Author: Arch. Aria
14 January 2008 72,706 views 87 Comments
Beberapa hari yang lalu ada email yang masuk ke saya, inti dari email itu adalah meminta
contoh desain pondasi. Sebenarnya ketika akan merencanakan sebuah bangunan gedung,
tidak bisa dilakukan secara parsial. Misalnya hanya meminta contoh desain pondasi, sloof
(balok ikat), plat tangga, plat lantai, plat atap, kolom, balok, kuda-kuda, dsb. Ketika berbicara
soal perencanaan bangunan, maka kita harus membahas masalah tersebut secara luas. Yang
saya maksud adalah, dimulai dari penentuan titik-titik pondasi, mendata kolom (kolom arah
melintang, memanjang, kemudian memberi notasi/abjad, dsb). Tetapi ketika persyaratan itu
harus dipenuhi, maka jalan yang kita tempuh sangat panjang, dan itu tidak mungkin
dilakukan/dibahas didalam website ini.
Sekarang kita asumsikan saja, anda telah memiliki semua syarat diatas, dan anda hanya
membutuhkan contoh desain pondasi. Diartikel kali ini, kita akan membahas tentang
. Kasus yang diambil adalah perencaan pondasi jenis . Berikut
adalah contoh perencanaan pondasi foot plate dimana tinjauannya adalah pada titik K2
(Perencanaan pondasi dibawah kolom K2) :
(asil dari perhitungan pondasi diatas, selanjutnya dituangkan dalam gambar detail pondasi
seperti gambar berikut ini :
Untuk perencanaan pondasi pada titik-titik yang lain, caranya kurang lebih sama. Tinggal ada
data saja berapa jumlah titik kolom yang ada didalam layout bangunan yang akan anda
rencanakan pondasinya. Demikianlah seri perencanaan bangunan kita kali ini, pada artikel
yang berikutnya, kita akan membahas tentang
. Semoga artikel kali ini dapat memberi manfaat buat
kita semua..
ALTERNATIEMILIHANNAcI
I.
Dalam menentukan perencanaan pondasi suatu bangunan ada 2 hal yang harus diperhatikan pada
tanah bagian bawah pondasi :
2 Faktor diatas menentukan stabilitas bangunan yang berdiri. Tegangan akibat adanya bangunan
diatas harus mampu dipikul oleh lapisan tanah dibawah pondasi dan harus aman dari keruntuhan.
Dalam hitungan daya dukung umumnya digunakan faktor aman 3 (sf 3). Besarnya penurunan
pondasi bangunan tidak boleh melebihi batas toleransi. khususnya penurunan yang tidak seragam
(defferential settlement) harus tidak mengakibatkan kerusakan pada struktur. Pondasi harus
diletakkan pada kedalaman yang cukup untuk menanggulangi resiko erosi permukaan, kembang
susut tanah dan gangguan permukaan lainnya.
II. R
T
Banyak rumus yang dapat dipakai untuk mendisain Pondasi. Pilihan yang dipakai sangat
tergantung dari kebiasaan seseorang dalam perencanaan pondasi dan data-data tanah yang
tersedia.Kami hanya akan membatasi pada rumus pondasi dangkal dan pondasi dalam tunggal.
Kedua jenis pondasi ini sering ditemui di lapangan.
Peck dkk membedakan pondasi dalam dan pondasi dangkal dari nilai
kedalaman (Df/B):
Dimana
B : Lebar Pondasi
@.Menentukan daya dukung pondasi Dangkal
Daya dukung ultimit (ultimit bearing capacity/qult) didefinisikan sebagai beban maksimum per
satuan luas dimana tanah masih dapat mendukung beban tanpa mengalami keruntuhan.
- R
T
dimana :
C = Cohesi Tanah
Nc, Nq, NȖ = Faktor daya dukung Terzaghi ditentukan oleh besar sudut
geser dalam
Setelah kita mendapatkan nilai daya dukung Ultimit Tanah (qult) , Langkah selanjutnya
menghitung daya dukung ijin Tanah yaitu :
q = qult / Sf
dimana :
R
M
Dimana :
qC = Nilai Conus
Setelah kita mendapatkan nilai daya dukung Ultimit Tanah (qult) , Langkah selanjutnya
menghitung daya dukung ijin tanah yaitu :
q = qult / Sf
dimana :
Daya dukung ijin tanah dapat juga dihitung langsung dengan cara :
dimana :
qc = Nilai Konus
Daya dukung pondasi dalam merupakan penggabungan dua kekuatan daya dukung, yaitu daya
dukung ujung (qe) dan daya dukung lekatan (qs)
qc = Nilai Konus
O = Keliling Tiang
.R
LCC@ @
qe = qc. Kc. Ap
dimana :
qc = Nilai Konus
qs = .J(p. As
dimana :
As = Selimut tiang
qult = qe +.qs
Dimana :
Setelah kita mendapatkan nilai daya dukung Ultimit Tanah (qult) , Langkah selanjutnya
menghitung daya dukung ijin tanah yaitu :
q = qult / Sf
dimana :
Dii
Pi Div Pi
0,200 0,400