Eddy M. Sutanto
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Surabaya
Email: esutanto@petra.ac.id
Liliana Djohan
Alumnus Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Surabaya
ABSTRAK
Stres kerja dapat disebabkan oleh faktor-faktor organisasional maupun faktor-faktor non organisasional. Dimensi-
dimensi disain organisasi memberikan pengaruh terhadap tingkat stres kerja. Hal ini terjadi disebabkan karena disain
organisasi yang menentukan bagaimana sutau organisasi atau perusahaan menjalankan prosesnya. Salah satu faktor non
organisasional yang dapat menyebabkan stres ialah tipe kepribadian dari karyawan. Di dalam penelitian ini akan diuji
variabel-variabel disain organisasional dan tipe kepribadian yang mempengaruhi tingkat stres kerja karyawan di dalam
perusahaan. Penelitian menyimpulkan bahwa persepsi karyawan terhadap dimensi-dimensi disain organisasional dan tipe
kepribadiannya secara signifikan dan positif mempegaruhi tingkat stres kerja karyawan. Dalam hal ini, beberapa dimensi
tersebut ialah formalisasi-wewenang, spesialisasi, lingkungan, beban kerja-tipe pekerjaan, sentralisasi-jumlah pekerja.
Sementara itu tipe kepribadian merupakan faktor yang minor.
ABSTRACT
Job stress can be caused by organizational factors and non-organizational factors. In the organizational factor, the
dimensions of organizational design affect the job-stress level. This happens because the organizational design determines
how the organization or company will run its process. One of the non-organizational factors that cause stress is the
personality type of the employees. This research will be examined the variables of organizational design and the personality
type which affect the employee’s stress level in the company. It suggests that employees’ perception to the dimensions of
organizational design significantly and positively affect the level of employees’ work stress along with their personality type.
In this case, those dimensions are formalization-authority, specialization, environment, work load-type of work,
centralization-number of workers. The personality type is only considered as minor factor.
Keywords: organizational design, personality, job stress.
yang diemban PT. Internasional Deta Alfa Mandiri tingkat keleluasaan yang minimum mengenai
menurut pihak manajemen adalah memberikan saran apa yang harus dikerjakan, kapan harus
dan strategi kepada investor untuk mengambil dikerjakan, dan bagaimana ia harus mengerja-
keputusan yang tepat dalam bertransaksi serta kan. Ada 3 macam jenis formalisasi, yaitu:
memonitor perkembangan investasi dari hari ke hari, Formalisasi berdasarkan pekerjaan, formalisasi
jam perjam, menit per menit bahkan detik per detik. berdasarkan aliran pekerjaan, dan formalisasi
Oleh karena itu, perusahaan memiliki komitmen berdasarkan peraturan.
kepada costumer yaitu untuk selalu memberikan b. Spesialisasi
kepuasan kepada investor dengan senantiasa Spesialisasi hakikatnya ialah daripada dilaku-
memperbaharui dan meningkatkan kualitas pelayanan kan oleh satu individu, lebih baik seluruh
serta fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada investor. pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah
Dengan spesifikasi bidang dan sifat kerja seperti langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh
itulah, maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji seorang individu yang berlainan (Daft, 1998:
pengaruh dimensi desain organisasi, PT. Internasional 16). Suatu spesialisasi kerja dikatakan bersifat
Deta Alfa Mandiri dan tipe kepribadian karyawan ekstensif apabila setiap karyawan hanya
terhadap tingkat stres kerja karyawan. mengerjakan tugas-tugas tertentu yang sempit
wilayahnya. Suatu spesialisasi dikatakan
Rumusan Masalah rendah apabila karyawan mengerjakan tugas-
Apakah persepsi karyawan atas dimensi desain tugas yang mempunyai batasan yang luas. Ada
organisasi dan tipe kepribadian berpengaruh terhadap 2 (dua) tipe spesialisasi, yaitu:
tingkat stres karyawan PT. Internasional Deta Alfa 1. Spesialisasi horisontal
Mandiri? Spesialisasi horisontal ini menunjuk pada
ruang lingkup suatu pekerjaan, atau pada
Tujuan Penelitian tingkat mana seorang karyawan melakukan
suatu pekerjaan yang lengkap. Semakin
1. Untuk mengetahui tingkat stres yang dialami oleh kecil bagian suatu karyawan terhadap suatu
karyawan PT. Internasional Deta Alfa Mandiri. pekerjaan secara keseluruhan, maka sema-
2. Untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap kin horizontal tingkat spesialisasi pada
desain organisasi PT. Internasional Deta Alfa pekerjaan tersebut.
Mandiri.
2. Spesialisasi vertikal
3. Untuk mengetahui tipe kepribadian yang dimiliki
oleh karyawan PT. Internasional Deta Alfa Spesialisasi vertikal menunjuk pada tingkat
Mandiri. kontrol yang dimiliki oleh seorang karya-
4. Untuk mengetahui pengaruh dari tipe kepribadian wan terhadap suatu pekerjaan. Semakin
dan persepsi atas dimensi desain organisasi banyak keputusan yang dibuat oleh se-
terhadap tingkat stres karyawan PT. Internasional orang karyawan, mengenai bagaimana dan
Deta Alfa Mandiri. kapan harus melakukan suatu tugas, dan
semakin terbatas perilaku karyawan untuk
TINJAUAN TEORITIS melakukan tugas tersebut diatur oleh
peraturan, prosedur, pengawasan ataupun
Dimensi Desain Organisasi teknologi, semakin rendah tingkat spesia-
lisasi vertikalnya.
