ABSTRACT
The uncatalytic pyrolysis in this research were conducted in a retort by LDPE (Low Density
Polyethylene) as a raw material. This research was focused on studying the kinetic of LDPE pyrolysis
with the simple method approximation, whereas the forward reaction toward liquid product is the main
process. Reaction took place at atmospheric pressure and at temperature between 4000C and 6000C.
When the first distilate came out from the retort at the certain temperature, the evaluated process was
determined. The data were observed by the changed destilate, gas volume, and the residual solid in
the retort after the end of LPDE pyrolysis. The global rate constant of pyrolysis reaction (k0) has the
activation energy of 377.11 kJ/mol and the pre-exponential factor of 2.4 x 10-1 s-1.
INTISARI
Proses pirolisis non katalisis pada penelitian ini menggunakan bahan baku berupa plastik
poliethylene jenis LDPE (Low Density Polyethylene) yang berupa lembaran. Penelitian ini dilakukan
untuk mempelajari kinetika reaksi pirolisis LDPE dengan metode pendekatan reaksi yang
disederhanakan di mana reaksi pembentukan cairan sebagai reaksi utama. Reaktor yang digunakan
berupa retort yang dilengkapi dengan termokopel dan regulator untuk menjaga kestabilan suhu
operasi, serta pendingin yang berfungsi untuk mendinginkan gas hasil pirolisis. Kondisi operasi
berlangsung pada tekanan atmosferis dengan variasi suhu berkisar antara 400oC – 600oC dengan
pengamatan waktu operas yang dilakukan setiap interval waktu 10 menit. Pada suhu yang diinginkan
tercapai, saat hasil distilat pertama kali keluar dianggap sebagai awal proses pirolisis (t = 0). Data
percobaan diperoleh dengan mengambil hasil distilat dan mengamati volume hasil gas setiap interval
waktu tertentu, serta menimbang padatan yang tertinggal dalam retort setelah pirolisis berakhir. Dari
hasil pirolisis lembaran plastik polyethylene LDPE, diperoleh harga energi aktivasi pada konstanta
kecepatan reaksi pirolisis keseluruhan (ko) sebesar 377,11 kJ/mol dan pada persamaan konstanta
kecepatan pembentukan hasil cair (k2) sebesar 663,39 kJ/mol.
Dewasa ini masalah pencemaran ini telah berkembang beberapa langkah yang
lingkungan mendapat sorotan dari berbagai terkait dengan manajemen pengolahan sampah
aspek, baik pencemaran yang ditimbulkan plastik atau recycling sampah plastik. Beberapa
akibat pembuangan limbah industri maupun contoh proses pengolahan limbah antara lain
limbah rumah tangga baik berupa sampah pembuatan biodegradable plastic, pembakaran,
organik maupun anorganik. Sampah plastik maupun pirolisis. Meskipun pembakaran ini
merupakan salah satu sampah organik yang dapat mengurangi jumlah limbah plastik, namun
diproduksi setiap tahun oleh seluruh dunia. akan menimbulkan masalah baru yaitu emisi
Pada umumnya sampah plastik tersebut yang dihasilkan berupa gas-gas beracun HCl,
memiliki komposisi 46 % polyethylene (HDPE HCN, maupun NOx yang dapat mengganggu
dan LDPE), 16 % polypropylen (PP), 16 % kesehatan. Dalam hal ini pengolahan sampah
polystyrene (PS), 7 % polyvinyl chloride (PVC), plastik secara pirolisis yang menghasilkan
5 % polyethylene terephthalate (PET), 5 % produk berupa cairan, gas, serta padatan
acrylonitrile-butadiene-styrene (ABS), dan 5 % diharapkan mampu menjadi salah satu
polimer-polimer yang lainnya (Vasile. C, 2002). alternatif dalam mengurangi masalah
Sampah plastik ini bersifat nonbiodegradable, pencemaran lingkungan.
