Anda di halaman 1dari 23

AUTOMATIC

FREQUENCY CONTROL

Andi Rosdian (23207321)


V, Ign. Rido Desanda (23207330)
FRETZ JOSUE-23210104
Ilustrasi Sistem Tenaga Listrik
Kesetimbangan Pembangkitan–Beban

Frekuensi sistem :
Hz
49
50 51  menunjukkan
keseimbangan sesaat
antara daya nyata (MW)
pembangkitan dengan
daya nyata (MW)
Beban Pembangkitan
dikonsumsi beban;
 bernilai nominal (= 50
Hz) pada saat daya nyata
pembangkitan = daya
nyata konsumsi beban;
Kesetimbangan Pembangkitan–Beban

Frekuensi sistem :
Hz
49
50 51  bernilai nominal di atas
50 Hz, pada saat daya
nyata pembangkitan
lebih besar dari daya
nyata konsumsi beban;
Beban
Beban Pembangkitan  untuk mengembalikan
Pembangkitan
ke 50 Hz, daya nyata
pembangkitan
dikurangi.
Kesetimbangan Pembangkitan–Beban

Frekuensi sistem :
Hz
49
50 51  bernilai nominal di
bawah 50 Hz, pada saat
daya nyata
pembangkitan lebih kecil
dari daya nyata
Pembangkitan

Beban Pembangkitan
konsumsi beban;
Beban
 Untuk mengembalikan
ke 50 Hz, daya nyata
pembangkitan ditambah.
Perubahan Frekuensi

Frekuensi sistem abnormal


Hz
50 dapat menyebabkan :
49 51

 kerusakan peralatan
konsumen;
 generator trip.

Beban
Beban Pembangkitan
Cara Pengaturan Frekuensi
Kondisi sistem normal :
 Tindakan dispatcher
– merubah pembangkitan sesuai rencana
(terjadwal);
 Otomatis
– pengaturan oleh LFC/ AGC.

Kondisi gangguan :
 Tindakan dispatcher
– melakukan load curtailment;
– melakukan manual load shedding;
 Otomatis
– automatic load shedding oleh under frequency
relay (UFR);
– pemulihan beban oleh auto reclose frequency relay.
Strategi Load Shedding Sistem Sumut-NAD
HZ
50,5

Normal Frekwensi
Schema A Schema B
TD GIKIM TD3 SROTN
49,5 Load Shedding Schema 25 25 MW
(5 mnt) (5 mnt)

Off Peak Peak


49,0 Load Shedding – UFR Thp-1 (Inst) 125 160 MW

48,8 Load Shedding – UFR Thp-2 (Inst) 91 124 MW

48,6 Load Shedding – UFR Thp-3 (Inst) 114 155 MW


330 439 MW

48,4 Islanding Operation


PLTU Island 110 124 MW
PLTGU Island 165 202 MW
48,2 Home Load Operation
Single Line Digram Sistem Sumut-NAD
PT PLN (Persero) P3BS
SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM SUMUT-NAD UPB SUMBAGUT

1 2
PS PS 1
60MVA KIM TAMORA
2 GSAKTI GSIND 1
MA KI 60 MVA
A 2
A1
2
A1 A1
0
A
9
A
8
A
7
KI
TM
INALUM
AB12 AB11 AB10 AB9 AB8 AB7 BLWCC 1 60MVA
B12 B1 B10 B9 B8 B7
2 3
B 87.5 MVA
60MVA 60 MVA

GT.22 GT.21 ST.20 ST.10 GT.12 GT.1


DENAI
MABAR
DA
PP
BELAWAN BUSTIE
PY
60 MVA
RB RN KT
2 X 40MVA
1 2

U PS U2 U3 PS U4 1 2
1
60 MVA
30MVA 30MVA 60 MVA
1 2 1 2 1 2

B
B1 B2 B3 B4 B5 B6 I I
I I
AB1 AB AB
BLWTU PAYA PASIR SEI ROTAN TEBING TINGGI KUALA TANJUNG
2 3 II II
A1 A A A A A II II
2 3 4 5 6
A
2 1
1 2 60 1
31.5
S

