Anda di halaman 1dari 19

HASIL SURVEY

LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA

a. Data-data
No Jenis kendaraan Jumlah kendaraan
.
1. Mobil penumpang (2 ton) 15559 kendaraan
2. Bus kecil (5 ton) 1423 kendaraan
3. Bus besar (8 ton) 2511 kendaraan
4. Truck 2 as (13 ton) 2348 kendaraan
5. Truck 3 as (20 ton) 790 kendaraan
6. Truck 5 as (30 ton) 430 kendaraan
LHR 2007 23061 kend/hr/4lajur

I LALU LINTAS TINGGI


Rencanakan ketebalan perkerasan ruas jalan dengan data lalulintas / LHR (Average
Daily Traffic) pada tahun 2007 sebagaimana terlampir, sedangkan data yang lain
adalah:
 Jumlah lajur dan arah : 4 lajur dan 2 arah
 Klasifikasi jalan : Arteri
 Umur rencana : 12 tahun dengan i per tahun : 4 %
 Waktu pelaksanaan : 3 tahun dengan i per tahun 3 %
 Iklim : 900 mm/tahun dengan landai jalan : <6 %
 CBR tanah dasar : 5%
 Bahan-bahan perkerasan :
 Surface course : HRA (a1) = 0,40
 Base caourse : Lapen (a2) = 0,23
 Subbase caourse : Batu pecah (CBR 100) (a3) = 0,13
 Jenis jalan : jalan arteri
 Data-data :
No Jenis kendaraan Beban kendaraan Jumlah kendaraan
1. Mobil penumpang ( 1+1 ) ton 15559 kendaraan
2. Bus kecil ( 2+3 ) ton 1423 kendaraan
3. Bus besar ( 3+5 ) ton 2511 kendaraan
4. Truck 2 as ( 5+8 ) ton 2348 kendaraan
5. Truck 3 as ( 6+(2x7) ) ton 790 kendaraan
6. Truck 5 as ( 6+(2x7)+5+5 ) ton 430 kendaraan
LHR 2007 23061 kend/hr/4lajur

Penyelesaian
1. LHR pada tahun 2010 ( awal umur rencana ) sebagai berikut :
Rumus : (1+i)n
No Jenis kendaraan Jumlah kendaraan
1. Mobil penumpang (2 ton) 15559 (1+0,03)3 17001,7kendaraan

2. Bus kecil (5 ton) 1423 (1+0,03)3 1554,9 kendaraan

3. Bus besar (8 ton) 2511 (1+0,03)3 2743,8 kendaraan

4. Truck 2 as (13 ton) 2348 (1+0,03)3 2565,7 kendaraan

5. Truck 3 as (20 ton) 790 (1+0,03)3 863,25kendaraan

6. Truck 5 as (30 ton) 430 (1+0,03)3 469,87 kendaraan

2. LHR pada tahun 2022 ( akhir umur rencana ) sebagai berikut :


Rumus : (1+i)n
No Jenis kendaraan Jumlah kendaraan
12
1. Mobil penumpang (2 ton) 17001,7 (1+0,04) 27220,3 kendaraan

2. Bus kecil (5 ton) 1554,9 (1+0,04)12 2489,4 kendaraan

3. Bus besar (8 ton) 2743,8 (1+0,04)12 4392,9 kendaraan

4. Truck 2 as (13 ton) 2565,7 (1+0,04)12 4107,77 kendaraan

5. Truck 3 as (20 ton) 863,25 (1+0,04)12 1382,09 kendaraan

6. Truck 5 as (30 ton) 469,87 (1+0,04)12 752,28 kendaraan

3. Menghitung angka ekivalen (E) masing-masing kendaraan sebagai berikut :


Angka ekivalensi dari daftar III
Jenis
No Beban kendaraan Angka ekivalensi
kendaraan
1. MP ( 1+1 ) ton 0,0002+0,0002 = 0,0004
2. Bus kecil ( 2+3 ) ton 0,0036+0,0183 = 0,0219
3. Bus besar ( 3+5 ) ton 0,0183+0,1410 = 0,1593
4. Truck 2 as ( 5+8 ) ton 0,1410+0,9238 = 1,0648
5. Truck 3 as ( 6+(2x7) ) ton 0,2923+0,7452 = 1,0375
6. Truck 5 as ( 6+(2x7)+5+5 ) ton 0,2923+0,7452+0,1410+0,1410 = 1,3195

