Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TELEKOMUNIKASI

SISTEM KERJA RADIO

KELOMPOK 5

ERIANTO PASKA 32709


REZA PRADIPTA S 32770
ADITYA SEPTADI 32883
I KADEK PUTRA Y 32932
GALDITA A 33024
NUR ASIDIK 33049

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2008
A. Tema
RADIO
B. Judul
SISTEM KERJA RADIO
C. Latar Belakang
Radio merupakan sebuah alat komunikasi yang sudah ada sejak dulu, radio sudah
menjadi sarana hiburan bagi masyarakat sebelum ada televisi saat ini. Namun di jaman
dahulu, radio merupakan suatu barang yang mewah, sehingga tidak semua orang
memilikinya.
Pada era globalisasi, perkembangan terjadi begitu cepat. Misalnya dalam bidang
komunikasi. Komunikasi dibutuhkan oleh masyarakat untuk saling bertukar pikiran dan
wawasannya masing-masing. Hal ini tentu tidak ada masalah jika orang-orang yang
berkomunikasi tidak memiliki jarak yang jauh. Namun, ini menjadi kendala saat jarak
menjadi sangat jauh.
Dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi, hal itu kini tidak menjadi masalah
lagi. Karena telah diciptakan berbagai media telekomunikasi yang memudahkan kita
dalam berkomunikasi jarak jauh, diantaranya dengan menggunakan radio. Radio semula
menjadi sarana untuk menyampaikan informasi kepada pendengarnya, tetapi lambat laun
fungsi itu telah berkembang menjadi sarana komunikasi dan untuk kepentingan komersil.
Mulai tahun 1900 masyarakat Indonesia sudah mulai memiliki radio secara masal,
minimal satu kampong memiliki beberapa radio sebagai sarana informasi bagi desanya.
Dalam sejarah bangsa Indonesia, radio juga mengambil peran penting dalam merebut
kemerdekaan. Radio membantu penyebaran informasi tentang kekalahan jepang atas
sekutu dalam waktu singkat sehingga kemerdekaan dapat segera diproklamasikan.
Kemudian berita tentang kemerdekaan indonesia ini disebarkan melalui kantor berita
ANTARA ke seluruh penjuru nusantara.
Radio juga membantu perjuangan masyarakat Surabaya dalam pertempuran yang
terjadi di hotel Yamato pada 10 November 1945. Bung Tomo membakar semangat arek-
arek surabaya melalui siaran radionya.
Hingga saat ini radio menjadi media hiburan perorangan karena radio dapat
dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat karena harga komponen radio yang semakin
murah dipasaran. Hanya dengan selembar sepuluh ribu rupiah saja kita sudah dapat
memiliki alat tersebut, namun masyarakat belum begitu mengerti dan mengenal sistem
kerja sebuah radio, kebanyakan masyarakat hanya mengetahui cara menggunakannya
saja.
Komunikasi menggunakan radio dalam penyebaran informasinya akan lebih cepat
diterima oleh masyarakat karena dengan system broadcast gelombang dapat diterima oleh
masyarakat secara global karena hampir setiap masyarakat memiliki radio tersebut.

D. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk memasyarakatkan system kerja radio.

E. Batasan Masalah
Pada makalah ini kita akan membahas
1.Radio Trasmiter
2.Radio Tranceiver
3.Radio Receiver

F. Isi
Sebuah radio terdiri dari transmiter dan receiver.Transmiter adalah sebuah alat yang
berfungsi untuk memproses dan memodifikasi sinyal input agar dapat ditransmisikan sesuai
dengan kanal yang diinginkan, Receiver adalah sebuah alat yang berfungsi menerima dan
mengolah sinyal input sehingga sesuai yang kita inginkan. Apabila sebuah gelombang radio
tersebut ingin dikirimkan ke tempat yang jauh atau ke tempat yang terhalang oleh bukit
maka diperlukan sebuah transceiver radio yang berfungsi untuk menerima dan memancarkan
kembali ke tempat tujuan.
Berikut ini penjelasan masing-masing komponen dari system transmisi radio.

