Anda di halaman 1dari 7

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya kelainan di kulit adalah:

a.Faktor virulensi dari dermatofita

Virulensi ini bergantung pada afinitas jamur apakah jamur antropofilik, zoofilik, geofilik.
Selain afinitas ini massing-masing jamur berbeda pula satu dengan yang lain dalam hal
afinitas terhadap manusia maupun bagian-bagian dari tubuh misalnya: Trichopyhton rubrum
jarang menyerang rambut, Epidermophython fluccosum paling sering menyerang liapt paha
bagian dalam.

b.Faktor trauma

Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil lebih susah untuk terserang jamur.

c.Faktor suhu dan kelembapan

Kedua faktor ini jelas sangat berpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak pada lokalisasi atau
lokal, dimana banyak keringat seperti pada lipat paha, sela-sela jari paling sering terserang
penyakit jamur.

d.Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan

Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur dimana terlihat insiden penyakit
jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih rendah sering ditemukan daripada
golongan ekonomi yang baik

e.Faktor umur dan jenis kelamin (Boel, Trelia.Drg. M.Kes.2003)

MANIFESTASI KLINIS

1. Anamnesis

Keluhan penderita adalah rasa gatal dan kemerahan di regio inguinalis dan dapat meluas ke
sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. Dapat pula meluas ke supra pubis dan abdomen
bagian bawah. Rasa gatal akan semakin meningkat jika banyak berkeringat. Riwayat pasien
sebelumnya adalah pernah memiliki keluhan yang sama. Pasien berada pada tempat yang
beriklim agak lembab, memakai pakaian ketat, bertukar pakaian dengan orang lain, aktif
berolahraga, menderita diabetes mellitus. Penyakit ini dapat menyerang pada tahanan penjara,
tentara, atlit olahraga dan individu yang beresiko terkena dermatophytosis.

2. Pemeriksaan Fisik

Efloresensi terdiri atas bermacam-macam bentuk yang primer dan sekunder. Makula
eritematosa, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustula. Jika kronis
atau menahun maka efloresensi yang tampak hanya makula hiperpigmentasi dengan skuama
diatasnya dan disertai likenifikasi. Garukan kronis dapat menimbulkan gambaran likenifikasi.

Manifestasi tinea cruris :

1.Makula eritematus dengan central healing di lipatan inguinal, distal lipat paha, dan proksimal
dari abdomen bawah dan pubis

2.Daerah bersisik

3.Pada infeksi akut, bercak-bercak mungkin basah dan eksudatif

4.Pada infeksi kronis makula hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya dan disertai
likenifikasi

5.Area sentral biasanya hiperpigmentasi dan terdiri atas papula eritematus yang tersebar dan
sedikit skuama

6.Penis dan skrotum jarang atau tidak terkena

7.Perubahan sekunder dari ekskoriasi, likenifikasi, dan impetiginasi mungkin muncul karena
garukan

8.Infeksi kronis bisa oleh karena pemakaian kortikosteroid topikal sehingga tampak kulit
eritematus, sedikit berskuama, dan mungkin terdapat pustula folikuler
9.Hampir setengah penderita tinea cruris berhubungan dengan tinea pedis (Wiederkehr,
Michael. 2008).

Gambar Tinea Cruris

Gambar Tinea cruris with red annular scaly plaques

V.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan mikologik untuk membantu penegakan diagnosis terdiri atas pemeriksaan


langsung sediaan basah dan biakan. Pada pemeriksaan mikologik untuk mendapatkan jamur
diperlukan bahan klinis berupa kerokan kulit yang sebelumnya dibersihkan dengan alkohol 70%.

a.Pemeriksaan dengan sediaan basah

Kulit dibersihkan dengan alkohol 70% → kerok skuama dari bagian tepi lesi dengan
memakai scalpel atau pinggir gelas → taruh di obyek glass → tetesi KOH 10-15 % 1-2
tetes → tunggu 10-15 menit untuk melarutkan jaringan → lihat di mikroskop dengan
pembesaran 10-45 kali, akan didapatkan hifa, sebagai dua garis sejajar, terbagi oleh sekat,
dan bercabang, maupun spora berderet (artrospora) pada kelainan kulit yang lama atau
sudah diobati, dan miselium

b. Pemeriksaan kultur dengan Sabouraud agar

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada medium saboraud
dengan ditambahkan chloramphenicol dan cyclohexamide (mycobyotic-mycosel) untuk
menghindarkan kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan. Identifikasi jamur
biasanya antara 3-6 minggu (Wiederkehr, Michael. 2008)

c.Punch biopsi

Dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis namun sensitifitasnya dan


spesifisitasnya rendah. Pengecatan dengan Peridoc Acid–Schiff, jamur akan tampak merah
muda atau menggunakan pengecatan methenamin silver, jamur akan tampak coklat atau
hitam (Wiederkehr, Michael. 2008).

