Anda di halaman 1dari 10

Ujian Akhir Semester

Kepemimpinan di Kuba
FIDEL CASTRO

Paper ini disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah:


Kepemimpinan dalam Hubungan Internasional

Dosen Pengajar:
Rico Marbun

Oleh:
Siti Octrina Malikah
209000061

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN UNIVERSITAS
PARAMADINA
2010
Kepemimpinan di Kuba
FIDEL CASTRO

Fidel Castro Ruz (born 1926) was Cuban prime minister and first secretary of the
Communist party of Cuba. A lawyer by training, Castro led the Cuban Revolution and
transformed the island into the first Communist state in the Western Hemisphere.1

The Young Fidel

Fidel Alejandro Ruz Castro lahir pada tanggal 13 Agustus 1926 di Provinsi Oriente, Kuba
Timur, sebagai anak kelima dari sembilan bersaudara di dalam keluarganya. Ayahnya, Angel
Castro, adalah seorang pemilik dan petani gula yang kaya raya asli dari Galicia, Spanyol,
yang mengendalikan semua penanaman di Provinsi Oriente, Kuba Timur. Ibunya, Lina Ruz
Gonzalez, adalah seorang pelayan di rumah ayahnya, Angel, yang saat melahirkan Fidel
masih belum terikat status pernikahan dengan Angel, mereka kemudian menikah beberapa
tahun setelah istri pertama angel wafat.

Fidel menunjukkan kemandiriannya di usia yang cukup muda bahkan ia diketahui emmang
sedikit pembangkang, pedebat, dan beberapa kali membuat masalah. Fidel kemudian
dimasukkan ke sekolah Katolik, Jesuit Boarding school di Santiago, Kuba, di mana ia sering
diganggu teman-temannya yang lebih kaya dengan mengatakannya sebagai ‘petani’. Namun,
salah satu gurunya, Father Armando Llorente, memanggilnya sebagai motivator,
membanggakan, berbeda dari yang lainnya. Selama di sekolah ini, Fidel sangat dipengaruhi
oleh para pendeta-pendeta spanyol yang mendidiknya dengan kedisiplinan, dedikasi, dan
ketegasan. Di Jesuit, pada kelas enam hingga dua belas, Fidel diajarkan oleh orang-orang
berpaham konservatif, tipe konter-reformasi pengkritik kapitalisme. Selama bersekolah
pelajaran favoritnya adalah pelajaran Sejarah dan Geografi. Fidel mempunyai hasrat yang
cukup besar di bidang olahraga, pada tahun 1943, ia menjadi atlet sekolah menengah terbaik
di Kuba. Pada masa di mana ia masih sangat hobi dengan dunia atletik pula ia sebenarnya
adalah seseorang yang lebih menyukai kemenangan dibandingkan usaha dan saat itu ia sudah
sedikit menunjukkan ketertarikannya dalam partai atau bersosialisasi.

1
http://www.notablebiographies.com/Ca-Ch/Castro-Fidel.html
Fidel Castro: The Activist

Fidel kemudian memasuki Bellen College sebelum mengenyam pendidikan di universitas


Havana, namun yang paling sering diekspos adalah masa-masa kuliahnya di Universitas
Havana. Saat ia memasuki Universitas Havana, pada tahun 1945, kampus saat itu dijalankan
mafia-mafia bersenjata yang sangat korupsi dan hobi berperang yang sangat berpengaruh di
Havana. Meskipun saat kuliah Fidel bukan termasuk mahasiswa yang rjain belajar, tetapi ia
sangat menunjukkan ketertarikannya pada mata kuliah politik, sosiologi, sejarah, dan
agrikultur, meskipun akhirnya ia memperoleh sarjana hukum. Masa perkuliahan inilah yang
sedikit banyak kemudian membentuknya menjadi seseorang yang berjiwa nasionalisme,
sosialisme, dan anti-imperialisme di sepanjang hidupnya hingga saat ini.

Dalam suasana kampus yang seperti ini, untuk menjadi seorang aktivis mahasiswa di mana
kekerasan dan perkelahian adalah hal yang sangat umum. Fidel dengan segera bergabung
dengan para aktivis dan berasosiasi dengan salah satu kelompok, Unión Insurreccional
Revolucionaria. Meskipun polisi mencurigasinya atas pembunuhan pemimpin mahasiswa
saingannya dan beberapa aksi kekerasan yang lainnya, tak satu pun yang akhirnya terbukti.
Fidel memperoleh pencitraan akan dirinya sebagai seseorang yang berambisi, memaksa, dan
mampu berpidato dengan persuasive. Meskipun pada akhirnya ia tidak pernah menjadi
pemimpin mahasiswa yang resmi karena dalam beberapa kali kesempatan ia selalu kalah
dalam pemilihan.

Pada tahun 1947, Fidel secara temporer meninggalkan kehidupan universitasnya untuk
mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh seorang penulis, Juan Bosch, untuk menjatuhkan
pemerintahan Dominika, Rafael Trujillo, tetapi perebutan kekuasaan ditunda selama
perjalanan samudera ke Dominika. Bahkan pada usia 23 tahun, seorang Fidel Castro sudah
menyelam di perairan penuh hiu dan berenang dengan membawa senjata di atas kepalanya.
Pada tahun berikutnya, 1948, ia mengalami episode kehidupannya yang paling kontroversial,
The Bogotazo, bentuk kekacauan di Bogota, Kolombia, ia bergabung dalam misi
pembunuhan pemimpin partai Liberal, Jorge E. Gaitan, yang menghadiri pertemuan
mahasiswa di Bogota atas dukungann diktator Argentina, Juan Peron yang kemudian
ditangkap setelah pembunuhan tersebut.
Fidel pernah mengambil senapan dari kantor polisi, kemudian ia bergabung dengan kelompok
dan menjelajah kemana-mana, untuk menyuarakan anti-propaganda Amerika Serikat dan
membentuk massa untuk memberontak. Setelah dibujuk pemerintahan Kolombia, mahasiswa-
mahasiswa Kuba yang berlindung di Kedutaan Kuba saat itu berhasil dikembalikan ke
Havana, di mana Fidel akhinrya merampungkan studi hukumnya di Universitas Havana. Di
universitas, Fidel diekspos karena ideologinya yang berbeda dengan ide otoriter, yaitu
fasisme, di mana saat itu fasisme dan komunisme memang sedang marak dibicarakan. Setelah
tiga tahun lulus dari Universitas Havana, ia kemudian mulai mempraktekkan ilmu hukumnya,
yang mana hal ini yang kemudian menjadi titik awal ketertarikannya terjun di perpolitikan.

Ketika ia masih menjadi mahasiswa, Fidel menikahi Mirta Díaz-Balart, mahasiswa filosofi
yang berasal dari keluarga kaya raya yang mempunyai hubungan politik dengan pemimpin
militer Kuba, Fulgencio Batsita. Pada tahun 1949, mereka memiliki seorang putra, Fidelito,
tetapi setelah 5 tahun menikah, 1955, mereka akhirnya bercerai dengan kegetiran, pertama
karena faktor finansial di mana Fidel tidak mempunyai penghasilan yang cukup untuk
menghidupi keluarganya dna kemudian anaknya dibawa lari ke Meksiko, saat ini anaknya
memimpin proyek pengembangan nuklir di Kuba.

Pemimpin Revolusi

Di awal 1952, pada persiapan untuk jadwal pemilihan di bulan Juni, Fidel mulai
berkampanye untuk sebuah kursi di kongres sebagai ganti atas pemimpin partai Ortodoxo,
Chibas, yang telah bunuh diri pada musim panas yang lalu. Tetapi, pemiliha tidak pernah
terlaksana. Pada 10 Maret, Jendral Batista dan sekelompok pasukan konspirasi menjatuhkan
rezim kepemimpinan presiden Kuba, Carlos Prío Socarrás. Bagi Fidel, kekerasan sepertinya
jalan satu-satunya untuk melawan perebutan kekuasaan oleh militer. Pada 26 Juli 1953, Fidel
membentuk kelompok pengikutnya dan menyerang barak militer Moncada di Provonsi
Oriente, kemudian ia tertangkap dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. Selama usaha
revolusi yang ia lakukan, ia memiliki pidato yang kemudian menjadi pidatonya yang paling
ternama, La historia me absolverá.
Setelah dibebaskan melalui sebuah amnesty di tahun 1955, Fidel dikucilkan ke Meksiko, di
mana ia kemudian memulai mengorganisir perjalanan melawan Batista yang disebut 26th of
July Movement. Di Meksiko inilah persahabatannya dengan Che Guevara mulai terjalin
dengan erat yang pada tim ini bertindak sebagai ahli medis. 2 Pada 2 Desember 1956, Raul
Castro, adik dari fidel Castro, dan 80 orang lainnya mendarat di Propinsi Oriente. Setelah
mendapat perlawanan dari pasukan, hanya tersisa 12 orang yang tidak tertangkap dan
terbunuh, Fidel kemudian melarikan diri ke Sierra Maestra, di pegunungan ini ia membentuk
operasi gerilya kecil-kecilan. Pada saat yang sama, perlawanan terhadap rezim militer batista
bertambah. Pada 13 Maret 1958, terjadi sebuah serangan ke istana presiden yang dipimpin
oleh mahasiswa sekaligus pengikut mantan presiden yang dikudeta, Carlos Prío Socarrás.
Pada tahun 1958, pergerakan perubahan nasional melawan Batista telah berkembang, Fidel
tidak perlu dipertanyakan lagi pastilah bertindak sebagai pemimpin anti-Batista, pasukan
gerilyanya telah menambah pengawasan di daerah-daerah terpencil. Pada 9 April 1958,
terjadi penyerangan nasional yang akhirnya berhasil meruntuhkan rezim pada 31 Desember
1958.