1. Radio Transmitter

Blok system transmisi sinyal pada Transmiter


Pengolahan sinyal pada radio transmitter yaitu :
a. Mikrofon
Sebuah alat yang digunakan untuk mengubah suara pembicara menjadi sinyal
elektronis. Sistem kerja pada mikrofon yaitu ketika seseorang berbicara, maka nada-
nada suara akan membuat getaran-getaran dari kolom-kolom udara yang kemudian
menghasilkan sinyal informasi suara pembicaraan. Getaran-getaran ini kemudian
diteruskan ke transmitter , di mana kemudian diafragma dari transmitter tersebut akan
bereaksi dan bergetar. Penambahan tekanan akan menggerakkan diafragma ke arah
dalam, dan pengurangan tekanan akan menggerakkan diafragma ke arah luar. Getaran
dari diafragma ini kemudian digunakan untuk menghasilkan arus listrik yang
berubah-ubah yang akan membentuk sinyal informasi suara elektronis, yang secara
ideal merupakan duplikat langsung dari energi informasi pembicaraan. Jika getaran
dari diafragma transmitter dapat diatur sedemikian sehingga ia dapat mengubah-ubah
hambatan dari suatu rangkaian listrik, maka arus listrik dalam rangkaian akan
berubah-ubah sesuai getaran diafragma yg disebabkan oleh gelombang energi suara
pembicaraan. Hal ini dapat diperoleh dengan cara menempatkan suatu batang karbon
(arang) atau elektroda pada diafragma, dan kemudian elektroda ini diletakkan dalam
suatu ruangan yang berisi bijih-bijih karbon keras. Suatu batang karbon atau elektroda
lain dipasang pada sisi lain dalam ruangan tersebut. Perubahan harga tahanan ini
disebabkan karena perubahan tekanan pada bijih-bijih karbon akan menghasilkan
perubahan-perubahan area yang saling bertumbukan antara bijih-bijih karbon yg
saling berdekatan. Karena itu dibutuhkan bateray untuk menghasilkan arus searah
yang mengalir melalui transmitter bijih karbon, jika tidak ada bateray maka
transmitter ini tidak akan berfungsi.
b. Aneka Pengolahan Sinyal
- Encoder
Alat untuk menyandikan sinyal listrik yang telah dirubah dari sinyal
informasi yang asli. Proses dari encoder yaitu sinyal informasi asli yang telah
dirubah menjadi sinyal listrik di sandikan dalam bentuk biner, hal ini dilakukan
agar proses pengolahan sInyal dapat diteruskan/dilanjutkan. Sistem yang
menggunakan line encoding tidak melibatkan modulasi disebut sistem transmisi
baseband

c. Modulator
Alat yang digunakan untuk memodulasi sinyal pembawa yang frekuensinya lebih
tinggi oleh sinyal informasi yang frekuensinya lebih rendah.
Modulasi ada 2, yaitu :
i. Modulasi Amplitudo (AM)
Proses modulasi dengan cara mengubah amplitudo gelombang pembawa yang
dilakukan oleh sinyal informasi. Gelombang pembawa yang belum dimodulasi
mempunyai harga amplitudo maksimum yang tetap dengan frekuensi yang tinggi
daripada sinyal pemodulasi/sinyal informasi. Tetapi jika sinyal pemodulasi telah
diselipkan maka harga amplitudo menjadi maksimum dari gelombang pembawa
dan bentuk gelombang luar/sampul dari harga amplitudo gelombang yang telah
dimodulasi tersebut adalah sama dengan bentuk sinyal informasi yang asli (sinyal
pemodulasi telah diselipkan pada sinyal pembawa) AM adalah metode yang
pertama kali digunakan untuk menyiarkan radio komersil. AM memiliki beberapa
kekurangan, yaitu:

o dapat terganggu oleh gangguan atmosfir


o Bandwith yang sempit juga dapat membatasi kualitas suara yang dapat
dipancarkan
ii. Modulasi Frekuensi (FM)
Proses modulasi dengan cara mengubah frekuensi gelombang pembawa yang
dilakukan oleh sinyal informasi. Frekunsi gelombang pembawa akan naik menuju
harga maksimum sesuai dengan amplitudo dari sinyal pemodulasi sampai menuju
harga maksimum dalam arah positif. Kemudian gelombang pembawa akan turun
menuju harga frekuensi asli sesuai dengan harga amplitudo sinyal pemodulasi
yang menuju nol. Harga maksimum/amplitudo dari gelombang pembawa tetap
konstan. Perubahan frekuensi dari gelombang pembawa tergantung dari
tegangan/arus sinyal pemodulasi. FM lebih tahan terhadap gangguan sehingga
dipilih untuk sebagai modulasi standart untuk frekuensi tinggi. Keuntungan dari
FM antara lain:

