ABSTRAK
Latar Belakang dan Tujuan: Merokok sebagai salah satu faktor risiko mayor SKA,
prevalensinya masih cukup tinggi. Tingginya faktor risiko ini dapat menimbulkan masalah
penyakit jantung. Pengetahuan mengenai pola aktivitas merokok diharapkan mampu
menekan angka kejadian SKA di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran merokok pada penderita SKA yang dirawat di Rumah Sakit Dustira periode Bulan
September – Desember 2010.
Subjek dan Metode: Subjek penelitian sebanyak 62 responden dengan diagnosis Unstable
Angina (UA), Non ST-elevation Miokard Infark (NSTEMI), dan ST-elevation Miokard Infark
(STEMI) yang dirawat inap di bangsal jantung RS Dustira. Pada subjek dilakukan wawancara
mengenai aktivitas merokok, jenis rokok yang dihisap dan jumlah rokok yang dihisap tiap
harinya. Pemeriksaan dilakukan di bangsal jantung RS Dustira Cimahi. Analisis data yang
digunakan adalah analisis univariat dan dibuat dengan menggunakan program SPSS 17.0
serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi.
Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian ini mendapatkan 29 responden dari total 62
responden adalah perokok (46,8%) dan sisanya tidak merokok (53,2%). Pada mereka yang
merokok diperoleh bahwa sekitar 16 responden (55,2%) aktivitas merokoknya sudah berhenti
dalam satu bulan terakhir. Hal ini karena mereka sudah berhenti lebih dari 3 tahun yang lalu
(81,2%) karena sakit dan mengerti bahaya merokok sebagai alasan utama (43,7%). Jenis
rokok yang dihisap oleh responden adalah rokok non kretek (55,2%) sedangkan rokok kretek
hanya sebesar 44,8%. Para responden juga kebanyakan hanya menghabiskan rokok kurang
dari 1 pak (48,3%) sedangkan yang lainnya menghabiskan 1-2 pak (20,7%) dan lebih dari 2
pak (31%).
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar
orang yang terkena SKA adalah orang-orang yang berhenti merokok sejak sebulan yang lalu
dengan jenis rokok tertinggi yang dihisap adalah non kretek. Selain itu, jumlah batang yang
paling banyak dihabiskan adalah sebanyak kurang dari 1 pak.
Kata kunci: aktivitas merokok, jenis rokok, jumlah batang rokok, sindroma koroner akut
(SKA)
Penelitian ini menggunakan SPSS pada usia 45-49 tahun sedangkan pada
17.0. Data yang telah dikumpulkan, wanita tinggi untuk umur 55-69 tahun dan
kemudian diolah dan disajikan dalam usia 85 tahun keatas. Berdasarkan Third
Tabel 9 Jumlah batang rokok yang dihisap perokok dan sudah mulai aktif