maka kepala

madrasah memerlukan bantuan guru dan staf untuk mendisiplinkan siswa.

Tugas guru dalam pembelajaran tidaklah hanya terbatas pada

penyampaian materi pembelajaran, tetapi lebih dari itu guru harus

membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik, termasuk disiplinnya.

Oleh karena itu guru harus senantiasa mengawasi perilaku peserta didik,

terutama pada jam-jam sekolah agar tidak terjadi penyimpangan perilaku


155 Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat
Keagamaan, Kepemimpinan Madrasah Mandiri. (Jakarta: 2005), hlm. 11
atau tindakan yang indisiplin. Untuk kepentingan tersebut, dalam rangka

mendisiplinkan peserta didik guru harus mampu menjadi pembimbing,

teladan, pengawas, dan pengendali seluruh perilaku peserta didik. Dalam

kaitan ini kepala MAN Kandangan secara langsung menggerakkan wali

kelas, BP, tim kesiswaan/ketertiban yang secara langsung menangani siswa.

Selain itu juga menggerakkan para guru MAN Kandangan untuk

meningkatkan kedisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.

d. Mengadakan program kegiatan penunjang kedisiplinan siswa

Sejalan dengan apa yang diungkap oleh Soegeng Priyodarminto

dalam bukunya Soejitno Irmim yang berjudul Membangun Disiplin Diri

Melalui Kecerdasan Spiritual Dan Emosional bahwa disiplin akan tumbuh

dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan.

Jadi disiplin itu tidak tumbuh dengan sendirinya, tapi melalui kebiasaan dan

latihan.156

Dalam kaitan ini, MAN Kandangan mengadakan beberapa

program kegiatan khususnya yang menyangkut pendidikan agama sehingga

siswa memiliki pribadi yang Islami dan berdisiplin tinggi dan akan

mewarnai hidup selanjutnya. Kebiasaan positif tersebut diantaranya berupa

pelaksanaan tadarus Al-Qur’an yang sangat efektif untuk pendidikan

kedisiplinan siswa, karena selain mendekatkan diri pada Allah juga bisa

mengidentifikasi siswa yang terlambat. Selain itu, dengan shalat Dhuha,

Dhuhur dan Ashar berjama’ah siswa MAN Kandangan dibiasakan shalat

156 Soejitno Irmim dan Abdul Rochim, Op.Cit, hlm. 75


tepat waktu dan terbiasa hidup berdisiplin dimanapun berada. Kebiasaan

dan budaya lingkungan memang sangat berpengaruh besar bagi seseorang

dalam membangun disiplin dirinya. Kebiasaan yang berlaku di MAN

Kandangan merupakan unsur pokok pembentuk disiplin, seperti halnya

budaya salam yang sekarang diterapkan di MAN Kandangan.

Sedangkan wawasan dan pengetahuan tentang makna disiplin

haruslah selalu ditanamkan pada diri siswa. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Singgih D. Gunarsa dalam bukunya yang berjudul Psikologi dalam

Membimbing bahwa disiplin perlu dalam pendidikan siswa supaya dengan

mudah siswa dapat 1). Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial

antara lain mengenai hak milik orang lain. 2). Mengerti dan segera menurut,

untuk menjalankan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan-

larangan. 3). Mengerti tingkahlaku yang baik dan buruk. 3). belajar

mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh

hukuman. 157

Untuk meningkatkan pengetahuan siswa MAN Kandangan tentang

kedisiplinan, maka melalui MOS yang diadakan pada awal tahun ajaran

baru, siswa baru sudah diperkenalkan tentang disiplin, dan bagaimana harus

berdisiplin. Selain itu siswa MAN Kandangan juga diikutkan dalam

kegiatan seminar baik di dalam maupun di luar seperti narkoba, pergaulan

bebas, LDK leadership. Jadi, dengan adanya kegiatan penunjang diatas

sehingga siswa akan termotivasi untuk hidup disiplin dalam semua situasi
157 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia,1987),
hlm: 137
dan kondisi, menjadi siswa yang memiliki kesadaran yang tinggi dan

bertanggung jawab, mengerti dan diharapkan mampu mengamalkan dalam

kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan madrasah maupun lingkungan

keluarga dan masyarakat.

