Anda di halaman 1dari 1

http://www.dechacare.com/Parasetamol-Tak-Seaman-yang-Dikira-I588.

html

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengeluarkan peringatan akan
banyaknya obat penghilang rasa sakit (painkiller) yang dijual bebas dan mengandung parasetamol,
bisa membahayakan karena berpotensi merusak liver.

Parasetamol merupakan obat analgesik yang populer digunakan untuk melegakan sesak napas,
demam, atau sakit ringan. Sebelumnya menurut rekomendasi FDA dosis aman mengonsumsi
parasetamol tidak lebih dari 4000 mg dalam jangka 24 jam bagi orang dewasa dan anak berusia di
atas 12 tahun.

Sayangnya karena parasetamol termasuk obat yang mudah didapat, overdosis obat baik sengaja
atau tidak sering terjadi. Misalnya saja orang yang menderita arthritis atau nyeri sendi yang dengan
mudah mengalami overdosis bila ia mengonsumsi obat arthrtitis tiap 4 atau 6 jam dan ditambah
obat penghilang nyeri lainnya yang mengandung parasetamol dan biasanya dijual bebas. Obat nyeri
sendi seperti tylenol mengandung 325 mg parasetamol dan 500 mg untuk jenis ekstra kuat.

Selama bertahun-tahun konsumen merasa aman dalam memilih parasetamol sebagai obat pereda
sakit. Berbeda dengan painkiller jenis ibuprofen atau asetosal (asam asetilsalisilat), parasetamol
tidak menyebabkan peradangan. Karena itulah obat ini sering dianggap aman.

Tetapi faktanya, studi terbaru menunjukkan parasetamol dalam dosis tinggi bisa menyebabkan
kerusakan liver, bahkan kematian.

Untuk menghidari efek samping tersebut, FDA menurunkan dosis aman parasetamol, yakni 3.250 mg
untuk orang dewasa (sebagian ahli merasa dosis ini masih terlalu tinggi) dan untuk dosis tunggal
tidak lebih dari 650 mg.

Selain itu karena kombinasi parasetamol dan alkohol bisa meracuni liver, maka orang yang
mengonsumsi lebih dari tiga gelas minuman beralkohol disarankan untuk mengurangi asupan
parasetamol dari dosis biasa.

Konsumen juga diharapkan mewaspadai kemungkinan over dosis karena mengonsumsi beberapa
jenis obat yang mengandung parasetamol secara bersamaan untuk mengurangi gejala seperti
demam, sakit kepala, nyeri menstruasi, atau influenza.

Anda mungkin juga menyukai