MVA 10 MVA
S

1 2
SINDAH MVA
3
2
SC 2
GP 1 2
30 MVA ALSTHOM WESCAN
3.4. 1.2 30 MVA GPARA
PBUNG
10 MVA
LBHAN
LM SR SN ST P.SIANTAR KISARAN
31,5 I I
LHTMA 1
MVA
BG BN II II
PU
1 2
1 2 2 1
2 60 MVA 1 2
30 MVA
PAYA GELI 30 MVA 31.5 MVA 20 MVA
LB TITI KUNING I
1 2 I
30 MVA 60 II
AK
II
MVA
4 6 AEK KANOPAN
1 3
60 MVA 60
1 3 PS PM
60MVA 60 M KS KN
BINJAI MVA
PORSEA
II MVA
2 TONDHN R.PRAPAT
NRMBE I
1 I
60MVA I II 1 2
3
PL 8 TT TN TI 31.5

2 x 10
MVA
PG PA
20 MVA MVA
LANGSA P.BRANDAN I
I BERASTAGI
I 1 2 II 1 2
II GUNUNG TUA
II NR 1 2
I TK
10MVA 2
1 2 GLUGUR 8 30MVA RP RP
10 MVA 30MVA II RT 10MVA
30 MVA PO
SIPAN
Cap. 1 Cap. 2
1 2 1 2,5 MX 2,5 MX
60 MVA 60MVA 2x
16MVA RENUN P
LS
PB PK BT BT
GT
30 MVA GG
TLCUT BUSTIE 1 P.SIDEMPUAN
ID
D TARUTUNG
I I SIDIKALANG TELE 2
1
ENTERPRISE SIBOLGA
10 MVA
GIDIE II II
20MVA 31,5 MVA
I II 1.2.3.4.5.6 10MVA 1 2 1 2

2 x 10
MVA
30 MVA

2 x 10
MVA
GU BUSTIE 2
S
S

JBE AEG 4
II 2
LSMWE 1
TC PD
TL 4 PD
SD M

S
2 1
30 MVA 30
M TR
BACEH
S

S
BOHO SB SB BTGDS 1&2
MVA
CTRNG KMBIH 1&2 AEKSL
RAISN 1&2
BIRUN SBDNG
SIGLI
LW LW 30 MVA
S

30 MVA 10 MVA 10 MVA 30 MVA

Normally Close
Normally open TC
\binst
Scheme Island Operation Sumut-NAD
Binjai
Pkl. x x x x
Brandan x x PLTU Belawan ~

~ ~ ~
Lam PLTGU
Labuhan
Langsa Belawan
hotma
8 GI
Paya Pasir Mabar

x x x x x x
T. Cut Idie PLTG

x x x x
Sei Rotan

Lhokseumawe Paya Geli


x x
Bieureun Glugur

Namu KIM
rambe
~ Dena i
Sigli
PLTG
Tamora

B. Aceh
x x
Titi Kuning

~
Brastagi
PLTD Perbaungan
x x
PLTA 12 GI
~ Renun

Sidikalang

Tebing Tinggi
x x
Tele P.Siantar

G.Para
x x
Porsea x x INALUM
x
Tarutung x x x Kuala Tanjung
x x

Sibolga x x
Kisaran
PLTA
~ Sipansihaporas Aek Kanopan

P.Sidempuan

Rantau Prapat

G. Tua
Contoh Frekuensi Tipikal
Frekuensi sistem turun dari A ke B :
 karena pasokan MW berkurang
Frekuensi (Hz)
tiba-tiba (generator trip);

T Frekuensi naik dari B ke C karena :


A
50.0  momen inersia dan respon
governor yang sehat menambah
keluaran MW;
 penurunan MW beban;
 pengurangan beban oleh
C
49.0 automatic loadshedding (UFR);
B Frekuensi kembali ke T karena :
waktu (menit)
 penambahan keluaran MW
generator oleh perintah
dispatcher;
 pengaturan otomatis
(LFC/AGC).
Automatic Frequency Control
Adalah pengaturan frekuensi secara otomatis
untuk menjaga frekuensi dari nilai kritisnya.
Pengaturan bisa dilakukan disisi
pembangkitan maupun disisi beban.
Implementasi Automatic Gain Control

Fungsi :
-deviasi frekuensi sistem
-net interchange error
-deviasi MW tiap unit

Control Center Generation Plant


Implementasi Automatic Gain Control
Frekuensi Frekuensi
terukur acuan

Sinyal
keluaran

Logic Function
tiap pembangkit
MW tie line
terukur MW tie line
Sinyal Masukan
rencana
tiap pembangkit
Skema dasar UFR tanpa ARC

