Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul


Alasan penulisan Karya Tulis Ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat untuk mengikuti Ujian Kenaikan Kelas SMP Negeri 3 Sukoharjo.
Setelah penulis mengumpulkan data dan bahan tentang objek wisata di Pulau
Bali, maka penulis memilih judul “PESONA PULAU BALI”. Hal-hal yang
mendorong penulis untuk memilih judul ini adalah :
1. Penulis ingin mengajak pada para pembaca untuk mengenal lebih
dekat tentang keindahan objek wisata di Pulau Dewata
2. Penulis ingin mengetahui daya tarik objek wisata di Pulau Bali
sehingga banyak turis domestic dan turis mancanegara berkunjung di
tempat tersebut.
3. Penulis ingin mewujudkan kindahan objek wisata di Pulau Bali dalam
bentuk karya tulis.

B. Tujuan Penulisan Karya Tulis


Di dalam penulisan karya tulis ini penulis mempunyai beberapa
tujuan. Adapun hal-hal yang menjadi tujuan penulisan dari karya tulis ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dan tugas guna
menempuh Ujian Kenaikan Kelas SMP Negeri 3 Sukoharjo.
2. Untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam bidang tulis menulis
3. Untuk mengetahui lebih dekat tentang keindahan Objek Wisata di
Pulau Bali yang belum penulis ketahui serta memperoleh pengetahuan.

1
C. Pembatasan Masalah
Agar pembatasan masalah ini telah terarah, maka penulis merasa perlu
mempatasi masalah yang penulis bahas. Adapun masalah yang akan penulis
bahas yaitu seputar Objek Wisata di Pulau Bali dan sekitarnya saja. Hal ini
tidak melenceng dari judul karya tulis.

D. Metode Penulisan
Dalam pengumpulan data dan bahan, penulis menggunakan beberapa
metode pengumpulan data antara lain :
1. Metode Observasi yaitu penulis mengadakan pengamatan secara
langsung pada objek
2. Metode Wawancara yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan
yang berhubungan dengan penulisan karya tulis.
3. Metode Study Kepustakaan ( Litur Bitur ) yaitu penulis membaca
bukti-bukti di perpustakaan yang berhubungan dengan kepariwisataan
di Bali.

E. Sistematika
Dalam karya tulis ini penulis akan menyebutkan terlebih dahulu garis
besar sistematika karya tulis, agar pembaca mengetahui isi karya tulis ini
secara jelas. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN, meliputi :


A. Alasan Pemiliahn Judul
B. Tujuan Penulisan Kaerya Tulis
C. Pembatasan Masalah
D. Sistematika

2
BAB II KEADAAN UMUM PULAU BALI, meliputi :
A. Keadaan Wilayah Pulau Bali
B. Sistem Religi dan Kepercayaan
C. Macam-macam Pura
D. Keadaan Penduduk Bali
E. Potensi Pariwisata Bali

BAB III PESONA BALI, meliputi :


A. Pantai Sanur
B. Tari Barong
C. Puri Galuh
D. Pasar Seni Sukowati
E. Pantai Kuta dan Joger
F. GWK
G. Tanjung Benoa
H. Cah Ayu
I. Bedugul
J. Ulu Watu

BAB IV PENUTUP, meliputi :


A. Kesimpulan
B. Saran-saran

3
BAB II
KEADAAN UMUM PULAU BALI

A. Keadaan Wilayah Pulau Bali


Bali adalah salah satu Pualu di Indonesia yang terkenal akan
keindahan panorama alamnya. Pulau Bali dijuluki dengans ebutan “PULAU
DEWATA” karena konon pada jaman dahulu Pulau Bali adalah tempat
tinggal para dewa. Secara otomatis, Pulau Bali terletak antara 7o LS – 8o LS
dan 114o BT – 155o BT, Pulau Bali berbatasan dengan :
• Sebelah Utara : Laut Bali
• Sebeleh Selatan : Samudra Hindia
• Sebelah Timur : Selat Lombok
• Sebelah Barat : Selat Bali
Di setiap rumah penduduk Bali yang beragama Hindu, terdapat
sanggah (pure kecil yang digunakan untuk sembahyang). Mereka melakukan
sembahyang tiga kali sehari dengan cara memberi sesaji pada waktu akan
tidur agar mereka diberi keselamatan oleh dewa. Karena kindahan alam,
kebudayaan dan keistimewaan hidup penduduknya, maka Bali menjadi daerah
wisata yang terkenal di dunia.
Mayoritas penduduk Bali menganut agama Hindu, yang merupakan
salah satu dari lima agama yang ada dan diakui di Indonesia. Di Bali system
pangairannya di sebut Subak. Sedangkan system pertanian yang digunakan
adalah system Terasering. Sejak dahulu Bali mengenal istilah keluarga
berencana yaitu dengan membetasi jumlah anak.

