Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Persepsi akan Dimensi Desain Organisasi dan Tipe Kepribadian

Terhadap Tingkat Stres Karyawan PT. Internasional Deta Alfa Mandiri

Eddy M. Sutanto
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Surabaya
Email: esutanto@petra.ac.id

Liliana Djohan
Alumnus Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Surabaya

ABSTRAK
Stres kerja dapat disebabkan oleh faktor-faktor organisasional maupun faktor-faktor non organisasional. Dimensi-
dimensi disain organisasi memberikan pengaruh terhadap tingkat stres kerja. Hal ini terjadi disebabkan karena disain
organisasi yang menentukan bagaimana sutau organisasi atau perusahaan menjalankan prosesnya. Salah satu faktor non
organisasional yang dapat menyebabkan stres ialah tipe kepribadian dari karyawan. Di dalam penelitian ini akan diuji
variabel-variabel disain organisasional dan tipe kepribadian yang mempengaruhi tingkat stres kerja karyawan di dalam
perusahaan. Penelitian menyimpulkan bahwa persepsi karyawan terhadap dimensi-dimensi disain organisasional dan tipe
kepribadiannya secara signifikan dan positif mempegaruhi tingkat stres kerja karyawan. Dalam hal ini, beberapa dimensi
tersebut ialah formalisasi-wewenang, spesialisasi, lingkungan, beban kerja-tipe pekerjaan, sentralisasi-jumlah pekerja.
Sementara itu tipe kepribadian merupakan faktor yang minor.

Kata kunci: disain organisasi, kepribadian, stres kerja.

ABSTRACT

Job stress can be caused by organizational factors and non-organizational factors. In the organizational factor, the
dimensions of organizational design affect the job-stress level. This happens because the organizational design determines
how the organization or company will run its process. One of the non-organizational factors that cause stress is the
personality type of the employees. This research will be examined the variables of organizational design and the personality
type which affect the employee’s stress level in the company. It suggests that employees’ perception to the dimensions of
organizational design significantly and positively affect the level of employees’ work stress along with their personality type.
In this case, those dimensions are formalization-authority, specialization, environment, work load-type of work,
centralization-number of workers. The personality type is only considered as minor factor.
Keywords: organizational design, personality, job stress.

PENDAHULUAN A dan B. Dengan diketahui tipe kepribadian dari


karyawan tersebut, maka akan terlihat bagaimanakah
Dalam menjalankan pekerjaannya, karyawan karakter karyawan tersebut dalam melakukan setiap
dapat mengalami tekanan atau stres yang dinamakan kegiatannya di perusahaan. Dengan demikian akan
stres kerja. Salah satu penyebab potensial dari terlihat apakah seseorang cocok atau tidak bekerja di
terjadinya stres adalah faktor organisasi di mana perusahaan tersebut, sebab ketidakcocokan seseorang
karyawan itu bekerja. Dalam hal ini organisasi yang akan lingkungan itulah yang membuat seseorang
menyebabkan stres adalah lingkungan kerjanya yang tidak nyaman dan dapat mengalami stres kerja.
dibentuk oleh suatu desain tertentu. Sebuah organisasi Penelitian ini dilakukan di PT. Internasional Deta
terdiri dari dua macam dimensi desain, yaitu dimensi Alfa Mandiri atau lebih dikenal dengan Golden
struktural dan dimensi kontekstual. Dalam mengeva- Champion Futures, merupakan perusahaan swasta
luasi sebuah organisasi, kedua macam dimensi desain yang sedang berkembang pesat saat ini. Perusahaan
dalam organisasi itu harus diteliti, karena keduanya ini bergerak dalam bidang jasa konsultasi investasi
saling bergantung satu dengan yang lainnya. perdagangan valuta asing (forex) dan indeks saham
Selain melihat pada sisi persepsi karyawan (stock index). Dengan Visi utama dari perusahaan
terhadap organisasinya, stres kerja juga dipengaruhi adalah melayani perorangan maupun instansi di mana
oleh tipe kepribadian karyawan itu sendiri. Tipe perusahaan memberikan suatu alternatif investasi
kepribadian yang dianggap paling berhubungan yang maksimal bagi para investor, maka tugas utama
dengan stres pada karyawan adalah tipe kepribadian
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
25
26 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 25-39

yang diemban PT. Internasional Deta Alfa Mandiri tingkat keleluasaan yang minimum mengenai
menurut pihak manajemen adalah memberikan saran apa yang harus dikerjakan, kapan harus
dan strategi kepada investor untuk mengambil dikerjakan, dan bagaimana ia harus mengerja-
keputusan yang tepat dalam bertransaksi serta kan. Ada 3 macam jenis formalisasi, yaitu:
memonitor perkembangan investasi dari hari ke hari, Formalisasi berdasarkan pekerjaan, formalisasi
jam perjam, menit per menit bahkan detik per detik. berdasarkan aliran pekerjaan, dan formalisasi
Oleh karena itu, perusahaan memiliki komitmen berdasarkan peraturan.
kepada costumer yaitu untuk selalu memberikan b. Spesialisasi
kepuasan kepada investor dengan senantiasa Spesialisasi hakikatnya ialah daripada dilaku-
memperbaharui dan meningkatkan kualitas pelayanan kan oleh satu individu, lebih baik seluruh
serta fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada investor. pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah
Dengan spesifikasi bidang dan sifat kerja seperti langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh
itulah, maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji seorang individu yang berlainan (Daft, 1998:
pengaruh dimensi desain organisasi, PT. Internasional 16). Suatu spesialisasi kerja dikatakan bersifat
Deta Alfa Mandiri dan tipe kepribadian karyawan ekstensif apabila setiap karyawan hanya
terhadap tingkat stres kerja karyawan. mengerjakan tugas-tugas tertentu yang sempit
wilayahnya. Suatu spesialisasi dikatakan
Rumusan Masalah rendah apabila karyawan mengerjakan tugas-
Apakah persepsi karyawan atas dimensi desain tugas yang mempunyai batasan yang luas. Ada
organisasi dan tipe kepribadian berpengaruh terhadap 2 (dua) tipe spesialisasi, yaitu:
tingkat stres karyawan PT. Internasional Deta Alfa 1. Spesialisasi horisontal
Mandiri? Spesialisasi horisontal ini menunjuk pada
ruang lingkup suatu pekerjaan, atau pada
Tujuan Penelitian tingkat mana seorang karyawan melakukan
suatu pekerjaan yang lengkap. Semakin
1. Untuk mengetahui tingkat stres yang dialami oleh kecil bagian suatu karyawan terhadap suatu
karyawan PT. Internasional Deta Alfa Mandiri. pekerjaan secara keseluruhan, maka sema-
2. Untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap kin horizontal tingkat spesialisasi pada
desain organisasi PT. Internasional Deta Alfa pekerjaan tersebut.
Mandiri.
2. Spesialisasi vertikal
3. Untuk mengetahui tipe kepribadian yang dimiliki
oleh karyawan PT. Internasional Deta Alfa Spesialisasi vertikal menunjuk pada tingkat
Mandiri. kontrol yang dimiliki oleh seorang karya-
4. Untuk mengetahui pengaruh dari tipe kepribadian wan terhadap suatu pekerjaan. Semakin
dan persepsi atas dimensi desain organisasi banyak keputusan yang dibuat oleh se-
terhadap tingkat stres karyawan PT. Internasional orang karyawan, mengenai bagaimana dan
Deta Alfa Mandiri. kapan harus melakukan suatu tugas, dan
semakin terbatas perilaku karyawan untuk
TINJAUAN TEORITIS melakukan tugas tersebut diatur oleh
peraturan, prosedur, pengawasan ataupun
Dimensi Desain Organisasi teknologi, semakin rendah tingkat spesia-
lisasi vertikalnya.
Menurut Richard L. Daft (1998:15), dimensi
c. Standarisasi
desain organisasi terdiri dari 2 tipe yaitu:
Standarisasi menunjuk pada prosedur yang di
1. Dimensi Struktural, yaitu dimensi yang meng- desain untuk membuat aktivitas organisasi
gambarkan karakteristik internal dari organisasi menjadi teratur, dan hal ini secara otomatis
dan menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan akan memfasilitasi adanya koordinasi (Jackson
membandingkan organisasi. Dimensi struktural & Morgan, 1978:92).
terdiri dari: d. Hierarki Otoritas.
a. Formalisasi Otoritas merupakan bentuk dari kekuasaan
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang yang ada pada suatu posisi atau kantor
terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi itu (Robbins, 2003:429). Ketika hak untuk meng-
dibakukan (Bedelan & Zammuto, 1991:129). atur bawahan termasuk dalam otoritas sese-
Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka orang, maka otoritas tersebut memberikan hak
pelaksana pekerjaan tersebut mempunyai untuk membatasi pilihan dan perbuatan yang
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Sutanto: Pengaruh Persepsi akan Dimensi Desain Organisasi 27