Menurut Richard L. Daft (1998:15), dimensi
c. Standarisasi
desain organisasi terdiri dari 2 tipe yaitu:
Standarisasi menunjuk pada prosedur yang di
1. Dimensi Struktural, yaitu dimensi yang meng- desain untuk membuat aktivitas organisasi
gambarkan karakteristik internal dari organisasi menjadi teratur, dan hal ini secara otomatis
dan menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan akan memfasilitasi adanya koordinasi (Jackson
membandingkan organisasi. Dimensi struktural & Morgan, 1978:92).
terdiri dari: d. Hierarki Otoritas.
a. Formalisasi Otoritas merupakan bentuk dari kekuasaan
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang yang ada pada suatu posisi atau kantor
terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi itu (Robbins, 2003:429). Ketika hak untuk meng-
dibakukan (Bedelan & Zammuto, 1991:129). atur bawahan termasuk dalam otoritas sese-
Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka orang, maka otoritas tersebut memberikan hak
pelaksana pekerjaan tersebut mempunyai untuk membatasi pilihan dan perbuatan yang
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Sutanto: Pengaruh Persepsi akan Dimensi Desain Organisasi 27
Sama, Tempat Kerja Yang Nyaman, Even linier ganda. Analisa Faktor digunakan untuk menye-
Khusus Untuk Customer dan Perhatian Besar derhanakan atau mereduksi dimensi data, karena pada
Terhadap Kesejahteraan Karyawan dan Acara penelitian ini pada variabel dependen yaitu variabel
Khusus Untuk Karyawan. dimensi desain organisasi terdapat delapan atribut
2. Faktor Tipe Kepribadian (X2) dengan total indikator (butir pertanyaan) adalah dua
Faktor Tipe Kepribadian yang dijadikan pengu- puluh lima.
kuran dalam penelitian ini adalah tipe kepribadian Karena jumlah variabel dan indikator pada
karyawan PT. Internasional Deta Alfa Mandiri di variabel penilaian dimensi desain organisasi cukup
mana kriteria penilaiannya diperoleh dari skor banyak sehingga menyebabkan hubungan kausalitas
yang dikumpulkan atas pertanyaan-pertanyaan (sebab akibat) yang kompleks antara variabel depen-
yang diambil dari http://www.dushkin.com/ den dan variabel independen maka untuk memper-
connectext/psy/ch12/survey12b.mhtml. mudah analisa data dilakukan Analisa Faktor
Prinsip penilaiannya adalah, apabila pertanyaan- kemudian dilanjutkan dengan Analisa Regresi Linier
nya mewakili Tipe Kepribadian A sementara Ganda dengan menggunakan bantuan komputer
jawaban yang diberikan benar maka skor yang dengan program atau software SPSS for Windows
diberikan adalah lima (5), bila jawaban yang ver 11.00.
diberikan salah maka skor yang diberikan adalah Secara matematis model analisa faktor dapat
nol (0). Apabila pertanyaannya mewakili Tipe disajikan sebagai berikut:
Kepribadian B sementara jawaban yang diberikan X1 = A 11 F1 + A 12 F2 + A 13 F3 + ………+ A ij Fj +
benar maka skor yang diberikan adalah nol (0), V 1 U1 (1)
bila jawaban yang diberikan salah maka skor yang di mana:
diberikan adalah lima (5). X1 = variabel standar ke i (seluruh atribut pada
Adapun aturan penggolongan tipe kepribadian variabel yang dianalisis)
didasarkan pada skor penilaian, yaitu: A ij = koefisien loading dari variabel i pada faktor
1. 0 - 15 Tipe B Murni umum (common factor) j
2. 20 - 35 Tipe B F = faktor umum ( kombinasi linier atribut-atribut
3. 40 - 60 Tipe A-Tipe B pada variabel yang dianalisis)
4. 65 - 80 Tipe A V 1 = koefisien standarized loading dari variabel i
5. 85 - 100 Tipe A Murni pada faktor khusus (unique) i
U1 = faktor khusus bagi variabel i
3. Faktor Tingkat Stres Karyawan (TSK)
Faktor Tingkat Stres Karyawan PT. Internasional Persamaan model regresi linier berganda menurut
Deta Alfa Mandiri adalah hasil pengukuran Awat adalah (1995:337):
terhadap kondisi psikologis (aspek psikologis) Y = α + β1X1 + β2X2 +…+ βn Xn+ e (2)
karyawan PT. Internasional Deta Alfa Mandiri
atas seluruh variabel dan atribut pada Faktor di mana:
Desain Organisasi. Y = variabel dependen yang menunjukkan besar-
Prinsip penilaiannya adalah, skor penilaian yang nya nilai output dari tingkat stres yang meru-
diberikan responden atas pilihan jawaban dari pakan hasil Analisa Faktor dari atribut-atribut
sangat tidak setuju dengan skor satu (1) sampai tingkat stres.