4
Tingkatan-tingkatan anak di Bali adalah sebagai berikut :
• Anak pertama diberi gelar Ngurah Gae atau Wayan
• Anak kedua diberi gelar Made
• Anak ketiga diberi gelar Nyoman
• Anak keeempat diberi gelar Ketut

B. Sistem Religi dan Kepercayaan

Umat Hindu memiliki 5 upacara adapt yang di sebut Panca Yatnya yanga
rtinya 5 pengorbanan, yaitu :
• Dewa Yatnya, yaitu pengorbanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
• Putra Yatnya, yaitu pengorbanan terhadap roh atau leluhur yang telah
meninggal
• Resi Yatnya, yaitu pengorbanan terhadap para pendeta
• Manusia yatnya, yaitu pengorbanan yang dilakukan manusia agar
hidupnya aman dan sejahtera
• Brita Yatnya, yaitu upacara yang dilakukan untuk makhluk hidup
dunia.
Upacara adat di bali biasanya bersifat ritual. Disamping upacara yang di sebut
di atas, ada juga upacara lain yang wajib yaitu :
1. Mapendes, yaitu upacara potong gigi yang di lakukan setiap remaja di
Balai Adat
2. Meraja Swala, yaitu upacara yang dilakukan oleh para gadis yang
sedangt mendapat menstruasi.
3. Ngaben, yaitu upacara pembakaran jenazah. Tujuan dari upacara
tesebut yaitu untuk memulangkan kembali roh sarta jasad manusia
keasalnya. Roh kembali kepada Tuhan, sedangkan jasad kembali
kepada lima unsur alam yaitu tanah, air, angina, api dan angkasa.

5
C. Hari-hari Besar Agama Hindu
1. Hari Raya Nyepi
Hari raya ini dirayakan untuk menyambut Tahun Baru Saka. Pada hari
ini masyarakat tidak melakukan aktivitas mulai dari memasak, bekerja,
keluar rumah bahkan menyalakan lampu. Suasana pada Hari raya
Nyepi itu benar-benar sepi dan hening, sebab masyarakat Bali berdo’a
dan beribadah setiap hari. Tetapi bagi yang memiliki anak kecil, boleh
menyalakan lampu tapi harus minta ijin dulu kepada ketua atau harus
diketahui oleh para tetangga.

2. Hari Raya Galungan


Hari raya ini diperingati untuk merayakan kemenangan Dharma
melawan Adharma atau kebaikan melawan keburukan dalam
kehidupan di dunia. Hari raya ini dilakukan untuk memuja terhadap
alam semesta ciptaan Tuhan.

3. Hari Raya Kuningan


Hari raya ini di peringati utnuk pemujaan terhadap alam semesta
ciptaan Tuhan.

D. Macam-macam Pura
Pura dapat di bedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Klasifikasi Pura menurut pemakaiannya :
a. Pura keluarga digunakan untuk 1 keluarga
b. Pura Besakih digunakan untuk semua penduduk yang
berdomisili di Pulau Bali.