dilakukan oleh bawahan. Hirarki berhubungan


dengan “span of control”, yaitu jumlah karya- h. Personnel ratio.
wan yang melapor pada seorang supervisor. Personel ratio menunjuk pada jumlah karya-
Ketika span of control ini sempit, hirarki wan pada suatu fungsi atau departemen
otoritasnya cenderung tinggi, ketika span of tertentu.
control ini lebar, hirarki otoritasnya akan lebih
pendek. 2. Dimensi Kontekstual, yaitu dimensi yang
menggambarkan keseluruhan dari suatu organi-
e. Kompleksitas
sasi. Dimensi ini memperlihatkan susunan organi-
Kompleksitas menunjuk pada jumlah aktivitas
sasi yang mempengaruhi dan membentuk suatu
maupun subsistem pada organisasi. Komplek-
dimensi struktural organisasi, yang terdiri dari:
sitas bisa diukur melalui 3 (tiga) diferensiasi a. Ukuran. Ukuran adalah besarnya suatu organi-
yaitu vertikal, horizontal dan spatial. sasi yang terlihat dari jumlah orang dalam
1. Diferensiasi vertikal. Semakin banyak ting- organisasi tersebut.
katan yang ada antara manajemen puncak b. Teknologi Organisasi. Teknologi organisasi
dengan bagian operasional, organisasi adalah dasar dari subsistem produksi, termasuk
tersebut semakin kompleks. teknik dan cara yang digunakan untuk
2. Diferensiasi horisontal adalah jumlah jenis mengubah input organisasi menjadi output.
pekerjaan satu departemen yang ada pada c. Lingkungan. Lingkungan mencakup seluruh
organisasi. Semakin banyak jumlah peker- elemen di luar lingkup organisasi. Elemen
jaan yang ada pada suatu organisasi yang kunci mencakup industri, pemerintah, pelang-
membutuhkan pengetahuan dan keahlian gan, pemasok dan komunitas finansial.
khusus, semakin tinggi kompleksitas
horisontal pada organisasi tersebut. 3. Bentuk Desain Organisasi
3. Diferensiasi spasial adalah jumlah daerah Bentuk dari desain organisasi ini ditentukan oleh
dari keberadaan organisasi secara fisik. tingkat formalisasi yang dilakukan, tingkat
Dengan meningkatnya diferensiasi spasial sentralisasi dalan organisasi, kualifikasi karyawan,
ini maka semakin tinggi pula kompleksitas- span of control yang ada serta komunikasi dan
nya. koordinasi yang ada dalam organisasi (Robbins,
f. Sentralisasi 2003:136). Bentuk desain organisasi terdiri dari:
Istilah sentralisasi mengacu pada sampai ting- a. Organic
kat mana pengambilan keputusan dipusatkan Pada organisasi yang berbentuk organic, maka
dalam organisasi ini terdapat tingkat forma-
pada suatu titik tunggal dalam organisasi.
lisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi
Dikatakan bahwa ketika manajemen puncak
yang rendah, serta diperlukan training dan
membuat keputusan-keputusan kunci dalam
pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan.
organisasi dengan masukan yang terbatas dari Selain itu terdapat span of control yang sempit
karyawan yang berada di bawahnya, maka serta adanya komunikasi horisontal dalam
organisasi tersebut memiliki tingkat sentralisasi organisasi.
tinggi. Sebaliknya, semakin banyak karyawan b. Mostly Organic
yang berada di bawah manajemen puncak Pada organisasi yang berbentuk mostly orga-
memberikan masukan bagi pengambilan nic, formalisasi dan sentralisasi yang diterap-
keputusan, maka dikatakan bahwa organisasi kan berada di tingkat moderat. Selain itu
lebih terdesentralisasi. diperlukan pengalaman kerja yang banyak
Pada perusahaan yang memiliki karakter dalam organisasi ini. Terdapat span of control
sentralisasi tinggi akan mempunyai struktur yang bersifat antara moderat sampai lebar serta
yang berbeda dengan perusahaan yang ter- lebih banyak komunikasi horisontal yang
desentralisasi. bersifat verbal dalam organisasi tersebut.
g. Profesionalisme c. Mechanistic
Profesionalisme adalah level dari pendidikan Pada organisasi yang berbentuk mechanistic,
formal dan training yang harus dimiliki dan terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formali-
diikuti oleh karyawan. Profesionalisme diang- sasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang
gap tinggi apabila karyawan harus mengikuti tinggi, training atau pengalaman kerja yang
training dalam jangka waktu yang lama untuk sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of
memegang suatu pekerjaan atau jabatan pada control yang lebar serta adanya komunikasi
perusahaan. yang bersifat vertikal dan tertulis.

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
28 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 25-39

1. Tidak pernah merasa tertekan dengan perasaan


d. Mostly Mechanistic terburu-buru karena keterbatasan waktu,
Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri dengan ketidaksabaran yang selalu menyertai.
yaitu: adanya formalisasi dan sentralisasi pada 2. Merasa tidak perlu memperlihatkan atau
tingkat moderat, adanya training-training yang mendiskusikan keberhasilan mereka kecuali
bersifat formal atau wajib, span of control dalam keadaan yang terpaksa, karena adanya
yang bersifat moderat serta terjadi komunikasi permintaan dari situasi yang ada.
tertulis maupun verbal dalam organisasi 3. Bermain untuk bersenang-senang dan bersan-
tersebut. tai, dibandingkan memperlihatkan superioritas
mereka dengan pengorbanan yang seperti
Tipe Kepribadian A dan B apapun.
Menurut Gordon Alport, kepribadian adalah 4. Dapat bersantai tanpa merasa bersalah.
suatu organisasi yang dinamis di dalam diri seorang
individu, dari sistem psikofisiknya yang menentukan Stres
suatu tanggapan yang bersifat unik terhadap Menurut Schuler, stres adalah suatu kondisi
lingkungannya. Friedman dan Rosenman dinamik yang di dalamnya seorang individu di
membedakan tipe kepribadian menjadi 2 (dua), yaitu konfrontasikan dengan suatu peluang, kendala, atau
(Robbins, 2003:101):
tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat
diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai
1. Tipe Kepribadian A
tidak pasti dan penting (Robbins, 2003:577)
Ciri-ciri orang yang memiliki tipe kepribadian A:
1. Selalu bergerak, berjalan dan makan dengan 1. Stres Kerja
cepat
Dale dan Staudohar (1982), menyatakan stres
2. Merasa tidak sabar dengan nilai di mana
kerja merupakan suatu tekanan yang dirasakan
kebanyakan kejadian terjadi
3. Berjuang untuk berpikir atau melakuan dua hal oleh seseorang yang mempengaruhi emosi, proses
atau lebih secara terus menerus pikiran dan kondisi fisik seseorang di mana
4. Tidak dapat mengatasi waktu untuk bersantai tekanan ini disebabkan oleh lingkungan pekerjaan
5. Terobsesi dengan angka-angka; kesuksesan di mana individu tersebut berada.
diukur dengan cara seberapa banyak hasil Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan
yang telah dicapai stres disebut stresors. Terdapat 2 (dua) sumber
utama dari stres pada karyawan, yaitu faktor-
Orang-orang pada tipe A dianggap lebih memiliki faktor yang bersifat organisasi dan faktor-faktor
kecenderungan untuk mengalami tingkat stres yang bersifat non-organisasi atau non-pekerjaan.
yang lebih tinggi, sebab mereka menempatkan diri Menurut Luthans (2002), penyebab terjadinya
mereka sendiri pada suatu tekanan waktu dengan stres yang bersifat organisasi, salah satunya adalah
menciptakan suatu batas waktu tertentu untuk struktur dalam organisasi yang terbentuk melalui
kehidupan mereka. Hasilnya kepribadian ini desain organisasi yang ada, misalnya melalui
menghasilkan beberapa karakteristik perilaku formalisasi, konflik dalam hubungan antar
tertentu. Sebagai contoh: orang-orang tipe A karyawan, spesialisasi, serta lingkungan yang
adalah pekerja cepat, mereka lebih mementingkan kurang mendukung. Hal lain dalam desain
kuantitas daripada kualitas. Dalam posisi organisasi yang juga dapat menyebabkan stres
manajerial, orang-orang tipe A memperlihatkan antara lain adalah, level diferensiasi dalam
daya saing mereka dengan cara memiliki waktu perusahaan serta adanya sentralisasi yang
kerja yang panjang, dan seringkali membuat menyebabkan karyawan tidak mempunyai hak
keputusan yang terbatas, sebab orang-orang ini untuk berpatisipasi dalam pengambilan keputusan
kurang memiliki kreativitas. (Robbins, 2003:580).
2. Tipe Kepribadian B Sedangkan faktor yang bersifat non-organisasi,
yaitu faktor individual, antara lain adalah tipe
Kebalikan dari orang berkepribadian A adalah tipe kepribadian karyawan. (Robbins, 2003:579). Tipe
kepribadian B. Ciri-ciri dari orang tipe B kepribadian yang cenderung mengalami stres
(Robbins, 2003:101): kerja yang lebih tinggi adalah tipe kepribadian A.
Individu tipe A lebih cepat untuk mengalami
kemarahan yang apabila ia tidak dapat menangani