e. Mengadakan perubahan dan pengembangan madrasah menuju

organisasi pembelajaran yang efektif.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator,

kepala madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk mencari gagasan

baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, mengembangkan model-model

pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk

meningkatkan kedisiplinan siswa, terutama disiplin dalam belajar dan

kepala madrasah mengadakan beberapa perubahan dan inovasi pendidikan.

Mengadakan perubahan dan pengembangan madrasah menuju organisasi

pembelajaran yang efektif yakni dengan sistem fullday school, yaitu sekolah

sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dimulai pada pagi hari

sampai dengan sore hari. Sehingga waktu belajarnya siswa lebih banyak.

Untuk mengefektifkan pelaksanaan fullday school maka

diterapkan kebijakan baru oleh kepala MAN Kandangan yaitu moving class

dengan tujuan agar siswa tidak merasa jenuh atau bosan dengan situasi dan

kondisi kelas yang sama. Hal ini sesuai apa yang diungkapkan oleh

E.Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala Sekolah Profesional bahwa

kepala sekolah/madrasah sebagai innovator harus mampu mencari,

menemukan, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Gagasan


baru tersebut misalnya moving class. Moving class adalah mengubah

strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi

memiliki kelas tersendiri, yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-

alatnya.158

f. Melakukan monitoring dan evaluasi

Monitoring adalah salah satu metode yang digunakan sekolah

untuk mengawasi dan mencegah siswa agar tidak melakukan perbuatan-

perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Monitoring

itu sesungguhnya bukan sekedar pengumpulan informasi. Sebab, monitoring

menyangkut keputusan strategis mengenai tindakan apa yang seharusnya

diambil jika siswa ternyata melenceng dari apa yang telah

digariskan/diharapkan. Pandangan demikian mengantarkan pada

pemahaman baru bahwa monitoring itu sebenarnya tidak sekedar

menyangkut masalah rutin, teknis, melainkan lebih menyangkut masalah

pengawasan/control.

Pelaksanaan monitoring yang dilakukan oleh kepala MAN

Kandangan secara langsung melalui kegiatan belajar mengajar (KBM)

masing-masing guru. Hal ini dilakukan oleh kepala madrasah karena

kegagalan sebuah proses tidak semata-mata dari murid melainkan bisa dari

guru juga. Hal ini bisa dimaklumi karena sebab-sebab masalah

disiplin/adanya dari pelanggaran oleh siswa yang bermacam-macam bisa

dianggap berasal dari manajemen kelas dan cara mengajar guru yang buruk/
158 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003), hlm. 118-119.
kurang profesional. Maka upaya yang dapat dilakukan oleh kepala madrasah

terkait persoalan disiplin tersebut sudah sesuai, sebagaimana yang

diungkapkan oleh Oteng Sutrisno dalam bukunya yang berjudul

“Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional” yakni

persoalan disiplin bisa diatasi melalui perbaikan yang bersifat pencegahan

pengendalian guru terhadap siswa bahwa semakin baik guru dalam

pendidikan persiapannya, tekhnik mengajarnya, kepribadiannya,

wawasannya dan seterusnya, semakin kurang masalah-masalah

pengendalian siswa akan muncul.159 Tujuan monitoring ini bukanlah

mencari kesalahan siswa/guru tetapi untuk meningkatkan prestasi

siswa/kinerja guru MAN Kandangan secara komprehensif. Selain itu

monitoring juga tidak hanya dilakukan dimadrasah saja baik oleh kepala

madrasah sendiri serta bantuan para guru dan staf, namun juga di luar

madrasah yakni bekerjasama dengan walimurid serta partisipasi masyarakat.

