Anda di halaman 1dari 2

Artikel Selengkapnya

24 Maret 2008
Metode STAD Pembelajaran Membaca Pemahaman
Rendahnya minat baca siswa, boleh jadi, disebabkan kurang menariknya cara pengajaran
membaca. Asumsi itulah yang mendasari Drs La Ode Adili untuk menerapkan metode STAD
(student teams achievement division) dalam pembelajaran membaca pemahaman di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kendari. Hasilnya dapat meningkatkan mutu
pembelajaran membaca pemahaman di sekolah. Dengan metode ini, dia dinyatakan sebagai
pemenang ketiga Lomba Kreativitas Guru tingkat Nasional 2002 tingkat SLTA bidang Ilmu
Pengetaguan Sosial dan Kemanusiaan yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI).

Dalam metode ini, kata dia, siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat atau
lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru
menyajikan pelajaran, siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan seluruh anggota tim
telah menguasai pelajaran tersebut. Seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu.

Saat belajar berkelompok, siswa saling membantu untuk menuntaskan materi yang dipelajari.
Guru memantau dan mengelilingi tiap kelompok untuk melihat adanya kemungkinan siswa
yang memerlukan bantuan guru. Metode ini pun dibantu oleh metode pelatihan, penugasan,
dan tanya jawab sesuai satuan pelajaran sehingga ketuntasan materi dapat terwujud.

Penerapan metode ini menggunakan beberapa pendekatan pembelajaran, seperti pendekatan


kooperatif, kontekstual, dan konstruktif. Keterpaduan ini dapat terwujud dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, dan perolehan nilai atau kemampuan anak pada suatu kegiatan
belajar mengajar yang konsisten.

Setelah menyusun program pembelajaran, kegiatan berikutnya adalah menyajikan program


tersebut dalam satu kelas yang dibagi menjadi beberapa kelompok studi secara kooperatif.
Kegiatan belajar mengajar ini diterapkan dengan metode STAD yang dipandang sebagai suatu
metode pembelajaran kooperatif yang efektif, khususnya pada pokok bahasan membaca
pemahaman.

Penerapan metode STAD terdiri atas siklus pembelajaran yang membawa siswa pada suasana
kerja sama yang diharapkan. Siklus kegiatan pembelajaran tersebut adalah:
- Mengajar: menyajikan pembelajaran
- Belajar dalam tim: siswa bekerja dalam tim dengan dipandu oleh lembar kegiatan untuk
menuntaskan materi pelajaran
- Tes: siswa mengerjakan kuis atau tugas lain secara individual (misalnya tes esai atau kinerja)
- Penghargaan tim: skor tim dihitung berdasarkan skor peningkatan anggota tim, laporan
berkala kelas. Papan pengumuman digunakan untuk memberi penghargaan kepada tim yang
berhasil mencetak skor tinggi.

Untuk memudahkan penerapannya, guru perlu membaca tugas-tugas yang harus dikerjakan
tim, antara lain:
a. Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta memberikan siswa
kesempatan sekitar 10 menit untuk memilih nama tim mereka atau ditentukan menurut
kesesuaian.
b. Membangkitkan lembar kerja siswa (LKS).
c. Menganjurkan kepada siswa pada tiap-tiap tim bekerja berpasangan (dua atau tiga pasangan
dalam satu kelompok).
d. Memberikan penekanan kepada siswa bahwa LKS itu untuk belajar, bukan untuk sekadar
diisi dan dikumpulkan. Karena itu penting bagi siswa diberi lembar kunci jawaban LKS untuk
mengecek pekerjaan mereka pada saat mereka belajar.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling menjelaskan jawaban mereka, tidak
hanya mencocokkan jawaban mereka dengan lembar kunci jawaban tersebut.
f. Apabila siswa memiliki pertanyaan, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu kepada
teman atau satu timnya sebelum menanyakan kepada guru.
g. Pada saat siswa bekerja dalam tim, guru berkeliling dalam kelas, sambil memberikan pujian
kepada tim yang bekerja baik dan secara bergantian guru duduk bersama tim untuk
memperhatikan bagaimana anggota-anggota tim itu bekerja.
h. Memberikan penekanan kepada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri kegiatan
belajar sampai dapat menjawab dengan benar soal-soal kuis yang ditanyakan.

Dengan melaksanakan hal tersebut, maka terjadi kegiatan belajar mengajar sesuai yang
diharapkan. Siswa dan guru mendapatkan kemudahan untuk memahami materi pelajaran
membaca pemahaman dengan metode STAD. Metode tersebut, kata La Ode Adili, ternyata
membawa perubahan ke arah peningkatan mutu pembelajaran membaca di SMK Negeri 2
Kendari.

Dia mengatakan, melalui strategi ini pokok-pokok meteri seperti ide pokok paragraf, jenis
paragraf dan wacana, sampai simpulan dan menceritakan kembali isi wacana, menarik kalimat
utama, semuanya bisa terungkap dengan benar. Siswa secara kooperatif dapat menyelesaikan
pokok-pokok meteri dari berbagai wacana bahan bacaan yang disiapkan guru. Melalui kerja
sama semua unsur dalam kelas, terjadi peningkatan mutu atau hasil dari kegiatan belajar
mengajar.

Hasil kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode ini didapatkan nilai rata-rata
8,31, daya serap 80,31, dan kategori bekerhasilan 70 - 95 persen. Dibandingkan dengan
kegiatan belajar mengajar tanpa mengunakan metode STAD hanya memperoleh hasil berupa
nilai rata-rata 6,37, daya serap 60,37 persen dari target 100 persen, kategori bekerhasilan 50 -
70 persen. Nilai pembanding atau peningkatan STAD rata-rata 1,94 dari 35 siswa kelas 2.
Karena itu disimpulkan, penggunaan metode ini dipandang lebih berhasil dan nyata
meningkatkan mutu pembelajaran membaca pemahaman.

Anda mungkin juga menyukai