dengan sangat setuju dengan skor tujuh (7). α = koefisien penentu yang menyatakan perubah-
Tingkat stres adalah total skor yang terkumpul dari an rata-rata variabel tergantung untuk tiap
pertanyaan satu sampai dengan pertanyaan dua perubahan variabel X1, X2, …,Xn secara
puluh lima (25). Adapun aturan penggolongan bersama-sama
tingkat stres didasarkan pada skor penilaian, yaitu β1,β2,…,βn = koefisien regresi parsial yang mengukur
(Steers & Black, 1994:608): besarnya perubahan variabel dependen (Y)
1. 25 - 75 Stres Rendah sehubungan dengan perubahan variabel
2. 76 - 125 Stres Sedang independen X1, X2, …, Xn dengan asumsi
3. 126 - 175 Stres Tinggi variabel Xi+1 konstan.
X1, X2,…, Xn = variabel independen, yaitu total skor
Teknik Analisa Data Tipe Kepribadian dan faktor-faktor yang ter-
bentuk dari hasil analisa faktor yang merupa-
Teknik analisa data yang digunakan adalah
kan kombinasi linier atribut-atribut variabel
Analisa Faktor dilanjutkan dengan Analisa Regresi
dimensi desain organisasi.
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
32 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 25-39
menciptakan suatu batasan waktu dan target untuk 2. Spesialisasi. Dalam hal spesialisasi, karyawan
diri mereka sendiri saat mereka melakukan pekerjaan. menyatakan bahwa telah ada penjelasan spesifi-
kasi kerja dalam perusahaan, meskipun porsinya
tidak terlalu banyak. Demikian pula mengenai
Tabel 3. Tabulasi Silang antara Tingkat Pendi- pembagian tugas yang ada dalam perusahaan
dikan dan Tingkat Stres masih belum mencapai tingkat yang maksimal.
Tingkat Stres Hal ini berarti masih ada karyawan yang dibebani
Stres Stres
Sedang Tinggi Total dengan tugas yang sebenarnya tidak sesuai dengan
Tingkat
Pendidikan
SMA Jumlah
% dalam Tingkat Pendidikan 100.0%
6
100.0%
6
jabatan atau bagian di mana ia bertugas. Selain itu,
D3 Jumlah 8 20 28 karyawan menganggap bahwa belum ada kontrol
% dalam Tingkat Pendidikan 28.6% 71.4% 100.0%
S1 Jumlah 4 30 34
penuh saat karyawan tersebut melakukan pekerja-
% dalam Tingkat Pendidikan 11.8% 88.2% 100.0% annya. Hal ini masih ada campur tangan dari
>S2 Jumlah 2 10 12
% dalam Tingkat Pendidikan 16.7% 83.3% 100.0% karyawan lain ataupun atasan saat mereka bekerja.
Total Jumlah 14 66 80
% dalam Tingkat Pendidikan 17.5% 82.5% 100.0% 3. Hirarki Otoritas. Pada bagian ini, karyawan
Sumber: Data Primer menganggap bahwa manajer yang ada mem-
punyai cukup kewenangan untuk memberikan
Analisa Deskriptif Persepsi Karyawan Terhadap tugas dan masing-masing manajer mempunyai
Desain Organisasi jumlah bawahan yang sangat banyak.
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban karyawan 4. Kompleksitas. Dalam hal kompleksitas, karya-
mengenai persepsinya terhadap desain organisasi wan menganggap bahwa ada cukup banyak
yang dibangun oleh karyawan, diperoleh hasil di tingkatan jabatan dalam perusahaan serta ada
bawah ini: sangat banyak bagian dalam perusahaan. Hal ini
berarti perusahaan mempunyai tingkat komplek-
1. Formalisasi. Dalam hal formalisasi, karyawan sitas yang cukup tinggi.
manganggap bahwa peraturan jam kerja berada di
posisi sedang, yaitu tidak terlalu ketat, namun juga 5. Sentralisasi. Dalam hal sentralisasi, karyawan
tidak bisa dikatakan lunak. Selain itu dalam menganggap bahwa pengambilan keputusan
peraturan mengenai tata cara berpakaian dalam selalu dilakukan oleh manajemen puncak serta tata
perusahaan dijalankan dengan sangat ketat dalam cara yang tidak melibatkan bawahan. Hal ini
perusahaan. Peraturan untuk menggunakan berarti sangat sedikit porsi yang diberikan pada
dokumen tertulis memiliki porsi yang ketat dalam karyawan untuk turut berpartisipasi dalam
formalisasi yang dilakukan oleh perusahaan. pengambilan keputusan dalam proses kegiatan
Standarisasi kerja tidak terlalu dipentingkan dalam perusahaan. Dapat dikatakan bahwa perusahaan
perusahaan, dan ada pemberlakuan peraturan bersifat sangat sentralistis.
pemberian sanksi yang sangat tegas untuk setiap 6. Profesionalisme. Dalam hal profesionalisme,
pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan. karyawan menganggap dalam perusahaan ada
Dengan melihat pada kondisi yang ada di atas, syarat pendidikan yang sangat tinggi dalam
maka dapat dilihat bahwa menurut karyawan perusahaan serta sangat sering diadakan suatu
perusahaan memiliki tingkat formalisasi yang training bagi karyawan yang bekerja di sana. Hal
cukup tinggi. ini berarti dalam persepsi karyawan, perusahaan
Tabel 4. Tabulasi Silang antara Tipe Kepribadian mempunyai tingkat profesionalisme yang sangat
dan Tingkat Stres tinggi.
