Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen
Universitas Sumatera Utara
Fungsi saluran distribusi juga dibagi atas dua bagian besar yaitu :
1. Fungsi pelaksanaan atau perwujudan transaksi
2. Fungsi jasa-jasa
Ada beberapa dari type saluran distribusi, dimana perbedaan panjang dan
pendeknya type-type saluran distribusi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Zero Level Channel
Dalam bentuk ini antara produsen dan perusahaan dan konsumen akhir tidak
terdapat pedagang perantara, penyaluran langsung dilakukan perusahaan pada konsumen.
Misalnya: Penjualan mesin komputer langsung kepada perusahaan yang
membutuhkannya.
2. One Level Channel
Disini hanya terdapat satu pedagang perantara. Pedagang perantara ini pada pasar
konsumen disebut retailer, sedangkan pada industri disebut dengan agen atau broker.
3. Two Level Channel
Disini terdapat dua pedagang perantara dalam pasar konsumsi terdiri dari
wholesaler dan retailer.
4. Three Level Channel
Pada tahap ini terdapat tiga perantara yaitu wholesaler, retailer dan Jobber,
dimana Jobber selalu terdapat diantara wholesaler dan retailer. Jobber membeli dari
Melihat kedua type saluran distribusi diatas, maka sebenarnya penyaluran dapat
digolongkan pada penyalur langsung dan penyalur tidak langsung.
1. Mata rantai saluran distri busi yang sangat panjang.
2. Mata rantai saluran distribusi yang panjang.
3. Mata rantai saluran distribusi yang agak panjang/agak pendek
4. Mata rantai saluran distribusi yang pendek
5. Mata rantai sa1uran distribusi yang sangat pendek/langsung.
Produsen Grosir
Konsumen Pengecer
Produsen Konsumen
1. Distribusi Intensif
Dalam kebijaksanaan ini, produsen menggunakan jumlah lembaga distribusi
(outlet/perantara) sebanyak mungkin ke seluruh plosok. Dengan menyebarkan outlet ini
diharapkan konsumen akan lebih mudah memperoleh barang-barang kebutuhannya. Cara
ini banyak digunakan oleh produsen di tingkat retailer. Pada umumnnya barang-barang
yang diperdagangkan melalui distribusi intensif ini adalah, barang-barang standard
seperti pelumas, alat-alat pertukangan dan sebagainya. Jika pasar yang dilayani sangat
luas, maka jum1ah penyalur yang dipergunakan tidak hanya pada tingkat perdagangan
internasional.
2. Distribusi Selektif
Produsen mengadakan seleksi terlebih dahulu atas lembaga-lembaga distribusi
yang akan dipergunakan, baik pada tingkat wholesaler maupun pada tingkat retailer
dalam satu tempat atau daerah tertentu. Biasanya kebijaksanaan ini dianut untuk
pemasaran barang-barang baru, barang-barang shopping atu barang-barang special
lainnya.
Perusahaan dapat beralih kedistribusi selektif apabila distribusi ini dipandang
lebih menguntungkan dari pada distribusi intensif, sehingga jumlah outlet yang
digunakan pada setiap tingkat menjadi lebih sedikit.
3. Distribusi Esklusif
Kebijaksanaan ini dapat dilaksanakan oleh produsen dengan mempergunakan satu
outlet pada wholesaler atau retailer disuatu negara atau daerah tertentu.
Perusahaan memberikan hak penuh kepada satu perusahaan untuk menyalurkan
barang-barangnya baik ditingkat wholesaler atau retailer. Pada umumnya cara ini
dipergunakan dalam pemasaran barang-barang lux atau barang-barang special, seperti
mobil dan lain-lain.