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Sutanto: Pengaruh Persepsi akan Dimensi Desain Organisasi 29

hal tersebut, individu tersebut akan mengalami


stres yang dapat menuju terjadinya masalah pada
kesehatan individu tersebut (Luthans, 2002:402).
Karyawan dapat menanggapi kondisi-kondisi Kerangka Pemikiran Penelitian
tekanan tersebut secara positif maupun negatif.
Stres dikatakan positif dan merupakan suatu
peluang bila stres tersebut merangsang mereka
untuk meningkatkan usahanya untuk memperoleh
hasil yang maksimal. Stres dikatakan negatif bila
stres memberikan hasil yang menurun pada
produktifitas karyawan. Akibatnya, ada konse-
kuensi yang konstruktif maupun destruktif bagi
badan usaha maupun karyawan. Pengaruh dari
konsekuensi tersebut adalah penurunan ataupun
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
peningkatan usaha dalam jangka waktu pendek
maupun berlangsung dalam jangka waktu lama. Keterangan:
Setiap organisasi atau perusahaan mempunyai
2. Dampak Stres dimensi desain organisasi yang membentuk perusa-
Jika individu mengalami stres, maka individu haan tersebut dan di dalam suatu perusahaan pasti
menunjukkan gejala-gejala baik secara fisik, psikis terdapat karyawan yang bekerja di tempat tersebut.
maupun gejala yang tampak dalam perilaku gejala Setiap karyawan dalam perusahaan, memiliki
bermacam-macam tipe kepribadian, yang dibedakan
ini dapat dikatakan juga sebagai akibat dari stres
dalam dua kelompok besar, yaitu tipe kepribadian A
yang sedang dialami.
dan tipe kepribadian B, yang akan memberikan suatu
Durbin (Robbins, 2003:582) mengemukakan tanggapan atau persepsi atas dimensi desain yang ada
bahwa individu yang sedang mengalami stres dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya tanggapan
akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut: tersebut maka akan terbentuk suatu tingkat stres
1. Fisiologis: seperti perubahan-perubahan kimi- tertentu pada karyawan.
awi tubuh.
2. Psikologis: seperti ketegangan, merasa bosan, Hipotesis
cemas, lelah dan tidak berdaya.
3. Perilaku: seperti ceroboh, sering menggerak- Diduga terdapat pengaruh yang positif dan
siginifikan antara persepsi karyawan atas dimensi
gerakkan kaki, perubahan pola makan dan
desain organisasi dan tipe kepribadian secara
tidur, kecanduan rokok, mudah panik dan lain-
bersama-sama terhadap stres karyawan PT. Inter-
lain. nasional Deta Alfa Mandiri.
Menurut Eckenrade (Feldman, 1993) jika individu
dapat mengatasi stres yang dialaminya saat ini METODE PENELITIAN
dengan baik, maka stres yang akan datang akan
lebih mudah diatasi. Sebaliknya jika individu Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi Peneliti-
tidak dapat mengatasi stresnya, maka dapat timbul an
penyakit, baik itu penyakit fisik maupun psikis. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
Stres yang berkepanjangan (prolonged stress) survey, di mana informasi dikumpulkan dari res-
dapat menyebabkan deterioniasi pada jaringan- ponden dengan menggunakan kuesioner (Singarim-
jaringan tubuh seperti pembuluh darah dan bun & Effendi, 1989:3). Adapun target populasi
jantung, sehingga dapat menimbulkan penyakit- dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di PT.
penyakit seperti stroke, hipertensi, borok usus dan Internasional Deta Alfa Mandiri. Karakteristik
lain-lain. Selain dampak fisik dapat juga terjadi populasi yang diteliti adalah karyawan yang memiliki
perubahan pola pikir bahkan dapat mengarah pada masa kerja minimal 3 bulan, karena telah diasumsikan
self-destruktif. menjadi karyawan tetap dan telah melalui masa
percobaan kerjanya.

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
30 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 25-39

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang


diteliti terdiri dari 1 (satu) variabel dependen (variabel
yang dipengaruhi/variabel terikat) dan 2 (dua)
Metode Dan Prosedur Pengumpulan Data variabel independen (variabel bebas). Yang berperan
sebagai variabel dependen adalah Tingkat Stres
Pengumpulan data dilakukan dengan cara: Karyawan PT. Internasional Deta Alfa Mandiri.
• Pengumpulan Data Primer Sedangkan yang berperan sebagai variabel inde-
Data primer adalah data hasil wawancara atau penden adalah Faktor Desain Organisasi Perusahaan
hasil pengisian angket oleh responden yang (X1) dan Faktor Tipe Kepribadian (X2)
dijadikan sampel dalam penelitian. Pengumpulan Adapun definisi operasional masing-masing variabel
data primer dilakukan dengan cara membuat adalah:
Kuesioner sebanyak 80 buah dan diberikan 1. Faktor Desain Organisasi Perusahaan (X1)
kepada karyawan PT. Internasional Deta Alfa Faktor Desain Organisasi Perusahaan yang
Mandiri. Kuesioner yang digunakan memiliki 3 dijadikan pengukuran dalam penelitian ini adalah
bagian yaitu: persepsi karyawan PT. Internasional Deta Alfa
1. Kuesioner tipe kepribadian Mandiri terhadap desain organisasi yang dibangun
Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan perusahaan.
yang akan digunakan untuk menggali infor- Adapun kriteria penilaian dari desain organisasi
masi tentang persepsi karyawan terhadap tipe diwakili oleh variabel-variabel antara lain:
kepribadian mereka apakah tergolong pada • Formalisasi yang terdiri dari atribut-atribut
jenis atau tipe kepribadian A murni, tipe A, Peraturan Jam Kerja Yang Ketat, Peraturan
tipe A-tipe B, tipe B ataupun tipe kepribadian Seragam Kerja Yang Ketat, Peraturan
B murni. Dokumen Untuk Setiap Perintah Kerja,
2. Kuesioner dimensi desain organisasi Peraturan Standarisasi Kerja, Sanksi Yang
Kuesioner mengenai dimensi desain organisasi Tegas Pada Setiap Pelanggaran.
di susun berdasarkan aspek-aspek dimensi
• Variabel Spesialisasi yang terdiri dari atribut-
desain organisasi menurut Richard L. Daft.
atribut Spesifikasi Tugas, Pembagian Tugas
Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan
Sesuai Jabatan dan Kontrol Sedikit Dalam
yang akan digunakan untuk menggali infor-
Tugas Pekerjaan.
masi tentang persepsi responden terhadap
• Variabel Hierarki Otoritas yang terdiri dari
desain organisasi yang dibangun oleh
Manajer Mempunyai Kewenangan Untuk
perusahaan tempat mereka bekerja.
Memberikan Tugas Pada Karyawan dan
3. Kuesioner stres kerja
Setiap Manager Mempunyai Banyak Bawah-
Kuesioner mengenai stres kerja disusun untuk
an.
mengetahui tanggapan karyawan terhadap
dimensi desain organisasi yang dibangun • Variabel Kompleksitas yang terdiri dari
perusahaan dengan asumsi bahwa pada saat atribut-atribut Banyaknya Tingkatan Jabatan,
seseorang merasa tertekan dengan desain Banyaknya Jenis Pekerjaan Dalam Satu
organisasi yang dibangun oleh perusahaan Departemen, dan Setiap Manager Mempunyai
tempatnya bekerja, maka orang tersebut akan Banyak Bawahan.
mengalami stres kerja. • Variabel Sentralisasi yang terdiri dari atribut-
• Pengumpulan Data Sekunder atribut Pengambilan Keputusan Oleh Manaje-
Data sekunder adalah data pendukung yang men Puncak dan Pengambilan Keputusan
berupa laporan, berkas atau catatan-catatan yang Tanpa Melibatkan Bawahan.
dibuat oleh perusahaan. Pengumpulan data sekun- • Variabel Profesionalisme yang terdiri dari
der dilakukan dengan cara mengajukan permo- atribut-atribut Syarat Pendidikan Tinggi dan
honan kepada pimpinan PT. Internasional Deta Kewajiban Mengikuti Training Tertentu.
Alfa Mandiri untuk mendapatkan data-data • Variabel Ukuran yaitu Jumlah karyawan yang
sekunder yang dapat mendukung dalam memper- ada pada perusahaan.
dalam dan mempertajam analisis pembahasan • Variabel Teknologi yaitu menggunakan alat-
hasil penelitian. alat berteknologi modern.
• Variabel Lingkungan yang terdiri dari atribut-
Definisi Operasional Variabel Dan Identifikasi atribut Hubungan Baik Antar Karyawan,
Variabel Hubungan Baik Dengan Rekan Bisnis Perusa-
haan, Banyak Karyawan Dalam Satu Ruangan

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Sutanto: Pengaruh Persepsi akan Dimensi Desain Organisasi 31

Sama, Tempat Kerja Yang Nyaman, Even linier ganda. Analisa Faktor digunakan untuk menye-
Khusus Untuk Customer dan Perhatian Besar derhanakan atau mereduksi dimensi data, karena pada
Terhadap Kesejahteraan Karyawan dan Acara penelitian ini pada variabel dependen yaitu variabel
Khusus Untuk Karyawan. dimensi desain organisasi terdapat delapan atribut
2. Faktor Tipe Kepribadian (X2) dengan total indikator (butir pertanyaan) adalah dua
Faktor Tipe Kepribadian yang dijadikan pengu- puluh lima.
kuran dalam penelitian ini adalah tipe kepribadian Karena jumlah variabel dan indikator pada
karyawan PT. Internasional Deta Alfa Mandiri di variabel penilaian dimensi desain organisasi cukup
mana kriteria penilaiannya diperoleh dari skor banyak sehingga menyebabkan hubungan kausalitas
yang dikumpulkan atas pertanyaan-pertanyaan (sebab akibat) yang kompleks antara variabel depen-
yang diambil dari http://www.dushkin.com/ den dan variabel independen maka untuk memper-
connectext/psy/ch12/survey12b.mhtml. mudah analisa data dilakukan Analisa Faktor
Prinsip penilaiannya adalah, apabila pertanyaan- kemudian dilanjutkan dengan Analisa Regresi Linier
nya mewakili Tipe Kepribadian A sementara Ganda dengan menggunakan bantuan komputer
jawaban yang diberikan benar maka skor yang dengan program atau software SPSS for Windows
diberikan adalah lima (5), bila jawaban yang ver 11.00.
diberikan salah maka skor yang diberikan adalah Secara matematis model analisa faktor dapat
nol (0). Apabila pertanyaannya mewakili Tipe disajikan sebagai berikut:
Kepribadian B sementara jawaban yang diberikan X1 = A 11 F1 + A 12 F2 + A 13 F3 + ………+ A ij Fj +
benar maka skor yang diberikan adalah nol (0), V 1 U1 (1)
bila jawaban yang diberikan salah maka skor yang di mana:
diberikan adalah lima (5). X1 = variabel standar ke i (seluruh atribut pada
Adapun aturan penggolongan tipe kepribadian variabel yang dianalisis)
didasarkan pada skor penilaian, yaitu: A ij = koefisien loading dari variabel i pada faktor
1. 0 - 15 Tipe B Murni umum (common factor) j
2. 20 - 35 Tipe B F = faktor umum ( kombinasi linier atribut-atribut
3. 40 - 60 Tipe A-Tipe B pada variabel yang dianalisis)
4. 65 - 80 Tipe A V 1 = koefisien standarized loading dari variabel i
5. 85 - 100 Tipe A Murni pada faktor khusus (unique) i
U1 = faktor khusus bagi variabel i
3. Faktor Tingkat Stres Karyawan (TSK)
Faktor Tingkat Stres Karyawan PT. Internasional Persamaan model regresi linier berganda menurut
Deta Alfa Mandiri adalah hasil pengukuran Awat adalah (1995:337):
terhadap kondisi psikologis (aspek psikologis) Y = α + β1X1 + β2X2 +…+ βn Xn+ e (2)
karyawan PT. Internasional Deta Alfa Mandiri
atas seluruh variabel dan atribut pada Faktor di mana:
Desain Organisasi. Y = variabel dependen yang menunjukkan besar-
Prinsip penilaiannya adalah, skor penilaian yang nya nilai output dari tingkat stres yang meru-
diberikan responden atas pilihan jawaban dari pakan hasil Analisa Faktor dari atribut-atribut
sangat tidak setuju dengan skor satu (1) sampai tingkat stres.
dengan sangat setuju dengan skor tujuh (7). α = koefisien penentu yang menyatakan perubah-
Tingkat stres adalah total skor yang terkumpul dari an rata-rata variabel tergantung untuk tiap
pertanyaan satu sampai dengan pertanyaan dua perubahan variabel X1, X2, …,Xn secara
puluh lima (25). Adapun aturan penggolongan bersama-sama
tingkat stres didasarkan pada skor penilaian, yaitu β1,β2,…,βn = koefisien regresi parsial yang mengukur
(Steers & Black, 1994:608): besarnya perubahan variabel dependen (Y)
1. 25 - 75 Stres Rendah sehubungan dengan perubahan variabel
2. 76 - 125 Stres Sedang independen X1, X2, …, Xn dengan asumsi
3. 126 - 175 Stres Tinggi variabel Xi+1 konstan.
X1, X2,…, Xn = variabel independen, yaitu total skor
Teknik Analisa Data Tipe Kepribadian dan faktor-faktor yang ter-
bentuk dari hasil analisa faktor yang merupa-
Teknik analisa data yang digunakan adalah
kan kombinasi linier atribut-atribut variabel
Analisa Faktor dilanjutkan dengan Analisa Regresi
dimensi desain organisasi.
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
32 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 25-39

e = error (galat) mengalami stres kerja. Hasil tabulasi silang antara


jenis kelamin responden terhadap tingkat stres dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

ANALISA DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin


dan Tingkat Stres
Analisa Deskriptif Responden Tingkat Stres
Stres SedangStres Tinggi Total
Pada bagian ini akan dibahas hasil tabulasi data Jenis Laki-Laki Jumlah 4 28 32
Kelamin
yang diuraikan dari data hasil kuesioner. Adapun % dalam Jenis Kela 12.5% 87.5% 100.0%
Perempua Jumlah 10 38 48
deskripsi data identitas responden yang berhasil % dalam Jenis Kela 20.8% 79.2% 100.0%
dikumpulkan adalah deskripsi data atau gambaran Total Jumlah 14 66 80
data berdasarkan Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan % dalam Jenis Kela 17.5% 82.5% 100.0%
Masa Kerja, Tipe Kepribadian dan Tingkat Stres. Sumber: Data Primer
Deskripsi tingkat stres responden adalah sebagian
besar responden atau sebanyak 66 orang (82,5%) Deskripsi data identitas responden berdasarkan
mengalami stres pada level stres tinggi. Hal ini dite- tingkat adalah 6 orang atau 7,5 % responden
ngarai karena pengaruh sifat pekerjaan di perusahaan berpendidikan SMA, 28 orang atau 35 % responden
ini yang menuntut pencapaian target yang tinggi yang berpendidikan D3, 34 orang atau 42,5 % responden
berdampak pada tingkat stress karyawan. Distribusi berpendidikan S1 dan sisanya 12 orang atau 15 %
tingkat stres ini dapat dilihat pada tabel 1. berpendidikan S2 atau di atasnya. Hal ini merupakan
cerminan adanya tuntutan kemampuan intelektual
Tabel 1. Distribusi Tingkat Stres Responden
yang tinggi dalam melakukan pekerjaan serta dalam
Tingkat Stres Frekuensi Persentase (%) rangka pemenuhan target yang diminta perusahaan.
Stres Rendah 0 0% Hasil tabulasi silang antara tingkat pendidikan
Stres Sedang 14 17,5 % dengan tingkat stres menunjukkan bahwa semua
Stres Tinggi 66 82,5 %
tingkat pendidikan memiliki persentase mengalami
Jumlah 80 100 %
tingkat stres yang tinggi. Hal ini berarti tingginya
Sumber: Data Primer tingkat pendidikan tidak terlalu berpengaruh terhadap
tekanan yang dirasakan oleh para karyawan,
Deskripsi data identitas responden berdasarkan meskipun terlihat bahwa karyawan yang memiliki
jenis kelamin adalah 32 orang atau 40 % responden tingkat pendidikan D3 mempunyai kecenderungan
berjenis kelamin Laki-laki dan 48 orang atau 60 % yang paling kecil yaitu 28,6% dari total 28 orang
responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini karyawan yang ada. Sementara itu semua karyawan
menunjukkan bahwa bidang pekerjaan sebagaimana
yang memiliki tingkat pendidikan SMAUntuk lebih
yang ada di perusahaan ini tidaklah menjadi dominasi
salah satu gender. Bidang pekerjaan tersebut cukup jelasnya, dapat dilihat pada table 3 di bawah ini.
menarik minat baik laki-laki maupun perempuan Berdasarkan tabel 4 deskripsi data identitas
untuk berkarir di sana. Dari proses tabulasi silang responden berdasarkan tipe kepribadian dan tingkat
yang dilakukan, diketahui bahwa kedua jenis kelamin stress, maka komposisi tipe kepribadian responden
memiliki kecenderungan yang hampir sama untuk adalah 7 orang atau 8,75 % responden mempunyai
mengalami tingkat stres yang tinggi. Hal ini disebab- tipe kepribadian Tipe B, 65 orang atau sebagian besar
kan oleh adanya tuntutan target dari perusahaan tanpa responden (81,25 %) mempunyai tipe kepribadian
membedakan faktor gender. Tipe A-Tipe B, 8 orang atau 10 % responden
Responden laki-laki mempunyai porsi tingkat mempunyai tipe kepribadian Tipe A. Dari hasil
stres yang tinggi sebesar 87,5% dari keseluruhan tabulasi silang menunjukkan bahwa tipe kepribadian
responden laki-laki yang ada, sedangkan responden A memiliki kecenderungan yang paling besar untuk
perempuan mempunyai porsi tingkat stres yang tinggi mengalami tingkat stres yang tinggi (100% dari
sebesar 79,2%. Penyebab dari lebih tingginya tingkat responden bertipe kepribadian A mengalami tingkat
stres pada laki-laki disebabkan karena seorang laki- stres tinggi), sedangkan tipe B masih memiliki
laki memiliki beban dan kewajiban yang lebih besar kecenderungan untuk mengalami tingkat stres yang
dalam keluarga, terutama untuk bekerja, sehingga hal lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh sifat alami dari
ini akan mengakibatkan seorang laki-laki akan lebih orang-orang bertipe kepribadian A di mana orang-
bekerja keras. Selain itu, seorang laki-laki akan lebih orang tersebut memiliki kecenderungan yang lebih
mengutamakan untuk berpikir dalam melakukan
besar untuk mengalami stres, karena mereka
tugas pekerjaan. Hasilnya, mereka akan lebih mudah

