Anda di halaman 1dari 11

PENGAKUAN DAN JAMINAN HAK ASASI MANUSIA SERTA BERBAGAI

HAK ASASI MANUSIA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN

A. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA

Hak asasi manusia merupakan hak dasar/pokok yang diperoleh atau dimiliki

manusia. Pokok persoalan mendasar dari hak asasi tersebut ialah pemikiran bahwa

manusia harus memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat,

kemampuan, dan cita-citanya. Hak-hak tersebut bersifat asasi dan universal (umum),

dalam arti bahwa hak asasi dimiliki manusia di manapun berada tanpa memperhatikan

perbedaan bangsa, ras, agama, maupun jenis kelamin.

Hak asasi manusia, adalah hak manusia yang bersifat asasi, artinya hak-hak yang

dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya. Jadi,

hak asasi dapat dikatakan sebagai hak dasar yang dimiliki oleh pribadi manusia yang

merupakan anugrah Tuhan yang dibawah sejak lahi, sehingga hak asasi manusia itu tidak

dapat dipisahkan dari eksitensi (keberadaan) pribadi manusia itu sendiri. Hak-hak asasi

melandasi pelaksanaan hak-hak dan kewajiban-kewajiban individu.

Sebagai mana kita ketehaui, disamping hak-hak asasi juga ada kewajiban-

kewajiban asasi yang seharusnya lebih kita utamakan pelaksanaannya dalam hidup

bermasyarakat. Kita harus memenuhi kewajiban terlebih dahulu, baru kemudian

menuntut hak.
Secara mendasar, hak-hak asasi manusia itu antara lain meliputi hak untuk hidup,

hak untuk merdeka, dan hak untuk memiliki sesuatu. Dengan demikian, hak merupakan

kodrat manusia, yang diberikan oleh Tuhan, sehingga siapapu tidak boleh mengganggu

dan harus dilindungi oleh Negara. Walaupun demikian, batas batasnya tetap harus ada

dan pembatasan ini harus ditetapkan oleh Negara sesuai dengan pandangan hidup, tingkat

kemajuan kebudayaan, dan dasar Negara yang bersangkutan.

B. PENTINGNYA KEBERADAAN DAN PELAKSANAAN HAK ASASI

MANUSIA

Dalam kehidupan bermasyarakat atau bernegara terdapat kecenderunagan

terjadinya persaingan untuk mengejar pemenuhan kepentingan pribadi. Dalam persaingan

itu biasanya terjadi tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan tersingkirnya hak atau

kepentingan orang lain.

Oleh karena itu, Negara harus menjaga agar tidak terjadi pergeseran atau

perlombaan yang mngurangi atau bahkan merampas hak orang lain. Untuk menjamin

agar kepentingan masing-masing dirugikan atau dilanggar, maka perlu jaminan atas

pelaksanaan dan perwujudan hak-hak asasi tersebut. Jadi, dibalik hak-hak asasi itu

terdapat kewajiban asasi bagi setiap anggota masyarakat atau warga Negara. Warga

Negara adalah seorang yang sadar sebagai bagian dari kehidupan bernegara.
Yang dimaksud kewajiban asasi adalah kewajiban setiap pribadi untuk berbuat

agar keberadaan Negara atau masyarakat dapat dipertahankan. Di lain pihak, Negara

hendaknya memiliki kemampuan untuk menjamin hak asasi warga Negara.

C. HAK ASASI MANUSIA (HAM) BERDASARKAN PANCASILA

Meskipun bersifat mendasar (asasi), namun hak asasi manusia tidak dapat

dilaksanakan secara mutlak. Sebab, pelaksanaan hak asasi manusia secara mutlak dapat

melanggar hak asasi orang lain. Oleh karena itu, pelaksanaannya diatur dan harus sesuai

dengan norma atau ketentuan yang berlaku.

Konsep hak asasi yang berlaku di Indonesia adalah penjabaran dari kemanusiaan

yang adil dan beradab yang disemangati oleh sila-sila lainnya dari Pancasila.

Hak-hak asasi manusia ditinjau dari sila-sila pancasila yaitu:

a. Hak Asasi Manusia Menurut Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sila ini mengandung pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menjamin

setiap orang untuk melakukan ibadah menurut keyakinannya masing-masing. Sila ini,

menjamin kemerdekaan beragama bagi setiap orang, artinya kita bebas memilih dan

menjalankan agama masing-masing, setiap agama dipandang sama hak dan

kedudukannya terhadap Negara.


b. Hak Asasi Menurut Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradap.

Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sikap yang menghendaki

terlaksananya human values (nilai-nilai kemanusiaan) dalam arti pengakuan dignity

of man (harga diri) dan human freedom (kebebasan). Tiap-tiap orang diperlakukan

secara pantas, tidak boleh disiksa dan dihukum dengan semena-mena. Nilai

kemanusiaan mengakui seluruh manusia sebagai sesama makhluk Tuhan dan

mengakui bahwa kemerdekaan adalah milik segala bangsa serta menolak

kolonialisme dan imperialsme.

c. Hak Asasi Manusia Menurut Sila Persatuan Indonesia.