Time Relay
Close
Time ORDER CB
Relay OPEN

Relay 4 Auxiliary
Close Relay
Close

VT sebagai Auxiliary
sumber tegangan Relay
UNDER FREQUENCY RELAY ABB
TYPE : RFXK 2H DAN RAFK

UNDER FREQUENSI
PROTECTION
UNDER FREQUENCY RELAY WESTINGHOUSE
TYPE : SDF-1 Membangkitkan sinyal kotak yang memiliki
frekuensi sama dengan sinyal input

Sinkronisasi sinyal dengan main clock


Akan menerima 3X sinyal order to trip baru bekerja
dan mengirmkan sinyal trip output circuit

Akan
Mencegah sinyal memberikan
tripping sinyal jika siklus
palsumecocokan
Akan dan settinggelombang
under dengan
Frequency terlampaui
mencegah salah operasi jika tegangan
sinyal input
coincide sebanyak 3 siklus
jauh berada di batas bawah operasi
untuk mengirimkan
Tampaksinyal order trip
Belakang
Tampak Depan
Contoh UFR Digital

Static Digital Frequency (GE) Under Frequency Relay PIC Foatless Frequency Relay

http://www.asia.ru/en/ProductInfo/23400.html
http://www.piccontrols.com/frequencyrelay.html
http://www.gedigitalenergy.com/products/brochures/sff.pdf
Skema dasar UFR dengan ARC

CLOSE CLOSE UFR (FR) kerja akan


menutup time relay
Ketika TR(TR)
kerja, TR-2 juga
ikut bekerja yang
mengaktifkan relay 3 AR
CLOSE dan 1AR melalui signal
CLOSE Relay 1AR akan
CLOSE relay (1SR)
mengirimkan sinyal order
trip kepada
Relay 3AR CBakan
CLOSE CLOSE
CLOSE
mengaktifkan relay 3AR-1
yang akan merubah
Relay 3AR-2 akan mengaktifkan
resistansi coil FR dan
relay ATR yang berfungsi sebagai
berdampak pada perubahan
time delay untuk pemulihan
setting relay FRrelay
serta FR
CLOSE OPEN dan relay 3AR-3 mereset
akan mengaktifkan
FR
relay 2AR menjadi open
Skema dasar UFR dengan ARC

OPEN RESET Pada saat TR close untuk waktu yang


lama, stabilitas thermal dilakukan
dengan pemutusan kontak TR-1
Ketika frekuensi kembali normal, TR
OPEN akan reset dan FR akan open sehingga
OPEN relay 1AR dan 3 AR tidak mendapat
OPEN suplai dan menjadi open
OPEN
OPEN OPEN Kontak 3AR-1 dan 3AR-2 open
sedangkan kontak 3AR-3 close. Relay
OPEN 2AR akan mendapat order dari ATR-1
akan membuat CB menjadi close

CLOSE CLOSE
Koneksi Rangkaian AFC
dengan Voltage Transformer
Voltage Relay Untuk mencegah kerusakan AFC akibat
kedip tegangan yang besar yang
disebabkan jatuhnya frekuensi , maka
AFC harus dihubungkan dengan voltage
transformer melalui voltagestabilizer atau
intervening transformer (autotransformer)
yang dilengkapi tap changing sehingga
ketika terjadi drop voltage pada belitan
sekunder maka rasio ransformator dapat
dirubah.

Voltage Auto Transformator


stabilizer
Kesimpulan

• Frekuensi menunjukkan keseimbangan daya nyata pembangkit dengan


daya nyata beban
• Pengaturan frekuensi dapat dilakukan otomatis maupun manual
• Pengaturan frekuensi secara otomatis pada kondisi normal maupun
gangguan disebut dengan Automatic Frequency Control
• Pengaturan frekuensi dapt dilakukan pada sisi pembangkit maupun pada sisi
beban dalam sebuah sistem tenaga listrik
• Pada sisi pembangkit pengaturan frekuensi dilakukan menggunakan Load
Frekuensi Control atau Automatic Gain Control
• Pada sisi beban, pengaturan frekuensi dilakukan menggunakan Under
Frekuensi Relay
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai