Untuk fungsi permintaan dan penawaran sumbu X diganti dengan sumbu Q (kuantitas),
sedangkan sumbu Y diganti dengan sumbu P (harga), sehingga persamaannya menjadi :
P2 P1 P P1
P P1 (Q Q1 ) sedangkan 2 = m (gradien)
Q2 Q1 Q2 Q1
1
Contoh:
1. Dua puluh lima buah rak almari akan terjual bila harganya Rp 70 (dalam ribuan),
sedangkan bila harganya naik menjadi Rp 100 (dalam ribuan) maka rak almari
terjual sebanyak sepuluh buah. Berapa fungsi permintaannya?
Jawab :
P1 = 70 Q1 = 25
P2 = 100 Q2 = 10
P2 P1
P P1 (Q Q1 )
Q2 Q1
100 70
P 70 (Q 25)
10 25
30
P 70 (Q 25)
15
P-70 = -2(Q-25)
P-70 = -2Q+50
P = -2Q+120
Jadi persamaan fungsi permintaannya P = -2Q+120
2
a. P = 7
Q = 30 - 3(7)
= 30 - 21
= 9
b. Q = 15
15 = 30 - 3P
3P = 30 - 15
3P = 15
P = 5
c. Barang bebas P = 0
Q = 30 - 3(0)
= 30 - 0
= 30
d. Harga tertinggi Q = 0
0 = 30 - 3P
3P = 30
P = 10
3. Jika harga radio yang ditawarkan oleh konsumen Rp 50 (dalam ribuan) maka akan ada
120 radio yang ditawarkan. Bila harganya naik menjadi Rp 80 maka produsen akan
menambah jumlah radio yang ditawarkan menjadi 150 unit. Tunjukkan fungsi
penawarannya !
Jawab :
P1 = 50 Q1 = 120
P2 = 80 Q2 = 150
P2 P1
P P1 (Q Q1 )
Q2 Q1
80 50
P 50 (Q 120)
150 120
30
P 50 (Q 120)
30
P-50 = Q-120
P = Q-70 atau Q =P + 70
4. Bila fungsi penawaran ditunjukkan oleh persamaan Q = 5P - 10.
a. Bila harga barang Rp 10, berapa jumlah barang yang ditawarkan?
3
b. Bila produsen menawarkan barang sejumlah 20 unit, berapa harga penawarannya?
c. Berapa harga terendah yang ditawarkan produsen?
Jawab :
a). P = 10
Q = 5(10) - 10
Q = 50 - 10
Q = 40
b). Q = 20
20 = 5P - 10
5P = 20 + 10
5P = 30
P = 6
c). Harga terendah Q = 0
0 = 5P - 10
5p = 0 + 10
5P = 10
P=2
4
120 - 3P = -60 + 6P
120 + 60 = 6P + 3P
180 = 9P
P = 20
P = 20
Q = 120 - 3(20)
Q = 120 – 60= 60
Jadi keseimbangan terjadi pada saat harga Rp 20 dan kuantitas
sebanyak 60 unit.
Gambar 2
Pengaruh Subsidi
Gambar 1
Pengaruh Pajak
Keterangan : S : Penawaran awal
5
St: Penawaran setelah pajak
Ss: Penawaran setelah subsidi
D : Permintaan
Adanya pajak akan menaikkan harga barang, sedangkan adanya subsidi justru akan
menurunkan harga barang tersebut.
Contoh :
1. Fungsi permintaan dan penawaran ditunjukkan oleh :
Pd = -2Q + 10
Ps = 0,5 Q + 5
a. Carilah keseimbangan awal.
b. Apabila dikenakan pajak sebesar Rp 1 per unit bagaimana posisi keseimbangan
setelah pajak?
c. Berapa beban pajak yang ditanggung oleh konsumen?
d. Berapa beban pajak yang harus ditanggung oleh produsen?
e. Berapa pendapatan pajak yang diterima oleh pemerintah?