o Noise lebih kecil (kualitas lebih baik)


o Daya yang dibutuhkan lebih kecil
Message

Unmodulated
carrier

FM signal

d. Mixer/Up converter
Mixer amplifier merupakan bagian yang berfungsi mencampurkan dua input atau
lebih menjadi satu keluaran, misalkan sinyal radio dan tape recorder atau lainya.
Maka pada bagian output akan terdengan suara sinyal input secara bersamaan atau
tercampur.

e. Penguat Amplifier
Alat yang digunakan untuk memperkuat sinyal yang akan dikirim yang masih
tergolong lemah menjadi sinyal yang lebih kuat dan siap digunakan. Besarnya
penguatan ini tergantung dari gain power itu sendiri. Pada tahap ini besaran yang
dikuatkan tergantung dengan kebutuhan dan aplikasinya, mungkin dilakukan
penguatan arus, tegangan, atau daya. Pada amplifier terdapat penala, filter audio,
equalizer,
- Filter audio
Bagian ini memang tidak pasti ada dalam setiap pesawat pengirim radio, tetapi
kebanyakan sekarang bagian ini sudah terintegrasi dengan amplifier itu sendiri.
Tidak bisa dihindari dalam setiap tahap pengolahan dari pemancar sampai
penerima pasti akan terjadi yang namanya distorsi dan nois. Nois merupakan
gangguan suara (kemresek) yang ditimbulkan akibat adanya sinyal pengganggu.
Dengan gangguan tersebut tentunya sinyal yang dihasilkan tidak optimal yang
menyebabkan suara radio tidak jelas. Filter audio ini juga disebut dengan peredam
nois, alat ini dapat dipasang pada semua komponen elektronika yang
menghasilkan suara seperti tape hi-fi dan radio. Peredam ini sering digunakan
oleh penggemar radio amatir 11 meter band, 20 meter band dan 80 meter band.
Fungsi dari filter audio adalah mempertajam sinyal audio dan menghilangkan
nois yang mengganggu.
- Equalizer
Bagian yang satu ini sudah terdapat disemua peralatan radio, alat ini berfungsi
mengubah-ubah amplitudo suara input yang bertujuan mendapatkan suara yang
lebih bagus. Pada bagian ini, suara dapat diatur keras lemahnya dan tinggi
rendahnya nada juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Secara sederhana suatu
equalizer dapat mengatur nada bass, treble, dan volumenya.
f. Penala
Sebuah alat untuk memilih gelombang pada sebuah radio.Namun pada radio
transmitter tidak selalu ada.
g. Antena
Antena dalam Komunikasi Gelombang Radio, untuk daerah frekwensi >30Mhz,
antena yang sering digunakan dalam komunikasi gelombang radio adalah antena VHF
dan UHF. Antena VHF / UHF ini dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu :
 Antena Omnidirectional
Digunakan pada stasiun “ mobile service “ atau siaran radio dan televise.
Antena Omnidirectional dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a. Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Vertical
b. Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Horizontal
 Antena yang mempunyai pemancaran / penerimaan ke suatu arah
Digunakan untuk perhubungan titik ke titik atau penerimaan TV. Jenis –
jenis antena dengan diagram pancaran berarah antara lain adalah :
1. antena “ corner reflector “
2. antena Yagi Uda
3. antena Parabola
4. antena Helical.

2. Radio Receiver
a. Antena

Pada radio receiver antena digunakan sebagai alat untuk menerima sinyal yang
dikimkan oleh transmitter dengan perantara kanal(udara,kabel).sinyal yang diterima
oleh antena akan diterima oleh penala radio.penala berfungsi untuk mengatur/memilih
gelombang yang di tangkap oleh antena.