Pengecatan dengan Periodic Acid Shiff

Pemeriksaan
3.a) Anamnesis
Selalunya mangsa tinea kruris datang ke doktor dengan keluhan bercak di lipatan paha, di regio inguinal,
kulit terasa gatal dan panas. Waktu berpeluh lebih gatal dan tidak selesa. Bercak dapat sampai ke sekitar
tepi paha,naik ke perut, ke sekitar anus atau ke testis.

3.b) Fizik
Bercak pada kulit akibat peradangan dan iretasi yang bewarna merah atau hitam. Berbatas tegas dengan
warna lebih gelap, simetris dan dapat meyebar ke paha, perut, bgian anus dan testis.lLlaki dewasa lebih
sering terkena berbandinag wanita. Selalunya terasa gatal dan panas.

3.c) Penunjang

Wood's Light Examination


Kebanyakan dermatofitosis tidak fluorensen termasuklah penyebab tinea kruris. Pemeriksaan cahaya
Wood dapat membantu membezakan erithrasma yang disebabkan oleh bakteria Corynebacterium
minutissimum, yang fluoresen merah , dan tinea cruris, yang tidak fluoresen

Apabila positif, uji Wood ini dapat membantu menentukan lamanya infeksi, respon dan rawatan yang
harus diberi.

Mikroskop
Pemeriksaan mikroskop adalah tunjang kepada diagnosis infeksi tinea. Pada tinea kruris, bahan untuk
pemeriksaan jamur sebaiknya diambil dengan mengikis tepi lesi yang meninggi atau aktif. Khusus untuk
lesi yang berbentuk lenting-lenting, seluruh atapnya harus diambil untuk bahan pemeriksaan.
Pemeriksaan mikroskopik dengan menggunakan mikroskop) secara langsung menunjukkan artrospora
(hifa yang bercabang) yang khas pada infeksi dermatofita.

Kultur
Kultur jarang di lakukan karena selalunya mahal dan memakan masa yang lama.namun,kultur dilakukan
apabila pesakit dengan riwayat terapi obat yang lama tetapi diagnosis masih diragui. Identifikasi spesifik
zoofilik spesies sebagai sumber infeksi dapat membantu mencegah infeksi kembali ia juga penting untuk
menentukan spesifik jamur penyebab karena aktiviti anti jamur bervariasi.

4. Diagnosis Kerja
Tinea kruris sering menyebaban kegatalan dan panas di daerah groin atau selangkangan, sekitar paha
atau anus. Ia mungkin melibatkan bagian dalam tepi paha dan genital dan perut. Tempat terkena akan
menjadi merah atau gelap dengan kulit yang merekah,tipis dan mengelupas.
Infeksi akut bermula dengan kulit di kedua lipat paha kemudian menyebar dan batasnya lebih tegas dan
gelap. Jika infeksi makin lama, kawasan infeksi akan merebak ke bagian tepi sebelah dalam paha dan
bertambah merah dan gatal. Perbezaan kulit normal dan area infeksi kelihatan jelas pada waktu ini.

Batas kawasan infeksi menjadi lebih merah, kadang wujud nodul atau pustule di batas batasnya. Infeksi
minimum pada testis dan penis. Awalnya pesakit akan mengeluh kegatalan yang sangat kemudian lesi
bertambah gatal jika maserasi dan superinfesi berlaku.

Cara terbaik untuk diagnosa tinea kruris adalah dengan melihat hifanya di bawah mikroskop, uji KOH.
Kulit yang terkena infeksi di kerok sedikit dan di letakkan di slide kaca. Tetes sedikit kalium hidroksida
KOH dan slide dipanaskan sekejap. KOH akan menjadikan bahan pada kulit sel terlepas bersamam hifa
tanpa menganggu bentuk dan bahannya. Stain khas seperti Chlorazol Fungal Stain, Swartz Lamkins
Fungal Stain, atau Parker's blue ink boleh digunakan untuk membantu melihat hifa dengan lebih baik.

5. diagnosis banding

1. Psoriasis Vulgaris
Psoriasis vulgaris berbeza dengan Tinea Cruris karena terdapat kulit mengelupas atau skuama yang
tebal, kasar, dan berlapis-lapis, disertai tanda titisan lilin, Kobner dan Auspitz. Tempat predileksinya juga
berbeza, psoriasis sering terdapat di ekstremitas bagian ekstensor terutama siku, lutut, kuku dan daerah
lumbosakral. Perbezaannya ialah skuamanya lebih tebal dan putih, seperti kaca. Selain itu, pada
pemeriksan histopatologis terdapat papilomatosis.