4. Menghitung lintas ekivalen permulaan (LEP) sebagai berikut :


n

Rumus : LEP =
∑ j=1 LHR j xCj xEj
Digunakan LHR pada tahun 2010
Dari daftar II (jalan 4 lajur 2 arah) diperoleh koefisien distribusi kend (c) :
 Kendaraan ringan : 0,30
 Kendaraan berat : 0,45
No Jenis kendaraan Perhitungan LEP
1. Mobil penumpang (2 ton) 17001,7x 0,30 x 0,0004 = 2,04

2. Bus kecil (5 ton) 1554,9 x 0,45 x 0,0219 = 15,32


3. Bus besar (8 ton) 2743,8 x 0,45 x 0,1593 = 196,7
4. Truck 2 as (13 ton) 2565,7 x 0,45 x 1,0648 = 1229,4
5. Truck 3 as (20 ton) 863,25 x 0,45 x 1,0375 = 403,03
6. Truck 5 as (30 ton) 469,87 x 0,45 x 1,3195 = 278,99
LEP = 2125,48

5. Menghitung lintas ekivalen akhir (LEA) sebagai berikut :


n

Rumus : LEA =
∑ j=1 LHR j xCj xEj
Digunakan LHR pada tahun 2022
No Jenis kendaraan Perhitungan LEA
1. Mobil penumpang (2 ton) 27220,3 x 0,30 x 0,0004 = 3,27

2. Bus kecil (5 ton) 2489,4 x 0,45 x 0,0219 = 24,54

3. Bus besar (8 ton) 4392,9 x 0,45 x 0,1593 = 314,9

4. Truck 2 as (13 ton) 4107,77 x 0,45 x 1,0648 = 1968,3


5. Truck 3 as (20 ton) 1382,09 x 0,45 x 1,0375 = 645,26
6. Truck 5 as (30 ton) 752,28 x 0,45 x 1,3195 = 446,69
LEA = 3402,96

6. Menghitung lintas ekivalen tengah ( LET) sebagai berikut :


Rumus : LET = ½ ( LEP + LEA )
LET2022 = ½ ( LEP + LEA )
= ½ ( 2125,48+ 3402,96 )
= 2764,22

7. Menghitung lintas ekivalen rencana ( LER) sebagai berikut :


Rumus : LER = LET x UR/10
LER2018 = LET2022 x UR/10
= 2764,22 x ( 12/10 )
= 3317,06

8. Mencari nilai indek tebal perkerasan ( ITP ) sebagai berikut :


 CBR tanah dasar = 5 %, diperoleh DDT = 4,8 ( pada gambar I)
 Faktor regional (FR)
Iklim : 900 mm/tahun dengan landai jalan : <6 %
Diperoleh faktor regional (FR) = 1,5 (Daftar IV)
 Indeks permukaan pada akhir umur rencana (IP)
LER = 3317,06 jenis jalan arteri
Diperoleh IPt = 2,5 ( Daftar V )
 Indek permukaan awal umur rencana (IPo)
Perkerasan permukaan : Hot Rolled Asphalt
Diperoleh IPo = 3,9 – 3,5
Maka dari nomogram 2, lampiran 1 (2) diperoleh ITP12 = 8

9. Menetapkan tebal perkerasan


Surface course : Hot Rolled Asphalt (a1) = 0,30
Base caourse : Lapen (a2) = 0,23
Subbase caourse : Batu pecah A (CBR 100) (a3) = 0,13
CBR tanah dasar : 5%
UR : 12 tahun

ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3


8 = 0,3 . D1 + 0,23 . 20 + 0,13. 10
8 = 0,3 . D1 + 5,9

D1 = 7 cm
Susunan perkerasan
Surface course : Hot Rolled Asphalt (a1) = 7 cm
Base caourse : Lapen (a2) = 20 cm
Subbase caourse : Batu pecah A (CBR 100) (a3) = 10 cm