b. Dekoder

Merupakan kebalikan dari encoder.Decoder adalah alat untuk menyandikan sinyal


yang diterima.dekoder akan merubah sinyal yang diterima menjadi sinyal informasi
yang diinginkan .dekoder akan mengembalikan sinyal kedalam bentuk semula sama
seperti sinyal ketika dikirim oleh transmiter

c. Demodulator

Demodulator bertugas mengolah sinyal output dari penala, decorder atau down
converter. Pada prinsipnya, bagian ini bekerja bekerja berkebalikan dengan modulator.
Jika modulator bertugas menumpangkan atau menyisipkan sinyal informasi kedalam
sinyal carier, maka demodulator justru memisahkan sinyal informasi dari sinyal yang
termodulasi, sehingga pada sisi penerima akan memperoleh sinyal yang sesuai dengan
sinyal aslinya karena sinyal yang belum tidak berarti di sisi penerima sebelum
didemodulasi. sinyal yang dihasilkan oleh demodulator tergantung dari sinyal input
dan sinyal oscillator local, jadi pada bagian ini sinyal yang tidak diperlukan dibuang

sinyal termodulasi DEMODULATOR sinyal informasi

fif
d. Demodulator AM

Demodulator jenis ini memisahkan sinyal berfrekuensi rendah atau sinyal


informasinya dari sinyal termodulasi yang sebelumnya telah diubah ubah
amplitudonya, demodulator Am menghasilkan sinyal dengan amplitudo sebesar
envelope sinyal dari sinyal yang termodulasi. Sinyal termodulasi yang sebelumnya
berfrekuensi tinggi dengan amplitude berubah ubah sesuai frekuensi sinyal informasi
diubah menjadi sinyal dengan amplitudo yang senilai dengan perubahan itu.

Sinyal termodulasi Sinyal terdemodulasi

e. Demodulator FM

Hampir sama dengan demodulator AM, prinsip kerjanya adalah memisahkan sinyal
informasi dari sinyal yang termodulasi, hanya saja dalam hal ini demodulator FM
bekerja dengan memulihkan frekuensi sinyal informasi yang sebelumnya menjadi satu
dengan sinyal pembawa dengan frekuensi yang diubah-ubah sesuai dengan harga
perubahan amplitudo menjadi sinyal informasi yang sama dengan sinyal aslinya

Sinyal termodulasi sinyal informasi


f. Penguat amplifier

Tentu saja sinyal hasil demodulator AM maupun FM masih belum digunakan atau
didengarkan, sehingga perlu proses dan pengolahan lebih lanjut. Sinyal output
demodulator masih tergolong sinyal yang lemah maka tahapan selanjutnya adalah
penguatan sinyal. Hal ini dikerjakan oleh penguat amplifier. Pada prinsipnya penguat
amplifier ini menguatkan sinyal masukan yan masih tergolong lemah menjadi sinyal
yang lebih kuat dan siap digunakan. Besarnya penguatan ini tergantung darri gain
power itu sendiri. Pada tahap ini besaran yang dikuatkan tergantung dengan kebutuhan
dan aplikasinya, mungkin dilakukan penguatan arus, tegangan, atau daya.

Dalam bidang elektronika banyak ditemukan berbagai jenis amplifier. Amplifier dapat
diklasifikasikan menurut rentang frekuensi, metode pemasangan rangkaian yang
dipakai, atau titik bias amplifier ini dioperasikan, arus, tegangan dan daya. Sirkit yang
mengamplifikasi rentang frekuensi yang luas disebut amplifier gelombang
luas(amplifier tidak teratur), sedangkan amplifier yan khusus disetel untuk rentang
frekuensi yang kecil atau rentang gelombang tertentu disebut amlifier teratur(amplifier
teratur). Hal yang perlu digaris bawahi adalah metode pemasangan amplifier tentu
akan mengubah hasil kerjanya. Metode yang paling umum digunakan adalah metode
pemasangan ac, disini komponen sinyal yang berfrekuensi rendah termasuk dc tidak
diteruskan ke rangkaian berikutnya, tetapi beberapa maplifier menggunakan metode
pemasangan dc dimana semua komponen sinyal berfrekuensi rendah sampai sinyal dc
langsung diteruskan ke rangkaian berikutnya. Salah satu bentuk amplifier dc adalah
amplifier pembelah , di sini sinyal input terbelahmenjadi suatu seri pulsa, yaitu sinyal
bolak-balik yang diamplifikasi oleh amplifier yang terpasang secara ac sebelum
dikembalikan lagi ke dc. Ada beberapa klasifikasi amplifier berdasarkan fungsinya
dalam suatu rangkaian, yaitu:

