Anda di halaman 1dari 11

STIE-STMIK Dharma Negara Business and

Informatics School
Nama : Maulana Oktopriana
NIM : 1022019
Jurusan/Jenjang : Teknik Informatika / S1
Mata Kuliah : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
Dosen : Lilis Ratnaningsih, S.H

Arus Globalisasi yang Menggerus Budaya Pergaulan Pribumi.

Prolog
Indonesia merupakan negara yang kaya akan beragam suku dan budaya. Tercatat lebih dari 1.128
macam suku dengan keunikan budaya masing-masing. Negara Indonesia merupakan negara dengan
populasi terbesar sekitar 237 juta jiwa menurut rekapitulasi BPS pada tahun 2010. Indonesia
merupakan negara yang sedang berkembang, sehingga segala macam pengaruh dari luar mampu
merubah bangsa ini. Demikian pula dengan globalisasi, negara Indonesia tidak ingin tertinggal
dengan negara-negara lainnya. Namun yang disayangkan, globalisasi tidak hanya membawa
dampak positif terhadap perkembangan suatu negara namun membawa pula dampak negatif.

Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling
berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.
Dengan kata lain, globalisasi merupakan penghancur batas-batas antar individu dan kelompok agar
dapat berinteraksi satu sama lain tanpa ada batasan negara. Hal ini memudahkan terjadinya
pertukaran budaya, perkawinan budaya, bahkan pencurian budaya. Termasuk budaya dalam
pergaulan, nilai-nilai luhur budaya dalam pergaulan yang di anut budaya timur mampu tergeserkan
dengan pergaulan budaya liberal.

Dampak dari globalisasi akan menyeluruh umumnya pada setiap rakyat individu, tidak terkecuali
para penerus generasi bangsa Indonesia. Remaja selaku penerus dari bangsa Indonesia merupakan

Maulana Oktopriana Arus Globalisasi yang Menggerus Budaya Pergaulan Pribumi | 1


target yang paling rentan yang amat sangat mudah terkena dampak dari globalisasi. Seperti orang
bilang, masa remaja adalah masa pencarian diri. Dengan emosi yang masih labil dan belum mampu
mengendalikan diri dan pergaulan keseharian, menjadikan para remaja usia belasan tahun ini
belum mampu membedakan yang baik dengan yang benar dalam pergaulan sesuai jati diri budaya
timur yang dianut Indonesia. Budaya timur yang mengutamakan kesopanan, tatakrama, dan
perbedaan sikap kepada yang berbeda usia dan jenis kelamin.

Kasus
Pergaulan remaja merupakan pergaulan yang paling rentan. Dengan dalih mencari jati diri para
remaja mencoba segala hal dalam pergaulan, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang
negatif. Mereka mencoba segala macam hal yang baru dan menarik menurut mereka, tanpa
memikirkan dampak setelahnya. Saya ambil kasus dalam hal ini mengenai pergaulan liberal,
mengenai sex pra nikah.

Teknologi yang semakin meningkat seiring dengan semakin masuknya arus globalisasi. Membuat
para remaja Indonesia mampu untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak dibanding dengan
membaca buku. Mereka akan mudah mendapatkan referensi-referensi mengenai hal-hal yang
mereka ingin tau dengan menggunakan teknologi internet. Internet merupakan salah satu media
komunikasi yang mendunia. Dengan nya maka seseorang dapat melakukan segala kegiatan baik
bekerja, belajar, tidak terkecuali hal-hal negatif. Para remaja dapat dengan mudah mengakses
sesuatu yang negatif baik mengakses pornografi (berupa situs-situs maupun forum online porno),
maupun pornoaksi (dengan melakukan sex chat, atau virtual sex melalui media internet.). Tanpa
bimbingan orang tua segala informasi tersebut dapat disalah artikan oleh para remaja yang baru
mengetahui mengenai hal hal seperti itu.