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Sutanto: Pengaruh Persepsi akan Dimensi Desain Organisasi 33

menciptakan suatu batasan waktu dan target untuk 2. Spesialisasi. Dalam hal spesialisasi, karyawan
diri mereka sendiri saat mereka melakukan pekerjaan. menyatakan bahwa telah ada penjelasan spesifi-
kasi kerja dalam perusahaan, meskipun porsinya
tidak terlalu banyak. Demikian pula mengenai
Tabel 3. Tabulasi Silang antara Tingkat Pendi- pembagian tugas yang ada dalam perusahaan
dikan dan Tingkat Stres masih belum mencapai tingkat yang maksimal.
Tingkat Stres Hal ini berarti masih ada karyawan yang dibebani
Stres Stres
Sedang Tinggi Total dengan tugas yang sebenarnya tidak sesuai dengan
Tingkat
Pendidikan
SMA Jumlah
% dalam Tingkat Pendidikan 100.0%
6
100.0%
6
jabatan atau bagian di mana ia bertugas. Selain itu,
D3 Jumlah 8 20 28 karyawan menganggap bahwa belum ada kontrol
% dalam Tingkat Pendidikan 28.6% 71.4% 100.0%
S1 Jumlah 4 30 34
penuh saat karyawan tersebut melakukan pekerja-
% dalam Tingkat Pendidikan 11.8% 88.2% 100.0% annya. Hal ini masih ada campur tangan dari
>S2 Jumlah 2 10 12
% dalam Tingkat Pendidikan 16.7% 83.3% 100.0% karyawan lain ataupun atasan saat mereka bekerja.
Total Jumlah 14 66 80
% dalam Tingkat Pendidikan 17.5% 82.5% 100.0% 3. Hirarki Otoritas. Pada bagian ini, karyawan
Sumber: Data Primer menganggap bahwa manajer yang ada mem-
punyai cukup kewenangan untuk memberikan
Analisa Deskriptif Persepsi Karyawan Terhadap tugas dan masing-masing manajer mempunyai
Desain Organisasi jumlah bawahan yang sangat banyak.
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban karyawan 4. Kompleksitas. Dalam hal kompleksitas, karya-
mengenai persepsinya terhadap desain organisasi wan menganggap bahwa ada cukup banyak
yang dibangun oleh karyawan, diperoleh hasil di tingkatan jabatan dalam perusahaan serta ada
bawah ini: sangat banyak bagian dalam perusahaan. Hal ini
berarti perusahaan mempunyai tingkat komplek-
1. Formalisasi. Dalam hal formalisasi, karyawan sitas yang cukup tinggi.
manganggap bahwa peraturan jam kerja berada di
posisi sedang, yaitu tidak terlalu ketat, namun juga 5. Sentralisasi. Dalam hal sentralisasi, karyawan
tidak bisa dikatakan lunak. Selain itu dalam menganggap bahwa pengambilan keputusan
peraturan mengenai tata cara berpakaian dalam selalu dilakukan oleh manajemen puncak serta tata
perusahaan dijalankan dengan sangat ketat dalam cara yang tidak melibatkan bawahan. Hal ini
perusahaan. Peraturan untuk menggunakan berarti sangat sedikit porsi yang diberikan pada
dokumen tertulis memiliki porsi yang ketat dalam karyawan untuk turut berpartisipasi dalam
formalisasi yang dilakukan oleh perusahaan. pengambilan keputusan dalam proses kegiatan
Standarisasi kerja tidak terlalu dipentingkan dalam perusahaan. Dapat dikatakan bahwa perusahaan
perusahaan, dan ada pemberlakuan peraturan bersifat sangat sentralistis.
pemberian sanksi yang sangat tegas untuk setiap 6. Profesionalisme. Dalam hal profesionalisme,
pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan. karyawan menganggap dalam perusahaan ada
Dengan melihat pada kondisi yang ada di atas, syarat pendidikan yang sangat tinggi dalam
maka dapat dilihat bahwa menurut karyawan perusahaan serta sangat sering diadakan suatu
perusahaan memiliki tingkat formalisasi yang training bagi karyawan yang bekerja di sana. Hal
cukup tinggi. ini berarti dalam persepsi karyawan, perusahaan
Tabel 4. Tabulasi Silang antara Tipe Kepribadian mempunyai tingkat profesionalisme yang sangat
dan Tingkat Stres tinggi.
Tingkat Stres 7. Ukuran. Karyawan beranggapan bahwa perusa-
Stres Stres
Sedang Tinggi Total haan memiliki ukuran yang sedang, yaitu tidak
Tipe Tipe B Jumlah 2 5 7
Kepribadian % dalam Tipe Kepribadian
terlalu banyak, namun juga tidak sedikit. Hal ini
28.6% 71.4% 100.0%
Tipe Jumlah 12 53 65
berarti perusahaan tergolong dalam perusahaan
A-B % dalam Tipe Kepribadian
18.5% 81.5% 100.0%
berukuran sedang.
Tipe A Jumlah 8 8
% dalam Tipe Kepribadian
8. Teknologi. Dalam persepsi karyawan, perusahaan
100.0% 100.0%
Total Jumlah
tidak banyak menggunakan alat-alat teknologi
14 66 80
% dalam Tipe Kepribadian
17.5% 82.5% 100.0%
modern. Hal ini dikarenakan perusahaan adalah
perusahaan yang bergerak di bidang jasa.
Sumber: Data Primer

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
34 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 25-39

9. Lingkungan. Dalam faktor lingkungan, perusaha- Berdasarkan uji korelasi ganda yang dilakukan
an telah membangun suatu lingkungan yang maka didapatkan hasil uji korelasi ganda sebesar
sangat baik, di mana karyawan memiliki hubung- 0,963. Nilai ini hampir mendekati sempurna yaitu
an yang sangat baik satu dengan yang lainnya, +1. Hal ini berarti secara bersama-sama variabel X
adanya hubungan yang baik dengan rekan bisnis berhubungan dengan variabel Y, sedangkan nilai
perusahaan, adanya tempat kerja yang nyaman, R2 (koefisien determinasi) yang didapatkan adalah
serta perusahaan sangat memperhatikan kesejah- sebesar 0,926. Hal ini berarti korelasi variabel
teraan karyawan. Namun di sisi lain, dalam dependen dengan variabel independen sangat
perusahaan terdapat ruangan-ruangan kerja di tinggi dan keragaman yang dapat diterangkan oleh
mana jumlah karyawannya masih terlalu banyak. model regresi yang akan dibentuk adalah sebesar
92,6 %. Hasil uji korelasi ganda dapat dilihat pada
Hasil Analisa Faktor tabel 6.
Pada bagian ini akan dilakukan Analisa Faktor
Tabel 5. Hasil Uji Korelasi
pada Variabel Desain Organisasi (X2), karena pada
Variabel ini terdapat dua puluh lima (25) atribut Variabel Korelasi Nilai Kritis Keterangan
Yang Di Uji Pearson (Signifikansi)
yang dijadikan karakteristik pengukurannya. Agar Tipe Kepribadian (X1)-- 0,008 0,000 Valid
proses Analisa Regresi lebih sederhana dilakukan Tingkat Stres (Y)
Analisa Faktor untuk memilih atribut-atribut yang Faktor 1 (X1) -- -0,282 0,000 Valid
Tingkat Stres(Y)
ikut memberikan sumbangan dalam model dan untuk Faktor 2 (X2) -- 0,310 0,000 Valid
mereduksi dimensi datanya sehingga variabel tersebut Tingkat Stres (Y)
menjadi lebih sederhana. Analisa faktor dilakukan Faktor 3 (X3) -- -0,145 0,005 Valid
Tingkat Stres (Y)
dalam dua tahap yaitu tahap pertama memilih atribut- Faktor 4 (X4) -- 0,111 0,001 Valid
atribut yang memberikan sumbangan dalam model Tingkat Stres (Y)
dan tahap kedua memilih faktor atau mereduksi Faktor 5 (X5) -- 0,398 0,000 Valid
Tingkat Stres (Y)
dimensi data, maka diperoleh enam komponen utama Faktor 6 (X6) -- 0,309 0,000 Valid
sebagai berikut: Faktor 1 = Formalisasi-Otoritas, Tingkat Stres (Y)
Faktor 2 = Spesialisasi, Faktor 3 = Sentralisasi- Sumber: Pengolahan Data Primer
Jumlah Karyawan, Faktor 4 = Jumlah-Jenis
Tabel 6. Hasil Uji Korelasi Ganda
Pekerjaan, Faktor 5 = Jam Kerja-Jabatan, Faktor 6 = Model Summaryb
Lingkungan Adjusted Std. Error of Durbin-W
Model R R Square R Square the Estimate atson
1 .963a .926 .919 3.603 1.926
Hasil Analisa Regresi Linier Ganda a. Predictors: (Constant), Faktor 6 (X7), Faktor 5 (X6), Faktor 4 (X5),
Faktor 3 (X4), Faktor 2 (X3), Faktor 1 (X2), Tipe Kepribadian (X1)
Variabel-variabel yang dianalisis dalam Analisa b. Dependent Variable: Tingkat Stress (Y)
Regresi Linier Ganda adalah variabel dependen yaitu
Sumber: Pengolahan Data Primer
skor Tingkat Stres dan variabel dependen yaitu skor
Tipe Kepribadian dan faktor-faktor hasil analisa 3. Uji Serempak (Uji F)
faktor (Faktor 1, Faktor 2, Faktor 3, Faktor 4, Faktor 5 Hasil uji serempak atau uji F dapat dilihat pada
dan Faktor 6). Pada pengujian ini digunakan tingkat pada tabel 7. Dalam penelitian ini batas penolakan
signifikansi sebesar 5%, artinya jika tingkat H0 ditetapkan sebesar X = 0,05 (5 %).
signifikansi (nilai kritis) lebih kecil atau sama dengan
5%, maka H0 uji statistik ditolak. Tabel 7 Hasil Uji Serempak (Uji F)
Model Jumlah Mean F Hitung Nilai Kritis
1. Hasil Uji Korelasi Kuadrat Kuadrat (Signifikansi)
Dari hasil output pada tabel 5, dengan meng- Regresi 11768,203 1681,172 129,522 0,000
gunakan α = 5% maka akan tampak bahwa
Galat 934,547 12,980
Total 12702,750
semua variabel independen yaitu variabel X1, X2, Sumber: Pengolahan Data Primer
X3, X4, X5, X6 dan X7 berkorelasi dengan variabel
dependen (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai kritis Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa tingkat
atau signifikansi uji yang lebih kecil dari nilai signifikansi uji F atau sig. F = 0,000 (kurang dari X =
yang ditetapkan yaitu 0,05 (α = 5%). 0,05), karena signifikansi uji kurang dari α yang
ditetapkan maka H0 uji tersebut ditolak. Berarti secara
2. Hasil Uji Korelasi Ganda bersama variabel X1 (Tipe Kepribadian), X2 (Formali-
sasi-Otoritas), X3 (Spesialisasi), X4 (Sentralisasi-
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Sutanto: Pengaruh Persepsi akan Dimensi Desain Organisasi 35