Tingkat Stres 7. Ukuran. Karyawan beranggapan bahwa perusa-
Stres Stres
Sedang Tinggi Total haan memiliki ukuran yang sedang, yaitu tidak
Tipe Tipe B Jumlah 2 5 7
Kepribadian % dalam Tipe Kepribadian
terlalu banyak, namun juga tidak sedikit. Hal ini
28.6% 71.4% 100.0%
Tipe Jumlah 12 53 65
berarti perusahaan tergolong dalam perusahaan
A-B % dalam Tipe Kepribadian
18.5% 81.5% 100.0%
berukuran sedang.
Tipe A Jumlah 8 8
% dalam Tipe Kepribadian
8. Teknologi. Dalam persepsi karyawan, perusahaan
100.0% 100.0%
Total Jumlah
tidak banyak menggunakan alat-alat teknologi
14 66 80
% dalam Tipe Kepribadian
17.5% 82.5% 100.0%
modern. Hal ini dikarenakan perusahaan adalah
perusahaan yang bergerak di bidang jasa.
Sumber: Data Primer
9. Lingkungan. Dalam faktor lingkungan, perusaha- Berdasarkan uji korelasi ganda yang dilakukan
an telah membangun suatu lingkungan yang maka didapatkan hasil uji korelasi ganda sebesar
sangat baik, di mana karyawan memiliki hubung- 0,963. Nilai ini hampir mendekati sempurna yaitu
an yang sangat baik satu dengan yang lainnya, +1. Hal ini berarti secara bersama-sama variabel X
adanya hubungan yang baik dengan rekan bisnis berhubungan dengan variabel Y, sedangkan nilai
perusahaan, adanya tempat kerja yang nyaman, R2 (koefisien determinasi) yang didapatkan adalah
serta perusahaan sangat memperhatikan kesejah- sebesar 0,926. Hal ini berarti korelasi variabel
teraan karyawan. Namun di sisi lain, dalam dependen dengan variabel independen sangat
perusahaan terdapat ruangan-ruangan kerja di tinggi dan keragaman yang dapat diterangkan oleh
mana jumlah karyawannya masih terlalu banyak. model regresi yang akan dibentuk adalah sebesar
92,6 %. Hasil uji korelasi ganda dapat dilihat pada
Hasil Analisa Faktor tabel 6.
Pada bagian ini akan dilakukan Analisa Faktor
Tabel 5. Hasil Uji Korelasi
pada Variabel Desain Organisasi (X2), karena pada
Variabel ini terdapat dua puluh lima (25) atribut Variabel Korelasi Nilai Kritis Keterangan
Yang Di Uji Pearson (Signifikansi)
yang dijadikan karakteristik pengukurannya. Agar Tipe Kepribadian (X1)-- 0,008 0,000 Valid
proses Analisa Regresi lebih sederhana dilakukan Tingkat Stres (Y)
Analisa Faktor untuk memilih atribut-atribut yang Faktor 1 (X1) -- -0,282 0,000 Valid
Tingkat Stres(Y)
ikut memberikan sumbangan dalam model dan untuk Faktor 2 (X2) -- 0,310 0,000 Valid
mereduksi dimensi datanya sehingga variabel tersebut Tingkat Stres (Y)
menjadi lebih sederhana. Analisa faktor dilakukan Faktor 3 (X3) -- -0,145 0,005 Valid
Tingkat Stres (Y)
dalam dua tahap yaitu tahap pertama memilih atribut- Faktor 4 (X4) -- 0,111 0,001 Valid
atribut yang memberikan sumbangan dalam model Tingkat Stres (Y)
dan tahap kedua memilih faktor atau mereduksi Faktor 5 (X5) -- 0,398 0,000 Valid
Tingkat Stres (Y)
dimensi data, maka diperoleh enam komponen utama Faktor 6 (X6) -- 0,309 0,000 Valid
sebagai berikut: Faktor 1 = Formalisasi-Otoritas, Tingkat Stres (Y)
Faktor 2 = Spesialisasi, Faktor 3 = Sentralisasi- Sumber: Pengolahan Data Primer
Jumlah Karyawan, Faktor 4 = Jumlah-Jenis
Tabel 6. Hasil Uji Korelasi Ganda
Pekerjaan, Faktor 5 = Jam Kerja-Jabatan, Faktor 6 = Model Summaryb
Lingkungan Adjusted Std. Error of Durbin-W
Model R R Square R Square the Estimate atson
1 .963a .926 .919 3.603 1.926
Hasil Analisa Regresi Linier Ganda a. Predictors: (Constant), Faktor 6 (X7), Faktor 5 (X6), Faktor 4 (X5),
Faktor 3 (X4), Faktor 2 (X3), Faktor 1 (X2), Tipe Kepribadian (X1)
Variabel-variabel yang dianalisis dalam Analisa b. Dependent Variable: Tingkat Stress (Y)
Regresi Linier Ganda adalah variabel dependen yaitu
Sumber: Pengolahan Data Primer
skor Tingkat Stres dan variabel dependen yaitu skor
Tipe Kepribadian dan faktor-faktor hasil analisa 3. Uji Serempak (Uji F)
faktor (Faktor 1, Faktor 2, Faktor 3, Faktor 4, Faktor 5 Hasil uji serempak atau uji F dapat dilihat pada
dan Faktor 6). Pada pengujian ini digunakan tingkat pada tabel 7. Dalam penelitian ini batas penolakan
signifikansi sebesar 5%, artinya jika tingkat H0 ditetapkan sebesar X = 0,05 (5 %).