sehingga menimbulkan dampak negatif ke Bahan plastik merupakan senyawa
lingkungan karena tidak dapat terurai oleh polimer, yang terbentuk dari molekul-molekul
mikroorganisme. kecil yang disebut monomer. Polyethylene
Untuk mengatasi permasalahan yang terbentuk dari monomer-monomer ethylene
ditimbulkan oleh adanya sampah plastik, saat yang dipolimerisasi dengan mekanisme radikal
Sumarni, Kinetika Reaksi Pirolisis Plastik Low Density Poliethylene (Ldpe) 135
bebas yang biasa digunakan sebagai bahan reaksi pirolisis yang terjadi didekati dengan
pembuatan kantong plastik, botol plastik, atau model yang sederhana yaitu merupakan reaksi
pipa plastik (Fessenden,1982). Secara umum, searah dan berorde satu (Agra, 1985; Susanna,
jenis plastik ini bersifat halus, fleksibel, tahan 1996).
air, mudah dibentuk dan diwarnai, serta Dalam penelitian ini, kinetika reaksi
harganya relatif murah. Rumus kimia pirolisis poliethylene dipelajari denagn metode
polyethylene (-CH2-)n, dengan n sebagai pemilihan mekanisme reaksi yang
derajat polimerisasi. Di pasaran, terdapat dua disederhanakan. Reaksi pirolisis/ dekomposisi
jenis plastik polyethylene, yaitu jenis HDPE polyethylene dianggap reaksi pemotongan
(High Density Polyethylene) dan LDPE (Low rantai polimer secara acak (random).
Density Polyethylene). Polyethylene jenis Polyethylene padat terurai menjadi molekul
HDPE banyak dijumpai sebagai bahan yang lebih kecil, kemudian molekul yang kecil
pengemas untuk botol plastik minuman, ini terurai lagi menjadi lebih kecil lagi. Dalam
sedangkan LDPE digunakan sebagai bahan hal ini digunakan reaksi dengan model yang
baku pembuatan kantong plastik. sederhana, untuk mengukur kecepatan reaksi
Pirolisis merupakan proses peruraian pirolisis polyethylene. Persamaan reaksi
suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya pirolisis yang sederhana ini dituliskan sebagai
udara atau dengan udara terbatas. Dengan berikut :
suhu operasi yang berkisar Dalam penelitian
ini, suhu operasi berkisar antara 400-600 oC b B
k1
dengan bahan baku berupa potongan plastik
LDPE. Berbagai variable yang berpengaruh A k2 c C
dalam proses pirolisis antara lain suhu, waktu, ( PE )
dan kadar air bahan (Agra,1985). Jumlah k3
p P
produk yang dihasilkan berbanding lurus
dengan kenaikan suhu serta lama proses Model tersebut menganggap bahwa satu
berlangsung. Sedangkan padatan atau arang mol poliethylene akan menghasilkan b mol gas
yang tertinggal dalam retort akan semakin b, c mol cairan C, dan p mol padatan P. Model
sedikit dengan adanya kenaikan suhu dan reaksi tersebut menganggap reaksi pirolisis
waktu proses. poliethylene berlangsung searah dan
Pada senyawa polimer yang berupa kecepatan pembentukan gas B, cairan C, dan
dengan berderajat polimerisasi tinggi, pirolisis padatan P, tidak tergantung satu sam lain.
merupakan reaksi dekomposisi pada suhu Kecepatan reaksi pirolisis ini juga dianggap
tinggi mengikuti mekanisme reaksi radikal mengikuti reaksi orde satu terhadap
bebas. Reaksi ini melalui tiga tahap yaitu tahap poliethylene.