6
2. Klasifikasi pura menurut Fungsi :
a. Pura Segara sebagai tempat untuk menyembah Dewa Wisnu
b. Pura Desa sebagai tempat untuk menyembah Dewa Brahma
c. Pura Pualm sebagai tempat untuk menyembah Dewa Syiwa

E. Keadaan Penduduk Bali


Masyarakat hukum dari Bali yang terkenal adalah Banjar, yang
dipimpin oleh Klian Banjar. Klian Banjar bertugas menyelesaikan persoalan-
persoalan adat dan berwenang mengurusi masalah pertanian dan irigasi.
Sistem pengairan di Pulau Bali disebut Subak yang dipimpin oleh Klian
Subak.
Disamping Banjar dan Subak, juga dikenal organisasi yang disebut
Seka. Seka dalah perkumpulan yang bergerak di bidang tertentu, misalnya
Seka Taruna (perkumpulan pemuda), Seka Dara (perkumpulan gadis) dan
maish banyak lagi. Tiap Banjar memiliki pura sendiri yang disebut Pura Desa,
yakni tempat untuk memuja Dewa.

F. Potensi Pariwisata di Bali


Pulau Bali sangat menarik perhatian para wisatawan baik domestic
maupun mancanegara. Hal itu tidak lain karena Pulau Bali memiliki
keindahan yang masih alami. Selian itu karena tingginya nilai0nilai budaya di
Pulau Bali yang terlihat dengan jelas dalam bidang seni ukir, seni tari dan
masih banyak lagi.
Jadi jelas bahwa Pulau Bali memiliki potensi pariwisata yang tinggi
shingga tidak mengherankan kalau Pulau bali sangat terkenal di berbagai
belahan dunia. Bali yangs ejak dahulu dikenal sebagai daerah wisata
merupakan kenyataan yang telah diterima dihati setiap orang yang pernah
dating di Pulau tersebut. Pad aumumnya hail inilah yang menarik para
wisatawan untuk dating ke Pulau Bali.

7
BAB III
PESONA PULAU BALI

A. Pantai Sanur
Hotel Bali Beach lokasinya di Pantai Sanur Kotamadya Denpasar
kurang lebih 5 km dari kota Denpasar menuju Pantai Sanur. Ada keanehan di
Pantai Sanur yang pasirnya hitam dan putih. Di Pantai Sanur juga terkenal
sebagai tempat melabuh mayat dan juga terkenal sebagai tempat matahari
terbit. Pantai Sanur terletak di Kabupaten Bandung 6 Km dari Dempasar ke
arah Timur. Sanur dikenal dengan Sunrisenya karena kita dapat melihat
terbiynya sinar matahari. Pada tahun 1960-an hotel yang ada di Sanur terjadi
kejadian yang sangat ngejutkan masyarakat Pulau Bali. Pada tanggal 30
Januari 1933 Hotel bali Beach terbakar dengan hebatnya. 500 kamar hangus
namun ada keanehan yang terjadi pada nomer 327. di kamar tersebut tidak
terbakar sedikitpun tapi masih utuh. Karena di kamar tersebut dihuni oleh roh
halus. Orang yang tidur atau menempati kamar nomer 327 tidak ada yang
betah karena terjadi keanehan-keanehan yang menakutkan misalnya air tidak
lancer, suara-suara yang masih terdengar di kamar.

B. Tari Barong
Sejak tahun 1960-an Tari Barong mulai dipertunjukkan kepada
wisatawan khususnya di Batubulan, Tegal Tama dan Singa Padu. Ketiga
daerah tersebut berada di Kabupate Giayan. Sejak itu pagelaran tari Barong
tidak hanya menjadi monopoli daerah Giayan saja tetapi juga menyebar ke
berbagai daerah lainnya. Yang menarik dalam pagelaran Tari Barong ini
adalah kesakralannya. Tari Barong menggambarkan pertarungan antara
kebajikan melawan kebathilan. Barong adalah seekor binatang purbakala yang
melukiskan kebajikan dan Rangda adalah binatang yang maha dahsyat dan

