Anda di halaman 1dari 14

PENATALAKSANAAN

TOXOPLASMOSIS PADA
PASIEN HIV/AIDS

Pembimbing : dr. Yunus Tanggo, SpPD

Disusun oleh : Siangga Wirapasi Buana


(03-061)
Pendahuluan
HIV/AIDS 1997  30 juta orang terinfeksi, kasus
baru sebanyak 6 juta kasus 90% tinggal dinegara
berkembang

Tahun 2002 (Indonesia): 90.000-130.000 kasus,


sebagian besar IDU

50% penderita akan kelainan neurologis. Kelainan


yg plng sering timbul oleh Toxoplasma Gondii
Life cycle of Toxoplasma gondii. The cat is the definitive host in which the sexual phase of the cycle is completed. Oocysts shed in cat feces can
infect a wide range of animals, including birds, rodents, grazing domestic animals, and humans. The bradyzoites found in the muscle of food animals
may infect humans who eat insufficiently cooked meat products, particularly lamb and pork. Although human disease can take many forms,
congenital infection and encephalitis from reactivation of latent infection in the brains of immunosuppressed persons are the most important
manifestations. CNS, central nervous system. (Courtesy of Dominique Buzoni-Gatel, Institut Pasteur, Paris; with permission.)
Infeksi Akut Pada Pasien Imunokompeten
90-80% Asimptomatik
10-20% Simptomatik

Gejala tidak khas seperti:


- Demam - Nyeri tenggorok - Hepatomegali
- Malaise - Eritema makulopapular - Splenomegali
- Keringat malam - Korioretinitis
- Limfadenopati pada KGB mulut

Menghilang dalam waktu beberapa minggu, bulan sampai 1 tahun.

Toxoplasmosis yang melibatkan banyak organ hepatitis,


miokarditis, FUO
Infeksi Akut Pada Pasien
Imunokompromais
Sering berat dan fatal Ensefalitis,
meningoensefalitis, SOL, miokarditis, pneumonitis.
Pasien HIV/AIDS limfosit CD4< 100/ml Ensefalitis
dan tmpt2 lain.
Gejala : gangguan mental (75%), defisit neurologik
(70%), sakit kepala (50%), demam (45%).
Gejala lain : gejala parkinson, foot dystonia, rubral
tremor, hemikorea-hemibalismusm, gangguan
batang otak
Medulla spinalis yang terkena  gangguan motorik
dan sensorik didaerah tungkai, gangguan
berkemih, defekasi.

Pneumonitis terjadi pada pasien AIDS sudah lanjut


Gejala  Demam berkepanjangan, batuk, sesak
napas
Gejala lain Diabetes insipidus, nyeri perut, asites,
diare, gagal hati akut, gangguan
muskuloskeletal, MOF, shock sepsis.
Pemeriksaan Fisik :
Pembesaran KGB (kenyal, tidak nyeri, berkonfluens)

Low grade fever, hepatosplenomegaly, rash

Funduskopi multiple yellowish white

Gangguan status mental, kejang, kelemahan otot,


gangguan nervus kranialis, tanda-tanda gangguan
serebelum, movement disorder.
Yang paling sering terlibat 
- Btng otak - ganglia basalis
- Glandula pituitari

Batang otak Disfungsi neurologik, cranial nerve


palsy, dismetria, ataksia.
Ganglia basal  Hidrocephalus, korea
Glandula pituitari  Diabetes insipidus
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis pasti  Terdapat takizoit pada biopsi
otak dan sumsum tulang, LCS.

Tes serologi  Sabin feldman, IHA, IFA,


ELISA

CT-scan  Cincin multiple pada 70-


80% kasus

MRI
Differential Diagnosis
• Lymphoma
• Abses Jamur
• Mycobacterium
• CMV
• Sarkoma Kaposi
Management
Acut terapi: Pyrimethamine + sulfadiazine.
Pyrimethamine + clindamicin
Atovaquone + Pyrimethamine
Azithromicin + claritromycin

Sekunder profilaksis : Sulfadiazine 500-1000 mg/4x +


pyrimethamine 25-75 mg/x + leucovorin 10 mg/x
atau
Clindamicin 300mg/4x + pyrimethamine 25-75 mg/x
+ leucovorin 10-25 mg/x
Penghentian terapi  Bila kadar CD4>200
selama 3 bulan yang berespon thd ARV.

Anda mungkin juga menyukai