I I PERENCANAAN PERKUATAN JALAN LAMA


( Pelapisan Tambahan / Overlay )
Apabila pada akhir umur rencana jalan perlu diberikan lapis tambahan, tentukan
kebutuhan lapis tambahan jika diketahui data sebagai berikut :
 Umur rencana lapis tambahan = 12 tahun dengan i = 3 %
 Data test pit diperoleh :
No Susunan perkerasan Tebal (cm) Kondisi lapisan
1. Hot Rolled Asphalt Crack halus
2. Lapen Crack sedang
3. Batu Pecah kelas A PI : <6 %

 Data lalulintas / LHR tahun 2022 adalah :


No Jenis kendaraan Beban kendaraan Jumlah kendaraan
1. Mobil penumpang 2 ton 15559 kendaraan

2. Bus kecil 5 ton 1423 kendaraan

3. Bus besar 8 ton 2511 kendaraan

4. Truck 2 as 13 ton 2348 kendaraan

5. Truck 3 as 20 ton 790 kendaraan

6. Truck 5 as 30 ton 430 kendaraan

Penyelesaian
1. LHR pada tahun 2034 ( awal umur rencana ) sebagai berikut :
Rumus : (1+i)n
No Jenis kendaraan Jumlah kendaraan
12
1. Mobil penumpang (2 ton) 15559 (1+0,03) 22183,4 kendaraan

2. Bus kecil (5 ton) 1423 (1+0,03)12 2028,86 kendaraan

3. Bus besar (8 ton) 2511 (1+0,03)12 3580,08 kendaraan

4. Truck 2 as (13 ton) 2348 (1+0,03)12 3347,69 kendaraan

5. Truck 3 as (20 ton) 790 (1+0,03)12 1126,35 kendaraan

6. Truck 5 as (30 ton) 430 (1+0,03)12 613,08 kendaraan

2. Menghitung angka ekivalen (E) masing-masing kendaraan sebagai berikut :


Angka ekivalensi dari daftar III
Jenis
No Beban kendaraan Angka ekivalensi
kendaraan
1. MP ( 1+1 ) ton 0,0002+0,0002 = 0,0004
2. Bus kecil ( 2+3 ) ton 0,0036+0,0183 = 0,0219
3. Bus besar ( 3+5 ) ton 0,0183+0,1410 = 0,1593
4. Truck 2 as ( 5+8 ) ton 0,1410+0,9238 = 1,0648
5. Truck 3 as ( 6+(2x7) ) ton 0,2923+0,7452 = 1,0375
6. Truck 5 as ( 6+(2x7)+5+5 ) ton 0,2923+0,7452+0,1410+0,1410 = 1,3195

3. Menghitung lintas ekivalen permulaan (LEP) sebagai berikut :


n

Rumus : LEP =
∑ j=1 LHR j xCj xEj
Digunakan LHR pada tahun 2022
Dari daftar II (jalan 4 lajur 2 arah) diperoleh koefisien distribusi kend (c) :
 Kendaraan ringan : 0,30
 Kendaraan berat : 0,45
No Jenis kendaraan Perhitungan LEP
1. Mobil penumpang (2 ton) 15559 x 0,30 x 0,0004 = 1,87

2. Bus kecil (5 ton) 1423 x 0,45 x 0,0219 = 14,02


3. Bus besar (8 ton) 2511 x 0,45 x 0,1593 = 173,9
4. Truck 2 as (13 ton) 2348 x 0,45 x 1,0648 = 1125,06
5. Truck 3 as (20 ton) 790 x 0,45 x 1,0375 = 368,83
6. Truck 5 as (30 ton) 430 x 0,45 x 1,3195 = 255,32
LEP = 1939

4.
5. Menghitung lintas ekivalen akhir (LEA) sebagai berikut :
n

Rumus : LEA =
∑ j=1 LHR j xCj xEj
Digunakan LHR pada tahun 2034
No Jenis kendaraan Perhitungan LEA
1. Mobil penumpang (2 ton) 22183,4 x 0,30 x 0,0004 = 2,66