Pada umumnya jumlah perantara yang ideal adalah yang memenuhi kebutuhan
pasar atau konsumen akhir dengan berlebihan. Kebijaksanaan yang terlalu terbuka dari
produsen dalam pemasaran barag-barang melalui outlet yang semakin bertambah akan
menambah marketing cost. Oleh karena itu masalah ini perlu mendapat perhatian
istimewa agar supaya efektifitas pemakaian saluran distribusi dapat diperoleh dengan
tidak melupakan faktor-faktor efisiensinya.
a. Sifat Barang
Sifat barang itu sendiri dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk
menetapkan seluruh distribusi yang harus ditempuh. Sifat barang ini dapat berupa cepat
tidaknya barang tersebut mengalami kerusakan. Barang yang lekas rusak misalnya sayur-
sayuran segar, susu segar, cenderung menggunakan mala rantai saluran distribusi yang
pendek atau langsung. Barang-barang yang nilainya cepat turun, apabila tertunda
penyampaiannya kepada konsumen, misalnya surat kabar, majalah, barang-barang mode
dan lain sebagainya juga cenderung menggunakan mata rantai distribusi yang pendek
atau langsung.
Barang-barang yang volumenya besar atau timbangannya berat produsen
sebaiknya menggunakan mata rantai saluran distribusi yang pendek atau langsung. Sebab
apabila produsen menggunakan mata rantai saluran distribusi yang panjang, akan
menambah ongkos pengangkutan sehingga menyebabkan harga kepada konsumen
menjadi tinggi. Barang-barang yang memerlukan penjelasan teknis yang mendetail
ataupun membutuhkan after-sales service, cenderung pula menggunakan mata rantai
saluran distribusi pendek. Misalnya barang-barang teknis dalam penggunaan, yaitu
computer, atau yang membutuhkan after-sales service seperti mobil atau mesin-mesin
pabrik.
c. Biaya
Secara umum, mala rantai saluran distribusi yang terlalu panjang akan
menimbulkan biaya yang lebih besar dan mendorong harga jual yang tinggi dan
selanjutnya dapat menggangu kelancaran penjualan barang-barang tersebut. Hal ini dapat
dimaklumi sebab setiap mata rantai menginginkan keuntungan yang layak sebagai
imbalan dari kegiatan mereka.
Untuk menekan harga penjualan maka perusahaan harus rela untuk mendapatkan
keuntungan yang tipis atau mengusahakan agar komisi dari mata rantai tersebut menjadi
lebih kecil. Meskipun demikian, kebijaksanaan ini tidak terlalu mutlak. Misalnya
perusahaan tersebut omzet penjualannya terlalu kecil baik dalam unit maupun rupiah,
sedangkan pembayarannya adalah sangat luas karena kebutuhan umum.
Maka kebijaksanaan saluran distribusi pendek atau langsung justru menimbulkan
harga per unit lebih tinggi. Dalam prakteknya, perusahaan-perusahaan besar cenderung
untuk menggunakan saluran distribusi pendek. Sebaliknya perusahaan kecil cenderung
menggunakan mata rantai saluran distribusi panjang, kecuali bila pemasaran perusahaan
tersebut hanya bersifat lokal dan terbatas.
d. Modal
Sifat suatu barang terutama barang-barang industri harus dapat mendorong agar
barang tersebut dapat diterima oleh konsumen atau lembaga industri. Salah satu caranya
adalah menjual barang-barang tersebut secara konsinyasi atau piutang dalam tempo
tertentu. Hal ini memerlukan dana yang tidak kecil. Kalau kita menggunakan grosir atau
agen mungkin masalah modal sebagaimana kalau kita menjual langsung kepada
pengecer.
e. Tingkat Keuntungan
Persaingan yang makin tajam dapat mendorong penjualan menjadi rendah. Dalam
keadaan demikian tingkat keuntungan dari perusahaan menjadi lebih rendah. Apabila
perusahaan menggunakan mata rantai saluran distribusi yang sangat panjang, dapat
menyebabkan harga ke konsumen menjadi lebih tinggi, dan ini menggangu penjualan
barang tersebut. Perusahaan yang kebetulan tingkat keuntungannya lebih tinggi akan
lebih loss dalam menentukan saluran distribusinya, sebab walaupun perusahaan
1. Pertimbangan Pasar
Karena saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen,
maka keadaan pasar ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran distribusi.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pertimbangan pasar adalah :
a. Konsumen atau pasar industri
Apabila pasarnya berupa pasar industri, pengecer jarang atau bahkan tidak pernah
dimanfaatkan dalam saluran ini. Jika pasarnya berupa pasar barang konsumsi,
perusahaan sebaiknya menggunakan satu atau lebih dari satu saluran.