Sedangkan evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk

menentukan nilai sesuatu. Maka dalam kaitan ini, pelaksanaan evaluasi pada

dasarnya adalah untuk dapat mengetahui dan mengukur perkembangan

keberhasilan maupun kegagalan upaya madrasah dalam meningkatkan

kedisiplinan siswa, karena tidak mungkin suatu proses akan berhasil tanpa

adanya evaluasi yang berkesinambungan. Untuk menentukan keberhasilan

suatu program kepala sekolah sebagai penentu dalam lembaga pendidikan

bisa melakukan dengan bantuan guru, petugas atau pihak lainnya yang

159 Oteng Sutrisno, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional,
(Bandung: Angkasa,1993), hlm 117
berkompeten.

Dalam hal ini pelaksanaan evaluasi terhadap pelaksanaan

kedisiplinan siswa MAN Kandangan dilakukan oleh kepala madrasah dan

semua dewan guru. Kepala MAN Kandangan secara langsung melakukan

evaluasi terhadap kinerja bawahan melalui rapat baik secara umum maupun

secara khusus terhadap guru yang secara langsung menangani siswa.

Sehingga dapat diketahui hasil serta upaya untuk mengatasi solusi

permasalahan. Kepala MAN Kandangan dalam hal ini terus menekankan

kepada semua komponen untuk selalu mengevaluasi apa yang disampaikan

bahkan setiap guru untuk selalu mengevaluasi siswa apa yang sudah

diperbuat, karena evaluasi merupakan tujuan akhir untuk mengetahui proses

kegiatan yang sudah dilaksanakan. Tidak hanya guru yang melaksanakan

evaluasi ini akan tetapi kepala sekolah juga melakukan evaluasi kepada

seluruh komponen madrasah.

g. Pemberian Motivasi kepada siswa

Menurut Harloc EB salah satu unsure disiplin adalah dengan

memberikan motivasi/penghargaan untuk perilaku yang baik dan sejalan

dengan peraturan yang berlaku.160 Motivasi ini diberikan pada siswa yang

mempunyai prestasi-prestasi tertentu dalam pendidikan, memiliki kerajinan

dan tingkah laku yang baik sehingga dapat menjadikan contoh tauladan bagi

kawan-kawannya. Jadi, motivasi adalah bentuk strategi madrasah dalam

meningkatkan kedisiplinan siswa sehingga dengan motivasi ini siswa akan

160 Harlokc. EB, Op.Cit, hlm 43


bisa lebih giat dan semangat untuk melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya. Dalam kaitan ini, MAN Kandangan memberikan motivasi/reward

kepada siswa yang memiliki prestasi terbaik, kegiatan upacara terbaik dan

kategori kelas terbaik. Bentuk dari motivasi ini tidak hanya berupa barang,

piagam melainkan dengan pujian/sanjungan baik dari guru/kepala madrasah.

h. Peningkatan Sarana dan Prasarana

Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam

proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak

agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur,

efektif dan efisien.161 Begitu pula dalam upaya pembinaan kedisiplinan

siswa tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung dengan

fasilitas yang memadai. Karena disiplin siswa yang menyangkut tentang

waktu dan belajar serta bertingkah laku memang perlu latihan dan

pembiasaan. Karena dengan melalui latihan dan kebiasaan maka sikap

disiplin yang mereka lakukan adalah karena adanya kesadaran dan

kebutuhan bukan karena keterpaksaan. Oleh karena itu latihan pembiasaan

siswa MAN Kandangan perlu ditunjang dengan sarana prasarana yang

memadai. Sarana MAN Kandangan yang secara tidak langsung dapat

mendukung kedisiplinan siswa. Seperti penambahan buku perpustakaan,

fasilitas gedung pembelajaran, pembangunan masjid yang secara langsung

dapat mendukung kedisiplinan siswa. Sedangkan prasarana atau

perlengkapan juga merupakan penunjang dalam kedisiplinan siswa, seperti

161 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi pendidikan Teknologi dan