8
menggambarkan kebathilan. Dalam kisah ini di ceritakan sang Rangda
berubah menjadi setan dan memasukkan roh jahad kepada pengukut Dewi
Kunthi sehingga menyebabkan mereka menjadi marah. Keduanya menemui
patih dan bersama-sama menghadap Dewi Kunthi. Sebenarnay sebagai
seorang ibu, dewi Kunthi tidak sampai hati. Tetapi setan telah merasuki raga
Dewi Kunthi sehingag dia marah dan mengorbankan anaknya. Kemudian
turunlah Dewa Syiwa dan memberikan keabadian hidup kepada Sadewa serta
kejadian itu tidak diketahui oleh Rangda. Rangda mohon mapun dan dia
diselamatkan agar masuk surga oleh Sadewa. Akan tetapi ketika salah satu
pengikut Rangda yang bernama Kanglika mohon untuk diselamatkan, ditolak
oleh Sadewa. Maka terjadilah perkelahian. Dalam perkelahian itu Kalika
berubah menjadi Tagda yang dahsyat dan pertempuran it uterus berlanjut
tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Sehingga sampai sekarang
kebajiakan dan kebathilan tetap merebutkan hati. Sebelumnya tari Barong ini
adalah sangat menarik apabila dilihat dari nilai seni dan makna tariannya.
Tema dari Tari Barong ini diambil dari cerita pewayangan.

C. Puri Galuh
Puri Galuh terletak kurang lebih 6 Km dari kota Denpasar. Puri Galuh
adalah toko kesenian batik yang disitu menyediakan jenis pakaian atau
kerajinan Bali diantaranya :
• Batik
• Kaos
• Kemeja
• Pakaian
Wisatawan yang masih sekolah diberi harga discount 20-50 % dengan
dibatasi waktu selama 40-45 menit untuk memilih barang yang akan dibeli
sebagai cindera mata.

9
D. Pasar Seni Sukowati
Pasar Seni Sukowati terletak di kota Sukowati. Pasar Sukowati ini
seperti layaknya pasar lainnya, yang menjual berbagai macam barang untuk
keperluan wisata-wisata dalam negeri maupun luar negri sebagai cindera mata
daerah Bali. Orang-orang yneg berkunjung di Bali tentunya mereka singgah di
pasar tersebut. Barang-barang yang dijual merupakan hasil seni orang Bali
tetapi sebagian besar barang-barang tersebut bisa digunakan sebagai souvenir
atau kenang-kenangan untuk teman maupun kerabat.

E. Pantai Kuta
Pantai Kuta terletak di Kecamatan Kuta., Kabupaten Bandung. Dari
Kotamadya Denpasar, 4 Km dari Bandara Ngurah Rai. Pantai ini terkenal
dengan pantai putihnya dan panoramanya yang sangat indah terutama pada
saat matahari tenggelam sehingga banyak wisatawan domestic maupun
mancanegara datang untuk menyaksikan panorama tersebut.

F. Tanjung Benoa
Di Tanjung Benoa perjalanannya cukup jauh dari Denpasar jalan
menuju Tanjung Benoa begitu rumit dan rawan karena jalannya berkelok-
kelok. Keadaan di Tanjung benoa ini sangat panas dan sepi untuk di kunjungi
oleh orang-orang asing, jadi semuanya di sana hanya untuk istirahat
sementara. Di sana juga ada semacam gantole yang sekali putar kurang lebih
75.000.

G. Cah Ayu
Cah Ayu merupakan tempat yang berisi oleh-oleh khas Bali. Makanan
khasnya adalah kacang-kacangan, jajan, brem dan lain-lain. Di sana menjual
berbagai jenis oleh-oleh khas Bali, tetapi yang paling banyak di jual dari Cah

