Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta
data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia (UU Pers No. 40 Pasal 1 ayat 1). Dan
segala kegiatan atau pekerjaan yang terkait dengan proses mengumpulkan menulis dan
mempublikasikan informasi tersebut disebut dengan jurnalisme.
Peran dan fungsi pers, yaitu:
1. Menyebarkan informasi (to inform)
2. Mendidik (to educate)
3. hiburan (to entertain)
4. kontrol sosial (social control)
5. lembaga ekonomi 

 Payung hukum

1. Pasal 21 TAP MPR XVII/tentang Piagam HAM


2. Pasal 14 ayat (2) UU No. 39 tentang HAM
3. UU. No. 40 Tahun 1999
4. Pasal 19 ayat (2) Konvenan Internasional Hak Sipil dam Politik yang diratifikasi
melalui UU No. 11 Tahun 2005

Ketika media massa berada dalam konteks sosial dan dikonsumsi oleh khalayak maka
ada saat itu media massa berhadapan dengan masalah etika. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa media massa pada dasarnya tidak bebas nilai. Seluruh proses produksi,
distribusi dan konsumsi pesan komunikasi merupakan hasil interaksi para pelaku, konsumen
dan distributor komunikasi. Interaksi inilah yang mau tidak mau menempatkan proses
komunikasi dalam kerangka tindakan manusia. Mana tindakan yang baik, mana tindakan
yang buruk. Itulah point utama dari masalah etika.

1
1.2 Perumusan Masalah
Karya tulis ini menjelaskan tentang:
1. Bagaimana Penerapan fungsi perencanaan media massa?
2. Bagaimana Penerapan fungsi pengorganisasian media massa?
3. Bagaimana Penerapan fungsi pelaksanaan media massa?
4. Bagaimana Penerapan fungsi pengawasan media massa?
5. Bagaimana proses produksi media massa?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui penerapan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan media massa.
1.4 Metode Penulisan

Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan. Sedangkan instrumen (alat)
penelitiannya adalah mencatat hasil observasi, mensitir kepustakaan (buku, teks,
dokumentasi, file, jurnal, artikel dimedia massa cetak).

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan
2.1 Prinsip P.O.A.C di Perusahaan Media Massa
2.2 Delapan Hal Pokok Saat Mulainya Produk Media Massa
2.3 Tugas terhadap Produktivitas Kerja
2.4 Prinsip Dasar Sistem Pekerjaan Kewartawan
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip P.O.A.C di Perusahaan Media Massa

Perusahaan Media Massa baik cetak dan elektronik pada prinsipnya merupakan
industri yang bergerak di dalam bidang informasi. Sebagai industri, maka sama
halnya dengan industri-industri di bidang lain, media massa baik cetak maupun
elektronik haruslah dikelola sesuai dengan asas-asas manajemen yang umum.

Secara umum, dunia manajemen menggunakan prinsip P.O.A.C. atau Planning,


Organizing, Actuating, dan Controlling. Prinsip manajemen ini banyak dianut
oleh perusahaan media massa dewasa ini.

a. Planning
Yang dimaksud dengan planning di sini, adalah rencana awal atau tujuan membuat
sebuah media massa haruslah jelas terlebih dahulu. Ada pepatah “Gagal
merencanakan, sama dengan merencanakan gagal”. Dari tahapan planning inilah,
oleh tim yang membidangi lahirnya sebuah media massa. merumuskan visi-misi media
massa tersebut. Misalnya mencakup format media massa. Yang dimaksud format, jika
media cetak apakah berbentuk koran, majalah, tabloid, news letter atau jurnal.
Kemudian rincian mengenai kertas yang digunakan, mencakup jenis kertas,
spesifikasi lengkap kertas, menyangkut bobot dan ukuran. Setelah itu rincian
tentang segmentasi produk media cetak itu sendiri mencakup segmentasi harga,
segmentasi pembaca, dan segmentasi iklan.

