Anda di halaman 1dari 11

KHADIJAH BINTI KHUWAILID radhiallâhu 'anha

(Sang kekasih yang selalu dikenang jasanya)

Beliau adalah seorang sayyidah wanita sedunia pada zamannya. Dia adalah putri
dari Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab al-Qurasyiyah al-
Asadiyah. Dijuluki ath-Thahirah yakni yang bersih dan suci. Sayyidah Quraisy ini
dilahirkan di rumah yang mulia dan terhormat kira-kira 15 tahun sebelum tahun
fill (tahun gajah). Beliau tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mulia dan pada
gilirannya beliau menjadi seorang wanita yang cerdas dan agung. Beliau dikenal
sebagai seorang yang teguh dan cerdik dan memiliki perangai yang luhur.
Karena itulah banyak laki-laki dari kaumnya menaruh simpati kepadanya.

Pada mulanya beliau dinikahi oleh Abu Halah bin Zurarah at-Tamimi yang
membuahkan dua orang anak yang bernama Halah dan Hindun.Tatkala Abu
Halah wafat, beliau dinikahi oleh Atiq bin 'A'id bin Abdullah al-Makhzumi hingga
beberapa waktu lamanya namun akhirnya mereka cerai.

Setelah itu banyak dari para pemuka-pemuka Quraisy yang menginginkan beliau
tetapi beliau memprioritaskan perhatiannya dalam mendidik putra-putrinya, juga
sibuk mengurusi perniagaan yang mana beliau menjadi seorang yang kaya raya.
Suatu ketika, beliau mencari orang yang dapat menjual dagangannya, maka
tatkala beliau mendengar tentang Muhammad sebelum bi'tsah (diangkat menjadi
Nabi), yang memiliki sifat jujur, amanah dan berakhlak mulia, maka beliau
meminta kepada Muhammad untuk menjualkan dagangannya bersama seorang
pembantunya yang bernama Maisarah. Beliau memberikan barang dagangan
kepada Muhammad melebihi dari apa yang dibawa oleh selainnya. Muhammad
al-Amin pun menyetujuinya dan berangkatlah beliau bersama Maisarah dan Allah
menjadikan perdagangannya tersebut menghasilkan laba yang banyak. Khadijah
merasa gembira dengan hasil yang banyak tersebut karena usaha dari
Muhammad, akan tetapi ketakjubannya terhadap kepribadian Muhammad lebih
besar dan lebih mendalam dari semua itu. Maka mulailah muncul perasaan-
perasaan aneh yang berbaur dibenaknya, yang belum pernah beliau rasakan
sebelumnya. Pemuda ini tidak sebagamana kebanyakan laki-laki lain dan
perasaan-perasaan yang lain.

Akan tetapi dia merasa pesimis; mungkinkah pemuda tersebut mau


menikahinya, mengingat umurnya sudah mencapai 40 tahun? Apa nanti kata
orang karena ia telah menutup pintu bagi para pemuka Quraisy yang
melamarnya?

Maka disaat dia bingung dan gelisah karena problem yang menggelayuti
pikirannya, tiba-tiba muncullah seorang temannya yang bernama Nafisah binti
Munabbih, selanjutnya dia ikut duduk dan berdialog hingga kecerdikan Nafisah
mampu menyibak rahasia yang disembuyikan oleh Khodijah tentang problem
yang dihadapi dalam kehidupannya. Nafisah membesarkan hati Khadijah dan
menenangkan perasaannya dengan mengatakan bahwa Khadijah adalah seorang
wanita yang memiliki martabat, keturunan orang terhormat, memiliki harta dan
berparas cantik.Terbukti dengan banyaknya para pemuka Quraisy yang
melamarnya.

Selanjutnya, tatkala Nafisah keluar dari rumah Khadijah, dia langsung menemui
Muhammad al-Amin hingga terjadilah dialog yang menunjukan kelihaian dan
kecerdikannya:

Nafisah : Apakah yang menghalangimu untuk menikah wahai Muhammad?

Muhammad : Aku tidak memiliki apa-apa untuk menikah .


Nafisah : (Dengan tersenyum berkata) Jika aku pilihkan untukmu seorang wanita
yang kaya raya, cantik dan berkecukupan, maka apakah kamu mau
menerimanya?

Muhammad : Siapa dia ?

Nafisah : (Dengan cepat dia menjawab) Dia adalah Khadijah binti Khuwailid

Muhammad : Jika dia setuju maka akupun setuju.