2. Pitiriasis Rosea
Pitiriasis rosea ialah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, dimulai dengan lesi awal
berbentuk eritema dan skuama halus. Lesi awal berupa herald patch, umumnya di badan, soliter, bentuk
oval dan terdiri atas eritema serta skuama halus dan tidak berminyak di pinggir. Lesi berikutnya lebih
khas yang dapat dibedakan dengan Tinea Cruris, yaitu lesi yang menyerupai pohon cemara terbalik.
Tempat predileksinya juga berbeda, lebih sering pada badan, lengan atas bagian proksimal dan paha
atas, jarang pada kulit kepala.

3. Kandidiasis
Kandidiasis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candida
albicans.
Kandidosis kadang sulit dibezakan dengan Tinea Cruris jika mengenai lipatan paha dan perianal. Lesi
dapat berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah dan berkrusta. Perbedaannya ialah pada
kandidiasis terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan satelit-satelit di sekitarnya.
Biasanya kandidiasis dilipat paha mempunyai konfigurasi hen and chicken. Predileksinya juga bukan
pada daerah-daerah yang berminyak, tetapi lebih sering pada daerah yang lembab. Selain itu, pada
pemeriksaan dengan larutan KOH 10 %, terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu. Pada wanita, ada
tidaknya flour albus biasanya dapat membantu diagnosis.
Pada penderita diabetes mellitus, kandidiasis merupakan penyakit yang sering dijumpai.

4 . Eritrasma
Eritrasma merupakan penyakit yang sering berlokalisasi di sela paha. Efloresensi yang sama, yaitu
eritema dan skuama, pada seluruh lesi merupakan tanda-tanda khas penyakit ini. Pemeriksaan biasanya
dilakukan dengan lampu Wood dapat menolong dengan adanya fluoresensi merah ( red coral ).
6 Rawatan

Preventif
|Faktor-faktor yang perlu dihindari atau dihilangkan untuk mencegah terjadi tinea
korporis antara lain :6
a. Mengurangi kelembaban dari tubuh pasien dengan menghindari pakaian yang
panas (karet, nylon), memperbaiki ventilasi rumah dan menghindari berkeringat
yang berlebihan.
b. Menghindari sumber penularan yaitu binatang, kuda, sapi, kucing, anjing, atau
kontak pasien lain.
c. Menghilangkan fokal infeksi ditempat lain misalnya di kuku atau di kaki.
d. Meningkatkan hygiene dan memperbaiki makanan.
e. Faktor-faktor predisposisi lain seperti diabetes mellitus, kelaian endokrin yang
lain, leukemia, harus dikontrol.
Beberapa faktor yang memudahkan timbulnya residif pada tinea kruris harus
dihindari atau dihilangkan antara lain :
a. Temperatur lingkungan yang tinggi, keringat berlebihan, pakaian dari karet atau
nilon.
b. Pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air misalnya berenang
c. Kegemukan , selain faktor kelembaban, gesekan kronis dan keringat berlebihan
disertai higiene yang kurang, memudahkan timbulnya infeksi jamur.

UPAYA PENCEGAHAN
Bagi seseorang yang sedang terinfeksi jamur kulit
atau yang relatif mudah terinfeksi jamur
berdasarkan pengalaman masa lalunya (pernah
menderita infeksi jamur), ada baiknya berupaya
mencegah penjalaran dan terulangnya infeksi jamur
kulit dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menggunakan pakaian longgar dan
sedapat mungkin terbuat dari bahan
katun.
Menggunakan kaos kaki dari bahan katun
dan menghindari memakai kaos kaki
yang lembab.
Mengganti pakaian setiap hari dengan
pakaian kering. (untuk yang kos-kosan
hendaknya tidak membiasakan diri
memakai pakian yang tergantung
berhari-hari tanpa dicuci … termasuk
yang gak kos juga)
Menggunakan sepatu yang tidak lembab.
(jangan lupa menjemur sepatu yaaa)
Mengeringkan handuk setelah setiap kali
digunakan.
Menghindari memakai pakaian orang lain
yang sedang menderita infeksi jamur
kulit.
Mandi dengan air bersih segera setelah
mandi di tempat-tempat umum.
Jika perlu, menaburkan bedak atau bedak
anti jamur terutama di sela-sela jari kaki
dan pelipatan kulit.
KEGAGALAN PENGOBATAN
Beberapa faktor penyebab terjadinya kegagalan
pengobatan, antara lain:
Penggunaan obat yang kurang tepat,
menyangkut jenis, dosis dan lamanya
penggunaan.
Penggunaan obat yang tidak teratur, suka
lupa dan bosan.
Adanya infeksi sekunder yang tidak
sekaligus diobati.
Terjadinya infeksi ulangan (reinfeksi)
selama pengobatan maupun setelah
pengobatan.
Terjadinya resistensi obat akibat
pengguanaan obat yang tidak teratur dan
tidak tepat.