Keberpalingan Revolusi

Pada 1 Januari 1959, Fidel dan July 26th Movement yang dibentuknya memiliki kekuasaan,
memproklamirkan diri sebagai pemerintahan sementara, dan mereka mulai mengeksekusi
‘kriminal’ dari rezim Batista. Pada 15 Februari, Fidel menggantikan José Miró Cardona
sebagai perdana menteri dan kemudian ia menunjuk adiknya sendiri sebagai komandan
angkatan bersenjata. Sebagai seorang pembicara yang berapi-api dan pemimpin yang
kharismatik, Fidel mulai menguasai segala sisi dari Kuba. Setelah revolusi berlalu, ia
mengajarkan masyarakat Kuba mengenai moral dan kebaikan publik serta menekankan
komitmennya atas demokrasi, reformasi sosial, dan untuk mengadakan pemilihan yang bebas.
Ia menghindar disebut sebagai Komunis dan menjelaskan bahwa tindakan revolusinya adalah
atas dasar kemanusiaan dan menjanjikan kepada para pengikutnya sebuah pemerintahan yang
nasionalis yang akan menghargai kepemilikan swasta dan mempertahankan kewajiban
internasional Kuba.

2
Che Guevara adalah seorang dokter asal Argentina yang kemudian menjadi tokoh revolusioner setelah melihat
kondisi masyarakat Amerika Selatan yang menyedihkan karena kapitalisme. Dalam perjalanannya kemudian ia
bertemu dengan Fidel Castro, tokoh revolusioner asal Kuba, yang sejak saat itu mereka mejalin persahabatan
revolusioner.
Percobaan untuk mengkonsolidasikan dukungan baginya di dalam Kuba, Fidel
memperkenalkan beberapa upaya reformasi yang akan dibuatnya. Ia akan menyita kekayaan
illegal yang dimiliki pengikut Batista, secara substansi akan mengurangi sewa perumahan
penduduk, dan mengesahkan hukum reformasi pertanian yang menyita harta warisan.
Meskipun yang dipublikasikan adalah bahwa hukum ini bertujuan untuk mengembangkan
kelas petani, namun pada kenyataannya lahan ini dijadikan milik pemerintah, dengan petani
menjadi pekerja pemerintahan. Di akhir 1959, radikalisasi revolusi dimulai, pembersihan
bahkan pembunuhan pemimpin militer kerap terjadi, dan pengganti mereka biasanya oleh
seseorang yang lebih radikal dan hampir selalu militant Komunis. Kritik-kritik yang kerap
dilakukan surat kabar pun dengan segera menjadi bisu.

Kebijakan-kebijakan internalnya juga mengacu kepada agenda Komunis dan ini juga
terefleksi dalam kebijakan luar negerinya. Fidel mencurigai Amerika Serikat berusaha
merusak dan melawan revolusi. Pada Februari 1960-an perjanjian dagang Kuba-Soviet
ditandatangani, dan segera setelahnya Kuba menjalin hubungan diplomatik dengan Soviet
dan sebagian besar negara komunis lainnya. Beberapa bulan kemudian, ketika penyulingan
minyak terbesar ketiga di Amerika, di Kuba, menolak untuk menyuling minyak tanah Soviet,
dan Fidel menyitanya. Amerika Serikat membalas dendam dengan memangkas kuota import
atas gula Kuba. Fidel membalas lagi dengan menasionalisasi berbagai properti AS yang
lainnya, yang sebagian besar merupakan bisnis strategis di Kuba. Pada 3 Januari 19961,
Presiden AS, Presiden Dwight Eisenhower memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba.