Nafisah pergi menemui Khadijah untuk menyampaikan kabar gembira tersebut,


sedangkan Muhammad al-Amin memberitahukan kepada paman-paman beliau
tentang keinginannya untuk menikahi sayyidah Khadijah. Kemudian berangkatlah
Abu Tholib, Hamzah dan yang lain menemui paman Khadijah yang bernama
Amru bin Asad untuk melamar Khadijah bagi putra saudaranya, dan selanjutnya
menyerahkan mahar.

Setelah usai akad nikah, disembelihlah beberapa ekor hewan kemudian


dibagikan kepada orang-orang fakir. Khadijah membuka pintu bagi keluarga dan
handai taulan dan diantara mereka terdapat Halimah as-Sa'diyah yang datang
untuk menyaksikan pernikahan anak susuannya. Setelah itu dia kembali ke
kampungnya dengan membawa 40 ekor kambing sebagai hadiah perkawinan
yang mulia dari Khadijah, karena dahulu dia telah menyusui Muhammad yang
sekarang menjadi suami tercinta.

Maka jadilah Sayyidah Quraisy sebagai istri dari Muhammad al-Amin dan jadilah
dirinya sebagai contoh yang paling utama dan paling baik dalam hal mencintai
suami dan mengutamakan kepentingan suami dari pada kepentingan sendiri.
Manakala Muhammad mengharapkan Zaid bin Haritsah, maka dihadiahkanlah
oleh Khadijah kepada Muhammad. Demikian juga tatkala Muhammad ingin
mengembil salah seorang dari putra pamannya, Abu Tholib, maka Khadijah
menyediakan suatu ruangan bagi Ali bin Abi Tholib radhiallâhu 'anhu agar dia
dapat mencontoh akhlak suaminya, Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam .

Allah memberikan karunia pada rumah tangga tersebut berupa kebehagaian dan
nikmat yang berlimpah, dan mengkaruniakan pada keduanya putra-putri yang
bernama al-Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqqayah, Ummi Kalsum dan Fatimah.

Kemudian Allah Ta'ala menjadikan Muhammad al-Amin ash-Shiddiq menyukai


Khalwat (menyendiri), bahkan tiada suatu aktifitas yang lebih ia sukai dari pada
menyendiri. Beliau menggunakan waktunya untuk beribadah kepada Allah di Gua
Hira' sebulan penuh pada setiap tahunnya. Beliau tinggal didalamnya beberapa
malam dengan bekal yang sedikit jauh dari perbuatan sia-sia yang dilakukan oleh
orang-orang Makkah yakni menyembah berhala dan lain –lain.

Sayyidah ath-Thahirah tidak merasa tertekan dengan tindakan Muhammad yang


terkadang harus berpisah jauh darinya, tidak pula beliau mengusir kegalauannya
dengan banyak pertanyaan maupun mengobrol yang tidak berguna, bahkan
beliau mencurahkan segala kemampuannya untuk membantu suaminya dengan
cara menjaga dan menyelesaikan tugas yang harus dia kerjakan dirumah.
Apabila dia melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke gua, kedua
matanya senantiasa mengikuti suaminya terkasih dari jauh. Bahkan dia juga
menyuruh orang-orang untuk menjaga beliau tanpa mengganggu suaminya yang
sedang menyendiri.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tinggal di dalam gua tersebut hingga


batas waktu yang Allah kehendaki, kemudian datanglah Jibril dengan membawa
kemuliaan dari Allah sedangkan beliau di dalam gua Hira' pada bulan Ramadhan.
Jibril datang dengan membawa wahyu.Selanjutnya beliay Nabi Saw keluar dari
gua menuju rumah beliau dalam kegelapan fajar dalam keadaaan takut, khawatir
dan menggigil seraya berkata: "Selimutilah aku ….selimutilah aku …".

Setelah Khadijah meminta keterangan perihal peristiwa yang menimpa


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menjawab:"Wahai Khadijah
sesungguhnya aku khawatir terhadap diriku".

Maka Istri yang dicintainya dan yang cerdas itu menghiburnya dengan percaya
diri dan penuh keyakinan berkata: "Allah akan menjaga kita wahai Abu Qasim,
bergembiralah wahai putra pamanku dan teguhkanlah hatimu. Demi yang jiwaku
ada ditangan-Nya, sugguh aku berharap agar anda menjadi Nabi bagi umat ini.
Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selamanya, sesungguhnya anda
telah menyambung silaturahmi, memikul beban orang yang memerlukan,
memuliakan tamu dan menolong para pelaku kebenaran.