Setelah itu barulah perencanaan dari segi operasional yang mencakup susunan awak
redaksi, susunan awak bagian-bagian lain yang mendukung proses produksi, seperti
bagian pemasaran, administrasi, iklan, dan sirkulasi. Selanjutnya adalah
perencanaan dalam membuat estimasi atau perkiraan neraca rugi laba di tahun
pertama, tahun kedua dan seterusnya. Perencanaan media massa memanglah sama
rumitnya dengan fleksibility study bisnis lain, namun lebih baik merencanakan
secara bagus dan benar semenjak awal daripada menyesal kemudian.

b. Organizing
Yang dimaksud dalam pengorganisasian di sini adalah, setelah proses planning

3
dijalankan maka susunan organisasi yang telah menduduki posnya masing-masing
haruslah mengerti tupoksi atau tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian.
Seorang pimpinan media massa haruslah mampu menggerakkan roda organisasinya.
c. Actuating
Tindakan yang diambil oleh pimpinan media massa sangatlah strategis dan
melibatkan semua bagian secara keseluruhan.
d. Controlling
Untuk mengawasi jalannya roda sebuah media massa, seorang
manajer atau pimpinan haruslah mengerti terlebih dahulu semua permasalahan yang
dihadapi oleh semua pimpinan bagian. Apabila P.O.A.C telah dilaksanakan maka
kelangsungan hidup, laba, perluasan, prestasi, dan tanggung jawab sosial
perusahaan media massa dapat dicapai. Mengapa harus dipikirkan tentang tanggung
jawab sosial perusahaan media massa? Karena media massa adalah produk yang
hadir, 100% untuk publik atau masyarakat semata-mata. Maka itu tanggung jawab
sosial perusahaan media massa tidak berhenti saat mengeluarkan produk, tetapi
sampai waktu produk itu direspon oleh publik harus tetap diperhatikan secara
kontinyu. Sebagai penyedia jasa informasi, kebutuhan informasi bagi masyarakat
merupakan hal yang vital, karena menyangkut kepercayaan masyarakat secara
keseluruhan.

2.2 Delapan Hal Pokok Saat Mulainya Produk Media Massa

Menurut Suwidi Tono seorang praktisi dalam dunia media massa dalam bukunya:
“Generasi Baru Wartawan & Dunia Pers Indonesia“, terbitan Vision, Jakarta tahun
2003, menyatakan, proses awal dalam manajemen media massa yang paling menentukan
adalah saat planning, karena planning mencakup 8 hal pokok yakni:

1. Latar Belakang
Tujuan dibuatnya produk mencakup latar belakang idealisme, latar belakang filososfi
serta visi dan misi. Pada bagian ini perlu diketengahkan secara umum gagasan untuk
penerbitkan sebuah media massa. Latar belakang dapat dimulai dari perkembangan
lingkungan global, selanjutnya sampai ke perkembangan tingkat nasional, perkembangan
wilayah regional dan bahkan bila produk media massa tersebut adalah media komunitas,
maka sampai ke tingkat kepentingan yang lebih mikro yakni perkembangan komunitas
lokal.