Persatuan Indonesia atau kebangsaan ialah sikap yang mengutamakan

kepentingan bangsa di atas kepentingan suku, golongan, partai, daerah dan lain-lain.

Ini berarti, persatuan antara golongan-golongan, suku-suku, dan partai-partai

mempunyai kedudukan dan kesempatan yang sama dalam negera Indonesia, dalam

arti adanya keseimbangan yang harmonis serta tidak mengutamakan yang satu dengan

mengabaikan yang lainnya.

d. Hak Asasi Manusia Menurut Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat

Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

Kedaulatan rakyat berarti kekuasaan dalam Negara berada di tangan rakyat.

Negara di bentuk dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kedaulatan rakyat itu

disalurkan secara demokratis melaui badan perwakilan rakyat.


Bagi bangsa Indonesia, kedaulatan rakyat dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat. Karena kaedaulatan ada ditangan rakyat, maka MPR

sebagai penjelmaan dari kedaulatan rakyat itu adalah lembaga tertinggi dalam Negara

Republik Indonesia.

e. Hak Asasi Manusia Menurut Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

Indonesia.

Keadilan sosial bertujuan hendak melaksanakan kesejahteraan umum bagi seluruh

anggota masyarakat. Keadilan yang dimaksud ialah keadilan yang memberi

perimbangan di mana hak milik berfungsi sosial.

Jadi, paham keadilan sosial menjamin hak manusia untuk hidup layak, antara lain

jaminan atas :

 Hak milik;

 Kehidupan sosial;

 Pekerjaan dengan sistem pengupahan dan syarat-syarat kerja yang adil dan

baik;

 Hak atas pemeliharaan kesehatan.

D. DEMOKRASI PANCASILA

Inti demokrasi pancasila adalah sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dengan dijiwai sila-sila lainnya.


Adapun jenis demokrasi dalam penerapannya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

demokrasi langsung dan tidak lansung.

 Demokrasi langsung adalah rakyat bersama-sama dikumpulkan dan diajak

bermusyawarah dalam suatu rapat untuk mengambil suatu keputusan.

 Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan, yaitu rakyat meanyerahkan

kedaulatannya kepada suatu badan yang anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat.

Pangkal tolak pelaksanaan demokrasi Pancasila adalah asas kekeluargaan dan

asas gotong royong. Prinsip musyawarah mufakat adalah bahwa pembahasan untuk

menyatukan pendapat bersama dalam mencapai kesepakatan bersama dijiwai oleh kasih

saying dan pengorbanan masing-masing demi kepentingan bersama.

Negara Indonesia melaksanakan demokrasi Pancasila, yaitu demokrasi yang

bersumberkan kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Intinya adalah sila

keempat yang dijiwai sila-sila lainnya. Pangkal tolak pelaksanaan demokrasi Pancasila

adalah asas kekeluargaan dan gotong royong. Dasarnya adalah musyawarah untuk

mencapai mufakat dengan tidak memaksakan kehendak kepada siapa pun.

Demokrasi pancasila mengandung makna bahwa dalam penyelesian masalah

nasional yang menyangkut perikehidupan bermsyarakat, berbangsa, dan bernegara sejauh

mungkin ditempuh dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat untuk kepentingan

rakyat.
Sistem penentuan keputusan dalam UUD 1945 dan budaya bangsa Indonesia

adalah sebagai berikut:

1. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak (voting). Hal itu sesuai

dengan Pasal 2 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi, “Segala putusan Majelis

Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara yang terbanyak.”

2. Musyawarah untuk mufakat, yaitu pengambilan keputusan berdasrkan kebukatan

pendapat/kesepakatan bersama.

Keputusan hasil musyawarah akan mempunyai kelebihan, yaitu hasil keputusan

lebih bermutu tinggi, dapat diterima orang banyak, mampu menampung aspirasi orang

banyak, dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang

maha Esa. Manfaat bermusyawarah, antara lain masalah sulit akan mudah dipecahkan,

masalah berat akan menjadi ringan, dapat meningkatkan rasa kekeluargaan, serta

memperkukuh persatuan kesatuan bangsa.

Nilai lebih demokrasi Pancasila adalah adanya penghargaan terhadap hak asasi

manusia dan hak-hak minoritas tidak akan diabaikan. Oleh karna itu, demokrasi Pancasila

tidak mengenal dominasi mayoritas ataupun tirani minoriras. Dominasi mayoritas adalah

kelompok besar yang menguasai segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan

mengabaikan kelompok yang kecil. Tirani minoritas adalah kelompok kecil yang
menguasai segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan

kelompok besar.

DAFTAR ISI

- Djahiri, Kosasih. 2004/2005. Bahan Kajian Pelaksanaan Program Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan (PPKN). Laboratorium Pengajaran PPKN IKIP Bandung.

- Topan, M. 2002. Demokrasi Pancasila Analisa Konsepsional Aplikatif. Jakarta: Sinar

Grafika.
Tugas Individual

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Oleh:

MUAMMAR. RAUF

Anda mungkin juga menyukai