PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perkembangan dari mulai lahir sampai meninggal dunia. Dari semua fase
perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling penting dan paling
menjadi pusat perhatian adalah masa remaja. Remaja adalah tahap umur yang
datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat.
Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa
akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian
remaja. (Darajat Zakiah, 1995). Hal inilah yang membawa para pakar pendidikan
kelompok tersendiri, yaitu remaja yang merupakan tahap peralihan dari kanak-
perkembangan yang begitu pesat, baik secara fisik, psikologis dan sosial.
remaja biasanya akan semakin mengenal komunitas luar dengan jalan interaksi
masyarakat luas (Alwisol, 2006). Pada masa ini pula, ketertarikan dengan lawan
jenis juga mulai muncul dan berkembang. Rasa ketertarikan pada remaja
1
2
emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya
fakir menjadi matang. Namun masa remaja penuh dengan berbagai perasaan yang
tidak menentu, cemas dan bimbang, dimana berkecambuk harapan dan tantangan,
berat, menuju hari depan dan dewasa yang matang. Pada masa remaja pula
Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam
2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak
berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan
untuk mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak,
serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional, sedangkan
meliputi perilaku yang penuh inisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah,
mempunyai rasa percaya diri, dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang
lain. Hal ini juga disepakati oleh Kartini & Dali (dalam Mu’tadin, 2002) yang
demikian, mereka bisa saja meminta dan mempertimbangkan pendapat orang lain
sebelum akhirnya membuat keputusan yang tepat bagi diri mereka sendiri.
kebanyakan dipengaruhi oleh pacarnya bahkan tidak jarang pula remaja yang
remaja yang tak bisa melakukan berbagai aktivitas bila pacarnya tidak ada, tidak
jarang pula ada remaja yang rela tidak masuk sekolah karena pacarnya tidak
masuk sekolah. Pacaran yang sering kali dijadikan alasan untuk menyemangati
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
mengenai remaja.
5
2. Manfaat Praktis.
F. Asumsi Penelitian
1. Ada remaja yang mempunyai pacar dan ada remaja yang tidak
mempunyai pacar.
G. Definisi Operasional
1. Pacar
merupakan bentuk pergaulan remaja yang popular, daya tarik fisik merupakan
2. Kemandirian
3. Remaja
Remaja merupakan salah satu fase perkembangan yang terjadi sekitar usia 12-
21 tahun.
6
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pacaran merupakan bentuk pergaulan remaja yang popular, daya tarik fisik yang
dilihat dari cara berpakaian atau berdandan, hal ini merupakan awal ketertarikan
Perilaku seksual adalah manifestasi dari perasaan seksual yang sangat kuat,
sebagai perubahan dari hormonal yang mengiringi masa puber, Monks (1999)
perilaku seksual. Menurut Spanier (dalam Duvall & Miller, 1985) pacaran lebih
1. Hiburan
2.Sosialisasi
kencan, maka laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih ingin
8
3.Status
kondisi demikian merupakan batu loncatan ke status yang lebih tinggi dalam
kelompok sebaya.
4.Masa Pacaran
Dalam pola pacaran, berkencan berperan penting karena remaja jatuh cinta
B. Kemandirian
1. Pengertian
untuk mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak,
serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional, sedangkan
meliputi perilaku yang penuh inisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah,
mempunyai rasa percaya diri, dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang
lain. Hal ini juga disepakati oleh Kartini & Dali (dalam Mu’tadin, 2002) yang
9
demikian, mereka bisa saja meminta dan mempertimbangkan pendapat orang lain
sebelum akhirnya membuat keputusan yang tepat bagi diri mereka sendiri.
Orang yang mandiri dapat bekerja sendiri, mereka tidak mau bergantung pada
mandiri bergantung pada tingkat kepercayaan diri dan kekuatan batin seseorang,
2. Aspek-aspek Kemandirian
a. Kebebasan
cemas atau takut dan malu apabila keputusannya tidak sesuai dengan orang
lain.
b. Inisiatif
c. Percaya Diri
d. Tanggung Jawab
Aspek tanggung jawab tidak hanya ditunjukkan pada diri sendiri tetapi
juga kepada orang lain. Perwujudan kemandirian dapat dilihat dalam tanggung
e. Ketegasan Diri
f. Pengambilan Keputusan
mengatasi masalah dan berbagai tantangan serta kesulitan lainnya, tanpa harus
g. Kontrol Diri
tingkah laku atau menunda tingkah laku, tanpa peraturan atau bimbingan dari
orang lain. Dengan kata lain sebagai kemempuan untuk mengontrol diri dan
perasannya, sehingga seseorang tidak merasa takut, tidak cemas, tidak ragu
atau tidak marah yang berlebihan saat dirinya berinteraksi dengan orang lain
atau lingkungan.
a. Faktor Internal
individu sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya sejak lahir
dibawa anak sejak lahir adalah merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan
ibu dan nenek moyangnya yang mungkin akan didapatkannya di dalam diri
tubuhnya.
12
Perbedaan secara fisik antara pria dan wanita nampak jelas sejak masa
3) Faktor Perkembangan
b. Faktor Eksternal
baik dalam segi – segi positif maupun negatif. Biasanya jika lingkungan
positif pula dalam hal kemandirian terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan
dan dorongan dari keluarga serta lingkungan di sekitarnya. Pada saat ini
orang tua dan respon dari lingkungan sangat diperlukan bagi anak untuk
setiap perilaku yang telah dilakukannya. Ada tiga teknik pengasuhan yang
anak, terutama remaja. Namun demikian anak atau remaja tetap berada
dalam kendali dan kontrol dari orang tua (Baumrid, dalam Marsudi, 1996).
berbagai macam suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya yang
beragam.