Maka menjadi tentramlah hati Nabi berkat dukungan ini dan kembalilah
ketenangan beliau karena pembenaran dari istrinya dan keimanannya terhadap
apa yang beliau bawa.

Namun hal itu belum cukup bagi seorang istri yang cerdas dan bijaksana, bahkan
beliau dengan segera pergi menemui putra pamannya yang bernama waraqah
bin Naufal, kemudian beliau ceritakan perihal yang terjadi pada Muhammad
Shallallahu 'alaihi wasallam . Maka tiada ucapan yang keluar dari mulutnya selain
perkataan: "Qudus….Qudus…..Demi yang jiwa Waraqah ada ditangan-Nya, jika
apa yang engkau ceritakan kepadaku benar,maka sungguh telah datang
kepadanya Namus Al-Kubra sebagaimana yang telah datang kepada Musa dan
Isa, dan Nuh alaihi sallam secara langsung.Tatkala melihat kedatangan Nabi,
sekonyong-konyong Waraqah berkata: "Demi yang jiwaku ada ditangan-Nya,
Sesungguhnya engkau adalah seorang Nabi bagi umat ini, pastilah mereka akan
mendustakan dirimu, menyakiti dirimu, mengusir dirimu dan akan
memerangimu. Seandainya aku masih menemui hari itu sungguh aku akan
menolong dien Allah ". Kemudian ia mendekat kepada Nabi dan mencium ubun-
ubunnya. Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Apakah mereka
akan mengusirku?". Waraqah menjawab: "Betul, tiada seorang pun yang
membawa sebagaimana yang engkau bawa melainkan pasti ada yang
menentangnya. Kalau saja aku masih mendapatkan masa itu …kalau saja aku
masih hidup…". Tidak beberapa lama kemudian Waraqah wafat.

Menjadi tenanglah jiwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam tatkala mendengar


penuturan Waraqah, dan beliau mengetahui bahwa akan ada kendala-kendala di
saat permulaan berdakwah, banyak rintangan dan beban. Beliau juga menyadari
bahwa itu adalah sunnatullah bagi para Nabi dan orang-orang yang
mendakwahkan dien Allah. Maka beliau menapaki jalan dakwah dengan ikhlas
semata-mata karena Allah Rabbul Alamin, dan beliau mendapatkan banyak
gangguan dan intimidasi.

Adapun Khadijah adalah seorang yang pertama kali beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan yang pertama kali masuk Islam.

Beliau adalah seorang istri Nabi yang mencintai suaminya dan juga beriman,
berdiri mendampingi Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam yang dicintainya untuk
menolong, menguatkan dan membantunya serta menolong beliau dalam
menghadapi kerasnya gangguan dan ancaman sehingga dengan hal itulah Allah
meringankan beban Nabi-Nya.Tidaklah beliau mendapatkan sesuatu yang tidak
disukai, baik penolakan maupun pendustaan yang menyedihkan beliau
Shallallahu 'alaihi wasallam kecuali Allah melapangkannya melalui istrinya bila
beliau kembali ke rumahnya. Beliau (Khadijah) meneguhkan pendiriannya,
menghiburnya, membenarkannya dan mengingatkan tidak berartinya celaan
manusia pada beliau Shallallahu 'alaihi wasallam. Dan ayat-ayat Al-Qur'an juga
mengikuti (meneguhkan Rasulullah), Firman-Nya:

"Hai orang-orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah


peringatan! Dan Rabb-Mu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah,
dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi
(dengan maksud) memperoleh (belasan) yang lebih banyak. Dan untuk
(memenuhi perintah) Rabb-Mu, bersabarlah!"(Al-Muddatstsir:1-7).

Sehingga sejak saat itu Rasulullah yang mulia memulai lembaran hidup baru
yang penuh barakah dan bersusah payah. Beliau katakan kepada sang istri yang
beriman bahwa masa untuk tidur dan bersenang-senang sudah habis. Khadijah
radhiallâhu 'anha turut mendakwahkan Islam disamping suaminya -semoga
shalawat dan salam terlimpahkan kepada beliau. Diantara buah yang pertama
adalah Islamnya Zaid bin Haritsah dan juga keempat putrinya semoga Allah
meridhai mereka seluruhnya.

Mulailah ujian yang keras menimpa kaum muslimin dengan berbagai macam
bentuknya,akan tetapi Khadijah berdiri kokoh bak sebuah gunung yang tegar
kokoh dan kuat. Beliau wujudkan Firman Allah Ta'ala:

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)


mengatakan: 'Kami telah beriman' , sedangkan mereka tidak diuji
lagi?" . (Al-'Ankabut:1-2).