permulaan, tahap perambatan, dan tahap Persamaan kecepatan reaksi
penghentian. Pada tahap permulaan akan depolimerisasi ethylene (A) dapat dinyatakan
terjadi pemutusan rantai ikatan yang lemah sebagai berikut
karena adanya kenaikan suhu. Radikal bebas
yang terbentuk pada tahap perambatan akan ⎛n ⎞
terpecah lagi membentuk radikal bebas baru ln⎜⎜ A ⎟⎟ = −(k1 + k 2 + k 3 )t (1)
yang lebih kecil, dan senyawa stabil, dengan ⎝ n Ao ⎠
n A = n Ao exp(− k o t )
reaksi:
(2)
R-CH2-CH2* ⎯ ⎯→ R* + CH2=CH2
Untuk suhu tertentu ethylena telah
Pada pirolisis poliethylene di sini,
berupa senyawa stabil, tetapi R* belum stabil
pengamatan jumlah poliethylene setiap saat
sehingga akan terpecah lagi. Pada tahap
cukup sulit untuk dilakukan, karena reaksi yang
penghentian, radikal-radikal bebas yang ada
berlangsung di dalam retort (tabung silinder
akan mernbentuk senyawa stabil, dengan
yang tertutup yang tidak mungkin dibuka dan
reaksi:
ditutup setiap saat). Di sini analisa hasil
C3H7* + CH3* ⎯ ⎯→ C4H10 dilakukan dengan mengamati jumlah hasil
Secara umum menunjukkan bahwa cairan yang dapat ditampung dan mudah diukur
pirolisis plastik menghasilkan tiga macam, yaitu volumenya atau ditimbang (diketahui beratnya).
gas, cairan, dan padatan. Pirolisis bahan Disamping itu hasil gas juga dapat diamati
polimer berupa bahan padat akan setiap interval waktu tertentu, volume gas
menghasilkan gas, yang kemudian mengembun diketahui dengan mengukur volume cairan
sebagian, serta padatan yang tidak bereaksi yang dipindahkan dari dalam botol penampung
lagi dan tersisa di dalam retort. Untuk yang terlebih dahulu diisi cairan (air). Atas
mempermudah dan menyederhanakan reaksi dasar tersebut, konstanta kecepatan reaksi
depolimerisasi yang sangat kompleks, maka pirolisis dievaluasi dari pengamatan berat total
Sumarni, Kinetika Reaksi Pirolisis Plastik Low Density Poliethylene (Ldpe) 137
Setelah benar-benar dingin, retort dibuka dan
padatan yang tertinggal ditimbang. Hasil dan Pembahasan
Analisis hasil yang dilakukan pada Pengaruh Suhu Terhadap Hasil Pirolisis
penelitian ini, yaitu penimbangan hasil cairan 1. Cairan hasil pirolisis
yang diperoleh pada setiap interval waktu Pengaruh suhu terhadap fraksi berat
tertentu dan pengukuran volume gas yang cairan hasil pirolisis disajikan pada gambar 2.
terbentuk, serta pengamatan suhu dan berat Pada proses pirolisis ini, hasil cairan yang
padatan (arang) yang tertinggal dalam retort. diperoleh terlihat pada awal pirolisis keluar
Dengan mengetahui berat bahan baku mula- cukup banyak, selanjutnya berkurang sedikit
mula dan total cairan pada setiap interval waktu demi sedikit dan akhirnya berhenti pada akhir
tertentu, dapat diperoleh data fraksi berat pirolisis. Hasil cairan ditimbang pada setiap
cairan (xc) sebagai fungsi waktu (t). Hasil interval waktu tertentu (10 menit), dapat
penimbangan semua cairan yang diperoleh dinyatakan dalam fraksi berat (xC) yaitu berat
pada akhir pirolisis dapat digunakan untuk total hasil cairan dibagi berat total cairan bahan
menentukan fraksi berat hasil cair maksimum polimer (poliethylene). Dari gambar tersebut
(xcmaks). Dengan menggunakan persamaan (8), terlihat bahwa gambar kurva mengikuti
harga konstanta kecepatan reakis (ko) dapat persamaan ekponensial. Dengan
ditentukan dengan cara membuat grafik memvariasikan suhu operasi menunjukkan
ln(xcmaks-xc) terhadap waktu atau dengan makin tinggi suhu fraksi cairan hasil yang
metode least square. Selanjutnya harga k2 diperoleh pada setiap akhir proses semakin
dapat dihitung dan hubungan k2 yang diperoleh tinggi pula. Kondisi yang relatif baik diperoleh
terhadap suhu dinyatakan dalam persamaan pada pirolisis yang dilakukan pada suhu 550oC.
Arrhenius.