1. kelas A – dimana arus mengalir ke seluruh beban selama seluruh periode siklus
sinyal input.
2. kelas AB – arus mengalir dalam beban selama lebih darisatu siklus tetapi kurang
dari siklus sinyal input penuh
3. kelas B – arus mengalir dalam beban selama setengah siklus sinyal input
4. kelas C – arus mengalir dalam beban selama kurang dari setengah siklus sinyal
input.
Amplifier teratur dan tidak teratur serta amplifier a.f.(frekuensi audio) biasanya bekerja
dalam kelas A, amplifier berdaya a.f. biasanya bekerja pada kelas B. Amplifier r.f.(radio
frekuensi) dan amplifier oskilator biasanya bekerja pada kelas C. Pada amplifier
tegangan, tegangan sinyal input akan dinaikkan tetapi pada umumnya tidak mampu
memberikan suplai daya dalam jumlah yang besar, berbeda dengan amplifier daya yang
bisa mensuplai daya output dalam jumlah yang relatif besar. Namun perbedaan utamanya
terletak pada nilai efektif dari impedansi output,. Amplifier daya dirancang untuk mampu
menyediakan daya yang besar untuk menjalankan peralatan output. Efisiensi amplifier
jenis ini sangat penting sedangkan distorsinya dapat diabaikan. Berbeda dengan amplifier
tegangan yang sangan memperhitungkan distorsinya dan mengabaikan efisiensi.dalam
praktikanya komponen utama dalam amplifikasi adalh transistor atau IC. Pada tahapan
ini bila sebuah amplifier diberi tagangan kecil a.c sederhana pada terminal inputnya maka
amplifier ini akan memproduksi bentuk sinyal yang diberikan dan diperkuat secara linier
pada terminal outpunya. Selain itu amplifier harus mampu mengerjakan fungsinya pada
suatu frekuensi sinyal input sesuai dengan rentang ukuran frekuensi yang dibutuhkan,

Berikut ini adalah skema dari suatu amplifier dasar

output
input

Amplifier di atas merupakan sirkit umum amplifier, tegangan emiter standar


diperlihatkan pada gambar, di situ Rc adalah hambatan beban, perubahan tegangan pada
Rc ditentukan oleh perubahan arus kolektor. Sedangkan R lainya berfungsi untuk
menyetel kondisi bias d.c. untuk menentukan titik operasi transistor. Re juga dipasang
untuk menstabilkan suhu pada amplifier dengan cara mengubah arusnya sedangkan
variasi Ie pada frekuensi diredam oleh Ce.

Sinyal keluaran dari amplifier ini pada umumnya masih diproses lebih lanjut lagi
meskipun sebenarnya sudah menghasilkan sinyal yang kuat dan bisa dihubungkan
speaker atau peralatan output lainya. Hal ini unutk memperoleh kualitas sinyal yang lebih
bagus lagi.

g. Filter audio

Bagian ini memang tidak pasti ada dalam setiap pesawat penerima radio, tetapi
kebanyakan sekarang bagian ini sudah terintegrasi dengan amplifier itu sendiri. Tidak
bisa dihindari dalam setiap tahap pengolahan dari pemancar sampai penerima pasti
akan terjadi yang namanya distorsi dan nois. Nois merupakan gangguan
suara(kemresek) yang ditimbulkan akibat adanya sinyal pengganggu. Dengan
gangguan tersebut tentunya sinyal yang dihasilkan tidak optimal yang menyebabkan
suara radio tidak jelas. Filter audio ini juga disebut dengan peredam nois, alat ini dapat
dipasang pada semua komponen elektronika yang menghasilkan suara seperti tape hi-
fi dan radio. Peredam ini sering digunakan oleh penggemar radio amatir 11 meter
band, 20 meter band dan 80 meter band. Fungsi dari filter audio adalh mempertajam
sinyal audio dan menghilangkan nois yang mengganggu.

h. Echo amplifier

Seringkali didengar suara yang menggema, hal ini karena amplifier dilengkapi dengan
echo. Echo ini berfungsi menghasilkan suara menggema. Prinsipnya adalah ketika alat
ini menerima input maka input ituakan ditahan dan dikeluarkan secara hampir
bersamaan dengan sinyal berikutnya sehingga akan terdengar suara yang seolah-olah
menggema.

i. Mixer amplifier

Mixer amplifier merupakan bagian yang berfungsi mencamurkan dua input atau lebih
menjadi satu keluaran, misalkan sinyal radio dan tape recorder atau lainya. Maka pada
bagian output akan terdengan suara sinyal input secara bersamaan atau tercampur.
j. Equalizer

Bagian yang satu ini sudah terdapat disemua peralatan radio, alat ini berfungsi
mengubah-ubah frekuensi suara yang akan dioutputkan ke speakaer dengan tujuan
mendapatkan suara yang lebih bagus. Pada bagian ini, suara dapat diatur keras
lemahnya dan tinggi rendahnya nada juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Secara
sederhana suatu equalizer dapat mengatur nada bass, treble, dan volumenya.

k. Speaker

Komponen ini merupakan bagian sangat penting pada setiap komponen audio, karena
tanpa komponen ini sinyal yang sudah diolah dan diproses sedemikian rupa tidak bisa
didengarkan, prinsip kerja dari speaker ini berkebalikan dengan mic. Tetapi suatu
speaker juga dapat difungsikan sebagai mic. Speaker berfungsi mengubah energi
listrik menjadi suara yang dapat didengarkan oleh manusia. Ketika sinyal arus
mengalir pada speaker, ketika terjadi perubahan arus hambatanpun juga akan berubah-
ubah, perubahan hambatan inilah yang dimanfaatkan oleh serbuk karbon untuk
bergerak saling menjauhi atau mendekati, yang konsekuensinya adalah bergetarnya
membran yang terdapat dalam speaker tersebut, karena pergerakan membran sangat
cepat dan energi yang besar, maka getaran ini akan berpengaruh pada lingkunganya
yang berakibat pada getaran suara.

Radio penerima ini harus mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang


menentukan kwalitas dari radio penerima tersebut. Karakteristik itu adalah :

1. Sensitivitas

Adalah kemampuan dari suatu radio penerima untuk menangkap signal-


signal yang kuat maupun yang lemah sampai didapatkan daya output tertentu
(standard) pada output penerima tersebut.
2. Selektivitas
Adalah kemampuan radio penerima untuk membedakan antara signal yang
diinginkan dengan signal-signal lain yang berdekatan. Berarti hanya
menerima signal dengan frekwensi band yang tertentu. Selektivitas ini dapat
diperbaiki dengan Band Pass Filter.
3. Fidelitas
Adalah kemampuan radio penerima untuk menjaga keaslian informasi yang
dikirimkan oleh pengirim signal.

Pesawat penerima radio dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. straight amplification receiver


2. superheterodyne receiver

Straight Amplification Receiver

T
C R
F
A D A
F
A L
S

Gambar blok diagram dari radio penerima model straight amplification.


Cara kerja:
Gelombang elektromagnetik diterima oleh antena kemudian oleh tuning circuit
gelombang yang diperlukan akan dipisahkan atau diseleksi dari gelombang-gelombang
lainnya yang tidak diperlukan. TC merupakan suatu rangkaian filter yang frekwensi
resonansinya sama dengan frekwensi yang diterima. Karena gelombang yang diterima ini
besarnya hanya beberapa mV saja, maka perlu diperkuat oleh Radio Frequency
Amplifier, yang tujuannya selain memperkuat juga meredam gelombang-gelombang
lainnya yang datangnya dari pemancar lain yang masih tercampur dalam gelombang tadi.
Kemudian gelombang yang masih termodulasi ini oleh Detector di demodulasikan, yaitu
dipisahkan antara gelombang yang memodulasikan yaitu informasi yang dikirim dengan
gelombang yang dimodulasikan yaitu gelombang pembawa. Setelah gelombang
mempunyai frekwensi sebesar audio kemudian diperkuat dengan Audio Frequency
Amplifier, yang disalurkan ke Loudspeaker untuk dirubah menjadi gelombang akustik.
Pada sistem ini banyak timbul gangguan-gangguan tidak stabil, sehinnga outputnya juga
terdistorsi. Sebagai perbaikan dari sistem ini adalah jenis superheterodyne receiver

Superheterodyne Receiver

Pada saat ini, penerima radio menggunakan cara yang disebut superheterodyne.
Heterodyne artinya mencampur dua frekuensi sehingga diperoleh frekuensi baru,
misalnya frekuensi 3.855 Hz dicampur dengan frekuensi Local Oscillator 4.310 Hz,
menghasilkan dua frekuensi baru 8.165 Hz dan 455 Hz ialah hasil penjumlahan dan
pengurangan kedua frekuensi. Dengan suatu filter, dipilih frekuensi 455 Kc untuk
diolah lebih lanjut. Frekuensi yang dipilih itu (disebut intermediate frequency atau IF)
jauh lebih rendah dari frekuensi aslinya akan tetapi jauh lebih tinggi dari frekuensi suara
atau superaudible, sehingga cara ini disebut superheterodyne.