Kejuruan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), hlm 81-82
adanya pagar tembok yang mengelilingi sekolah memungkinkan siswa

MAN Kandangan berada pada tempat yang aman dari pengaruh luar serta

pengadaan taman-taman yang asri dihalaman sekolah sehingga siswa dapat

belajar dengan nyaman, dan dapat konsentrasi penuh. Dengan adanya

peningkatan sarana prasarana yang dilakukan MAN Kandangan secara tidak

langsung akan dapat mengefektifkan kegiatan belajar mengajar, sehingga

dapat menunjang kedisiplinan siswa.

Upaya yang dilakukan diatas tidak terlepas dari peran kepala

madrasah sebagai pemimpin. Wahjosumidjo mengemukakan bahwa kepala

madrasah sebagai leader harus memilik karakteristik khusus mencakup

kepribadian. Kepribadian kepala madrasah sebagai pemimpin akan

tercermin dalam sifat-sifat seperti jujur, percaya diri, tanggung jawab,

berani mengambil resiko /keputusan, dan teladan.162 Fungsi kepala madrasah

adalah menanamkan pengaruh kepada guru dan staf agar mereka melakukan

tugasnya dengan sepenuh hati dan antusias. Namun untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa dimadrasah, seorang pemimpin tidaklah cukup hanya

mempunyai pengaruh saja, sebab dalam praktek banyak hal yang harus

dilakukan terutama dalam pengambilan keputusan yang harus didukung

oleh kemampuan manajerial. yang diwujudkan diantaranya dalam

kemampuan memberdayakan tenaga kependidikan dengan pemberian

arahan secara dinamis, pengkoordinasian tenaga kependidikan dalam

pelaksanaan tugas, pemberian hadiah (reward) bagi siswa yang berprestasi

162 E. Mulyasa, Op.Cit, hlm. 115


dan hukuman bagi siswa yang kurang disiplin. Kemampuan

mendayagunakan sumber daya sekolah, yang diwujudkan dalam

pendayagunaan sarana prasarana, melakukan monitoring dan evaluasi.

2 Kinerja kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di

MAN Kandangan.

Kinerja secara umum dapat diartikan sebagai suatu usaha yang

dicapai seseorang berdasarkan kemampuan kerja atau ketrampilan kerja.

Kinerja akan bergantung pada perpaduan yang tepat antara individu dan

pekerjaannya. Prestasi kerja atau kinerja tersebut dipengaruhi oleh cara–cara

yang ditempuh, usaha yang dilakukan, dan pada gilirannya akan memunculkan

hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam lembaga,

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai sasaran/tujuan lembaga. Untuk mencapai produktivitas madrasah

secara maksimum, maka sekolah harus menjamin di pilihnya orang yang tepat,

dengan pekerjaan yang tepat disertai dengan kondisi yang memungkinkan bagi

mereka untuk bekerja yang optimal.

Kinerja kepala madrasah sangat berpengaruh terhadap peningkatan

kedisiplinan siswa di MAN Kandangan. Hal ini senada dengan tugas pokok

dan fungsi kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan adalah 1).

Perencanaan madrasah dalam arti menetapkan sekolah sebagai lembaga

pendidikan dengan cara merumuskan visi, misi, tujuan, dan strategi

pencapaian. 2). Mengorganisasikan sekolah dalam arti membuat struktur

organisasi, menetapkan staf, dan menetapkan tugas dan fungsi masing-masing


staf. 3). Menggerakkan staf dalam arti memotivasi staf melalui internal

marketing dan memberikan contoh external marketing. 4). Mengawasi dalam

arti melakukan supervisi, mengendalikan dan membimbing semua staf dan

warga sekolah. 5). Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan

dasar peningkatan dan pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem solving

baik secara analitis sistematis maupun pemecahan masalah secara kreatif, dan

menghindari serta menanggulangi konflik163

Selanjutnya beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kinerja kepala madrasah, antara lain:

1. Pembinaan Disiplin Tenaga Kerja

Kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin, terutama

disiplin diri (self-dicipline). Dalam kaitan ini, pemimpin harus mampu: a).

b). Membantu pegawai mengembangkan pola perilakunya. c). Membantu

meningkatkan standar perilakunya. c). Menggunakan pelaksanaan aturan

sebagai alat untuk meningkatkan disiplin.