2. Bus kecil (5 ton) 2028,86 x 0,45 x 0,0219 = 19,99


3. Bus besar (8 ton) 3580,08 x 0,45 x 0,1593 = 256,64

4. Truck 2 as (13 ton) 3347,69 x 0,45 x 1,0648 = 1604,08


5. Truck 3 as (20 ton) 1126,35 x 0,45 x 1,0375 = 525,7

6. Truck 5 as (30 ton) 613,08 x 0,45 x 1,3195 = 364,03


LEA = 2773,10

6. Menghitung lintas ekivalen tengah ( LET) sebagai berikut :


Rumus : LET = ½ ( LEP + LEA )
LET2026 = ½ ( LEP + LEA )
= ½ ( 1939 + 2773,10 )
= 2356,05

7. Menghitung lintas ekivalen rencana ( LER) sebagai berikut :


Rumus : LER = LET x UR/10
LER2034 = LET2026 x UR/10
= 2356,05 x ( 12/10 )
= 2827,26

7. Mencari nilai indek tebal perkerasan ( ITP ) sebagai berikut :


 CBR tanah dasar = 5 %, diperoleh DDT = 4,8 ( pada gambar I)
 Faktor regional (FR)
Iklim : 900 mm/tahun dengan landai jalan : <6 %
Diperoleh faktor regional (FR) = 1,5 (Daftar IV)

 Indeks permukaan pada akhir umur rencana (IP)


LER = 2827,26 dan jenis jalan arteri
Diperoleh IPt = 2,5 ( Daftar V )
 Indek permukaan awal umur rencana (IPo)
Perkerasan permukaan : Hot Rolled Asphalt
Diperoleh IPo = 3,9 – 3,5
Maka dari nomogram 2, lampiran 1 (2) diperoleh ITP12 = 8

8. Menetapkan tebal lapis tambahan :


 kekuatan jalan lama :
Hot Rolled Asphalt, 12 cm = 80 % x 7 x 0,3 = 1,68
Lapen, 20 cm = 60 % x 20 x 0,23 = 2,76
Batu Pecah kelas A (CBR 100), 10 cm = 100 % x 10 x 0,13 = 1,3
ITP ada = 5,74
 UR = 12 tahun
Δ ITP12 = ITP12 – ITP ada
= 8 – 5,74
= 2,26
Δ ITP12 = a1. D1
2,26 = 0,3 . D1
D1 = 7,53 ≈ 7,5 cm ( Hot Rolled Asphalt )

LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Jumlah jalur dan koefisien distribusi kendaraan ( c )


Daftar I
Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan
Lebar perkerasan (L) Jumlah lajur (n)
L < 5,50 m 1 lajur
5,50 m ≤ L < 8,25 m 2 lajur
8,25 m ≤ L < 11,25 m 3 lajur
11,25 m ≤ L < 15,00 m 4 lajur
15,00 m ≤ L < 18,75 m 5 lajur
18,75 m ≤ L < 22,00 m 6 lajur

( Sumber : Petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode
analisa komponen )

Daftar II
Koefisien Distribusi Kendaraan ( C )
Jumlah Kendaraan ringan* ) Kendaraan berat * * )
lajur 1 arah 2 arah 1 arah 2 arah
1 lajur 1,00 1,00 1,00 1,00
2 lajur 0,60 0,50 0,70 0,50
3 lajur 0,40 0,40 0,50 0,475
4 lajur - 0,30 - 0,45
5 lajur - 0,25 - 0,425
6 lajur - 0,20 - 0,40
*
) berat total < 5 ton, misalnya : mobil penumpang, pick up, mobil hantar.
**
) berat total ≥ 5 ton, misalnya : bus, truk, traktor, semi trailler, trailler.
( Sumber : Petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode
analisa komponen)
2. Angka ekivalen (E) beban sumbu kendaraan.
Daftar III
Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan
Benban Sumbu Angka Ekivalen
Kg Lb Sumbu Tunggal Sumbu Ganda
1000 2205 0,0002 -
2000 4409 0,0016 0,0003
3000 6614 0,0183 0,0016
4000 8818 0,0577 0,0050
5000 11023 0,1410 0,0121
6000 1328 0,2923 0,0251
7000 12432 0,5415 0,0466
8000 17637 0,9238 0,0794
8160 18000 1,0000 0,0860
9000 19841 1,4798 0,1273
10000 22046 2,2555 0,1940
11000 24251 3,3022 0,2840
12000 26455 4,6770 0,4022
13000 28660 6,4419 0,5540
14000 30864 8,6647 0,7452
15000 33069 11,4184 0,9820
16000 35276 14,7815 1,2712

