Menuraut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan
mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka
menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan
cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau
tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan
dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat
diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan
secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk suatu kesatuan.Bahasa bersifat
sistematis artinya bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak, secara
sembarangan. Bahasa bersifat sistemik yaitu bahasa bukan merupakan sistem tunggal, tetapi
terdiri juga dari sub-subsistem atau sistem bawahan. Sub-sub sistem tersebut adalah fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik. Tataran pragmatik yaitu kajian yang mempelajari penggunaan
bahasa dengan berbagai aspeknya, sebagai sarana komunikasi verbal bagi manusia.
2.2 Bahasa sebagai lambang
Ilmu semiatika/semiologi yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam
Lambang ĺ menandai sesuatu secara konvensional, tidak secara alamiah dan langsung.
Sinyal/Isyarat ĺ tanda yang disengaja dibuat oleh pemberi sinyal agar si penerima sinyal
melakukan sesuatu.
ҘGerak isyarat/geture ĺ tanda yang dilakukan dengan gerakan anggota badan, tidak bersifat
ҘGejala/sympton ĺ tanda yang tidak disengaja, yang dihasilkan tanpa maksud, tapi alamiah
Indeks ĺ tanda yang menunjukkan adanya sesuatu yang lain, seperti asap yang menunjukkan
adanya api.
Ciri kode sebagai tanda ĺadanya sistem, baik yang berupa simbol, sinyal maupun gerak
isyarat yang dapat mewakili pikiran, perasaan, ide, benda dan tindakan yang disepakati untuk
maksud tertentu.
Bahasa merupakan lambang yang wujudnya bunyi. Bunyi bahasa adalah bunyi-bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang primer adalah yang diucapkan dari alat
pesan, konsep, ide atau pikiran. Berdasarkan perbedaan tingkatannya, makna bahasa dibedakan
menjadi:
Makna gramatikal: makna yang berkenaan dengan frase, klausa, dan kalimat. Ҙ
Adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa dengan konsep/pengertian
Artinya semua anggota masyarakat bahasa ini mematuhi konvensi bahwa lambang
Maksudnya meski unsur bahasa itu terbatas tetapi dengan jumlah unsur yang terbatas
dapat dibuat satuans bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif sesuai dengan
Artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh bahasa lain. Ciri khas
ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat atau
sistem-sistem lainnya.
Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini.
Ciri universal bahasa: bahasa mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan.
Artinya bahasa ikut berubah sesuai dengan kehidupan dalam masyarakan yang tidak tetap
Bahasa menjadi bervariasi sebab latar belakang dan lingkungannya tidak sama. Variasi
bahasa meliputi:
b. Dialek : variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada waktu dan
tempat tertentu.
c. Ragam: variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan atau untuk keperluan tertentu.
2.12 Bahasa itu manusia
Artinya alat komunikasi manusia yang namanya bahasa tersebut hanya milik manusia dan
ã
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling
sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita
kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan
mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang
Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti
berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau
bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa¶ bagi kepentingan yang
lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata
atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa
atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif.
Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja,
bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi
bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus
kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk
berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan
atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan
dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus
persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan
istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk
budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan
sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak
dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata
memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang
sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan
dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar,
menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari
Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa yang digunakan.
Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan buah
pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas
bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia
bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat
modern.
ã
Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau
perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak
tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk
berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa,
baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis mengekspresikan
dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri
seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi,
kita dapat menulis untuk mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai contoh lainnya, tulisan kita dalam sebuah buku, merupakan hasil ekspresi diri
kita. Pada saat kita menulis, kita tidak memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan
isi hati dan perasaan kita tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak.
Akan tetapi, pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah
surat itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai
bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya,
pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk
berkomunikasi.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala
sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan
- keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi Pada taraf permulaan,
bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya
ã
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi
pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan
perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur
berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan
tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat
diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin
mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita.
Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita.
Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran
kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga
mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu,
seringkali kita mendengar istilah ³bahasa yang komunikatif´. Misalnya, kata j hanya
dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata atau ! lebih
mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata misalnya, lebih sulit dipahami
dibandingkan kata j atau rj Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma
dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro
akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas,
Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat
untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita,
pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita.
Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
ã ã
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia
masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat
komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok
sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan
Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai
alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita
akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita
hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan
Pada saat kita mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana cara
menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan menggunakan kata
tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Bilamanakah kita dalam berbahasa Indonesia
boleh menegur orang dengan kata atau atau atau Bagi orang asing,
pilihan kata itu penting agar ia diterima di dalam lingkungan pergaulan orang Indonesia. Jangan
sampai ia menggunakan kata untuk menyapa seorang pejabat. Demikian pula jika kita
mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam
budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan
ã
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol
sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan,
informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku
instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering
mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang `
di televisi dan radio. Iklan layanan
masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol
sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk
memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita
belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah
sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk
meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan.
Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat
(
Bahasa bukan sekedar alat komunikasi, bahasa itu bersistem. Oleh karena itu, berbahasa
bukan sekedar berkomunikasi, berbahasa perlu menaati kaidah atau aturan bahasa yang berlaku.
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti
bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepada siapa
kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur
dan
khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan.
Cara kita berbahasa kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa tentu
berbeda. Penggunaan bahasa untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan
rendah tentu tidak dapat disamakan. Kita tidak dapat menyampaikan pengertian mengenai
=
misalnya, dengan bahasa yang sama kepada seorang anak SD dan kepada orang
dewasa. Selain umur yang berbeda, daya serap seorang anak dengan orang dewasa tentu jauh
berbeda.
Lebih lanjut lagi, karena berkaitan dengan aspek komunikasi, maka unsur-unsur komunikasi
!engirim pesan adalah orang yang akan menyampaikan suatu gagasan kepada penerima pesan,
yaitu pendengar atau pembacanya, bergantung pada media yang digunakannya. Jika pengirim
pesan menggunakan telepon, media yang digunakan adalah media lisan. Jika ia menggunakan
surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah gagasan yang ingin
disampaikannya kepada penerima pesan. Marilah kita gunakan contoh sebuah majalah atau buku.
Pengirim pesan dapat berupa penulis artikel atau penulis cerita, baik komik, dongeng, atau narasi.
Isi pesan adalah permasalahan atau cerita yang ingin disampaikan atau dijelaskan. Media pesan
merupakan majalah, komik, atau buku cerita. Semua bentuk tertulis itu disampaikan kepada
pembaca yang dituju. Cara artikel atau cerita itu disampaikan tentu disesuaikan dengan pembaca
yang dituju. Berarti, dalam pembuatan tulisan itu akan diperhatikan jenis permasalahan, jenis
( Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan
bahasa.
Berkaitan dengan peraturan bahasa, ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu masalah
"dan = Pengetahuan atas tata bahasa dan pilihan kata, harus
dimiliki dalam penggunaan bahasa lisan dan tulis. Pengetahuan atas tanda baca dan ejaan harus
dimiliki dalam penggunaan bahasa tulis. Tanpa pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita akan
Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah
bahasa. Kaidah ini meliputi aspek (1) tata bunyi (fonologi), (2)tata bahasa (kata dan kalimat), (3)
kosa kata (termasuk istilah), (4), ejaan, dan (5) makna. Pada aspek tata bunyi, misalnya kita telah
menerima bunyi f, v dan z. Oleh karena itu, kata-kata yang benar adalah fajar, motif, aktif,
variabel, vitamin, devaluasi, zakat, izin, bukan pajar, motip, aktip, pariabel, pitamin, depaluasi,
jakat, ijin. Masalah lafal juga termasuk aspek tata bumi. Pelafalan yang benar adalah kompleks,
Pada aspek tata bahasa, mengenai bentuk kata misalnya, bentuk yang benar adalah ubah,
mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan pertanggungjawaban, bukan obah, robah, rubah, nyari,
kedesak, ngebut, tegakan dan pertanggung jawaban. Dari segi kalimat pernyataan di bawah ini
tidak benar karena tidak mengandung subjek. Kalimat mandiri harus mempunyai subjek, predikat
(1) Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah wanita lebih banyak daripada jumlah
pria. Jika kata pada yang mengawali pernyataan itu ditiadakan, unsur tabel di
atas menjadi subjek. Dengan demikian, kalimat itu benar. Pada aspek kosa kata, kata-kata seperti
bilang, kasih, entar dan udah lebih baik diganti dengan berkata/mengatakan, memberi, sebentar,
dan sudah dalam penggunaan bahasa yang benar. Dalam hubungannya dengan peristilahan, istilah
dampak (
"
), bandar udara, keluaran (
), dan pajak tanah (
#) dipilih sebagai
istilah yang benar daripada istilah pengaruh, pelabuhan udara, hasil, dan pajak bumi. Dari segi
ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, sistem, objek, jadwal, kualitas, dan hierarki. Dari segi
maknanya, penggunaan bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang
sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya dalam bahasa ilmu tidak tepat jika digunakan kata yang
sifatnya konotatif (kiasan). Jadi penggunaan bahasa yang benar adalah penggunaan bahasa yang
dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan topik yang dibicarakan, tujuan
pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau lisan) atau pembaca (jika tulis), dan tempat
pembicaraan. Selain itu, bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan
logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita. Penggunaan bahasa yang benar tergambar dalam
penggunaan kalimat-kalimat yang gramatikal, yaitu kalimat-kalimat yang memenuhi kaidah tata
bunyi (fonologi), tata bahasa, kosa kata, istilah, dan ejaan. Penggunaan bahasa yang baik terlihat
dari penggunaan kalimat-kalimat yang efektif, yaitu kalimat-kalimat yang dapat menyampaikan
Berbahasa dengan baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran dalam hal tata
bahasa, melainkan juga memperhatikan aspek komunikatif. Bahasa yang komunikatif tidak selalu
hanus merupakan bahasa standar. Sebaliknya, penggunaan bahasa standar tidak selalu berarti
bahwa bahasa itu baik dan benar. Sebaiknya, kita menggunakan ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar (Alwi dkk., 1998: 21)
V
Banyak orang yang belajar bahasa dengan berbagai tujuan yang berbeda. Ada yang belajar
hanya untuk mengerti, ada yang belajar untuk memahami isi bacaan, ada yang belajar untuk
dapat bercakap-cakap dengan lancar, ada pula yang belajar untuk gengsi-gengsian, dan ada pula
Tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai
konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya
tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan
1. Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
2. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,serta
dan keadaan.
4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa.
6. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
Untuk sampai pada tujuan tersebut, diperlukan strategi penyampaian pembelajaran berupa
metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada pebelajar untuk menerima serta merespon
masukan yang berasal dari pelajar. Adapun strategi pengelolaan pembelajaran adalah metode
untuk menata interaksi antara pelajar dengan variabel pengorganisasian dan penyampaian isi
pembelajaran.
á
1. Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang
baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau
surat resmi.
2. Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara
menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau
3. Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang
4. Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di
5. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh
ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Bahasa
lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur
menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Ragam lisan dapat kita
temui, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi
perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar, misalnya dalam percakapan
6. Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang
dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.
Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non standar. Ragam tulis
yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster,
Bahasa dibentuk oleh kaidah atau aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak
menyebabkan gangguan dalam berkomunikasi. Kaidah atau aturan dan pola-pola yang dibentuk
mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Bahasa penting dikusai oleh pengirim maupun
penerima pesan agar komunikasi yang terjadi antar keduanya dapat berjalan dengan lancar.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan
dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri (Godam,2008). Bahasa
terdiri dari dua jenis, yaitu bahasa lisan sebagai bahasa primer, dan bahasa tulisan merupakan
bahasa sekunder.
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa
jurnalistik, dsb.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti
dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali,
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak
baku).
7. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur
8. Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi
Keragaman bahasa yang banyak dinegara Indonesia ini dapat menyebabkan adanya
hambatan dalam berkomunikasi jika penerima pesan tidak mengerti bahasa yang digunakan oleh
pengirim pesan. Oleh karena itu, untuk mempersatukan bangsa dan mengurangi hambatan dalam
berkomunikasi biasanya disetiap Negara memiliki bahasa pemersatu, begitu pula di Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah
bahasa pemersatu bangsa Indonesia, yang terdiri atas berbagai suku dan etnis dengan latar
belakang bahasa berbeda.Di Indonesia kesepakatan Bahasa persatuan sebagai Bahasa Indonesia
telah dibentuk sejak Sumpah Pemuda (secara de Facto), yang menjadikan Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa yang sah sebagai Bahasa pemersatu. Jadi ketika kita menggunakan Bahasa
Indonesia jelas sudah kesepakatan kita untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
pemersatu yang terealisasi hingga detik ini, dengan harapan setiap warga Indonesia di
kedepannya dapat berkomunikasi satu sama lain tanpa mengalami kesulitan dengan seluruh
Jenis pelayanan kesehatan yang ada Indonesia sangat beragam mulai dari lingkup yang
sederhana sampai yang luas cakupannya. Pelayanan kesehatan diberikan mulai dari lingkup
personal, keluarga, dan yang berada di lingkungan masyarakat. Pelayanan kesehatan dalam
masyarakat atau komunitas dan Rumah Sakit. Komunikasi merupakan hal yang penting dan
harus diperhatikan oleh orang yang memberikan pelayanan kesehatan. Dalam komunikasi faktor
yang sangat berpengaruh adalah bahasa. Oleh karena itu dibutuhkan kesamaan jenis bahasa yang
bahasa Indonesia lebih ditekankan penggunaannya dari pada bahasa daerah. Hal ini dilakukan
oleh perawat agar klien memahami bahasa yang perawat gunakan. Namun, sebagai seorang
Adapun manfaat dari penggunaan Bahasa Indonesia dalam pelayanan kesehatan adalah:
a. Mengurangi hambatan dalam berkomunikasi antara pemberi dan penerima pelayanan
kesehatan
b. Memberi kemudahan bagi pemberi pelyanan kesehatan khususnya perawat dalam
d. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa pemersatu mudah dimengerti oleh hampir
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontak dengan orang lain (Potter,2005).