Deklarasi Negara Sosialis

Pada April 1961, gerakan anti-Castro diasingkan, yang mana diketahui ternyata didukung
oleh Amerika Serikat melalui presidennya yang baru saja terpilih, John F. Kennedy, mencoba
melakukan invasi terhadap Kuba melalui Teluk Babi. Kegagalan dari invasi tersebut
mengkonsolidasikan kekuatas atas Fidel, dan akhirnya Kuba mendeklarasikan rezimnya
menjadi negara sosialis.sentralisasi ekonomi meningkat, sekolah swasta dijadikan sekolah
negeri dengan fasilitas pendidikan yang ditingkatkan, terjadi kampanye tertulis di seluruh
penjuru negeri, perbaikan sanitasi dan kesehatan di rumah sakit dan klinik di daerah
pedalaman, penyitaan properti swasta menjadikan seluruh kegiatan industry dan bisnis berada
di bawah control pemerintah, institusi keagamaan ditekan dan pemukaa jemaat diusir dari
pulau. Pada Desember 1961, Fidel secara terbuka mendeklarasikan dirinya sebagai Marxis
Leninis dan ia mempersatukan semua kelompok yang dahulu menentang Batista menjadi
Integrated Revolutionary Organizations, yang kemudian beruah nama menjadi United Party
of the Socialist Revolution, dan bertransformasi menjadi Communist Party of Cuba yang
menjadi partai tunggal di Kuba.

Kebijakan nasionalisasi aset-aset asing diterapkannya sebagai jawaban dari embargo


perdagangan negeri adidaya itu. Hasilnya, negara cerutu ini menjadi mandiri. Buktinya
hingga 2006 pertumbuhan ekonomi Kuba mencapai 7,5 persen. Tingkat pengangguran di
negara ini bias dikatakan sangat rendah. Hanya 1,9 persen dari angkatan usia kerja.
Perekonomian Kuba lebih banyak ditopang dari industri gula. Sedikitnya, industri ini mampu
menguasai 85 persen dari total ekspornya. Dengan kata lain, Kuba merupakan penghasil gula
terbesar di dunia setelah Brasil. Kemandirian Kuba ini tidak lepas dari kebijakan politik
ekonomi Castro. Dia merupakan peletak dasar perekonomian Kuba. Sejak menjadi kepala
negara pada 1959, Castro berupaya keras untuk melindungi aset-aset negaranya. Prinsip
berdaulat 100 persen yang dia terapkan tidak hanya berlaku di bidang politik, tetapi juga
ekonomi. Sejak menjadi orang nomor satu Kuba setelah menggulingkan rezim diktator
Fulgencio Batista, Castro langsung melakukan nasionalisasi aset-aset perusahaan asing,
terutama milik AS. Salah satu langkah yang dikenal masyarakat luas, ketika 29 Juni-1 Juli
1960 dia mulai melakukan nasionalisasi kilang-kilang minyak milik Texaco, Esso, dan Shell,
setelah perusahaan-perusahaan tersebut menolak dibeli pemerintahan Kuba. Langkah ini pun
dibalas pemerintah AS dengan membatalkan pembelian 700.000 ton gula, seperti
diperintahkan Presiden Eisenhower pada 6 Juli 1960.3

Dalam kebijakan luar negeri, Fidel lebih mendekatkan diri kebada Uni Soviet, meskipun
Krisis Misil Kuba pada Oktober 1962 beberapa kali mempertegang hubungan Kuba-Soviet.
Fidel telah mengizinkan USSR untuk membuat daerah misil nuklir di Kuba yang ditujukan
kepada AS, untuk pertahanan Kuba. Ketika Kennedy melakukan protes dan negosiasi dengan
pemimpin Soviet, Nikita Khruschev, Fidel sangat merasa terhina. Singkat waktu, Komunis
Kuba Pro-Soviet dieliminasi dari posisi kekuasaan. Pada 1964, the Organization of American
States mengakhiri seluruh hubungan diplomatic dengan Kuba, yang mengakibatkan isolasi
Kuba di Amerika Selatan. Hingga pada akhir 1964, Fidel memutuskan untuk menjaga posisi
netralnya pada perselisihan Sino-Soviet. Namun, pada Konferensi Havana yang diadakan
3
http://aurapena.blogspot.com/2007/01/fidel-castro-el-comandante-kuba.html
partai-partai Komunis Amerika Latin Pro-Soviet, soviet menekan Fidel untuk mendukung
kebijakan-kebijakannya. Hubungan Kuba dengan Cina semakin buruk, dan di awal 1966
Fidel menuduh rezim Peking. Dengan dukungan dari invasi Soviet di Cekoslovakia pada
1968, Fidel mendemonstrasikan ketergantungannya terhadap Uni Soviet sejalan dengan
keinginannya untuk lebih mendekat ke blok Soviet.