Jumlah Karyawan), X5 (Jumlah-Jenis Pekerjaan), X6


(Jam Kerja-Jabatan) dan X7 (Lingkungan) mempenga- Pembahasan
ruhi variabel Y (Tingkat Stres). Dengan kata lain
Adapun hasil dari analisa data mengenai tingkat
model regresi tersebut dapat digunakan untuk
stres menggambarkan bahwa karyawan PT.
menjelaskan variabel dependen.
Internasional Deta Alfa Mandiri sebagian besar
4. Uji Parsial (Uji t)
(82,5%) mengalami tingkat stres yang tinggi.
Ketetapan dalam menolak H0 ditetapkan sebesar
Penyebab dari terciptanya stres yang tinggi ini adalah
X = 0,05 (5 %), sehingga bila signifikansi uji
adanya persepsi karyawan atas desain organisasi yang
kurang dari X. maka H0 ditolak. Berdasarkan tabel
ada pada perusahaan, di mana deain organisasi
8 tampak bahwa, variabel X1 (Tipe Kepribadian),
tersebut menimbulkan suatu tekanan pada diri
X1 (Tipe Kepribadian), X2 (Formalisasi-Otoritas),
karyawan. Saat karyawan berada dalam perusahaan,
X3 (Spesialisasi), X4 (Sentralisasi-Jumlah Karya-
ia harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada.
wan), X5 (Jumlah-Jenis Pekerjaan), X6 (Jam
Dengan demikian, ia akan membangun suatu persepsi
Kerja-Jabatan) dan X7 (Lingkungan) mempenga-
tertentu terhadap desain organisasinya. Dari hasil
ruhi variabel TSK (Tingkat Stres Karyawan). Hal
penelitian, terlihat bahwa persepsi karyawan terhadap
ini dapat dilihat dari nilai signifikansi uji t atau
desain organisasi yang ada sangatlah mempengaruhi
nilai sig.t X1 (Tipe Kepribadian) = 0,04 < X =
tingkat stres dari karyawan tersebut.
0,05, nilai sig.t X2 (Formalisasi-Otoritas) = 0,000
Ada pula penyebab lain dari stres karyawan ini,
< X = 0,05, nilai sig.t X3 (Spesialisasi) = 0,000 <
yaitu tipe kepribadian yang dimiliki oleh karyawan
X = 0,05, nilai sig.t X4 (Sentralisasi-Jumlah
tersebut. Dapat dilihat dari hasil penelitian, bahwa
Karyawan) = 0,000 < X = 0,05, nilai sig.t X5
tipe kepribadian juga turut memberikan sumbangan
(Jumlah-Jenis Pekerjaan) = 0,000 < X = 0,05,
bagi tingkat stres yang dialami oleh karyawan,
nilai sig.t X6 (Jam Kerja-Jabatan) = 0,000 < X =
meskipun porsinya sangat kecil. Kedua hal ini sesuai
0,05 dan nilai sig.t X7 (Lingkungan) = 0,000 <
dengan pendapat Robbins (2003:579), bahwa Tipe
X = 0,05. Dari hasil uji t pengaruh yang paling
Kepribadian dan Desain Organisasi adalah merupa-
dominan adalah terhadap model adalah X2
kan sebagian sumber potensial stres. Hal ini juga
(Formalisasi-Otoritas), karena mempunyai
sejalan dengan pendapat Luthans (2000:399), yang
signifikan uji yang paling baik yaitu sig.t = 0,000.
menyatakan bahwa desain organisasi perusahaan dan
Sedangkan nilai konstanta model regresinya
tipe kepribadian mempengaruhi tingkat stres
terbesar yaitu 5,94.
karyawan.
Tabel 8. Hasil Uji Parsial (Uji t) Bila ditelusuri lebih lanjut atribut-atribut desain
organisasi yang mempengaruhi terhadap tingkat stres
Variabel Koefisien t-hitung Nilai Kritis
Regresi (Signifikansi) secara parsial memberikan kesimpulan bahwa
Konstanta 122,831 43,840 0,000 terdapat atribut-atribut dimensi desain organisasi yang
Tipe Kepribadian (X1) 0,113 2,089 0,040 berpengaruh secara secara parsial terhadap tingkat
Formalisasi-Otoritas (X2) 5,940 13,337 0,000
Spesialisasi (X3) 5,343 12,173 0,000 stres. Berdasarkan hasil reparameterisasi atribut-
Sentralisasi-Jumlah Karyawan (X4) 3,167 6,866 0,000 atribut yang berpengaruh secara parsial terhadap
Jumlah-Jenis Pekerjaan (X5) 4,018 9,400 0,000
Jam Kerja-Jabatan (X6) 4,432 10,727 0,000
tingkat stres adalah sebanyak 17 (tujuh belas) atribut
Lingkungan (X7) 4,310 9,226 0,000 dimensi desain organisasi. Variabel yang paling
Sumber: Pengolahan Data Primer dominan dalam meningkatkan stres pada karyawan
adalah Formalisasi, Spesialisasi, Hierarki Otoritas,
Dengan demikian model persamaan regresinya Lingkungan, dan Sentralisasi.
adalah: TSK (Tingkat Stres) = 122,831 + 5,940 Secara berurutan atribut-atribut yang mempenga-
Formalisasi-Otoritas (X2) + 5,343 Spesialisasi (X3) + ruhi tingkat stres karyawan pada PT. Internasional
4,432 Jumlah-Jenis Pekerjaan (X6) + 4,310 Jam Deta Alfa Mandiri dapat dilihat pada Tabel 9.
Kerja-Jabatan (X7) + 4,018 Sentralisasi-Jumlah Adapun desain yang menyebabkan stres pada
Karyawan (X5) + 3,167 Spesialisasi (X4) + 0,113 karyawan adalah desain organisasi yang memiliki
Tipe Kepribadian (X1) + ε. Secara berurutan variabel kondisi-kondisi yaitu: Adanya Formalisasi yang
independen yang pengaruhnya paling dominan adalah diterapkan oleh PT. Internasional Deta Alfa Mandiri
Formalisasi-Otoritas (X2), Spesialisasi (X3), Jam merupakan atribut yang menyebabkan karyawan
Kerja-Jabatan (X6) , Lingkungan (X7), Jumlah-Jenis menjadi stres. Hasil tersebut sejalan dengan pendapat
Pekerjaan (X5), Sentralisasi-Jumlah Karyawan (X4) Luthans (2002:399), yang menyatakan bahwa salah
dan Tipe Kepribadian (X1). satu penyebab stres adalah dimensi desain organisasi