Begitu memperihatinkan ketika kita semua mendengar dan melihat berita mengenai pergaulan
para remaja Indonesia yang diluar batas norma-norma adat. Terutama tentang hubungan sexsual
dengan pasangannya. Berikut beberapa kasus yang saya sertakan dengan sumber mengenai
pergaulan bebas dikalangan remaja:

Maulana Oktopriana Arus Globalisasi yang Menggerus Budaya Pergaulan Pribumi | 2


1. Menurut KPA (Komite Perlindungan Anak) 97 persen remaja pernah menonton atau
mengakses pornografi.
2. Sebanyak 62,7 persen remaja pernah melakukan hubungan badan atau dalam istilah remaja
ML (making love). “Survei KPA yang dilakukan terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar
seluruh Indonesia juga menemukan 93 persen remaja pernah berciuman, dan 62,7 persen
pernah berhubungan badan, dan 21 persen remaja telah melakukan oborsi,” ujar Tifatul
dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu (harian kompas).
3. Dalam polling pada suatu forum dunia maya terbesar di Indonesia kaskus.us dari pooling
sebanyak 2768 user (22 feb 2010) menyatakan 51,7 % pernah melakukan ciuman sampai
dengan berhubungan badan (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6143264)
4. Selain itu dari data BKKBN di Jabodetabek, 51 dari 100 remaja mengaku pernah melakukan
hubungan seks pranikah. Dari rilis BKKBN yang diterima wartawan diketahui, estimasi
jumlah aborsi di Indonesia per tahun mencapi 2,4 juta jiwa. 800 ribu di antaranya terjadi di
kalangan remaja.
(http://nasional.tvone.co.id/berita/view/45962/2010/11/28/survei_bkkbn_51_remaja_jabo
detabek_sudah_tak_perawan/)
5. Di inggris terdapat ayah termuda di dunia, yaitu menjadi ayah dalam usia 13 tahun. Sang
anak lelaki mengaku awalnya dia hanya bermain sex dengan teman mainnya yang sudah
berusia 15 tahun. Namun karena kurangnya pengetahuan tentang sex, dan bagaimana arti
dari sex itu sendiri menjadikan mereka kebablasan dan harus menjadi orang tua pada usia
yang begitu belia.
6. Selain beberapa kasus diatas, lebih banyak lagi kasus yang tidak terangkat oleh media masa.

Berikut beberapa potret mengenai akibat pergaulan remaja saat ini. Mulai dari tingkat Sekolah
Dasar (Dewasa sebelum waktunya) hingga Tingkat Sekolah Atas. Gambar-gambar di bawah ini
merupakan potret dari hasil globalisasi yang memecahkan batasan pergaulan antar lawan jenis di
negara lain, tapi sebenarnya banyak potret yang tidak dipublikasikan mengenai hasil pergaulan
bebas di negeri ini. Semoga beberapa gambar ini mewakili apa yang telah terjadi dan mungkin yang
akan terjadi di negara ini apabila kita tidak berusaha menghentikan dan mengembalikan budaya
pergaulan pada jalur yang tepat.

Maulana Oktopriana Arus Globalisasi yang Menggerus Budaya Pergaulan Pribumi | 3


Ayah dan ibu termuda (catatan Guiness Book Of Record) di inggris, ayah (13 tahun) dan ibu (16
tahun)

Sejumlah siswi SMA di negara bagian di amerika melakukan sex party dan sepakat untuk hamil
sekelas, meskipun yang hamil hanya 17 siswi.

Maulana Oktopriana Arus Globalisasi yang Menggerus Budaya Pergaulan Pribumi | 4


Siswi SMP di jakarta tertangkap kamera HP temannya sendiri sedang melakukan perbuatan tidak
senonoh (video nya sempat beredar di internet).

Gambar siswa dan siswi SMP sedang berpelukan di depan umum pada saat Pentas Seni di sebuah
SMP Swasta di Jakarta, tertangkap kamera wartawan lokal peliput berita PENSI tersebut.

Maulana Oktopriana Arus Globalisasi yang Menggerus Budaya Pergaulan Pribumi | 5


Siswi dan siswa SMP yang sedang bergandengan tangan, yang mana dahulu hal tersebut adalah
tabu dan melanggar norma pergaulan dalam agama.

