Anda di halaman 1dari 2

Tugas Essay Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Ubaidah (1215071046)
Kelas Reguler Jam 1

Benarkah Ilmu Eksakta Lebih Tinggi dari Ilmu Sosial?

Masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan sistem strata, baik dalam lingkup sosial, ekonomi,
maupun pendidikan. Segala aspek kehidupan dikotak-kotakan dan diperlakukan berbeda-beda
tergantung stratanya. Begitu juga dalam memandang ilmu pengetahuan, masyarakat terbiasa
menganggap bahwa ilmu eksakta lebih tinggi derajatnya dibanding ilmu sosial. Sebagai contoh,
adanya anggapan bahwa anak SMA yang masuk jurusan IPA merupakan anak yang pintar, sedangkan
anak jurusan IPS atau SMK dianggap sebagai anak yang kurang pintar. Namun pandangan
masyarakat tersebut didukung pula dengan kebijakan yang diberlakukan di sejumlah sekolah. Ada
beberapa sekolah yang memang memberi label seolah-olah anak yang masuk jurusan IPA adalah
anak-anak pintar terpilih dengan membuat kebijakan batas nilai anak yang masuk IPA lebih tinggi
dibanding anak IPS.
Apakah pandangan masyarakat tersebut salah? Apa sebenarnya yang melatar belakangi
paradigma masyarakat tersebut? Benarkah ilmu eksakta lebih tinggi dari ilmu sosial? Mari kita
analisis bersama.
Ilmu eksakta atau ilmu pasti atau lazim disebut ilmu adalah istilah yang digunakan yang merujuk
pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti
dan umum, berlaku kapan pun dimana pun.
Ilmu alam sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk
melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah
tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen,
mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa
karakteristik yang mendasar dari ilmu eksakta ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk
kuantitas.
Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam sekitarnya.
Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial,
humaniora, teologi, dan seni. Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang
kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti.
Ilmu berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu berkembang dari dua cabang utama
yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan filsafat
moral yang kemudian berkembang ke dalam ilmu-ilmu sosial (the social sciences). Ilmu-ilmu alam
membagi menjadi dua kelompok yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the
biological sciences) (Jujun. S. 2003). Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat yang membentuk
alam semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari makhluk hidup di dalamnya. Ilmu alam kemudian
bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari substansi zat),
astronomi (mempelajari benda-benda langit dan ilmu bumi (the earth sciences) yang mempelajari
bumi kita.
Sedangkan ilmu sosial atau lazim disebut ilmu pengetahuan sosial adalah sekelompok disiplin
akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan
sosialnya. Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif,
dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam.
Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda kuantitatif.
Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku
manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti
ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metoda
kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia
serta implikasi dan konsekuensinya.
Ilmu eksakta dan ilmu sosial, keduanya merupakan ilmu pengetahuan, karnanya keduanya
mempunyai struktur-struktur ilmu pengetahuan di dalamnya. Ilmu pada dasarnya adalah kumpulan
pengetahuan yang bersifat menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia
melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut berdasarkan penjelasan yang ada.
Setiap sesuatu punya strukturnya sendiri. Bahkan gas nitrogen yang mengisi 75% udara di bumi
meski tak kasat mata punya struktur kimianya tersendiri. Lepas dari ketiga fungsinya itu, ilmu
pengetahuan pun punya strukturnya sendiri. Struktur ilmu pengetahuan layaknya pohon yang
cabangnya menghasilkan buah, juga seperti butiran tasbih yang jalin menjalin. Elemen-elemen
dalam struktur pengetahuan telah membentuk dan memperkuat ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu
pengetahuan terdiri atas teori, lalu teori mengandung hukum, dalam hukum terdapat prinsip, dan
prinsip itu sendiri tersusun atas postulat.
Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor
tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Dalam teori biasanya terdapat hukum-hukum. Hukum pada
hakikatnya merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih
dalam suatu kaitan sebab akibat. Selain hukum, dalam teori keilmuan juga dikenal kategori
pernyataan yang disebut prinsip. Prinsip dapat diartikan sebagai pernyatan yang berlaku secara
umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu, yang mampu menjelaskan kejadian yang terjadi,
misalnya hukum sebab akibat sebuah gejala. Dalam menyusun teori dalam disiplin keilmuan,
postulat merupakan satu-satunya hal yang dikembangkan. Postulat sendiri merupakan asumsi dasar
yang kebenarannya kita terima tanpa dituntut pembuktiannya. Kebenaran ilmiah pada hakikatnya
harus disahkan lewat metode keilmuan. Sedangkan postulat ilmiah ditetapkan tanpa melalui
prosedur ini, melainkan diterapkan begitu saja. Secara filsafati kehadiran postulat ini sebenarnya
tidak sukar dimengerti. Postulat secara mutlak seperti titik awal dalam memulai sesuatu Seperti titik
yang dibuat pertama kali untuk membentuk suatu garis, lalu berubah bentuk menjadi sebuah
bidang.
Lalu, melihat struktur ilmu pengetahuan yang telah diuraikan di atas seharusnya tidak ada
alasan untuk membanding-bandingkan mana yang lebih tinggi antara ilmu satu dengan ilmu lainnya.
Baik ilmu eksakta maupun ilmu sosial, keduanya merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
mempunyai struktur-struktur pengetahuan yang sama di dalamnya namun berbeda kajiannya.

Anda mungkin juga menyukai