Metode bayi tabung diterapkan pertama kalinya pada tanggal 26 Juli 1978 lewat
kelahiran seorang bayi asal inggris bernama Louise Brown, di RS Distrik Oldham,
Manchester.
Proses metode bayi tabung yang dilakukan oleh DR.Patrick Steptoe ini dilakukan
tujuh bulan sebelum Louise lahir, tepatnya bulan November 1977, dengan cara
Sejak saat itu, teknologi reproduksi yang dikenal dengan istilah In Vitro
Fertilization (IVF) ini menjadi awal perkembangan teknologi kedokteran yang berkaitan
(RSAB) . Teknik yang kini disebut IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung
Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro fertilisation) adalah
sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi tabung
adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak
berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel
telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair.
C. Proses Terjadinya Bayi Tabung
Prosenya mula-mula dengan suatu alat khusus semacam alat untuk laparoskopi dilakukan
pengambilan sel telur dari wanita yang baru saja mengalami ovulasi.Kemudian sel telur yang
diambil tadi dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan dalam tabung yang suasananya
dibuat persis seperti dalam rahim.Setelah pembuahan hasil konsepsi tsb dipelihara beberapa saat
dalam tabung tadi sampai pada suatu saat tertentu akan dicangkokan ke dalam rahim wanita
tsb.Selanjutnya diharapkan embrio itu akan tumbuh sebagaimana layaknya di dalam rahim
Bayi tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah
suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur
dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi normal, pertemuan ini berlangsung di dalam saluran
tuba.
embrio yang akan ditempatkan pada rahim ibu. Embrio ini juga dapat disimpan dalam bentuk
Bayi tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturunan bagi ibu ibu yang memiliki
gangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur yang telah matang akan
dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran tuba (tuba fallopi) untuk selanjutnya
menunggu sel sperma yang akan membuahi. Jika terdapat gangguan pada saluran tuba maka
tubuh ibu, istilahnya in vitro vertilization (in vitro bahasa latin, artinya “dalam gelas atau
tabung,” vertilization artinya pembuahan). Dalam proses bayi tabung, sel telur matang diambil
dari indung telur ibu, dibuahi dengan sperma di dalam medium cairan. Setelah berhasil, embrio
kecil yang terjadi dimasukkan ke rahim dengan harapan berkembang menjadi bayi.
1. Seleksi pasien. Apakah Anda dan suami layak mengikuti program bayi tabung. Bila
2. Stimulasi atau merangsang indung telur untuk memastikan banyaknya sel telur. Secara
alami, sel telur hanya satu. namun untuk bayi tabung, perlu lebih dari sati sel telur untuk
memperoleh embrio.
3. Pemantauan pertumbuhan folikel (cairan berisi sel telur di indung telur) melalui
ultrasonografi. Tujuannya, melihat apakah sel telur sudah cukup metang untuk ‘dipanen.’
6. Pengambilan sperma suami (pada hari yang sama). Jika tidak ada masalah,
8. Transfer embrio kembali ke dalam rahim agar terjadi kehamilan, setelah embrio
terbentuk.
9. Penunjang fase luteal untuk mempertahankan dinding rahim. Dokter emberi obat untuk
10. Terakhir, proses simpan beku embrio. Jika ada embrio lebih, bisa disimpan untuk
kehamilan selanjutnya.
1. Datanglah ke dokter bagian obstetri dan ginekologi bila ingin menjalani satu siklus program
Bayi Tabung.
Bila ditemukan kelainan/masalah pada Anda berdua, dokter spesialis akan merujuk ke pusat
layanan bayi tabung. Setelah diketahui penyulit kehamilan, pasangan suami isteri disiapkan
menjalani proses bayi tabung.
3. Setiap pasangan akan menerima penjelasan program Bayi Tabung dan prosedur pelaksanaan
dalam sebuah kelas/kelompok.
4. Peserta program harus menandatangani perjanjian tertulis: bersedia bila dokter melakukan
tindakan yang dianggap perlu semisal operasi, bersedia menghadapi kemungkinan mengalami
kehamilan kembar dan risiko lain yang dapat ditimbulkan.
5. Pelaksanaan program bisa dimulai berdasarkan masa haid. Calon ibu akan diberi obat-obatan
hormonal sebagai pemicu ovulasi agar menghasilkan banyak sel telur. Selanjutnya
dilakukan Ovum pick up/Opu (pengambilan sel telur). Sedangkan calon ayah akan diambil
sperma dengan cara masturbasi. Bila jumlah sperma cukup banyak akan disemprotkan ke sel
telur.
Bila saat masturbasi tak ada sperma yang keluar, berarti ada sumbatan. Untuk itu akan dilakukan
cara lain, yaitu dengan MESA (Microsurgical Epydidimis Sperm Aspiration);sperma diambil dari
salurannya. Bisa juga dengan TESA (Testical Sperm Extraction); sperma diambil langsung dari
buah zakar.
Bila sperma yang dihasilkan sangat sedikit, maka dilakukan ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm
Injection); sperma disuntikkan ke sel telur. Cara ini khusus bagi pasangan infertil dimana suami
mempunyai sperma sangat sedikit.
6. Setelah terjadi fertilisasi dan embrio, maka embrio ditransfer ke rahim ibu.
7. Ibu dipantau beberapa waktu dengan pemeriksaan hormon kehamilan (hCG) di darah dan
pemeriksaan USG.