Komunikasi dapat terjadi pada tingkat intrapersonal, interpersonal dan umum. Dalam materi
3. Mengungkapkan perasaan
Komunikasi yang terjadi tidak selamanya lancar karena dalam berkomunikasi terkadang
jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional.
u Hambatan dalam penyandian/symbol, hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang
dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit. Hambatan ini yang akan sering terjadi jika terdapat
perbedaan bahasa yang digunakan oleh pengirim dan penerima pesan. Oleh
karena itu dibutuhkan bahasa yang mudah dimengerti dan bahasa ndonesia
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan.
u Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak
u Hambatan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang diberikan tidak
gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat
mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi
komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim
Perawat sebagai salah satu pemberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam
baik yang dilakukan oleh perawat maupun petugas kesehatan lainnya merupakan faktor yang
terpenting yang harus dipahami karena perbedaan bahasa ini akan memberikan dampak terhadap
(
! j!
Beragamnya bahasa yang ada di Indonesia dapat menyebabakan banyaknya arti dari
setiap kata. Tidak tersampianya pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan dapat
mengindikasikan adanya hambatan dalam komuniksi tersebut. Perbedaan bahasa antara pemberi
pelayanan kesehatan dalam hal ini perawat dengan klien dapat menjadi hambatan dalam
komunikasi antar keduanya. Oleh karena itu dibutuhkan bahasa yang dapat dimengerti oleh
hampir seluruh warga Indonesia dan dapat digunakan dimana saja perawat dan klien itu berada,
bahasa tersebut adalah Bahasa Indonesia karena bahasa ini merupakan bahasa pemersatu semua
Komunikasi yang jelas dan efektif adalah aspek penting ketika berhubungan dengan
klien, terutama jika perbedaan bahasa menciptakan rintangan kultural antara perawat dan klien.
Perbedaan bahasa yang terjadi antar aperawat dan klien harus dijembatani oleh orang ketiga agar
pesan yang disampaikan oleh perawat dapat diterima klien tanpa adanya kesalahpahaman arti.
Jika terjadi kesalahpahaman maka komunikasi yang terjadi antara keduanya dapat dikatakan
tidak lancar. Ketidakberhasilan untuk berkomunikasi secara efektif dengan klien tidak hanya
menyebabkan penundaan dalam diagnosis dan tindakan tetapi juga dapat mengarah pada hasil
yang tragis. Oleh karena itu kesamaan bahasa dalam hal ini sangat diperlukan.
Bahasa Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar tehadap pelayanan kesehatan.
Hampir seluruh penduduk di Indonesia mengeti dan memahami arti dari penggunaan bahasa
Indonesia yang baik. Oleh karena itu dalam memberikan pelayanan kesehatan seorang perawat
harus menggunakan bahasa Indonesia yang benar agar tidak terjadi kesalahpahaman. Beberapa
pengaruh penggunaan bahasa Indonesia yang baik dalam berkomunikasi dalam pelayanan
kesehatan adalah:
a. Memberikan kemudahan bagi penerima pelayanan kesehatan untuk memahami maksud
b. Bahasa Indonesia mudah digunakan oleh penduduk Indonesia sehingga perawat dapat
sehingga perawat dapat memberikan asuhan yang tepat dan klien juga dapat mengikuti
perintah yang diberikan. Apabila komunikasi yang terjadi baik maka seorang perawat
e. Bahasa Indonesia dapat digunakan dimana saja diwilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan
pemberian pelayanan kesehatan dapat diberikan disemua lingkup bermasyarakat, baik itu
Memudahkan terjadinya umpan balik antara penerima dan pemberi pelayanan kesehatan