Anda di halaman 1dari 19

Tingkat II.

A
Kelompok II
Heni Sri Wulan
Rafi Mardiana
Reni Nurmalitasari
Sarjito
Colon:
 Asenden (naik), panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen sebelah
kanan, membujur keatas dari ileum kebawah hati. Dibawah hati
melengkung kekiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatica.
 Transversum (horizontal), panjangnya ± 38 cm, membujur dari kolon
asenden sampai ke kolon desenden berada dibawah abdomen, sebelah
kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksura
lienalis
 Desenden (menurun), panjangnya ± 25 cm terletak dibawah abdomen
bagian kiri membujur dari atas ke bawah dan fleksura lienalis sampai
kedepan ileum kiri sbersambung dengan kolon sigmoid.
 Rectum (anus), saluran yang panjangnya ± 10 cm terbawah dari usus
tebal dimulai pada kolon sigmoid dan berakhir pada saluran anal yang
kira- kira 3 cm panjangnya.
Pengertian

Penyakit hischprung adalah suatu kelainan tidak


adanya sel ganglion parasimpatis pada usus, dapat
dari kolon sampai usus halus. (Ngastiyah. 1997. Hal :
139)
Penyakit Hirschsprung diduga sebagai defek kongetal
familia
Penyakit Hirschsprung terjadi akibat kegagalan
perpindahan kraniokaudal dari pekursor sel saraf
ganglion sepanjang saluran GI antara minggu kelima
dan kedua belas gestasi.
Keturunan karena penyakit ini merupakan penyakit
bawaan sejak lahir
Factor lingkungan
Tidak adanya sel- sel ganglion dalam rectum atau
bagian rektosigmoid kolon
 Patofisiologi
 Istilah congenital aganglionic mega kolon menggambarkan adanya
kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub
mukosa kolon distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam
rectum dan bagian proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini
menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya gerakan tenaga
pendorong ( peristaltik ) dan tidak adanya evakuasi usus spontan serta
spinkter rektum tidak dapat berelaksasi sehingga mencegah keluarnya
feses secara normal yang menyebabkan adanya akumulasi pada usus
dan distensi pada saluran cerna. Bagian proksimal sampai pada bagian
yang rusak pada Mega Colon (Betz, Cecily & Sowden, 2002:197).
 Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk
kontrol kontraksi dan relaksasi peristaltik secara normal. Isi usus
mendorong ke segmen aganglionik dan feses terkumpul didaerah
tersebut, menyebabkan terdilatasinya bagian usus yang proksimal
terhadap daerah itu karena terjadi obstruksi dan menyebabkan
dibagian Colon tersebut melebar (Price, S & Wilson, 1995 : 141).
Spinkter anus bagian dalam gagal untuk
rilek dan gagal mengeluarkan feses dan Merupakan media yang baik untuk
gas berkembangnya organisme

Enterokoltis
Dilatasi abdomen/obstipasi
diare
Bayi baru lahir : Anak-anak :
 Kegagalan dalam mengeluarkan mekonium  Konstipasi
dalam 24-48 jam setelah lahir.  Feses bebau menyengat dan seperti karbon
 Menolak untuk minum air.
 Distensi abdomen
 Muntah bewarna empedu  Masa fekal dapat teraba
 Distensi abdomen
 Anak biasanya mempunyai nafsu makan dan
Bayi : pertumbuhan yang buruk
 Ketidak adekuatan penambahan berat badan
 Konstipasi
 Distensi abdomen
 Episode diare dan muntah
 Tanda-tanda ominous ( sering menandakan
adanya enterokolitis)
 Diare berdarah
 Demam
 Letargi berat
Pemeriksaan Diagnostik

1. Foto polos abdomen (BNO)


2. Barium enema
3. Anal manometri (balon ditiupkan dalam rektum
untuk mengukur tekanan dalam rektum
4. Biopsi rektum
Kolostomi temporer
Pull trough
A. Pengkajian
1. Inspeksi
Peiksa kontur abdomen ketika bayi atau anak sedabng bediri dan sedang berbaring terlentang.
Dalam keadaan tertentu abdomen yang menonjol menunjukkan retensi cairan, tumor,
organomegali (pembesan organ) atau asites.
Periksa warna dan keadaan kulut abdomen. Perhatikan adanya jaringan parut dan ekimosis.