Penatalaksanaan
Preventif
î|
_|

Umum:
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit ini adalah penyakit
yang disebabkan oleh jamur.
Menyarankan kepada pasien untuk tidak menggunakan handuk
orang lain.
Memberi tahu pasien untuk menggunakan obat secara teratur dan
tidak menghentikan pengobatan tanpa seizin dokter.
Khusus:
Sistemik:
Tablet Ketokonazol 1 x 200 mg/hari selama 2 pekan.
Tablet Cetirizine 1 x 10 mg/hari (jika rasa gatal timbul)
J. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia at bonam

Anda mungkin juga menyukai

  • Ayah Frisya
    Ayah Frisya
    Dokumen1 halaman
    Ayah Frisya
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Maju
    Maju
    Dokumen44 halaman
    Maju
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Blanko DRH
    Blanko DRH
    Dokumen4 halaman
    Blanko DRH
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Sop Pemulangan
    Sop Pemulangan
    Dokumen2 halaman
    Sop Pemulangan
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Tugas Statistik12
    Tugas Statistik12
    Dokumen2 halaman
    Tugas Statistik12
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Tugas Statistik12
    Tugas Statistik12
    Dokumen2 halaman
    Tugas Statistik12
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Tugas Statistik12
    Tugas Statistik12
    Dokumen2 halaman
    Tugas Statistik12
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Tugas Statistik12
    Tugas Statistik12
    Dokumen2 halaman
    Tugas Statistik12
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • 1 Halaman Depan
    1 Halaman Depan
    Dokumen5 halaman
    1 Halaman Depan
    Muhammad Adri Wansah
    Belum ada peringkat
  • Modul Excel 2007
    Modul Excel 2007
    Dokumen36 halaman
    Modul Excel 2007
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Kamu Dan Aku
    Kamu Dan Aku
    Dokumen1 halaman
    Kamu Dan Aku
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • 3 Bab 2
    3 Bab 2
    Dokumen27 halaman
    3 Bab 2
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Ferin Mulg RMdia
    Ferin Mulg RMdia
    Dokumen1 halaman
    Ferin Mulg RMdia
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Ferda Dan Boin
    Ferda Dan Boin
    Dokumen1 halaman
    Ferda Dan Boin
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Penganiayaan Berat-Hidup
    Penganiayaan Berat-Hidup
    Dokumen3 halaman
    Penganiayaan Berat-Hidup
    puspaferda
    Belum ada peringkat
  • Surat Permohonan
    Surat Permohonan
    Dokumen2 halaman
    Surat Permohonan
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • PENGERTIAN PUSKESMAS
    PENGERTIAN PUSKESMAS
    Dokumen65 halaman
    PENGERTIAN PUSKESMAS
    Ferda Puspalina Sukman
    100% (1)
  • Perkosaan Hidup
    Perkosaan Hidup
    Dokumen4 halaman
    Perkosaan Hidup
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Darurat Pada Kasus Intoksikasi
    Manajemen Darurat Pada Kasus Intoksikasi
    Dokumen36 halaman
    Manajemen Darurat Pada Kasus Intoksikasi
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • DEPRESI DAN STRES
    DEPRESI DAN STRES
    Dokumen22 halaman
    DEPRESI DAN STRES
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen11 halaman
    Bab Ii
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Surat Permohonan
    Surat Permohonan
    Dokumen2 halaman
    Surat Permohonan
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Pencabulan 2
    Pencabulan 2
    Dokumen3 halaman
    Pencabulan 2
    puspaferda
    Belum ada peringkat
  • SINDROM NEFROTIK Laporan Kasus
    SINDROM NEFROTIK Laporan Kasus
    Dokumen47 halaman
    SINDROM NEFROTIK Laporan Kasus
    Ferda Puspalina Sukman
    100% (1)
  • FAKTOR
    FAKTOR
    Dokumen1 halaman
    FAKTOR
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Analisis Masalah
    Analisis Masalah
    Dokumen1 halaman
    Analisis Masalah
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • SEHATMENURUTWHO
    SEHATMENURUTWHO
    Dokumen50 halaman
    SEHATMENURUTWHO
    Ferda Puspalina Sukman
    100% (3)
  • Laporan Tutorial 3
    Laporan Tutorial 3
    Dokumen37 halaman
    Laporan Tutorial 3
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat
  • Intoksikasi Insektisida
    Intoksikasi Insektisida
    Dokumen52 halaman
    Intoksikasi Insektisida
    Ferda Puspalina Sukman
    Belum ada peringkat