10
Ayu adalah makanan-makanan. Pemilik usahanya adalah Bapak Robani yang
berasala dari Jawa.

H. Garuda Wisnu Kencana (GWK)


Garuda Wisnu Kencana adalah salah satu objek yang ada di Bali.
Garuda Wisnu Kencana terletak di Bukit Kecada. Objek wisata ini menjadi
tempat penampilan budaya yang ada di Indonesia dan konseptornya dalah
Bapak Nyoman Warte. Objek wisata Garuda Wisnu Kencana sangat bagus,
indah udaranya sejuk dan sangat menarik untuk kita kunjungi saat berada di
Bali. Garuda Wisnu Kencana mempunyai sebuah arti yaitu Garada berarti
Wahana dan Wisnu Kencana berarti Garuda dengan mahkotanya. Garuda
Wisnu Kencana merupakan sumber mata air yang ditemukan di dataran tinggi
artinya untuk disucikan atau untuk upacara sacral.
Disampig Garuda Wisnu Kencana akan dibangun Hotel Internasional.
Waktu penulis kesana baru dibangun pondasinya. Selain itu juga akan
dibangung lbangunan Golf Internasional dan artis Bali akan menampilkan
Budaya Cok and vergent. Pada objek Garuda Wisnu Kencana ini terdapat dua
patung yang sangat besar dan bagus sekali yaitu :
1. Patung Dewa Wisnu, patung ini berwarna agak kebiru-
biruan dan terbuat dari perunggu dan emas yang dicampur dan
kemudian dibuat lempengan-lempengan. Ketika penulis pergi
kesana pembuatan patung itu belum selelsai karena bauru 15%.
Rencananya patung itu akan dibuat menjadi patung terbesar di
dunia.
2. Patung Garuda, patung ini berwarna hitam dan juga
terbuat dari perunggu dan emas yang dicampur. Patung ini
terletak diatas padang rumput yang luas.

11
I. Bedugul
Danau Bedugul adalah danau yangs sangat indah dengan keberadaan
pura di tengah-tengah danau. Danau ini berada di tengah pegunungan dengan
ketinggian 1.404 m diatas permukaan laut. Untuk menuju Danau Bedugul
dipelukan waktu satu setengah jam dari pasar Sukowati dengan jarak 50 km
dari Denpasar. Perjalanan menuju danau itu pun dijamin tidak akan
membosankan. Karena di sepanjang perjalanan kita dapat melihat
pemandangan yang indah. Dari daerah danaupun kita juga dapat melihat
sebagian daerah Bali Selatan. Setelah menaiki jalan yang berlekok-kelok,
maka setelah samapai di Danau Bedugul kita dapat mengirup segarnya udara
pegunungan.
Bedugul berasal dari kata “Bedug” dan “Pukul”. Maka bias juga
dikatakan bahwa Danau tersebut merupkan perpaduan atau toleransi antar
umat agama Islam yang dilambangkan dengan Bedug dan Hindu yang
dilambangkan dengan pukulan pada batok kepala. Maka di Danau ini pun
terdapat sebuah masjid sebagai fasilitas dan pura yang menarik dari para
wisatawan. Ada pula yang berpendapat nama itu berasal dari nama Pura
Subuk yang disebut Digul alias Bedugul. Dapat pula diartikan bahwa Bedugul
berarti tanah yang menjorok keatas. Mungkin karena keberadaannya di daerah
pegungungan.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan penulisan ini penulis dapat menarik kesimpulan.
Ternyata objek-objek wisata di Pulau Bali selalu padat dikunjungi oleh
pengunjung baik dari domestic maupun pengunjung dari mancanegara.
Dari penyusunan karya tulis ini penulis bias menarik kesimpulan :
1. Mayoritas penduduk Bali memeluk agama Hindu. Hal ini terkain
dengan banyaknya pura yang dibangun di setiap banjar atau desa
maupun di setiap rumah.
2. Denagn kemajuan zaman yang makin modern. Ojek wisata Tanah
Lot masih banyak menyimpan misteri yang sifatnya misitis dan
sampai sekarang masih dipercaya. Dan ini merupakan salah satu
daya tarik Tanah Lot disamping keindahan panoramanya.
3. Dengan kebudayaan sendiri yang asli dan panorama alam yang
alami, maka Pulau Bali berhasil menjadi objek wisata yang
terkenal di seluruh dunia.

B. Saran
Dari hasil penyususnan karya tulis ini maka penulis bias memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Kebudayaan merupakan warisan nenek moyang dan warisan kita
bersama maka dari itu harus kita jaga dan lestarikan bersama.
2. Mengembangkan dan meningkatkan usaha pemerintah dalam
melestarikan serta menjaga kebudayaan Indonesia.
3. Segala fasilitas, sarana dan prasarana serta pelayanan terhadap
pengunjung di Tanah Lot agar lebih bias ditingkatkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Djeren, Dkk. 1980. Geografi Indonesia I dan II, kinta Jakarta, Jakarta
Koentjoroningrat. 1976. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta. Jembatan.
Jakarta.
Kuswanto, Dkk. 1973. Geografi Kependudukan. Solo: Tri Ratna.

14

Anda mungkin juga menyukai