Hasil riset dari penelitian yang telah dilakukan oleh KOMNAS Perlindungan Anak (2007) ataupun
BKKBN (2010), mengenai perilaku remaja yang melakukan hubungan seks pra nikah, menunjukkan
kecenderungan meningkat. Data hasil riset BKKBN misalnya, mengatakan bahwa separuh remaja
perempuan lajang yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi telah kehilangan
keperawanan dan mengaku pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah, bahkan tidak
sedikit yang mengalami kasus hamil di luar nikah. Ironisnya temuan serupa ternyata juga terjadi di
kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Medan, Bandung, dan Yogyakarta.

Hasil senada juga ditunjukkan oleh riset yang dilakukan oleh Yayasan Kita dan Buah Hati (YKB)
selama tahun 2010. Pada awalnya riset YKB lebih ke arah kesiapan anak menghadapi masa
pubertasnya. Tetapi hal mengejutkan terjadi ketika YKB menemukan bahwa anak-anak (SD kelas 4
dan 5) justru memberikan informasi mengenai sejauh mana mereka telah mengetahui tentang
pornografi, dan itu sangat tidak terbayangkan sebelumnya oleh para relawan YKB.
(http://kickandy.com/theshow/1/1/2026/read/ANCAMAN-SEKS-BEBAS-DI-KALANGAN-REMAJA-/70)

Maulana Oktopriana Arus Globalisasi yang Menggerus Budaya Pergaulan Pribumi | 6


Screen Shoot mengenai hasil riset KomNas Perlindungan Anak mengenai Perilaku Seksual remaja
SMP dan SMU.

Solusi
Setelah mengetahui beberapa sample kasus diatas, maka dapat diketahui beberapa solusi untuk
mencegah maupun menghentikan hal-hal negatif diatas.

Hal pertama. Remaja merupakan masa yang paling rentan, terutama dalam pergaulan. Oleh karena
itu lingkungan sangat berperan penting dalam pertumbuhan remaja. Dimulai dari rumah, keluarga
merupakan lingkungan yang paling dekat dengan remaja, oleh karena itu perhatian yang cukup
harus diberikan kepada remaja oleh orang tua dan anggota keluarga lain. Tidak sedikit remaja yang
jatuh kedalam pergaulan negatif karena berasal dari keluarga broken home, kurang perhatian dari
orang tua, dan anggota keluarga lain. Orang tua wajib memberikan bimbingan dan arahan kepada
remaja, ketika remaja mulai bertanya jawab dengan segala kebijakan. Apabila remaja sudah
terjerumus kedalam pergaulan bebas atau bahkan sampai “kecolongan” anggota keluarga JANGAN
MENINGGALKANNYA. Menurut pengurus Yayasan Kita dan Buah Hati (YKB), ketika remaja
terjerumus kedalam jurang pergaulan bebas. Jangan tinggalkan ia, ketika ia mengulurkan tangan,
berikan bantuan. Jangan tinggalakan ia, karena mungkin akan jatuh kedalam jurang pergaulan

Maulana Oktopriana Arus Globalisasi yang Menggerus Budaya Pergaulan Pribumi | 7


bebas yang lebih dalam. Tidak sedikit remaja yang bunuh diri karena ketika mereka mulai menyesali
dan menyadari kelakuan berlebihan mereka tidak dibarengi dengan sambutan dan bantuan orang-
orang terdekat, terutama keluarga.

Hal kedua. Mencukupi pendidikan mengenai sex. Menurut Sugiri Syarif, konseling untuk remaja
agar tidak melakukan seks pra nikah akan terus dilakukan. Oleh sebab itu, sangat diperlukan
pancegahan dini dengan memberikan pengetahuan seks. ‘’Pendidikan seks itu sangat penting
sekali. Tapi, di masyarakat kita pendidikan seks itu masih dianggap tabu. Berdasarkan pengamatan
kami, banyaknya remaja yang terjebak seks bebas ini dikarenakan mereka belum mengetahui
tentang seks. Seks itu bukan hanya berhungan intim saja. Tapi, banyak sekali, bagaimana merawat
organ vital, mencegah HIV dan lainnya. Pelajari seks itu secara benar supaya kita bisa hidup benar,’’
tuturnya. (harian kompas online)

Hal ketiga. Sebenarnya ini yang paling utama. Pendidikan agama terutama akidah dan ahlak remaja
dalam pergaulan harus lebih ditingkatkan dengan merubah kurikulum baik untuk pelajaran agama
maupun mengenai pendidikan berkewarganegaraan. Mengajarkan bagaimana cara toleransi,
kemudian akan menjadi remaja yang dekat dengan agama, mampu membuat hubungan baik
dengan lingkungan sosial dan mengerti cara bergaul yang benar.