b. Jumlah pembeli potensial
Jika jumlah pembeli atau konsumen relatif kecil dipasar, perusahaan dapat
mengadakan penjualan langsung kepada pemakai.
c. Pasar segala geografis
Secara geografis pasar dapat dibagi atas beberapa kosentrasi, seperti area industri
tekstil, area industri kertas dan sebagainya. Untuk daerah konsentrasi yang
mempunyai tingkat kepadatan tinggi, perusahaan dapat menggunakan distribusi
industri.
d. Jumlah pesanan
Volume penjualan dari sebuah perusahaan sangat berpengaruh terhadap saluran yang
dipakai. Jika volume yang dibeli oleh pemakai industri tidak begitu besar atau realatif
kecil, perusahaan dapat menggunakan distribusi industri (untuk barang-barang jenis
perlengkapan operasi).
e. Kebiasaan dalam pembelian
Kebiasaan membeli dari konsumen akhir atau pemakai industri (seperti kemauan
untuk membelanjakan uangnya, tertariknya pembeli dengan Kredit, lebih senang
melakukan pembelian yang tidak berkali-kali, dan tertariknya kepada pelayanan
penjualan) akan mempengaruhi politik penyaluran.
2. Pertimbangan Produk
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi produk atau barang-barang
adalah :
a. Nilai unit
Jika nilai unit dari barang yang dijual relatif rendah, produsen cenderung untuk
menggunakan saluran yang panjang. Akan tetapi sebaliknya jika nilai unitnya relatif
tinggi, saluran yang digunakan sebaiknya pendek atau langsung.
b. Besar dan berat
Manajemen harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam hubungan dengan nilai
produk secara keseluruhan. Apabila ongkos angkut terlalu besar dibandingkan dengan
nilai produk secara total akan terdapat beban yang berat bagi produsen. Artinya
produsen akan membebankannya pada perantara untuk ikut menanggungnya.
c. Murah rusak
Apabila barang yang dijual mudah rusak, produsen tidak perlu menggunakan
perantara dalam distribusi, atau jika ingin menggunakannya barus dipilih perantara
yang memiliki fasilitas tempat penyimpanan yang baik.
3. Pertimbangan Perusahaan
Faktor-faktor yang meliputi pertimbangan perusahaan ini adalah sebagai berikut :
a. Sumber pembelanjaan.
Sebuah perusahaan yang kuat dari segi finansial akan menggunakan perantara lebih
sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang finansialnya lemah. Dengan dana yang
cukup, perusahaan dapat menangani sendiri angkutan penjualan. Juga dapat
memberikan kredit dan mendirikan gudangnya sendiri. Bagi pemsahaan yang lemah
finansialnya, jasa-jasa seperti ini biasanya dilakukan oleh perantara.
b. Pengalaman dan kemampuan manajemen
Perusahaan yang menjual produk barn atau ingin memasuki pasar baru, lebih suka
menggunakan perantara agar dapat memperoleh pengalaman distribusi bidang baru
tersebut karena umumnya perantara sudah mempunyai pengalaman dan perusahaan
tersebut belum atau ingin menambah pengalamannya.
c. Pengawasan saluran
Pengawasan saluran kadang-kadang menjadi pusat perhatian produsen dalam
kebijakan saluran distribusi pendek. Perusahaan yang ingin mengawasi saluran
distribusinya lebih ketat cendenmg memilih saluran yang pendek, walaupun biaya
yang dipergunakan lebih tinggi.
d. Pelayanan yang diberikan oleh penjual
Jika produsen siap memberikan pelayanan yang lebih baik seperti halnya membangun
etalase, mencari pembeli, akan menarik minat perantara untuk menjadi penyalur.
4. Pertimbangan Perantara
Faktor-faktor rang dipertimbangkan pada segi perantara meliputi :
a. Pelayanan yang diberikan oleh perantara.
Jika perantara mau memberikan pelayanan yang baik, misalnya menyediakan fasilitas
penyimpanan. produsen akan cenderung menggunakannya sebagai perantara dalam
sistem penyaluran.
b. Kegunaan perantara
Perantara akan digunakan sebagai penyalur apabila ia dapat membawa produsen
dalam persaingan. dan selalu mempunyai inisiatif untuk memberikan usul tentang
barang baru.