Allah memilih kedua putranya yang pertama Abdullah dan al-Qasim untuk
menghadap Allah tatkala keduanya masih kanak-kanak, sedangkan Khadijah
tetap bersabar. Beliau juga melihat dengan mata kepalanya bagaimana syahidah
pertama dalam Islam yang bernama Sumayyah tatkala menghadapi sakaratul
maut karena siksaan para thaghut hingga jiwanya menghadap sang pencipta
dengan penuh kemuliaan.

Beliau juga harus berpisah dengan putri dan buah hatinya yang bernama
Ruqayyah istri dari Utsman bin Affan radhiallâhu 'anhu karena putrinya hijrah ke
negeri Habsyah untuk menyelamatkan diennya dari gangguan orang-orang
musyrik. Beliau saksikan dari waktu ke waktu yang penuh dengan kejadian besar
dan permusuhan. Akan tetapi tidak ada kata putus asa bagi seorang Mujahidah.
Beliau laksanakan setiap saat apa yang difirmankan Allah Ta'ala :

"Kamu sungguh-sungguh akan duji terhadap hartamu dan dirimu. Dan


(juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang
diberikan kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang
mempersekutukan Allah, ganguan yang banyak yang menyakitkan hati.
Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian
itu termasuk urusan yang di utamakan ". (Ali Imran:186).

Sebelumnya, beliau juga telah menyaksikan seluruh kejadian yang menimpa


suaminya al-Amin ash-Shiddiq yang mana beliau berdakwah di jalan Allah,
namun beliau menghadapi segala musibah dengan kesabaran. Semakin
bertambah berat ujian semakin bertambahlah kesabaran dan kekuatannya.
Beliau campakkan seluruh bujukan kesanangan dunia yang menipu yang hendak
ditawarkan dengan aqidahnya. Dan pada saat-saat itu beliau bersumpah dengan
sumpah yang menunjukkan keteguhan dalam memantapkan kebenaran yang
belum pernah dikenal orang sebelumnya dan tidak bergeming dari prinsipnya
walau selangkah semut. Beliau bersabda: "Demi Allah wahai paman!
seandainya mereka mampu meletakkan matahari di tangan kananku
dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan urusan dakwah ini,
maka sekali-kali aku tidak akan meninggalkannya hingga Allah
memenangkannya atau aku yang binasa karenannya".

Begitulah Sayyidah mujahidah tersebut telah mengambil suaminya Rasulullah


Shallallahu 'alaihi wasallam sebagai contoh yang paling agung dan tanda yang
paling nyata tentang keteguhan diatas iman. Oleh karena itu, kita mendapatkan
tatkala orang-orang Quraisy mengumumkan pemboikotan mereka terhadap
kaum muslimin untuk menekan dalam bidang politik, ekonomi dan
kemasyarakatan dan mereka tulis naskah pemboikotan tersebut kemudian
mereka tempel pada dinding ka'bah; Khadijah tidak ragu untuk bergabung
dengan kaum muslimin bersama kaum Abu Thalib dan beliau tinggalkan
kampung halamannya untuk menempa kesabaran selama tiga tahun bersama
Rasul dan orang-orang yang menyertai beliau menghadapi beratnya
pemboikotan yang penuh dengan kesusahan dan menghadapi kesewenang-
wenangan para penyembah berhala. Hingga berakhirlah pemboikotan yang telah
beliau hadapi dengan iman, tulus dan tekad baja tak kenal lelah. Sungguh
Sayyidah Khadijah telah mencurahkan segala kemampuannya untuk menghadapi
ujian tersebut di usia 65 tahun. Selang enam bulan setelah berakhirnya
pemboikotan itu wafatlah Abu Thalib, kemudian menyusul seorang mujahidah
yang sabar -semoga Allah meridhai beliau- tiga tahun sebelum hijrah.

Dengan wafatnya Khadijah maka meningkatlah musibah yang Rasul hadapi.


Karena bagi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, Khadijah adalah teman yang
tulus dalam memperjuangkan Islam.