Hal keempat. Hal ini sedang dicanangkan oleh Kementerian Informasi dan Komunikasi mengenai
pemblokiran situs-situs porno. Meski menurut data setiap hari di seluruh dunia selalu ada lebih dari
1000 situs porno baru yang beredar di internet. Namun perlahan tapi pasti, pemblokiran situs-situs
porno tersebut mulai terlihat. Beberapa situs porno yang lumayan dikenal di Indonesia mulai di
blokir. Meski beberapa masih ada yang dengan mudah dan bebas diakses. Semoga usaha
pemerintah mengenai pemblokiran situs porno ini akan menampilkan dampak positif dari
penggunaan internet oleh remaja.

Satu hal yang disesalkan, yaitu media televisi dengan iklan kondom mereka yang mengklaim save
sex. Secara tidak langsung mereka menghalalkan berhubungan sex diluar nikah, namun dilakukan
dengan aman. Sebenarnya apa yang mereka gembar-gemborkan itu tidak terlalu di fahami dengan
baik oleh remaja, sehingga banyak diantaranya yang kebablasan. Mudahnya mendapatkan barang
tersebut di Indonesia mengakibatkan anak remaja mampu membelinya. Padahal di negara-negara

Maulana Oktopriana Arus Globalisasi yang Menggerus Budaya Pergaulan Pribumi | 8


berkembang seperti singapura maupun jepang, pembelin kondom tidaklah semudah di negara kita.
Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang diizinkan membeli kondom.

Selain iklan, ada hal lain mengenai perfileman Indonesia yang temanya monoton. Akhir-akhir ini
banyak film yang mengangkat kisah horor didampingi dengan adegan-adengan panas didalamnya.
Yang tentu saja anak-anak dibawah usia 18 tahun dilarang untuk menontonnya. Sebutsaja
beberapa judul film horror porno seperti “Suster Keramas”, “Diperkosa Setan”, dan yang paling
baru yang sedang ramai dipemberitaan yaitu “Hantu Goyang Karawang” yang dibintangi artis yang
terkenal dengan boom sex nya.

Dua paragraph terakhir ini harus mendapatkan ketegasan dari pemerintah. Apalagi ketika film luar
semakin sulit masuk ke Indonesia, apa mungkin remaja Indonesia akan disuguhkan dengan film-film
dengan tema monoton seperti diatas?! Sementara film-film juga ikut berperan serta dalam
perkembangan kehidupan generasi penerus bangsa.

Pemerintah harus mampu bertindak tegas, terutama dalam mendidik moral bangsa ini termasuk
para penerus generasi bangsa Indonesia.

Maulana Oktopriana Arus Globalisasi yang Menggerus Budaya Pergaulan Pribumi | 9


Sumber

1. http://nasional.tvone.co.id/berita/view/45962/2010/11/28/survei_bkkbn_51_remaja_jabodeta
bek_sudah_tak_perawan/
2. http://kickandy.com/theshow/1/1/2026/read/ANCAMAN-SEKS-BEBAS-DI-KALANGAN-REMAJA-/70
3. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6143264
4. Harian Kompas Online
5. Liputan 6 SCTV
6. Komisi Perlindungan Anak
7. Blog Yayasan Kita dan Buah Hati (YKB)

Maulana Oktopriana Arus Globalisasi yang Menggerus Budaya Pergaulan Pribumi | 10


ARUS GLOBALISASI YANG MENGGERUS BUDAYA PERGAULAN
PRIBUMI

Oleh:

Maulana Oktopriana

Sebagai Tugas Semester Mata Kuliah


Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

STIE-STMIK DHARMA NEGARA BUSSINESS AND INFORMATICS SCHOOL


Jl. Babakan Sari I No.68 Bandung 40238 Telp. 022 7202024

Maulana Oktopriana Arus Globalisasi yang Menggerus Budaya Pergaulan Pribumi | 11

Anda mungkin juga menyukai