( Sumber : Petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode
analisa komponen )

3. Faktor regional (FR)


Gambar 1
Korelasi DDT dan CBR

Daftar IV
Faktor Regional (FR)
Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III
(<6%) (6-10%) (> 10%)
% kendaraan % kendaraan % kendaraan
berat berat berat
≤ 30 % > 30 % ≤ 30 % > 30 % ≤ 30 % > 30 %
Iklim I
0,5 1,0-1,5 1,0 1,5-2,0 1,5 2,0-2,5
< 900 mm/th
Iklim II 1,5 2,0-2,5 2,0 2,5-3,0 2,5 3,0-35
> 900 mm/th
Catatan : Pada bagian-bagian jalan tertentu, seperti persimpangan, pemberhentian
atau tikungan tajam (jari-jari 30 m) FR ditambah dengan 0,5. pada daerah
rawa-rawa FR ditambah dengan 1,0.
( Sumber : Petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode
analisa komponen )

4. Indeks permukaan (IP)


Daftar V
Indeks permukaan pada akhir umur rencana (IP)
LER = Lintas Ekivalen Klasifikasi jalan
Rencana * ) Lokal Kolektor Arteri Tol
< 10 1,0-1,5 1,5 1,5-2,0 -
10 – 100 1,5 1,5-2,0 2,0 -
100 – 1000 1,5-2,0 2,0 2,0-2,5 -
> 1000 - 2,0-2,5 2,5 2,5
*) LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban tunggal.
Cacatan : Pada proyek-proyak penunjang jalan, JAPAT / jalan murah atau jalan
darurat maka IP dapat diambil 1,0.
( Sumber : Petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode
analisa komponen )

Daftar VI
Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo)
Roughness * )
Jenis lapis perkerasan IPo
(mm/km)
LASTON ≥4 ≤ 1000
3,9 – 3,5 > 1000
LASBUTAG 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,4 – 3,0 > 2000
HRA 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,4 – 3,0 > 2000
BURDA 3,9 – 3,5 < 2000
BURTU 3,4 – 3,0 < 2000
LAPEN 3,4 – 3,0 ≤ 3000
2,9 – 2,5 > 3000
LATASBUM 2,9 – 2,5
BURAS 2,9 – 2,5
LATASIR 2,9 – 2,5
JALAN TANAH ≤ 2,4
JALAN KERIKIL ≤ 2,4

( Sumber : Petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode
analisa komponen)

5. Koefisien kekuatan relative ( a )


Daftar VII
Koefisien kekuatan relative ( a )
Koefisien kekuatan relatif Kekuatan bahan
MS Kt CBR Jenis bahan
a1 a2 a3
(kg) (kg/cm) (%)
0,40 - - 744 - -
Laston
0,35 - - 590 - -

Lanjutan Daftar VII


Koefisien kekuatan relative ( a )
Koefisien kekuatan
Kekuatan bahan
relatif
Jenis bahan
MS Kt CBR
a1 a2 a3
(kg) (kg/cm) (%)
0,32 - - 454 - - Laston
0,30 - - 340 - -

0,35 - - 744 - - Lasbutag


0,31 - - 590 - -
0,28 - - 454 - -
0,26 - - 340 - -
0,30 - - 340 - - HRA
0,26 - - 340 - - Aspal Macadam
0,25 - - - - - Lapen (mekanis)
0,20 - - - - - Lapen (manual)

- 0,28 - 590 - - Laston atas


- 0,26 - 454 - -
- 0,24 - 340 - -

- 0,23 - - - - Lapen (mekanis)


- 0,19 - - - - Lapen (manual)

- 0,15 - - 22 - Stab. Tanah dengan


- 0,13 - - 18 - semen

- 0,15 - - 22 - Stab. Tanah dengan


- 0,13 - - 18 - kapur

Lanjutan Daftar VII


Koefisien kekuatan relative ( a )
Koefisien kekuatan
Kekuatan bahan
relatif
Jenis bahan
MS Kt CBR
a1 a2 a3
(kg) (kg/cm) (%)
- 0,14 - - - 100 Batu pecah (kls A)
- 0,13 - - - 80 Batu pecah (kls B)
- 0,12 - - - 60 Batu pecah (kls C)