signifikansi (nilai kritis) lebih kecil atau sama dengan
5%, maka H0 uji statistik ditolak. Tabel 7 Hasil Uji Serempak (Uji F)
Model Jumlah Mean F Hitung Nilai Kritis
1. Hasil Uji Korelasi Kuadrat Kuadrat (Signifikansi)
Dari hasil output pada tabel 5, dengan meng- Regresi 11768,203 1681,172 129,522 0,000
gunakan α = 5% maka akan tampak bahwa
Galat 934,547 12,980
Total 12702,750
semua variabel independen yaitu variabel X1, X2, Sumber: Pengolahan Data Primer
X3, X4, X5, X6 dan X7 berkorelasi dengan variabel
dependen (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai kritis Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa tingkat
atau signifikansi uji yang lebih kecil dari nilai signifikansi uji F atau sig. F = 0,000 (kurang dari X =
yang ditetapkan yaitu 0,05 (α = 5%). 0,05), karena signifikansi uji kurang dari α yang
ditetapkan maka H0 uji tersebut ditolak. Berarti secara
2. Hasil Uji Korelasi Ganda bersama variabel X1 (Tipe Kepribadian), X2 (Formali-
sasi-Otoritas), X3 (Spesialisasi), X4 (Sentralisasi-
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Sutanto: Pengaruh Persepsi akan Dimensi Desain Organisasi 35
terutama formalisasi yang diterapkan oleh manajemen seorang karyawan yang kurang mampu bekerja sama
perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya dan lebih senang untuk mengambil keputusan sendiri
peraturan-peraturan yang memberikan suatu batasan atau bersifat individual, akan merasa tertekan dengan
bagi karyawan untuk bergerak dengan bebas dalam kondisi tersebut.
pekerjaannya. Pada peraturan jam kerja yang ketat, Variabel Hirarki Otoritas merupakan atribut yang
membuat seorang karyawan harus benar-benar mempengaruhi adanya stres pada karyawan.
disiplin dengan dirinya sendiri, sehingga apabila Karyawan mempersepsikan bahwa manajer yang
seseorang mempunyai sifat yang kurang disiplin, ia mempunyai kewenangan yang cukup besar, yang
tidak akan dengan mudah dapat menyesuaikan diri. memungkinkan seseorang untuk terus menerus
Apabila ia melanggar peraturan ini, maka akan ada menerima tugas dari manajer tersebut. Seorang
sanksi yang tegas yang diberikan pada karyawan manajer yang mempunyai kewenangan penuh namun
tersebut. Apabila hal ini terus berlangsung, maka tidak dapat memahami para karyawannya, akan
tentunya karyawan akan mengalami tekanan saat ia menyebabkan karyawan yang berada di bawahnya
bekerja di perusahaan tersebut. Demikian pula dengan mengalami tingkat stres yang lebih tinggi. Selain itu,
peraturan seragam kerja yang diterapkan di PT. karyawan juga menganggap bahwa manajer di
Internasional Deta Alfa Mandiri. Meskipun dalam perusahaan tersebut mempunyai jumlah bawahan
persepsi karyawan, peraturan ini tidak dijalankan yang sangat banyak. Apabila seorang mempunyai
dengan terlalu ketat, namun karyawan tetap merasa banyak bawahan, maka akan mempersulit seorang
tertekan. Penyebabnya adalah karena PT. Interna- bawahan untuk dapat melakukan kontak komunikasi
sional Deta Alfa Mandiri adalah perusahaan yang ataupun manjalin hubungan yang baik dengan
bergerak di bidang jasa di mana para karyawan, manajer tersebut. Dengan demikian, saat karyawan
khususnya yang sering tugas lapangan, harus mengalami kesulitan, karyawan tersebut akan
berinteraksi dengan rekan bisnis maupun customer. kesulitan untuk berkomunikasi dengan manajer
Dengan penggunaan seragam kerja, tentunya tersebut. Di lain sisi, pihak manajer juga akan
seseorang tidak dapat menampilan dirinya sedemikian kesulitan untuk memperhatikan pekerjaan
rupa untuk dapat menarik customer. Tentunya akan bawahannya secara lebih seksama dan memberikan
lebih mudah bagi karyawan untuk bekerja dengan jumlah pekerjaan yang banyak pada manajer itu
nyaman, saat ia juga merasa nyaman dengan apa yang sendiri.
ia kenakan.