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
36 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 25-39

terutama formalisasi yang diterapkan oleh manajemen seorang karyawan yang kurang mampu bekerja sama
perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya dan lebih senang untuk mengambil keputusan sendiri
peraturan-peraturan yang memberikan suatu batasan atau bersifat individual, akan merasa tertekan dengan
bagi karyawan untuk bergerak dengan bebas dalam kondisi tersebut.
pekerjaannya. Pada peraturan jam kerja yang ketat, Variabel Hirarki Otoritas merupakan atribut yang
membuat seorang karyawan harus benar-benar mempengaruhi adanya stres pada karyawan.
disiplin dengan dirinya sendiri, sehingga apabila Karyawan mempersepsikan bahwa manajer yang
seseorang mempunyai sifat yang kurang disiplin, ia mempunyai kewenangan yang cukup besar, yang
tidak akan dengan mudah dapat menyesuaikan diri. memungkinkan seseorang untuk terus menerus
Apabila ia melanggar peraturan ini, maka akan ada menerima tugas dari manajer tersebut. Seorang
sanksi yang tegas yang diberikan pada karyawan manajer yang mempunyai kewenangan penuh namun
tersebut. Apabila hal ini terus berlangsung, maka tidak dapat memahami para karyawannya, akan
tentunya karyawan akan mengalami tekanan saat ia menyebabkan karyawan yang berada di bawahnya
bekerja di perusahaan tersebut. Demikian pula dengan mengalami tingkat stres yang lebih tinggi. Selain itu,
peraturan seragam kerja yang diterapkan di PT. karyawan juga menganggap bahwa manajer di
Internasional Deta Alfa Mandiri. Meskipun dalam perusahaan tersebut mempunyai jumlah bawahan
persepsi karyawan, peraturan ini tidak dijalankan yang sangat banyak. Apabila seorang mempunyai
dengan terlalu ketat, namun karyawan tetap merasa banyak bawahan, maka akan mempersulit seorang
tertekan. Penyebabnya adalah karena PT. Interna- bawahan untuk dapat melakukan kontak komunikasi
sional Deta Alfa Mandiri adalah perusahaan yang ataupun manjalin hubungan yang baik dengan
bergerak di bidang jasa di mana para karyawan, manajer tersebut. Dengan demikian, saat karyawan
khususnya yang sering tugas lapangan, harus mengalami kesulitan, karyawan tersebut akan
berinteraksi dengan rekan bisnis maupun customer. kesulitan untuk berkomunikasi dengan manajer
Dengan penggunaan seragam kerja, tentunya tersebut. Di lain sisi, pihak manajer juga akan
seseorang tidak dapat menampilan dirinya sedemikian kesulitan untuk memperhatikan pekerjaan
rupa untuk dapat menarik customer. Tentunya akan bawahannya secara lebih seksama dan memberikan
lebih mudah bagi karyawan untuk bekerja dengan jumlah pekerjaan yang banyak pada manajer itu
nyaman, saat ia juga merasa nyaman dengan apa yang sendiri.
ia kenakan.
Variabel Spesialisasi yang diterapkan oleh PT. Tabel 9. Hasil Reparameterisasi Persamaan Analisa
Internasional Deta Alfa Mandiri juga merupakan Faktor Ke Dalam Persamaan Regresi
atribut yang menyebabkan karyawan menjadi stres. Variabel Koefisien Nilai Kritis
(atribut-atribut) Reparame (Signifikansi)
Hal ini sejalan dengan pendapat Robbins (2003:580) terisasi
bahwa salah sumber utama dari stres pada karyawan Konstanta 122,831 0,000
Peraturan Dokumen Untuk Setiap Perintah Kerja 4.84 0,000
adalah faktor yang bersifat organisasi seperti halnya Peraturan Seragam Kerja Yang Ketat 4.34 0,000
Sepesifikasi Tugas 4.26 0,000
spesialisasi dalam pekerjaan. Spesialisasi kerja Pembagian Tugas Sesuai Jabatan 4.08 0,000
sangatlah diperlukan untuk dapat menjamin Setiap Manager Mempunyai banyak Bawahan Manager 3.72 0,000
Mempunyai Kewenangan 3.47 0,000
berjalannya proses pekerjaan dalam perusahaan. Banyaknya Tingkatan Jabatan 3.34 0,000
Menurut persepsi karyawan, perusahaan telah Kontrol Yang Terbatas Dalam tugas Pekerjaan 3.22 0,000
Peraturan Jam Kerja Yang Ketat 3.08 0,000
memiliki spesifikasi kerja yang baik, namun dalam Perhatian Besar Terhadap Kesejahteraan Karyawan 3.11 0,000
pelaksanaannya masih ada pembagian tugas yang Banyak Jenis Pekerjaan 2.86 0,000
Pengambilan Keputusan Tanpa Melibatkan Bawahan 2.82 0,000
tidak sesuai dengan jabatan, yang membuat karyawan Tempat Kerja Yang Nyaman 2.72 0,000
Sanksi Yang Tegas 2.72 0,000
tersebut merasa tertekan. Hal ini adalah suatu hal Banyak Karyawan Dalam Satu Ruangan 2.51 0,000
yang wajar, sebab seorang karyawan akan merasa Jumlah Karyawan 2.44 0,000
Acara Khusus Untuk Karyawan 2.10 0,000
lebih nyaman dalam bekerja, apabila ia bekerja sesuai Tipe Kepribadian 0,113 0,040
dengan kemampuan serta jabatan yang ia miliki. Sumber: Hasil Subtitusi Faktor (Pengolahan Data Primer)
Selain itu, kontrol yang terbatas dalam tugas
pekerjaan mendorong terjadinya stres yang tinggi Variabel Kompleksitas merupakan atribut yang
dalam karyawan. Hal ini karena seorang karyawan menyebabkan karyawan menjadi stres. Hal ini sejalan
akan lebih mudah untuk melakukan tugas dengan teori bahwa bahwa kompleksitas dan atribut-
pekerjaannya apabila ia mempunyai kewenangan atributnya merupakan salah satu variabel atau
yang penuh dalam tugas pekerjaannya itu. Adanya indikator dimensi desain organisasi yang merupakan
kontrol yang sedikit artinya masih ada campur tangan penyebab utama stres kerja (Luthans, 2002:399).
pihak lain dalam tugas pekerjaan itu, sehingga Menurut persepsi karyawan. ada tingkatan jabatan
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Sutanto: Pengaruh Persepsi akan Dimensi Desain Organisasi 37

yang sangat banyak dalam PT. Internasional Deta disebabkan oleh kondisi diri karyawan yang tidak
Alfa Mandiri. Kondisi ini menciptakan tingkat terlalu berharap untuk diperhatikan oleh perusahaan.
kesulitan bagi karyawan untuk saling berinteraksi Pada bagian acara khusus untuk karyawan yang
dengan optimal. Selain itu juga, karyawan yang menyebabkan stres pada karyawan, dapat disebabkan
memiliki posisi rendah akan sulit berhubungan karena para karyawan tidak menyukai kegiatan-
dengan karyawan yang berada dalam posisi puncak. kegiatan seperti yang diadakan oleh perusahaan
Selain itu banyaknya tingkatan jawaban juga tersebut, sehingga saat karyawan tersebut harus
menyulitkan karyawan saat ia hendak melakukan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh perusahaan,
pekerjaan yang melibatkan pengambilan keputusan. maka ia merasa terpaksa dan timbul perasaan tertekan
Dengan kesulitan-kesulitan yang dialami karyawan dalam dirinya. Selain itu, jumlah karyawan dalam
ini, maka timbul perasaan tertekan pada karyawan. satu ruangan yang sama turut memberikan peranan
Banyaknya jenis pekerjaan dalam perusahaan juga dalam tingkat stres yang dialami oleh karyawan. Hal
menambah tingkat stres yang dialami oleh karyawan ini berhubungan dengan kenyamanan seseorang saat
karena akan timbul suatu lingkungan yang kompleks, bekerja. Apabila ada terlalu banyak karyawan dalam
di mana antara satu karyawan dengan karyawan yang ruangan yang sama, tentunya akan menimbulkan
lain mempunyai tugas dan keahlian yang berbeda- suatu suasana yang bising dan tidak dapat memberi-
beda, sehingga terjadi kemungkinan untuk tidak dapat kan ketenangan saat melakukan tugas.
saling memahami satu dengan yang lain. Dari sisi Tipe Kepribadian, variabel ini juga turut
Variabel Sentralisasi yang diterapkan oleh PT. memberikan sumbangan dalam terjadinya tingkat
Internasional Deta Alfa Mandiri merupakan atribut stres yang tinggi dalam diri karyawan PT.
yang menyebabkan karyawan menjadi stres. Hal ini Internasional Deta Alfa Mandiri. Tipe kepribadian
disebabkan karena seorang karyawan akan kesulitan yang paling memiliki kecenderungan untuk meng-
dalam melakukan tugasnya yang melibatkan pengam- alami tingkat stres yang tinggi pada karyawan di
bilan keputusan. Karyawan tersebut harus menunggu perusahaan ini adalah tipe kepribadian A. Hal ini
beberapa waktu untuk menunggu keputusan diambil disebabkan oleh sifat alami dari orang-orang tersebut
di manajemen puncak. Kondisi ini tentunya akan yang menempatkan dirinya pada situasi dan kondisi
memberikan suatu hambatan dalam tugas pekerjaan yang dibatasi oleh waktu, yang memberikan tam-
yang dilakukan seorang karyawan, selain juga bahan tekanan pada diri mereka sendiri. Namun dari
karyawan tidak dapat mengeluarkan pendapatnya hasil penelitian, ditemukan bahwa sebagian besar
pada tugas pekerjaan yang ia lakukan, sehingga karyawan mempunyai tipe kepribadian A-B juga
karyawan tersebut tidak akan dapat berkreatifitas mengalami tingkat stres yang tinggi, meskipun
ataupun mengembangkan potensi yang ia miliki. porsinya tidak sebanyak orang-orang yang bertipe
Dengan adanya perusahaan yang bersifat sangat kepribadian A dalam mengalami tingkat stres. Karena
sentralistis, karyawan hanya boleh menunggu itulah dapat dikatakan bahwa tipe kepribadian
keputusan dari manajemen puncak. hanyalah merupakan penyebab minor dari tingkat
Variabel Ukuran merupakan atribut yang menye- stres yang dialami oleh karyawan PT. Internasional
babkan karyawan menjadi stres. Hal ini disebabkan Deta Alfa Mandiri.
karena semakin besar suatu perusahaan maka tingkat
penyesuaian diri yang dibutuhkan oleh karyawan
KESIMPULAN DAN SARAN
akan semakin besar pula. Apabila seseorang tidak
terbiasa berinteraksi dengan kelompok besar, maka ia Kesimpulan
akan merasa tertekan berada dalam lingkungan yang
besar tersebut. Dari keseluruhan pembahasan pada bagian sebe-
Variabel Lingkungan yang ada di PT. Internasio- lumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
nal Deta Alfa Mandiri merupakan atribut yang 1. Sebagian besar karyawan PT. Internasional Deta
menyebabkan karyawan menjadi stres. Luthans Alfa Mandiri mengalami tingkat stres yang tinggi
(2002: 400), menyatakan bahwa salah satu penyebab 2. Sebagian besar karyawan PT. Internasional Deta
stres adalah dimensi desain organisasi yaitu Alfa Mandiri mempunyai tipe kepribadian A-B
lingkungan perusahaan tempat bekerja yang 3. Terdapat pengaruh yang positif dan siginifikan
diciptakan oleh manajemen perusahaan. Meskipun antara persepsi karyawan atas dimensi desain
sebenarnya perusahaan telah membangun suatu organisasi dan tipe kepribadian secara bersama-
lingkungan yang baik dalam persepsi karyawannya, sama terhadap stres karyawan PT. Internasional
namun ternyata lingkungan ini tetap menimbulkan Deta Alfa Mandiri.
tingkat stres dalam diri karyawan. Hal ini dapat
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
38 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 25-39