- - 0,13 - - 70 Sirtu/pitrun (kls A)


- - 0,12 - - 50 Sirtu/pitrun (kls B)
- - 0,11 - - 30 Sirtu/pitrun (klsC)
- - 0,10 - - 20 Tanah/lempung
kepasiran
Catatan : kuat tekan stabilitas tanah dengan semen diperiksa pada hari ke 7 . kuat
tekan stabilitas tanah dengan kapur diperiksa pada hari ke 21.
( Sumber : Petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode
analisa komponen)

6. Batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan


Daftar VIII
Batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan
1. lapis permukaan :
ITP Tebal Minimum (cm) Bahan
< 3,00 5 Lapis pelindung : (Buras/Burtu/Burda)
3,00 – 6,70 5 Lapen/Aspal Macadam, HRA,
Lasbutag, Laston.
6,71 – 7,49 7,5 Lapen/Aspal Macadam, HRA,
Lasbutag, Laston

Lanjutan Daftar VIII


Batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan
1. lapis permukaan :
ITP Tebal Minimum (cm) Bahan
7,50 – 9,99 7,5 Lasbutag, Laston
≥ 10,00 10 Laston
( Sumber : Petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode
analisa komponen)

2. Lapis Pondasi :
Tebal Minimum
ITP Bahan
(cm)
< 3.00 15 Batu pecah, stabilitas tanah dengan
semen, stabilitas tanah dengan kapur.
3,00 – 7,49 20 * ) Batu pecah, stabilitas tanah dengan
semen, stabilitas tanah dengan kapur.
10 Laston atas
7,50 – 9,99 20 Batu pecah, stabilitas tanah dengan
semen, stabilitas tanah dengan kapur,
pondasi macadam.
15 Laston atas.
10 – 12,14 20 Batu pecah, stabilitas tanah dengan
semen, stabilitas tanah dengan kapur,
pondasi macadam, lapen, laston atas.
≥ 12,25 25 Batu pecah, stabilitas tanah dengan
semen, stabilitas tanah dengan kapur,
pondasi macadam, lapen, laston atas.
*
) batas 20 cm tersebut dapat diturunkan menjadi 15 cm bila untuk pondasi
bawah digunakan material berbutir kasar.
( Sumber : Petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode
analisa komponen)

3. Lapis pondasi bawah :


Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah
10 cm.
( Sumber : Petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode
analisa komponen)

7. Pelapisan tambahan
Daftar IX
Nilai kondisi perkerasan jalan
1. lapis permukaan :
Umumnya tidak retak, hanya sedikit deformasi pada
jalur roda……………………………….……………………….90 – 100 %
Terlihat retak halus, sedikit deformasi pada jalur roda
namun masih tetap stabil………………………………………...70 – 90 %
Retak sedang, beberapa deformasi pada jalur roda,
pada dasarnya masih menunjukkan kestabilan…..……………....50 – 70 %
Retak banyak, demikian juga derformasi pada jalur
roda, menunjukkan gejala ketidak stabilan………………………30 – 50 %
2. Lapis pondasi :
a. Pondasi aspal beton atau penetrasi macadam
umumnya tidak retak……………………………………………90 – 100 %
Terlihat retak halus namun masih tetap stabil…………………70 – 100 %
Retak sedang, pada dasarnya masih menunjukkan
kestabilan…………………………………………………………50 – 70 %
Retak banyak, menunjukkan gejala ketidak stabilan…………….30 – 50 %
b. Stabilisasi tanah dengan semen atau kapur :
Indek plastisitas (plasticity index = PI) ≤ 10………………… 70 – 100 %
c. Pondasi macadam atau batu pecah :
Indek plastisitas (plasticity index = PI) ≤ 6………………… 80 – 100 %
3. Lapis pondasi bawah :
Indek plastisitas (plasticity index = PI) ≤ 6………………… 90 – 100 %
Indek plastisitas (plasticity index = PI) > 6…………………… 70 – 90 %
8. Nomogram
Nomogram 1 (2)

Anda mungkin juga menyukai