Basic diagram dari radio receiver superheterodyne yaitu

Antena pada pemancar berfungsi sebagai radiator gelombang radio, sedangkan pada
penerima, antena berfungsi sebagai penerima gelombang radio. Antena yang biasa
digunakan pada penerima radio yaitu jenis antena vertical.
Sinyal yang telah diterima oleh antena dikuatkan pada Radio Frekuensi amplifier
dikarenakan selama di udara sinyal mengalami pelemahan.

Mixer digunakan mengubah masukan sinyal dari satu frekuensi ke frekuensi lainnya
sebagai keluaran. Kadang-kadang disebut frequency-converter circuit. local oscillator
(L.O.), merupakan voltage-controlled-oscillator (VCO) yang menghasilkan gelombang
kontinyu. Keluaran mixer berupa dua buah sinyal meliputi frekuensi LO dan sinyal
masukan RF, serta mempunyai dua keluaran yang diperoleh dari penjumlahan frekuensi
tersebut (LO freq + RF freq) dan pengurangan (LO freq - RF freq).

Local oscilator pada dasarnya adalah RF carrier generator. Kenaikan tegangan


gelombang dimasukkan dalam LO. Tegangan tersebut menyebabkan perubahan frekuensi
pada LO. Frekuensi oscilator merubah frekuensi band dari sinyal masukan kemudian
merubahnya menjadi frekuensi IF. Resolusi frekuensi carriernya dapat diatur sampai
dengan 100 kHz.

Kekuatan sinyal mengalami pengurangan selama proses mixing maka sinyal perlu
dikuatkan kembali oleh IF untuk mengembalikan sensitivitas dari penerima. Sinyal IF
kemudian masuk dalam IF filter. Dalam IF dilter terdapat rangkaian band pass sebagai
detektor. Bandwith IF filter disebut Resolution Bandwidth (RB, RBW) spektrum analiser.
RBW mengijinkan pengguna untuk mengoptimasi kondsisi sinyal, kecepatan,
selektivitas, signal to noise rasio. RBW filter sangat penting untuk menegaskan
bagaimana dua sinyal yang berdekatan dapat dibedakan.

3. Radio Tranceiver

Apabila kita memancarkan gelombang radio ke tempat yang jauh, semakin lama
gelombang tersebut akan melemah sehingga gelombang tersebut sampai di tempat tujuan
dengan kehilangan beberapa sinyal informasi bahkan gelombang tersebut tidak sampai di
tempat tujuan. Untuk mencegah hal itu terjadi, maka kita harus menguatkan kembali
gelombang tersebut dengan sebuah alat yang bernama transceiver. Sehingga gelombang
yang melemah tadi dapat kuat kembali dan dapat diterima ditempat tujuan dengan baik.

Radio transceiver merupakan sebuah alat yang dapat menerima dan memancarkan suatu
gelombang radio. Radio Transceiver terdiri dari bagian receiver ( penerima ) dan bagian
trasmiter ( pengirim ) yang dirangkai menjadi satu bagian. Pada awalnya, radio transceiver
dirangkai dari bagian receiver sendiri dan transmiter sendiri, sehingga kedua bagian
tersebut terpisah. Namun seiring perkembangan jaman, bagian receiver dan transmiter
dapat dintegrasikan menjadi satu bagian dan bekerja secara bergantian karena pada
dasarnya bagian receiver dan transmiter memiliki banyak kesamaan.

Radio Transceiver bekerja dengan cara menerima gelombang radio yang kemudian
diteruskan ke bagian penguat ( amplifier ) dan diakhiri pada bagian transmiter yang akan
mengirimkan kembali gelombang yang sudah dikuatkan tersebut.