Menurut Laman, Avery & Frank (Ara, 1998), ciri – ciri individu yang
orang lain
e. Dapat memilih apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya
tidak dilakukan
berikut :
a. Emosi
b. Ekonomi
c. Intelektual
dihadapi
d. Sosial
orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan, karena remaja belum
memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status kanak-kanak
antara umur 12 dan 21 tahun dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal
15-18 tahun: masa remaja pertengahan 18-21 tahun: masa remaja akhir (dalam
1993).
WHO (Word Health Organization) lebih merinci batasan usia remaja awal
10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Hurloc (1978) membagi masa ini
dimana pada masa remaja akhir, umumnya telah terdapat motivasi dalam diri
dan wanita).
Batasan remaja menurut WHO pada tahun 1974 (dalam Sarwono, 1994)
biologic, psikologik dan social ekonomi. Secara lengkap defenisi tersebut adalah
sebagai berikut :
3. Ciri-ciri Remaja
Dalam periode ini, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan
akan peran yang harus dilakukan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang
Perlahan remaja mulai mendambakan identitas diri dan tidak lagi puas
diri yang dicari remaj berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa
sebagai berikut :
c. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akn mereka hadapi
dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki
berikut :
keadaan diri mereka sendiri, bukan khayalan dan impian. Mereka diharapkan
Perbedaan fisik antara pria dan wanita nampak jelas sejak masa pubertas
menerima keadaan diri sebagai dengan sifat dan tanggung jawab perannya
orang tua.
19
Remaja diharapkan dapat belajar sedikit demi sedikit untuk terlepas dari
masyarakat.
sejak dini.
kehidupan berkeluarga.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
rasa cinta terhadap pacar. Variabel kontrolnya adalah keberadaan orang tua dan
teman-temannya.
sebagai variabel terikat diperoleh dari skala kemandirian yang diberikan pada
penelitian juga akan diobservasi dan diwawancarai agar penulis mendapat data
1. Populasi
Menurut Sutrisno Hadi (1993 : 70) populasi adalah seluruh penduduk atau
individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester satu yang berumur 18-21 tahun.
peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Selain hal tersebut, Sutrisno Hadi (1996:223) mengatakan suatu cara disebut
random apabila peneliti tidak memilih-milih individu yang akan ditugaskan untuk
menyebar secara merata pada tiap strata. Strata mahasiswa yang dimaksud di sini
C. Instrumen Penelitian
Selain angket, peneliti perlu menggali data lebih banyak dengan menggunakan
D. Pengumpulan Data
menggunakan metode skala, yaitu suatu metode pengambilan data di mana data-
pertanyaan tertulis yang diajukan responden mengenai suatu hal yang disajikan
1. Skala kemandirian
diri, percaya diri, tanggung jawab, inisiatif , dan mengambil keputusan (Ara,
Penyusunan alat ukur ini untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam bentuk
T O T A L 70
23
a) Item Favorable : sangat setuju (4), , setuju (3), tidak setuju (2),
b) Item Unfavorable : sangat setuju (1), setuju (2), tidak setuju (3),
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang
ada pada objek penelitian (Pabundu, 1988). Wawancara adalah sebuah dialog
dilakukan secara tidak terstruktur yang digunakan untuk melengkapi data dari
Suatu alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu
memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi beberapa
kriteria yang telah ditentukan oleh para ahli psikometri, yaitu kriteria valid dan
reliabel. Oleh karena itu agar kesimpulan tidak keliru dan tidak memberikan
gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya diperlukan uji
validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan dalam penelitian.
1. Validitas
Menurut Sutrisno Hadi (1990) Validitas adalah seberapa jauh alat ukur
dapat mengungkap dengan benar apa yang seharusnya diukur. Suatu alat ukur
menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
bertujuan untuk memilih item-item yang telah selaras dan sesuai dengan faktor
yang ingin diselidiki. Cara perhitungan uji coba validitas item yaitu dengan
Uji korelasi antar faktor yaitu pengujian antar faktor dengan konstrak
cara perhitungan uji validitas faktor adalah dengan mengorelasikan skor tiap
Untuk menghitung analisis item dan korelasi antar faktor digunakan rumus
Rumus :
rxy
25
∑xy −{∑x}{∑y}
= N
∑x − ∑x
2
( )2
∑ y 2 − ∑ y
( )
2
N N
Keterangan :
2. Reliabilitas
yang sama diperoleh hasil yang relatif sama ( Syaifuddin Azwar, 2000). Dalam
Rumus :
k ∑S 2 j
α= 1 −
k −1
S 2x
Keterangan :
k = jumlah item
E. Analisis Data
emosional dengn prestasi belajar adalah dengan menggunakan uji regresi. Cara
Darajat Zakiah, 1995. Remaja Harapan dan Tantangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset.
Monk, F. J., Knoer, A. M. P., & Haditono, S. R. 1999. Psikologi perkembangan. Yogyakarta :
Narbuko, C., & Achmadi, A. 2003. Metode penelitian. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Saifuddin, Azwar. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Balajar Offset.
Saifuddin Azwar. (1998). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukutan Prestasi
Syamsu Yusuf, 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.