Variabel Spesialisasi yang diterapkan oleh PT. Tabel 9. Hasil Reparameterisasi Persamaan Analisa
Internasional Deta Alfa Mandiri juga merupakan Faktor Ke Dalam Persamaan Regresi
atribut yang menyebabkan karyawan menjadi stres. Variabel Koefisien Nilai Kritis
(atribut-atribut) Reparame (Signifikansi)
Hal ini sejalan dengan pendapat Robbins (2003:580) terisasi
bahwa salah sumber utama dari stres pada karyawan Konstanta 122,831 0,000
Peraturan Dokumen Untuk Setiap Perintah Kerja 4.84 0,000
adalah faktor yang bersifat organisasi seperti halnya Peraturan Seragam Kerja Yang Ketat 4.34 0,000
Sepesifikasi Tugas 4.26 0,000
spesialisasi dalam pekerjaan. Spesialisasi kerja Pembagian Tugas Sesuai Jabatan 4.08 0,000
sangatlah diperlukan untuk dapat menjamin Setiap Manager Mempunyai banyak Bawahan Manager 3.72 0,000
Mempunyai Kewenangan 3.47 0,000
berjalannya proses pekerjaan dalam perusahaan. Banyaknya Tingkatan Jabatan 3.34 0,000
Menurut persepsi karyawan, perusahaan telah Kontrol Yang Terbatas Dalam tugas Pekerjaan 3.22 0,000
Peraturan Jam Kerja Yang Ketat 3.08 0,000
memiliki spesifikasi kerja yang baik, namun dalam Perhatian Besar Terhadap Kesejahteraan Karyawan 3.11 0,000
pelaksanaannya masih ada pembagian tugas yang Banyak Jenis Pekerjaan 2.86 0,000
Pengambilan Keputusan Tanpa Melibatkan Bawahan 2.82 0,000
tidak sesuai dengan jabatan, yang membuat karyawan Tempat Kerja Yang Nyaman 2.72 0,000
Sanksi Yang Tegas 2.72 0,000
tersebut merasa tertekan. Hal ini adalah suatu hal Banyak Karyawan Dalam Satu Ruangan 2.51 0,000
yang wajar, sebab seorang karyawan akan merasa Jumlah Karyawan 2.44 0,000
Acara Khusus Untuk Karyawan 2.10 0,000
lebih nyaman dalam bekerja, apabila ia bekerja sesuai Tipe Kepribadian 0,113 0,040
dengan kemampuan serta jabatan yang ia miliki. Sumber: Hasil Subtitusi Faktor (Pengolahan Data Primer)
Selain itu, kontrol yang terbatas dalam tugas
pekerjaan mendorong terjadinya stres yang tinggi Variabel Kompleksitas merupakan atribut yang
dalam karyawan. Hal ini karena seorang karyawan menyebabkan karyawan menjadi stres. Hal ini sejalan
akan lebih mudah untuk melakukan tugas dengan teori bahwa bahwa kompleksitas dan atribut-
pekerjaannya apabila ia mempunyai kewenangan atributnya merupakan salah satu variabel atau
yang penuh dalam tugas pekerjaannya itu. Adanya indikator dimensi desain organisasi yang merupakan
kontrol yang sedikit artinya masih ada campur tangan penyebab utama stres kerja (Luthans, 2002:399).
pihak lain dalam tugas pekerjaan itu, sehingga Menurut persepsi karyawan. ada tingkatan jabatan
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Sutanto: Pengaruh Persepsi akan Dimensi Desain Organisasi 37
yang sangat banyak dalam PT. Internasional Deta disebabkan oleh kondisi diri karyawan yang tidak
Alfa Mandiri. Kondisi ini menciptakan tingkat terlalu berharap untuk diperhatikan oleh perusahaan.
kesulitan bagi karyawan untuk saling berinteraksi Pada bagian acara khusus untuk karyawan yang
dengan optimal. Selain itu juga, karyawan yang menyebabkan stres pada karyawan, dapat disebabkan
memiliki posisi rendah akan sulit berhubungan karena para karyawan tidak menyukai kegiatan-
dengan karyawan yang berada dalam posisi puncak. kegiatan seperti yang diadakan oleh perusahaan
Selain itu banyaknya tingkatan jawaban juga tersebut, sehingga saat karyawan tersebut harus
menyulitkan karyawan saat ia hendak melakukan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh perusahaan,
pekerjaan yang melibatkan pengambilan keputusan. maka ia merasa terpaksa dan timbul perasaan tertekan
Dengan kesulitan-kesulitan yang dialami karyawan dalam dirinya. Selain itu, jumlah karyawan dalam
ini, maka timbul perasaan tertekan pada karyawan. satu ruangan yang sama turut memberikan peranan
Banyaknya jenis pekerjaan dalam perusahaan juga dalam tingkat stres yang dialami oleh karyawan. Hal
menambah tingkat stres yang dialami oleh karyawan ini berhubungan dengan kenyamanan seseorang saat
karena akan timbul suatu lingkungan yang kompleks, bekerja. Apabila ada terlalu banyak karyawan dalam
di mana antara satu karyawan dengan karyawan yang ruangan yang sama, tentunya akan menimbulkan
lain mempunyai tugas dan keahlian yang berbeda- suatu suasana yang bising dan tidak dapat memberi-
beda, sehingga terjadi kemungkinan untuk tidak dapat kan ketenangan saat melakukan tugas.