Wujud dari radio transmiter ini bermacam – macam. Yang paling sering kita jumpai
adalah BTS ( Base Transceiver Station ) yang biasa digunakan untuk transmiter sinyal
telepon selular.

Transmiter untuk komunikasi radio biasanya dimultifungsikan sebagai kator cabang


stasiun radio. Karena fungsi radio tranceiver juga dapat difungsikan sebagai radio
transmiter.
Misalkan Radio GCD FM yang berpusat di bukit patuk gunung kidul. Mereka memiliki
kantor cabang di jl kusuma negara yang sekaligus digunakan untuk studio siaran.

Begitu pula dengan kantor Pro-2 RRI yang ada di yogyakarta. Selian digunakan untuk
pemancar ( transmiter ) RRI yogyakarta, stasiun ini juga berfungsi sebagai transceiver
siaran RRI Pusat dari jakarta, sehingga suara penyiar yang berada jauh di jakarta, dapat
didengar dengan baik oleh masyarakat yogyakarta

Tranceiver

BUKIT

Receiver
Transmiter

Gelombang radio yang dipancarkan oleh trnsmiter yang berada di sebelah kiri bukit tidak
akan dapat diterima oleh daerah disebalah kanan bukit karena gelombang tersebut
terhalang oleh bukit. Untuk itu dibutuhkan sebuah stasiun transmiter daiatas bukit yang
akan memperkuat dan memancarkan kembali gelombang tersebut ke daerah di sebelah
kanan bukit sehingga gelombang tersebut dapat dinikmati oleh penduduk disebelah kanan
bukit.
Lapisan ionosfer yang dimiliki atmosfer bumi juga dapat memantulkan gelombang radio
sehingga lapisan ionosfer dufungsikan sebagai transceiver alami.

Contoh yang lebih kompleks sebuah stasiun transceiver adalah sebuah satelit.

Carrier dari stasiun bumi di pancarkan ke satelit. Dipancarkan oleh stasiun bumi secara
broadcast pada frek 5925-6425 MHz. Oleh Satelit carrier tersebut di perkuat dan
dipancarkan kembali kebumi secara broadcast pada frek 3700 – 4200 mhz. Gelombang
yang digunakan adalah gelombang UHF / SHF.
1. Penutup

1. Kesimpulan

Proses pengiriman informasi dari transmitter radio ke receiver radio melewati proses
yang cukup panjang. Prosesnya secara singkat yaitu suara diolah pada microfon sehingga sinyal
informasi menjadi sinyal elektronis selanjutnya sinyal elektronis disandikan oleh encoder setelah
itu dimodulasi sesuai dengan gelombang yang diinginkan(AM atau FM).selanjutnya sinyal yang
telah dimodulasi dikuatkan dengan amplifier.selanjutnya sinyal yang telah dimodulasi
dipancarkan ke udara oleh antena.sinyal yang dipancarkan akan diterima oleh antena pada
penerima sinyal.sinyal yang dipancarkan ke udara akan terhalang dan terbentur oleh bukit dan
bangunan yang tinggi oleh sebab itu sinyal akan lemah dan harus dikuatkan kembali.setelah itu
sinya yang telah dikuatkan ditangkap oleh penala pada radio setelah itu sinyal yang diterima
akan disandikan kembali kebentuk sinyal yang asli oleh demodulator setelah itu sinyal tersebut
dimodulasi dan kemudian dikuatkan kembali oleh amplifier agar sinyal yang diterima bagus.

2. Saran

Pemerintah sebaiknya mengatur frekuensi radio karena saat ini semakin banyak stasiun
radio yang berdiri seperti radio amatir dan jumlah frekuensi yang terbatas sehingga
menyebabkan jarak frekuensi antar radio semakin dekat(terjadi penumpukan) yang menyebabkan
sinyal yang diterima tidak jelas.
Untuk masyarakat indonesia, sebaiknya mengerti cara kerja dari suatu alat yang kita
gunakan sehari-hari, seperti radio dsb. Sehingga kita tidak hanya berperan sebagai konsumen
yang hanya dapat memakainya saja tanpa mengetahui cara kerjanya. Jika hal ini dapat diterapkan
oleh sebagian besar masyarakat indonesia, maka beberapa tahun mendatang indonesia akan
menjadi salah satu negara penghasil teknologi terbaru.

Anda mungkin juga menyukai