4
2. Konsep Produk
Konsep Produk adalah karakteristik dasar sebuah produk, yakni menu apa yang akan
diketengahkan, bagaimana pembagian rubrikasinya, dan apa yang menjadi andalan
media massa tersebut.
3. Posisi Produk (Product Positioning)
Perlu dibidik dengan jelas publik yang hendak dituju, menyangkut
demografi penduduk. Siapa yang menjadi sasaran publiknya, berapa tingkat
pendapatannya, tingkat pendidikan, gender, hobi dan lain-lain aspek yang
menunjang pada posisi atau level mana produk akan bermain di pasar, yang
dimaksud pasar di sini adalah publik dan iklan.
4. Strategi Pemasaran
Srategi pemasaran mencakup sirkulasi, iklan yang akan ditargetkan dan kemampuan
redaksi. Karena dengan kekuatan redaksi yang bagus maka berita yang dihasilkan bisa
menjual dan laku di pasaran.
5. Manajemen dan Kepemilikan (Ownership and Management)
Mencakup sistem dan hierarki pemegang saham, siapa saja
yang menjadi pemiliknya. Dan sistem apa kepemilikannya, apakah full
ownnership (kepemilikan tunggal) atau peseroan, firma, atau perusahaan
terbuka yang karyawannya pun dapat memiliki sahamnya.
6. Aspek keuangan
Asumsi-asumsi keuangan dasar, mencakup prakiraan rugi-laba, keseimbangan
neraca, aspek keuangan dan asumsi dasar biaya. Menguraikan secara terperinci
dengan lengkap berupa penyusunan anggaran, asumsi dasar mulai dari aspek biaya
produksi, perhitungan harga pokok, dan asumsi-asumsi untuk pos-pos biaya lainnya.
7. Area Resiko (Risk Area)
Gagasan atau ide media secemerlang apapun haruslah tetap memperhitungkan faktor-
faktor resikonya. Sedapat mungkin resiko haruslah dapat diperhitungkan (calculated
risk).
8. Jadwal dan Pembiayaan Pra-Operasional serta Pasca-Operasional.
Salah satu tahap penting yang dilaksanakan agar produk siap dan matang sebelum
diluncurkan ke pasar dalam hal ini publik adalah tahap pra- operasi. Tahap ini mencakup
time table atau jadwal kerja setiap kegiatan yang disusun untuk membuat produk media
massa pra-operasi juga membutuhkan biaya besar terutama menyangkut investasi awal
berupa infrastruktur perlengkapan kantor, biaya recruitmen, honor

5
karyawan bulan pertama, dan biaya promosi awal. Begitulah tahap planning
memegang peranan penting dalam memulai sebuah produk media massa.

2.3 Tugas terhadap Produktivitas Kerja

a. Pemimpin Umum (General Manager)


Pemimpin umum (General Manager) bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya
penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar. Ia dapat melimpahkan
pertanggungjawabannya terhadap hukum kepada Pemimpin Redaksi sepanjang
menyangkut isi penerbitan (redaksional) dan kepada Pemimpin Usaha sepanjang
menyangkut pengusahaan penerbitan.
b. Pemimpin Redaksi
Pemimpin Redaksi (Editor in Chief) bertanggung jawab terhadap mekanisme dan
aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media
massa yang dipimpinnya. Di surat kabar mana pun, Pemimpin Redaksi menetapkan
kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai jenderal
atau komandan yang perintah atau kebijakannya harus dipatuhi bawahannya.
Kewenangan itu dimiliki katena ia harus bertanggung jawab jika pemberitaan
medianya ?digugat? pihak lain. Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas
penulisan dan isi Tajuk rencana (Editorial) yang merupakan opini redaksi (Desk
opinion). Jika Pemred berhalangan menulisnya, lazim pula tajuk dibuat oleh Redaktur
Pelaksana, salah seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang Redaktur, bahkan
seorang Reporter atau siapa pun ? dengan seizin dan sepengetahuan Pemimpin Redaksi?
yang mampu menulisnya dengan menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu
masalah aktual.
c. Dewan Redaksi
Dewan Redaksi biasanya beranggotakan Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan
Wakilnya, Redaktur Pelaksana, dan orang-orang yang dipandang kompeten menjadi
penasihat bagian redaksi. Dewan Redaksi bertugas memberi masukan kepada jajaran
redaksi dalam melaksanakan pekerjaan redaksional. Dewan Redaksi pula yang
mengatasi permasalahan penting redaksional, misalnya menyangkut berita yang sangat
sensitif atau sesuai-tidaknya berita yang dibuat tersebut dengan visi dan misi penerbitan
yang sudah disepakati.
d. Redaktur Pelaksana