Jawab :
a). Pd = Ps
-2Q + 10 = 0,5Q + 5
10 - 5 = 2,5 Q
5 = 2,5 Q
Q=2
P = -2(2) + 10
P = -4 + 10
P=6
Jadi keseimbangan awal terjadi pada saat harga Rp 6 dan jumlah barang 2 unit.
b). Pd = -2Q + 10
Ps = 0,5Q + 5
Ps setelah pajak Rp 1
Pst = 0,5Q + 5 + 1
Pst = 0,5Q + 6
6
Keseimbangan setelah pajak :
Pd = Pst
-2Q + 10 = 0,5Q + 6
10 - 6 = 0,5Q + 2Q
4 = 2,5Q
Q = 1,6
Q = 1,6
P = -2(1,6) + 10
P = -3,2 + 10
P = 6,8
Jadi keseimbangan setelah pajak terjadi pada saat harga Rp 6,8 dan kuantitas
sebanyak 1,6 unit.
Perhatikan! Pajak menyebabkan harga keseimbangan meningkat (6,8) sedangkan
jumlah keseimbangan menurun (1,6).
c). Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen = harga setelah pajak dikurangi
harga sebelum pajak.
= 6,8 - 6 = 0,8
Jadi beban pajak yang ditanggung oleh konsumen sebesar Rp 0,8 per unit barang.
d). Beban pajak yang ditanggung oleh produsen = besarnya pajak per unit dikurangi
beban pajak yang ditanggung oleh konsumen
= 1 - 0,8 = 0,2.
Jadi beban pajak yang ditanggung oleh produsen Rp 0,2 per unit barang.
Catatan :
Pada contoh di atas fungsi permintaan dan penawarannya dinyatakan dalam fungsi P.
7
Fungsi permintaan dan penawaran juga dapat diubah dalam bentuk fungsi Q, atau untuk
jelasnya contoh berikut :
Pd = -2Q + 10 → 2Qd = -P + 10
Qd = -0,5P + 5
Ps = 0,5Q + 5 → 0,5Qs = P - 5
Qs = 2P - 10
Dengan diberlakukannya pajak sebesar Rp 1 per unit maka fungsi penawarannya akan
menjadi :
Qs = 2(P - 1) - 10
Qs = 2P - 2 - 10
Qs = 2P - 12
Sehingga keseimbangan setelah pajak :
Qd = Qs
-0,5P + 5 = 2P - 12
5 + 12 = 2P + 0,5P
17 = 2,5P
P = 6,8
P = 6,8
Q = -0,5(6,8) + 5
Q = -3,4 + 5
= 1,6
Terbukti hasilnya sama jika kita memakai fungsi P atau fungsi Q.
8
a). Pd = -2Q + 10
Ps = 0,5 Q + 5
Dengan subsidi sebesar Rp 1 per unit maka fungsi penawarannya akan menjadi :
Pss = 0,5Q + 5 - 1
= 0,5Q + 4
Keseimbangan setelah subsidi :
Pd = Pss
-2Q + 10 = 0,5Q + 4
10 - 4 = 0,5Q + 2Q
6 = 2,5Q
Q = 2,4
P = -2Q + 10
P = -2(2,4) + 10
P = -4,8 + 10 ; P=5,2
Jadi harga keseimbangan setelah subsidi sebesar Rp 5,2 dan kuantitas
keseimbangan setelah subsidi sebesar 2,4. Perhatikan! Subsidi menyebabkan
harga keseimbangan menjadi turun (dari 6 menjadi 5,2)sedangkan kuantitas
keseimbangannya naik (dari 2 menjadi 2,4).
b). Besarnya subsidi yang dinikmati konsumen = harga sebelum subsidi dikurangi
harga setelah subsidi
= 6 - 5,2 = 0,8
Jadi besarnya subsidi yang dinikmati konsumen Rp 0,8 per unit barang.
c). Besarnya subsidi yang dinikmati produsen = besarnya subsidi per unit barang
dikurangi besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen
= 1 - 0,8 = 0,2
Jadi besarnya subsidi yang dinikmati oleh produsen adalah Rp 0,2 per unit
barang.
d). Besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah = besarnya subsidi per unit
dikali jumlah keseimbangan
= 1 X 2,4 = 2,4
Jadi besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah sebesar Rp 2,4.
Catatan :
9
Untuk mencari keseimbangan setelah subsidi berlawanan dengan pajak, karena sifat
subsidi dan pajak memang berlawanan.
Pajak adalah sejumlah tertentu yang harus dibayarkan kepada pemerintah, sedangkan
subsidi adalah sejumlah tertentu yang dibayarkan oleh pemerintah.
Subsidi biasanya dilakukan untuk memproteksi produk-produk dalam negeri dari
persaingan dengan produk impor sehingga harga produk dalam negeri bisa lebih
kompetitif.
10