2. Pembangkitan motivasi

Adapun beberapa sifat yang dapat dipakai kepala madrasah untuk

memotivasi pengikut: 1). Menjelaskan visi masa depan dan keyakinan

mereka terhadap visi itu. 2). Menjelaskan tujuan, membantu mereka dalam

memahami dan membentuk tujuan itu, serta menjelaskan peran mereka

dalam merealisasikannya. 3).Mengikutsertakan dan meminta pendapat

163 Hari Sudrajat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Bandung: Cipta
Cekas Grafika, 2005), hlm. 121
mereka dalam keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi mereka.

Memberi tahu mereka perkembangan yang terjadi. 4).Menghargai,

menghormati, memenuhi kebutuhan mereka, dan bersikap terbuka. 5).

Memberikan otoritas-otoritas luas kepada mereka dalam menjalankan tugas

yang dibebankan kepada mereka. 6). Pemimpin selayaknya menjadi

panutan, bersikap jujur, berakhlak baik, adil dalam bersikap kepada orang

yang ada disekitarnya, serta rendah hati.164

3. Persepsi yang baik akan menumbuhkan iklim kerja yang

kondusif serta sekaligus akan meningkatkan produktivitas kerja.

Maka kepala sekolah perlu menciptakan persepsi yang baik bagi

setiap tenaga kependidikan terhadap kepemimpinan dan

lingkungan sekolah, agar mereka dapat meningkatkan

kinerjanya.165

Kinerja kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan

siswanya sudah tampak dari berbagai upaya-upaya yang dilakukan dan sangat

berpengaruh pada kedisiplinan siswa MAN Kandangan. Untuk mewujudkan

visi dan misi MAN Kandangan. Kedisiplinan di MAN Kandangan tidak bisa

ditawar, bagi semua kalangan madrasah terutama siswa sebagai obyek yang

sedang belajar. Dengan melalui ide dan gagasan yang dituangkannya ke dalam

program-program pendidikan yang secara langsung dapat mendukung

kedisiplinan siswa MAN Kandangan. Dan melalui upaya dan cara-cara yang

164 Thariq M. As-Suwaidan & Faishal Umar Basyarahil, Melahirkan Pemimpin Masa
Depan, (Gema Insani: Jakarta,2005), hlm.73
165 E. Mulyasa, Op.Cit, hlm 151
dilakukan kepala MAN Kandangan baik secara langsung dengan memberikan

pengaruh melalui keteladanan, dan sikap yang tegas konsisten kepada semua

kalangan untuk berdisiplin serta memotivasi, memberi pengarahan, memantau,

mengevaluasi terhadap kinerja guru dalam mendisiplinkan siswanya. Sehingga

melalui peran aktif para guru dan staf dalam membina dan membimbing siswa

secara langsung, sangat mendukung kinerja kepala madrasah dalam

meningkatkan kedisiplinan siswa MAN Kandangan. Dengan adanya terobosan-

terobosan baru yang dilakukan kepala madrasah ini menandakan semakin jelas

bahwa kinerja kepala madrasah dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa

MAN Kandangan sudah cukup baik. Walaupun setiap kepemimpinan tentu ada

kelebihan dan kekurangan masing-masing

3 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN Kandangan

Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Nanang Fatah dalam

bukunya yang berjudul Landasan Managemen Pendidikan, bahwa ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas pemimpin dan secara

langsung dapat berpengaruh juga kepada bawahan diantaranya adalah

kepribadian, pengalaman masa lalu, dan harapan pemimpin. Hal ini mencakup

nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya yang akan mempengaruhi gaya

kepemimpinan seseorang. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi

harapan dan perilaku bawahan. Serta harapan dan perilaku rekan yakni sikap

kooperatif dan saling bekerja sama tentu akan menunjang kinerja seseorang.166

166 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya Offset, 2006), hlm.49
Suritauladan adalah kunci sukses pertama bagi kepala madrasah

dalam upaya mendisiplinkan lingkungan dan perubahan orang-orang yang

dipimpinnya, termasuk siswa-siswinya. Dengan dimilikinya kepribadian

tersebut maka secara tidak langsung akan membentuk sebuah pola kerja pada

bawahannya. Mereka akan mengambil dan menerapkan kerja sebanding

dengan bagaimana seorang pemimpin memimpin mereka. Karena perilakunya

bukanlah sekedar kata-kata. Sehingga sikap dan perilaku yang ditunjukkan

kepala sekolah merupakan salah satu bagian dari upaya pendisiplinan siswa.

Kepala MAN Kandangan secara langsung terlibat dalam rangka meningkatkan

kedisiplinan siswanya dengan cara memberikan keteladanan. Siswa adalah

peniru yang terbesar didunia ini, mereka akan senantiasa terus menerus meniru

apa yang dilihat dan menyimpan apa yang mereka dengar.

Dengan adanya kontrol kepala MAN Kandangan terhadap kinerja

guru dalam meningkatkan kedisiplinan siswa MAN Kandangan dengan

melakukan analisis keberhasilan dan kegagalan terhadap kinerja guru dalam

pelaksanaan kedisiplinan siswa di MAN Kandangan dengan cara selalu

memberikan arahan, bimbingan, kebijakan dan solusi untuk melaksanakan

penerapan kedisiplinan di MAN Kandangan dengan baik sehingga guru akan

senantiasa meningkatkan kinerjanya.

Guru adalah teman/rekan kepala sekolah dalam meningkatkan

kedisiplinan para siswa. Jadi tugas guru bukan hanya menyampaikan materi

saja, hal ini sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh E. Mulyasa dalam

bukunya yang berjudul Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru bahwa peran
guru dalam mendisiplinkan peserta didik diantaranya juga sebagai

pembimbing, dengan demikian guru harus berupaya untuk membimbing dan

mengarahkan perilaku peserta didik kearah yang positif, dan menunjang

pembelajaran. Sebagai contoh atau teladan, guru harus memperlihatkan

perilaku disiplin yang baik kepada peserta didik, karena bagaimana peserta

didik tidak akan berdisiplin kalau gurunya tidak menunjukkan sikap disiplin.

Sebagai pengawas, guru harus senantiasa mengawasi seluruh perilaku peserta

didik, terutama pada jam-jam efektif sekolah, sehingga kalau terjadi

pelanggaran terhadap disiplin, dapat segera diatasi. Sebagai pengendali, guru

harus mampu mengendalikan seluruh perilaku peserta didik disekolah.167

Dengan adanya saling pengertian antara kepala sekolah dan guru, maka

masing-masing melaksanakan tugas pengabdian sebaik-baiknya, sehingga

tercapai tujuan bersama yakni dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.

Adanya keterlibatan dewan guru MAN Kandangan terhadap penerapan

kedisiplinan merupakan syarat mutlak adanya. Karena guru sebagai

pembimbing dan pengawas langsung dilapangan. Dengan demikian adanya

kesadaran dari para guru MAN Kandangan dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan kedisiplinan secara aktif sangat

mendukung kinerja kepala madrasah dan menjadi jaminan untuk keberhasilan

pelaksanaan kedisiplinan siswa MAN Kandangan.