6
Di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana (Managing Editor). Tanggung
jawabnya hampir sama dengan Pemred/Wapemred, namun lebih bersifat teknis. Dialah
yang memimpin langsung aktivitas peliputan dan pembuatan berita oleh para reporter
dan editor.
e. Redaktur (editor)
Redaktur (editor) sebuah penerbitan pers biasanya lebih dari satu. Tugas utamanya
adalah melakukan editing atau penyuntingan, yakni aktivitas penyeleksian dan perbaikan
naskah yang akan dimuat atau disiarkan. Di internal redaksi, mereka disebut Redaktur
Desk (Desk Editor), Redaktur Bidang, atau Redaktur Halaman karena bertanggung
jawab penuh atas isi rubrik tertentu dan editingnya. Seorang redaktur biasanya
menangani satu rubrik, misalnya rubrik ekonomi, luar negeri, olahraga, dsb.
f. Redaktur Pracetak
Setingkat dengan Redaktur/Editor adalah Redaktur Pracetak atau Redaktur Artistik. Ia
bertanggung jawab menangani? Naskah Siap Cetak? (All In Hand/All Up) dari para
redaktur, yaitu semua naskah berita yang sudah diturunkan ke percetakan dan sudah
diset bersih, desain cover dan perwajahan (tataletak, lay out, artistik), dan hal-ihwal
sebelum koran dicetak. Bagian lain di yang berada di bawah koordinasi Redaktur
Pracetak adalah Setter atau juruketik naskah. Ia bertugas mengetik naskah yang akan
dimuat. Ada pula Korektor yang bertugas mengoreksi (membetulkan) kesalahan ketik
pada naskah yang siap cetak.
g. Reporter
Di bawah para editor adalah para Reporter. Mereka merupakan bagian redaksi. Mencari
berita lalu membuat atau menyusunnya, merupakan tugas pokoknya.
h. Fotografer
Fotografer (wartawan foto atau juru potret) tugasnya mengambil gambar peristiwa atau
objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi tulisan berita yang dibuat
wartawan tulis. Ia merupakan mitra kerja yang setaraf dengan wartawan tulisan
(reporter). Jika tugas wartawan tulis menghasilkan karya jurnalistik berupa tulisan berita,
opini, atau feature, maka fotografer menghasilkan Foto Jurnalistik (Journalistic
Photography, Photographic Communications). Fotografer menyampaikan informasi atau
pesan melalui gambar yang ia potret. Fungsi foto jurnalistik antara lain
menginformasikan (to inform), meyakinkan (to persuade), dan menghibur (to entertain).
i. Koresponden

7
Selain reporter, media massa biasanya memiliki pula Koresponden (correspondent) atau
wartawan daerah, yaitu wartawan yang ditempatkan di negara lain atau di kota lain
(daerah), di luar wilayah di mana media massanya berpusat.
j. Kontributor
Kontributur atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak tercantum dalam
struktur organisasi redaksi. Ia terlibat di bagian redaksi secara fungsional. Termasuk
kontributor adalah para penulis artikel, kolomnis, dan karikaturis. Para sastrawan juga
menjadi kontributor ketika mereka mengirimkan karya sastranya (puisi, cerpen, esei) ke
sebuah media massa. Wartawan Lepas (Freelance Journalist) juga termasuk kontributor.
Wartawan Lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada media massa tertentu,
sehingga bebas mengirimkan berita untuk dimuat di media mana saja, dan menerima
honorarium atas tulisannya yang dimuat. Termasuk kontributor adalah Wartawan
Pembantu (Stringer). Ia bekerja untuk sebuah perusahaan pers, namun tidak menjadi
karyawan tetap perusahaan tersebut. Ia menerima honorarium atas tulisan yang dikirim
atau dimuat.
k. Bidang Pendukung Redaksi
Bagian yang tak kalah pentingnya untuk membantu kelancaran kerja redaksi adalah
bagian Perpustakaan dan Dokumentasi serta bagian Penelitian dan Pengembangan
(Litbang). Litbang memantau perkembangan sebuah penerbitan, survei pembaca, dan
memberikan masukan-masukan bagi pengembangan redaksional dan bagian lainnya,
termasuk pembinaan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia.
l. Bagian Usaha (Business Department)
Bertugas menyebarluaskan media massa, yakni melakukan pemasaran (marketing) atau
penjualan (saling) media massa. Bagian ini merupakan sisi komersial meliputi
sirkulasi/distribusi, iklan, dan promosi. Biasanya, bagian pemasaran dipimpin oleh
seorang. Pemimpin Perusahaan atau seorang Manajer Pemasaran (Marketing Manager)
yang membawahkan Manajer Sirkulasi, Manajer Iklan, dan Manajer Promosi.