2. Auskultasi
Lakukan auskultasi tehadap bising usus dengan menekankan bel dan
diafragma stetoskop dengan rapat di atas abdomen. Dengarkan di keempat
kuadran dan hitung bising usus disetiap kuadran selama satu menit penuh.
Sebelum memutuskan bahwa bising usus tidak ada, peawat harus
mendengarkan minimal selama 5 menit. Bisisng usus dapat distimulasi, jika
ada, dengan mengusap abdomen dengan ujung jari.. bising usus yang normal
terjadi setiap 10 menit sampai dengan 30 detik dan dapat terdengar bunyi
berdeguk, bunyi ceklekan, dan bunyi keroncongan.
Bising usus dengan nada yang tinggi menunjukkan diare, gastroenteritis, atau
obstruksi.
3. Perkusi
Dengan menggunakan perkusi secara tidak langsung,
lakukan perkusi secara tidak langsung, lakukan
pekusi secara sistematik pada semua area abdomen.
Bunyi pekak dan flatness pada area yang tidak
diharapkan menunjukkan massa feses yang besar
4. palpasi
Lakukan palpasi dalam, dengan menggunakan satu
tangan di atas tangan yang lain atau menopang
struktur posterior dengan satu tangan ketika
melakukan palpasi struktur anterior dengan tangan
yang lain. Lakukan palpasi dari kuadran bawah kea
rah atas sehingga pembesaran hati dapat tedeteksi.
Jika anak mengeluh nyeri pda area abdomen, lakukan
palpasi pada area tesebut belakangan.
1. Gangguan eliminasi feses : obstipasi berhubungan
dengan spastis usus dan tidak adanya daya dorong.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
3. Kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan
muntah dan diare.
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
adanya distensi abdomen
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
Gangguan eliminasi feses : Klien tidak mengalami - Monitor cairan yang - Mengetahui warna dan
obstipasi berhubungan ganggguan eliminasi dengan keluar dari kolostomi konsistensi feses dan
dengan spastis usus dan kriteria defekasi normal, - Pantau jumlah cairan menentukan rencana
tidak adanya daya dorong. tidak distensi abdomen. kolostomi selanjutnya
- Pantau pengaruh diet - Jumlah cairan yang
terhadap pola defekasi keluar dapat
dipertimbangkan untuk
penggantian cairan
- Untuk mengetahui diet
yang mempengaruhi pola
defekasi terganggu.
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
Kebutuhan nutrisi terpenuhi Berikan nutrisi Memenuhi
Gangguan
dengan kriteria dapat
nutrisi kurang mentoleransi diet sesuai
parenteral sesuai kebutuhan nutrisi
kebutuhan secara parenteal kebutuhan dan cairan
dari kebutuhan
atau per oral. Kalori: 100-120 per Mengetahui
tubuh kilogram berat keseimbangan
berhubungan badan. nutrisi sesuai
dengan intake Bila berat badan kebutuhan 1300-
yang inadekuat bayi 8 kilogram 3400 kalori
maka Untuk mengetahui
kebutuhannya: 8 x perubahan berat
100 /120 = 800/960 badan
kkal
Pantau
pemasukan
makanan selama
perawatan
Pantau atau
timbang berat
badasn
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
Kekurangan cairan tubuh Kebutuhan cairan tubuh - Monitor tanda-tanda - Mengetahui kondisi dan
berhubungan muntah dan terpenuhi dengan kriteria dehidrasi. menentukan langkah
diare. tidak mengalami dehidrasi, - Monitor cairan yang selanjutnya
turgor kulit normal. masuk dan keluar. - Untuk mengetahui
- Berikan cairan sesuai keseimbangan cairan
kebutuhan? dan yang tubuh
diprograrmkan - Mencegah terjadinya
Kebutuhan cairan total per 24 dehidrasi
jam.
 usia bayi 3 hari: 250-300
ml
 10 hari : 400-500 ml
 3 bulan : 750-850 ml
 6 bulan : 950-1100 ml
 9 bulan : 1100-1250 ml.
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
Gangguan rasa nyaman Kebutuhan rasa nyaman - Kaji terhadap tanda nyeri - Mengetahui tingkat nyeri
berhubungan dengan terpenuhi dengan kriteria - Berikan tindakan dan menentukan langkah
adanya distensi abdomen. tenang, tidak menangis, tidak kenyamanan : selanjutnya
mengalami gangguan pola menggendong, - Upaya dengan distraksi
tidur ketenangan dapat mengurangi rasa
- Berikan obat analgesik nyeri
sesuai program - Mengurangi persepsi
terhadap nyeri yamg
kerjanya pada sistem
saraf pusat
Intevensi keperawatan/ rasional
 Beri enema salin sesuai ketentuan untuk mengosongkan usus
 Beri antibiotic sistemik sesuai ketentuan untuk menurunkan flor a bakteri dalam usus
 Beri cairan dan elektrolit sesuai ketentuan untuk menstabilkan anak untuk menghadapi
pembedahan
 Ukur dan catat lingkar abdomen karena distensi progresif merupakan tanda yang serius
 Ukur abdomen yang terbesar
 Tandai titik pengukuran dengan pena untuk meyakinkan ketepatannya
 Pasang pita uku dibawah anak dan lakukan pengukuran dan pada saat pengukuran tanda-
tanda vital, agar tidak mengganggu anak untuk hal-hal yang tidak perlu
 Pada anak enterokolitis
 Pantau dengan ketat tanda-tanda vitaldan tekanan darah untuk mengetahui adanya tanda-
tanda syok.
 Observasi gejala perforasi usus
 Hasil yang diharapkan
 Usus disiapkan untuk prosedur pembedahan
 Anak dan keluarga menunjukan pemahaman tentang pembedahan dan implikasinya
Pasca Operatif
Diagnosa Keperawatan : Perubahan proses keluarga
berhubungan krisis situasi ( anak dihospitalisasi)

Sasaran pasien (keluarga)1 : pasien (keluaga) mendapatkan dukungan yang adekuat


Intervensi keperawatan/rasional dan hasil yang diharapkan
 Kenalkan keluarga pada anggota-anggota staf yang signifikan
 Gambarkan rutinitas rumah sakit yang berkaitan dengan anak
 Sesuaikan keluarga pada lingkungan yang baru dan asing (missal: tata letak fisik ruangan,
termasuk ruang bermain, dapur, toilet, telephone, dimana mereka dapat tinggal, dimana
mereka dapat menyimpan barang-barang miliknya)

Sasaran pasien (keluarga)2: pasien (keluarga) disiapkan untuk perawatan dirumah


Intervensi keperawatan/rasional
 Dorong keluarga atau anak yang lebih besar untuk membantu mengganti pakaian selama
periode pasca operasi awal untuk meningkatkan pengajaran tentang peawatan kolostomi dan
meningkatkan peneimaan anak terhadap perubahan tubuh
 Ajakan perawatan kolostomi
 Berikan daftar bantuan ahli terapi enterostomal, bila ada.
 Hasil yang dihaapkan
 Anak dan keluarga menunjukkan kemampuan dalam memberikan perawatan kolostomi di
rumah.
 

Anda mungkin juga menyukai