Faktor penghambat merupakan sesuatu yang tidak terlepas dalam

suatu program/kegiatan. Demikian juga dalam pelaksanaan kedisiplinan siswa

167 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya,2008), hlm.126
MAN Kandangan masih terdapat faktor yang menghambat yakni dari guru

MAN Kandangan yang masih statis sehingga kurang menunjang kinerja kepala

madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Siswa merupakan sosok

personal yang tergolong rentan terhadap pengaruh lingkungan. Kedisiplinan itu

lahir, tumbuh, dan berkembang dari sikap seseorang di dalam sistem nilai

budaya yang telah ada di dalam masyarakat. Terdapat unsur pokok yang

membentuk disiplin, pertama sikap yang telah ada pada diri manusia dan

sistem nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Dengan demikian bila

pengaruh sistem nilai budaya yang ada didalam masyarakat siswa kurang

mendukung maka akan memberikan pengaruh kurang baik pada diri siswa.
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan hasil temuan penelitian yang sudah dilakukan,

maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Upaya kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa

diantaranya a). Dengan cara memberikan keteladanan, ajakan, peringatan

dan pembinaan kepada semua kalangan. b) Menyusun, mensosialisasikan

serta menegakkan peraturan/tatatertib siswa c). Menggerakkan dan

kerjasama dengan para guru yang secara khusus menangani kedisiplinan

siswa, d). Mengadakan program kegiatan penunjang kedisiplinan siswa e).

Mengadakan perubahan dan pengembangan madrasah menuju

pembelajaran yang efektif f). Melakukan monitoring dan evaluasi

terhadap pelaksanaan kedisiplinan siswa g). Memberikan motivasi/reward

kepada siswa, h). Meningkatkan sarana prasarana

2. Kinerja kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa

sudah cukup baik yakni tampak dari pemikiran yang selalu ingin maju

untuk mewujudkan visi misi madrasah dan memiliki motivasi kuat untuk

mendisiplinkan semua kalangan serta membudayakan disiplin yang penuh

kesantunan sesuai dengan semboyannya yaitu “Disiplin dalam Kesantunan

dan Santun dalam Kedisiplinan”. Dengan membimbing, menggerakkan

guru dan staf dalam mendisiplinkan siswa, dengan berbagai upaya


sehingga MAN Kandangan sudah semakin maju dan berkembang,

menambah tatatertib/peraturan-peraturan baru dan adanya inovasi-inovasi

baru yang dituangkannya kedalam program-program pendidikan di MAN

Kandangan yang secara langsung dapat menunjang kedisiplinan siswa baik

dalam disiplin belajar, disiplin waktu, disiplin seragam dan berpenampilan/

tingkahlaku.

3. Faktor yang mempengaruhi Kinerja Kepala MAN Kandangan dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Siswa diantaranya dipengaruhi oleh adanya

keteladanan dan kontrol langsung dari kepala madrasah dan adanya kinerja

guru MAN Kandangan yang sudah cukup baik, meskipun dalam

pelaksanaan kedisiplinan siswa MAN Kandangan masih terdapat

hambatan yang disebabkan oleh adanya guru MAN Kandangan yang

masih statis dan juga permasalahan yang timbul dari sebagian kecil siswa.

B. SARAN

1. Guru adalah ujung tombak keberhasilan pendidikan. Agar pelaksanaan

kedisiplinan siswa di MAN Kandangan berhasil sesuai dengan cita-cita

yang diharapkan, kuncinya terletak pada kesiapan, kemauan, dan

kemampuan guru untuk melaksanakan program yang telah diamanatkan

melalui visi, misi, dan tujuan. Dengan demikian kepala madrasah sebagai

pemimpin dalam sebuah lembaga maka harus lebih tegas lagi dalam

menindaklanjuti adanya guru yang belum disiplin/masih statis.