saling memahami satu dengan yang lain. Dari sisi Tipe Kepribadian, variabel ini juga turut
Variabel Sentralisasi yang diterapkan oleh PT. memberikan sumbangan dalam terjadinya tingkat
Internasional Deta Alfa Mandiri merupakan atribut stres yang tinggi dalam diri karyawan PT.
yang menyebabkan karyawan menjadi stres. Hal ini Internasional Deta Alfa Mandiri. Tipe kepribadian
disebabkan karena seorang karyawan akan kesulitan yang paling memiliki kecenderungan untuk meng-
dalam melakukan tugasnya yang melibatkan pengam- alami tingkat stres yang tinggi pada karyawan di
bilan keputusan. Karyawan tersebut harus menunggu perusahaan ini adalah tipe kepribadian A. Hal ini
beberapa waktu untuk menunggu keputusan diambil disebabkan oleh sifat alami dari orang-orang tersebut
di manajemen puncak. Kondisi ini tentunya akan yang menempatkan dirinya pada situasi dan kondisi
memberikan suatu hambatan dalam tugas pekerjaan yang dibatasi oleh waktu, yang memberikan tam-
yang dilakukan seorang karyawan, selain juga bahan tekanan pada diri mereka sendiri. Namun dari
karyawan tidak dapat mengeluarkan pendapatnya hasil penelitian, ditemukan bahwa sebagian besar
pada tugas pekerjaan yang ia lakukan, sehingga karyawan mempunyai tipe kepribadian A-B juga
karyawan tersebut tidak akan dapat berkreatifitas mengalami tingkat stres yang tinggi, meskipun
ataupun mengembangkan potensi yang ia miliki. porsinya tidak sebanyak orang-orang yang bertipe
Dengan adanya perusahaan yang bersifat sangat kepribadian A dalam mengalami tingkat stres. Karena
sentralistis, karyawan hanya boleh menunggu itulah dapat dikatakan bahwa tipe kepribadian
keputusan dari manajemen puncak. hanyalah merupakan penyebab minor dari tingkat
Variabel Ukuran merupakan atribut yang menye- stres yang dialami oleh karyawan PT. Internasional
babkan karyawan menjadi stres. Hal ini disebabkan Deta Alfa Mandiri.
karena semakin besar suatu perusahaan maka tingkat
penyesuaian diri yang dibutuhkan oleh karyawan
KESIMPULAN DAN SARAN
akan semakin besar pula. Apabila seseorang tidak
terbiasa berinteraksi dengan kelompok besar, maka ia Kesimpulan
akan merasa tertekan berada dalam lingkungan yang
besar tersebut. Dari keseluruhan pembahasan pada bagian sebe-
Variabel Lingkungan yang ada di PT. Internasio- lumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
nal Deta Alfa Mandiri merupakan atribut yang 1. Sebagian besar karyawan PT. Internasional Deta
menyebabkan karyawan menjadi stres. Luthans Alfa Mandiri mengalami tingkat stres yang tinggi
(2002: 400), menyatakan bahwa salah satu penyebab 2. Sebagian besar karyawan PT. Internasional Deta
stres adalah dimensi desain organisasi yaitu Alfa Mandiri mempunyai tipe kepribadian A-B
lingkungan perusahaan tempat bekerja yang 3. Terdapat pengaruh yang positif dan siginifikan
diciptakan oleh manajemen perusahaan. Meskipun antara persepsi karyawan atas dimensi desain
sebenarnya perusahaan telah membangun suatu organisasi dan tipe kepribadian secara bersama-
lingkungan yang baik dalam persepsi karyawannya, sama terhadap stres karyawan PT. Internasional
namun ternyata lingkungan ini tetap menimbulkan Deta Alfa Mandiri.