The Repression

Di samping perubahan yang ia bawa ke Kuba, Negara bohong mengenai 94 persen


masyarakat melek huruf dan kematian balita yang hanya 11 per 1000 kelahiran pada 1994,
Fidel ditetapkan sebagai pelaku penyalahgunaan hak asasi manusia. Tahanan-tahanan politik
memenuhi penjara-penjara Kuba, sementara homoseksual, intelektual, oposisi politik, dan
lain-lain ditetapkan sebagai korban kekerasan oleh pemerintahan.

Salah satu tujuan dari Fidel adalah untuk menghilangkan segala bentuk oposisi dari
aturannya, yang ia ganjarkan tidak hanya melalui eksekusi dan pemenjaraan, tetapi juga
melalui paksaan emigrasi. Yang terbesar adalah, The Mariel Boat Lift, muncul sebagai respon
atas kekacauan di luar Kedutaan Peru di Havana. Pertengahan April 1980, Fidel membuka
pelabuha Mariel untuk siapapun, terutama masyarakat pengasingan Kuba yang tinggal di
Miami, Florida, yang berkunjung ke pelabuhan untuk bertemu saudara-saudara mereka.
Selama proses eksodus yang dilakukan pemerintah, lebih dari 120.000 orang Kuba
meninggalkan kampung halaman mereka di AS, menyebabkan sebuah krisis kecil untuk
kembali ke Miami.

Setelah keruntuhan Uni Soviet di awal 1990an, revolusi Fidel mulai kehilangan momentum.
Tanpa dukungan dari aliansi-aliansi Soviet, yang telah banyak mensubsidi ekonomi melalui
minya yang banyak dan murah, pasar siap untuk segala kepentingan industry gula Kuba, telah
mengakibatkan pengangguran tumbuh pesat. Fidel mulai mendesak AS untuk menghapuskan
embargo ekonominya sejak revolusi lampau. AS mensyaratkan sebuah firma, bagaimanapun
negosiasi ini akan ditunta sebelum Kuba menghapuskan pemerintahannya yang dictator. Pada
tahun 1994, kongres di Amerika bahkan memperketat embargo setelah Fidel mengatakan
"This country can only be ruled by the revolution.” Namun, pada tahun 1990an hubungan
Kuba-AS sedikit menghangat setelah kunjungan Fidel ke AS dan mengundang masyarakat
pengasingan kuba yang tinggal di AS untuk kembali ke kampung halaman mereka dan
memulai bisnis-bisnis. Dipastikan dalam ketentuannya mengenai beberapa bentuk sosialisme
di negaranya, Fidel bersiap untuk membentuk sebuah generasi baru pemimpin-pemimpin
Kuba sementara juga secara efektif membangun kembali ekonomi Kuba dan berusaha
memperoleh kembali dukunagn dari orang-orangnya

Menjelang hari ulang tahunnya ke-80 yang jatuh pada 13 Agustus 2006, ia menyerahkan
tampuk kepemimpinannya untuk sementara waktu kepada adiknya. Praktis, Raúl merangkap
jabatan, yakni sebagai Presiden Kuba dan Menteri Pertahanan Kuba. Penyerahan kekuasaan
ini merupakan pertama kali sejak ia memerintah Kuba pada 1959. Castro juga meminta
perayaan ulang tahunnya yang ke-80 ditunda sampai 2 Desember 2006. Padahal, pesta meriah
selama empat hari di jalan-jalan utama Havana sudah disiapkan, termasuk konser megah dari
musisi dan penyanyi Amerika Latin. Kesehatan Castro sempat menurun setelah jatuh ketika
berpidato pada 2004. Waktu itu, lutut kiri dan lengan kanannya terluka. Pada 19 Februari
2008, lima hari sebelum mandatnya berakhir, Castro menyatakan tidak akan mencalonkan
diri maupun menerima masa bakti baru sebagai presiden atau komandan angkatan bersenjata
Kuba. Jabatannya digantikan oleh adiknya, Raul Castro.4

DAFTAR PUSTAKA

4
http://tokoh.univpancasila.ac.id/?p=161
Referensi Buku:
Castro, Fidel. 2007. Reflection by The Commander in Chief; The Killing Machine; Fidel
Castri Menentang Amerika (Refleksi 2007). JakartaL: Transmedia Pustaka
Reid, Simon dan Henry. 2010. Fidel dan Che; Persahabatan Revolusioner Tak Tertandingi.
Jakarta: Lentera Hati

Referensi Situs dan Web:


http://aurapena.blogspot.com/2007/01/fidel-castro-el-comandante-kuba.html
http://tokoh.univpancasila.ac.id/?p=161
http://www.notablebiographies.com/Ca-Ch/Castro-Fidel.html

Anda mungkin juga menyukai