2. Kepala madrasah beserta guru MAN Kandangan harus mampu menjalin

kerjasama serta memberi wawasan terhadap orang tua siswa, khususnya

yang masih ada problem keluarga. Sehingga mereka memiliki kesadaran

tinggi untuk memperhatikan pendidikan anaknya serta ikut berpartisipasi

dalam meningkatkan kedisiplinannya. Serta memberikan wawasan-

wawasan yang lebih luas tentang wacana dan permasalahan yang terjadi

pada kemajemukan masyarakat umum. Sehingga siswa mampu melihat

dan mengerti mana yang baik untuk diambil dari masyarakat dan mana

yang harus dijauhi.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Solichin. 1997. Evaluasi Kebijakan Publik. Malang: FIA Unibraw
dan IKIP Malang

Anshari, Hafi. 1983. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Arikunto, Suharsimi. 2002. Managemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta:


PT Rineka Cipta

____________ 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

____________2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta

____________2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi


V. Jakarta: Rineka Cipta

____________1993. Organisasi dan Administrasi pendidikan Teknologi dan


Kejuruan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

As-Suwaidan, Thariq M. & Faishal Umar Basyarahil. 2005. Melahirkan


Pemimpin Masa Depan. Jakarta: Gema Insani

Burhanudin, Yusak. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Dain, Amir Indrakusuma. 1990. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usana


Offset

Daud, Ma’mur. 1993. Terjemah Hadits Shahih. Jakarta: Widjaya

Daryanto, H.M. 1998. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Depag RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit Diponegoro

Depag RI. 2005. Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta:
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam

EB. Harlock. 1993. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Fattah, Nanang. 2006. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya Offset

Gunawan, H Ary. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta


Gunarsa, Singgih D. 1987. Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: Gunung Mulia

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan


Aplikasinya Jakarta: Ghalia Indonesia

Hadi, Sutrisno. 1978. Metodologi Recearch II, Yogyakarta: Yayasan Penerbit


Fakultas Psikologi UGM

Hardjapamekas, Erry Riyana. 2002. Esensi Kepemimpinan Mewujudkan Visi


Menjadi Aksi. Jakarta: Gramedia

Indrafachrudi, Soekarto. 1989. Administrasi Pendidikan. Malang: IKIP Malang

Irmim, Soejitno & Abdul Rochim. 2004. Membangun Disiplin Diri Melalui
Kecerdasan Spiritual & Emosional. Batavia Press

Lexy.J.Meleong. 1992. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosda Karya

Lexy.J.Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Munir, Abdullah. 2008. Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Jogjakarta: Ar-Ruzz


Media

Nawawi, Hadari. 1997. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung

Pidarta, Made. 1995. Peranan Kepala Sekolah pada Pendidikan Dasar, (Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana

Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat
Keagamaan. 2005. Kepemimpinan Madrasah Mandiri. (Jakarta:)

Priyodarminto, Soegeng. 1992. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: PT Pradnya


Paramita

Ahmad Rokhani dan Abu Ahmadi. 1991. Pedoman Penyelenggaraan


Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara
Said, Muh. 1985. Ilmu Pendidikan. Bandung: Alumni

Sagala, Syaiful. 2005. Administrasi Pendidikan kontemporer. Bandung: Alfa Beta

Sahertian, Piet. 1994. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya:


Usaha Nasional
Schaefer, Charles. 1989. Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak.
(Jakarta: Kesaint Blanc

Sudrajat, Akhmad. Kompetensi Guru Dan Peran Kepala Sekolah.


(http:www.wordpress.com, diakses tanggal 19 September 2008)

_________________Disiplin Siswa di Sekolah. ( http: www.wordpress.com


diakses tanggal 23 Desember 2008)

Sudrajat, Hari. 2005. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Bandung:


Cipta Cekas Grafik

Sudjiono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

Sobur, Alex. 1991. Anak Masa Depan. Bandung: Angkasa

Saroni, Muh. 2006. Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz

The Liang Gie. 1984. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada

Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada

Winardi. 2002. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta

Zuhairini, dkk. 1986. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Zuhairini dan Abdul Ghofir. 2004. Metodologi Pembelajaran PAI. Malang: UM


Press

Anda mungkin juga menyukai