4. Pengaruh yang positif dan paling dominan hari Jumat serta penulisan laporan kerja hanya
terhadap stres karyawan PT. Internasional Deta untuk proses kerja yang penting saja. Pada bagian
Alfa Mandiri adalah faktor Formalisasi-Otoritas, setiap manajer mempunyai banyak bawahan juga
Spesialisasi, Jam Kerja-Jabatan, Lingkungan, perlu dipertimbangkan. Perusahaan dapat melaku-
Jumlah-Jenis Pekerjaan, Sentralisasi-Jumlah Kar- kan penambahan jumlah manajer yang ada
yawan dan Tipe Kepribadian. sehingga karyawan yang ditangani oleh seorang
manajer tidak terlalu berlebihan jumlahnya,
Saran sehingga komunikasi dan hubungan antar karya-
wan dan manajer akan dapat berlangsung dengan
Saran-saran yang dapat diberikan penulis atas lebih baik. Penambahan manajer ini tetap harus
keseluruhan kesimpulan di atas adalah sebagai mempertimbangan jumlah karyawan yang ada
berikut: dalam perusahaan, terutama yang memiliki
1. Diupayakan untuk mengembangkan suatu budaya jabatan di bawah seorang manajer. Dengan
yang dapat menyatukan persepsi setiap karyawan demikian, manajer yang baru maupun yang lama
yang ada dalam perusahaan agar dapat sesuai akan tetap dapat berfungsi dengan baik serta dapat
dengan desain yang sebenarnya telah di bangun mengatasi masalah manajemen dengan efektif.
oleh perusahaan. Hal ini diperlukan agar Perubahan-perubahan yang dilakukan dalam peru-
karyawan tidak memiliki persepsi yang berbeda- sahaan tetap harus mempertimbangan kondisi dari
beda, sehingga setiap karyawan pun akan dapat karyawan maupun kondisi dari perusahaan. Hal
melakukan penyesuaian diri dengan lebih baik ini dimaksudkan agar perubahan yang dilakukan
lagi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melaku- tidak terlalu drastis serta benar-benar sesuai
kan acara khusus bersama untuk menjalin dengan kebutuhan karyawan maupun perusahaan.
kebersamaan serta adanya komunikasi yang baik Apabila perubahan dilakukan dengan sangat cepat
antara perusahaan dan karyawan, misalnya dan dalam porsi yang sangat besar, dikhawatirkan
melalui seminar dan penjelasan mengenai hal-hal akan semakin meningkatkan stres pada karyawan.
penting yang ada di perusahaan, terutama ter- 3. Perusahaan perlu memiliki suatu manajemen stres
hadap karyawan baru, yang bertujuan untuk yang baik, yang akan dapat membantu untuk
menyatukan visi diantara semua karyawan mau- mencegah meningkatnya tingkat stres yang ada
pun dengan pimpinan. pada karyawan, serta menurunkan tingkat stres
Mulai dari proses seleksi dan penempatan yang dialami oleh para karyawan saat ini. Program
karyawan juga perlu dipertimbangkan mengenai manajemen stres ini akan mengajarkan pada setiap
tipe kepribadian karyawan dan tanggapan mereka karyawan mengenai stres dan sumber-sumber dari
terhadap situasi dan kondisi yang ada, sehingga stres, pengaruh stres terhadap kesehatan, dan cara-
akan lebih memudahkan dalam penyesuaian diri cara untuk mengurangi stres secara pribadi,
dengan desain yang dikembangkan oleh peru- misalnya dengan adanya manajemen waktu,
sahaan. Individu bertipe kepribadian A lebih maupun latihan-latihan relaksasi. Dalam hal ini
cocok untuk bekerja sebagai marketing, namun perusahaan juga harus mempunyai suatu Depar-
individu bertipe kepribadian B lebih cocok bila temen Sumber Daya Manusia yang benar-benar
berada dalam posisi back office. Hanya saja perlu berfungsi dan tanggap akan kebutuhan, situasi dan
diperhatikan dalam pemilihan karyawan ini, kondisi yang dialami oleh karyawan, sehingga
individu bertipe kepribadian A memiliki kecen- dapat dengan cepat untuk mengambil langkah
derungan untuk mengalami stres yang lebih tinggi, yang tepat dan efektif untuk menanganinya.
sehingga akan dibutuhkan manajemen yang dapat 4. Harus dilakukan penelitian lebih lanjut stres kerja
menunjang individu tersebut. yang dialami oleh karyawan, dengan mengguna-
2. Bila perlu dapat mempertimbangkan kembali kan jasa konsultan atau psikolog, seiring dengan
desain organisasi yang ada, terutama yang benar- adanya perubahan dalam perusahaan, maupun
benar merupakan sumber potensial stres, sehingga adanya perubahan dalam karyawan, untuk dapat
dapat mengurangi tingkat stres yang ada pada lebih mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh
karyawan. Sebagai contoh pada desain yang desain organisasi yang telah diperbarui serta
paling berpengaruh terhadap stres kerja yaitu pengaruh dari manajemen stres yang dilaksanakan
Formalisasi-Otoritas, dapat mempertimbangkan oleh perusahaan.
kembali mengenai peraturan-peraturan perusaha-
an, terutama yang sangat dominan terhadap stres
pada karyawan. Peraturan-peraturan yang diang- DAFTAR PUSTAKA
gap kurang berperan dalam kegiatan kerja
sebaiknya dilonggarkan dengan adanya ketentuan Awat, N.J., 1995. Metode Statistik Dan Ekonometri,
khusus, misalnya peraturan bebas seragam pada Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Sutanto: Pengaruh Persepsi akan Dimensi Desain Organisasi 39

Bedelan, Arthur G. & Zammuto, Raymond F. 1991.


Organization Theory And Design. USA: The
Dryden Press.
Dale, Yoder & Staudohar, Paul D. 1982. Personnel
Management and Industrial Relations. New
Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Daft, Richard L. 1998. Organization Theory and De-
sign. Ohio: South Western College Publishing.
Feldman, R.S. 1993. Understanding Psychology.
New York: McGraw-Hill.
Jackson, John H & Morgan,Cyril P.1978. Organiza-
tion Theory.New Jersey:Prentice-Hall, Inc.
Luthans, Fred. 2002. Organizational Behavior. New
York: McGraw-Hill.
Robbins, Stephen. P. 2003. Organizational Behavior.
New Jersey: Prentice Hall.
Singarimbun, M & Effendi, S. 1995. Metode
Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES
http://www.dushkin.com/connectext/psy/ch12/survey
12b.mhtml

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN

Anda mungkin juga menyukai