0.9
0.8
0.7
0.6
Fraksi berat hasil
Suhu 400
0.5
Suhu 450
Suhu 500
suhu 550
0.4
Suhu 600
0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu, menit
5000
1000
0
0 10 20 30 40 50
Sumarni, Kinetika Reaksi Pirolisis Plastik Low Density Poliethylene (Ldpe) 139
sebagai reaksi utama, sedang reaksi
pembentukan gas maupun padatan sebagai Daftar Pustaka
reaksi samping (dapat diabaikan), diperoleh Agra.I.B., 1985, "Pirolisis Sekam Padi secara
hasil nilai konstanta kecepatan reaksi seperti Sinambung",Karya Penelitian,1,
pada tabel 2. Disini terlihat bahwa nilai Lembaga Penelitian Universitas Gadjah
konstanta kecepatan reaksi ko dan k2 pada Mada, 135-145.
berbagai suhu mempunyai kecenderungan Billmeyer, F.W., 1971," Textbook of Polimer
sama dan mengikuti persamaan Arrhenius. Science", Mc.Graw Hill , pp.361-366
Sedang nilai konstanta kecepatan reaksi Fessenden,R.J., 1982,"Kimia Organik I”,pp. 23 -
pembentukan gas maupun padatan (k1 dan k3) 51
pada berbagai variasi suhu mempunyai nilai Hardjono, 1987, "Diktat Teknologi Minyak
yang lebih rendah dibanding nilai konstanta Bumi", Jurusan Teknik Kimia
kecepatn reaksi pembentukan cairan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
(k2)sebagai reaksi utama Hubungan antara pp. 32-51,
konstanta kecepatan reaksi keseluruhan (ko) Rieber.M., 1982, "International Plastil
maupun reaksi pembentukan hasil cairan (k2) Flammability Hand Book", M Milan
dengan suhu dapat dinyatakan dalam Publishing, New York, pp. 17 - 82,.
persamaan Arhennius berikut. Subagjo, 1985," Bahan Bakar Minyak dari
k0 = 0,2444.exp (-3721,7/RT) menit-1 Stearin", Kumpulan Makalah , Yayasan
k2 = 0,8992.exp (-6547,0/RT) menit-1 Bina Pembangunan , Jakarta, pp. 114 -
127,
Kesimpulan Susanna, 1996, Pirolisis Plastik Polyvinil
Dari percobaan yang telah dilakukan dan hasil Khlorida (PVC), Laporan Penelitian
yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Laboratorium Polimer Tinggi, Jurusan
proses pirolisis plastik poliethylene secara Teknik Kimia, Fakultas Teknik, UGM,
batch akan menghasilkan produk yang optimum Yogyakarta.
pada suhu sekitar 550°C serta berlangsung Vasile, C., Brebu, 2002, “ Solid Waste
secara atmosferis. Produk pirolisis berupa gas Treatment by Pyrolysis Methods”,
maupun cairan sebagai hasil reaksi utama akan Journal of Environmental Protection and
semakin banyak dengan naiknya suhu pirolisis, Ecology, No.1, 230-235.
sedang sisa padatan yang tertinggal dalam William, 1998, ” Recycling Plastic Waste by
retort akan semakin sedikit. Hubungan nilai Pirolysis”, Journal of the Institute Energy,
konstanta kecepatan reaksi keseluruhan (k0) Vol 71, pp. 71
maupun reaksi pembentukan hasil cairan (k2) www.cpcb.nic.in/139-144.pdf “Plastic Waste
dengan suhu dapat dinyatakan dalam Managemen” by Parivesh Central
persamaan Arhennius Pollution Control Board.
k0 = 0,2444.exp (-3721,7/RT) menit-1
k2 = 0,8992.exp (-6547,0/RT) menit-1
Daftar Notasi
A = poliethylene (sampel mula-mula)
B = hasil gas yang tak terembunkan
C = hasil cairan (cairan yang mudah
menguap)
P = hasil padatan
b, c, p = koefisien reaksi
k0 = konstanta kecepatan reaksi
keseluruhan, 1/menit
k2 = konstanta kecepatan reaksi
pembentukan hasil cairan C,
1/menit
R = tetapan gas ideal
T = suhu, K
nA = jumlah mol poliethylene setiap
saat
nB = jumlah mol hasil gas
nC = jumlah mol hasil cairan
t = waktu reaksi