2.4 Prinsip Dasar Sistem Pekerjaan Kewartawan

 News Gathering
Hal ini adalah proses awal dari sistem pemberitaan, yakni tahapan satu organisasi
media massa yang diwakili wartawannya mulai mengumpulkan berita.
 News Editing

8
Hal ini adalah proses lanjutan dari sistem pemberitaan, yakni tahapan satu organisasi
media massa yang diwakili oleh para redaktur melakukan penyuntingan berita.

 News Distributing
Hal ini adalah proses akhir dari sistem pemberitan, yakni tahapan satu organisasi media
massa menyebarkan berita kepada publiknya.
 News Evaluating
Hal ini banyak berkaitan dengan sistem media massa yang senantiasa berupaya
mengembangkan mutu -bukan hanya jumlah-beritanya, sehingga menerapkan pola
analisa isi (contents analysist) yang biasanya dilakukan oleh satu unit/divisi khusus
dalam manajemen keredaksian. Dari tahapan evaluasi tersebut, maka media massa
berupaya pula mengadakan perbaikan mutu isi karya jurnalistiknya melalui “editorial
clinic” dan pendidikan berkelanjutan (continuing education).

Manjemen sebuah keredaksian pada dasarnya dibuat berdasarkan kebutuhan institusi


pers yang bersangkutan. Untuk sebuah penerbitan koordinator liputan penting, namun bagi
yang lain tidak. Begitu juga sebaliknya. Tujuan utamanya bagaimana agar institusi
keredaksian bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perusahaan Media Massa baik cetak dan elektronik pada prinsipnya merupakan
industri yang bergerak di dalam bidang informasi. Sebagai industri, maka sama
halnya dengan industri-industri di bidang lain, media massa baik cetak maupun
elektronik haruslah dikelola sesuai dengan asas-asas manajemen yang umum. Seluruh proses
produksi, distribusi dan konsumsi pesan komunikasi merupakan hasil interaksi para pelaku,
konsumen dan distributor komunikasi. Interaksi inilah yang mau tidak mau menempatkan
proses komunikasi dalam kerangka tindakan manusia. Mana tindakan yang baik, mana
tindakan yang buruk. Itulah point utama dari masalah etika.

Merumuskan visi-misi media massa, misalnya mencakup format media massa. Yang
dimaksud format, jika media cetak apakah berbentuk koran, majalah, tabloid, newsletter atau
jurnal. Manajemen sebuah keredaksian pada dasarnya dibuat berdasarkan kebutuhan institusi
pers yang bersangkutan. Untuk sebuah penerbitan koordinator liputan penting, namun bagi
yang lain tidak. Begitu juga sebaliknya. Tujuan utamanya bagaimana agar institusi
keredaksian bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan.

3.2 Saran

Kami harap karya tulis ini dapat memberikan manfaat. Kami menyadari bahwa karya
tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan. Mohon maaf atas segala kesalahan dalam tulisan atau
penjelasan yang telah kami buat.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/

Sen, Krishna dan David T. Hill, Media, Budaya dan Politik di Indonesia, ISAI,
Jakarta, 2001.

Oetama Jakob. 1989. Perspektif Pers Indonesia. Jakarta : LP3S.

Liliweri, Alo. 1991. Memahami peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat.Bandung : PT


Citra Aditya Bakti.

11
12

Anda mungkin juga menyukai