tingkat stres dalam diri karyawan. Hal ini dapat
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
38 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 25-39
4. Pengaruh yang positif dan paling dominan hari Jumat serta penulisan laporan kerja hanya
terhadap stres karyawan PT. Internasional Deta untuk proses kerja yang penting saja. Pada bagian
Alfa Mandiri adalah faktor Formalisasi-Otoritas, setiap manajer mempunyai banyak bawahan juga
Spesialisasi, Jam Kerja-Jabatan, Lingkungan, perlu dipertimbangkan. Perusahaan dapat melaku-
Jumlah-Jenis Pekerjaan, Sentralisasi-Jumlah Kar- kan penambahan jumlah manajer yang ada
yawan dan Tipe Kepribadian. sehingga karyawan yang ditangani oleh seorang
manajer tidak terlalu berlebihan jumlahnya,
Saran sehingga komunikasi dan hubungan antar karya-
wan dan manajer akan dapat berlangsung dengan
Saran-saran yang dapat diberikan penulis atas lebih baik. Penambahan manajer ini tetap harus
keseluruhan kesimpulan di atas adalah sebagai mempertimbangan jumlah karyawan yang ada
berikut: dalam perusahaan, terutama yang memiliki
1. Diupayakan untuk mengembangkan suatu budaya jabatan di bawah seorang manajer. Dengan
yang dapat menyatukan persepsi setiap karyawan demikian, manajer yang baru maupun yang lama
yang ada dalam perusahaan agar dapat sesuai akan tetap dapat berfungsi dengan baik serta dapat
dengan desain yang sebenarnya telah di bangun mengatasi masalah manajemen dengan efektif.
oleh perusahaan. Hal ini diperlukan agar Perubahan-perubahan yang dilakukan dalam peru-
karyawan tidak memiliki persepsi yang berbeda- sahaan tetap harus mempertimbangan kondisi dari
beda, sehingga setiap karyawan pun akan dapat karyawan maupun kondisi dari perusahaan. Hal
melakukan penyesuaian diri dengan lebih baik ini dimaksudkan agar perubahan yang dilakukan
lagi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melaku- tidak terlalu drastis serta benar-benar sesuai
kan acara khusus bersama untuk menjalin dengan kebutuhan karyawan maupun perusahaan.
kebersamaan serta adanya komunikasi yang baik Apabila perubahan dilakukan dengan sangat cepat
antara perusahaan dan karyawan, misalnya dan dalam porsi yang sangat besar, dikhawatirkan
melalui seminar dan penjelasan mengenai hal-hal akan semakin meningkatkan stres pada karyawan.
penting yang ada di perusahaan, terutama ter- 3. Perusahaan perlu memiliki suatu manajemen stres
hadap karyawan baru, yang bertujuan untuk yang baik, yang akan dapat membantu untuk
menyatukan visi diantara semua karyawan mau- mencegah meningkatnya tingkat stres yang ada
pun dengan pimpinan. pada karyawan, serta menurunkan tingkat stres
Mulai dari proses seleksi dan penempatan yang dialami oleh para karyawan saat ini. Program
karyawan juga perlu dipertimbangkan mengenai manajemen stres ini akan mengajarkan pada setiap
tipe kepribadian karyawan dan tanggapan mereka karyawan mengenai stres dan sumber-sumber dari
terhadap situasi dan kondisi yang ada, sehingga stres, pengaruh stres terhadap kesehatan, dan cara-
akan lebih memudahkan dalam penyesuaian diri cara untuk mengurangi stres secara pribadi,
dengan desain yang dikembangkan oleh peru- misalnya dengan adanya manajemen waktu,
sahaan. Individu bertipe kepribadian A lebih maupun latihan-latihan relaksasi. Dalam hal ini
cocok untuk bekerja sebagai marketing, namun perusahaan juga harus mempunyai suatu Depar-
individu bertipe kepribadian B lebih cocok bila temen Sumber Daya Manusia yang benar-benar
berada dalam posisi back office. Hanya saja perlu berfungsi dan tanggap akan kebutuhan, situasi dan
diperhatikan dalam pemilihan karyawan ini, kondisi yang dialami oleh karyawan, sehingga
individu bertipe kepribadian A memiliki kecen- dapat dengan cepat untuk mengambil langkah
derungan untuk mengalami stres yang lebih tinggi, yang tepat dan efektif untuk menanganinya.
sehingga akan dibutuhkan manajemen yang dapat 4. Harus dilakukan penelitian lebih lanjut stres kerja
menunjang individu tersebut. yang dialami oleh karyawan, dengan mengguna-
2. Bila perlu dapat mempertimbangkan kembali kan jasa konsultan atau psikolog, seiring dengan
desain organisasi yang ada, terutama yang benar- adanya perubahan dalam perusahaan, maupun
benar merupakan sumber potensial stres, sehingga adanya perubahan dalam karyawan, untuk dapat
dapat mengurangi tingkat stres yang ada pada lebih mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh
karyawan. Sebagai contoh pada desain yang desain organisasi yang telah diperbarui serta
paling berpengaruh terhadap stres kerja yaitu pengaruh dari manajemen stres yang dilaksanakan
Formalisasi-Otoritas, dapat mempertimbangkan oleh perusahaan.
kembali mengenai peraturan-peraturan perusaha-
an, terutama yang sangat dominan terhadap stres
pada karyawan. Peraturan-peraturan yang diang- DAFTAR PUSTAKA
gap kurang berperan dalam kegiatan kerja
sebaiknya dilonggarkan dengan adanya ketentuan Awat, N.J., 1995. Metode Statistik Dan Ekonometri,
khusus, misalnya peraturan bebas seragam pada Yogyakarta: Penerbit Liberty.