Begitulah Nafsul Muthmainnah telah pergi menghadap Rabbnya setelah sampai


pada waktu yang telah ditetapkan, setelah beliau berhasil menjadi teladan
terbaik dan paling tulus dalam berdakwah di jalan Allah dan berjihad dijalan-Nya.
Dalalm hubungannya, beliau menjadi seorang istri yang bijaksana, maka beliau
mampu meletakkan urusan sesuai dengan tempatnya dan mencurahkan segala
kemamapuan untuk mendatangkan keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Karena itulah
beliau berhak mendapat salam dari Rabb-nya dan mendapat kabar gembira
dengan rumah di surga yang terbuat dari emas, tidak ada kesusahan didalamnya
dan tidak ada pula keributan didalamnya. Karena itu pula Rasulullah bersabda:
"Sebaik-baik wanita adalah Maryam binti Imran, sebaik-baik wanita
adalah Khadijah binti Khuwailid".

Ya Allah ridhailah Khadijah binti Khuwailid, As-Sayyidah Ath-Thahirah. Seorang


istri yang setia dan tulus, mukminah mujahidah di jalan diennya dengan seluruh
apa yang dimilikinya dari perbendaharaan dunia. Semoga Allah memberikan
balasan yang paling baik karena jasa-jasanya terhadap Islam dan kaum
muslimin.
Cinta Sepanjang Masa
24Mar2009 Kategori: Nasihat Untuk Muslimah, Wanita Teladan

Ia adalah wanita yang terus hidup dalam hati suaminya sampaipun ia telah
meninggal dunia. Tahun-tahun yang terus berganti tidak dapat mengikis
kecintaan sang suami padanya. Panjangnya masa tidak dapat menghapus
kenangan bersamanya di hati sang suami. Bahkan sang suami terus
mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan
musibah yang dihadapi. Sang suami terus mencintainya dengan kecintaan yang
mendatangkan rasa cemburu dari istri yang lain, yang dinikahi sepeninggalnya.
(Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya Al Usratu bilaa Masyaakil)

Suatu hari istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain (yakni ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha) berkata, “Aku tidak pernah cemburu kepada seorang
pun dari istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti cemburuku pada
Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyebutnya.” (HR. Bukhari)

Ya, dialah Khadijah bintu Khuwailid bin Asad bin ‘Abdul ‘Uzza bin Qushai. Dialah
wanita yang pertama kali dinikahi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bersamanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membina rumah tangga
harmonis yang terbimbing dengan wahyu di Makkah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidak menikah dengan wanita lain sehingga dia meninggal dunia.

Saat menikah, Khadijah radhiyallahu ‘anha berusia 40 tahun sementara


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia 25 tahun. Saat itu ia merupakan
wanita yang paling terpandang, cantik dan sekaligus kaya. Ia menikah dengan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tak lain karena mulianya sifat beliau,
karena tingginya kecerdasan dan indahnya kejujuran beliau. Padahal saat itu
sudah banyak para pemuka dan pemimpin kaum yang hendak menikahinya.

Ia adalah wanita terbaik sepanjang masa. Ia selalu memberi semangat dan


keleluasaan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mencari
kebenaran. Ia sendiri yang menyiapkan bekal untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam saat beliau menyendiri dan beribadah di gua Hira’. Seorang pun tidak
akan lupa perkataannya yang masyhur yang menjadikan Nabi merasakan tenang
setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun
wahyu pada kali yang pertama, “Demi Allah, Allah tidak akan
menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau suka
menyambung silaturahmi, menanggung kebutuhan orang yang lemah,
menutup kebutuhan orang yang tidak punya, menjamu dan memuliakan
tamu dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran.”
(HR. Muttafaqun ‘alaih) (Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya
Al Usratu bilaa Masyaakil)

Pun, saat suaminya menerima wahyu yang kedua berisi perintah untuk mulai
berjuang mendakwahkan agama Allah dan mengajak pada tauhid, ia adalah
wanita pertama yang percaya bahwa suaminya adalah utusan Allah dan
kemudian menyatakan keislamannya tanpa ragu-ragu dan bimbang sedikit pun
juga.

Khadijah termasuk salah satu nikmat yang Allah anugerahkan pada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia mendampingi beliau selama seperempat abad,
menyayangi beliau di kala resah, melindungi beliau pada saat-saat yang kritis,
menolong beliau dalam menyebarkan risalah, mendampingi beliau dalam
menjalankan jihad yang berat, juga rela menyerahkan diri dan hartanya pada
beliau. (Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury di dalam Sirah Nabawiyah)

Suatu kali ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam setelah beliau menyebut-nyebut Khadijah, “Seakan-akan di dunia
ini tidak ada wanita lain selain Khadijah?!” Maka beliau berkata kepada
‘Aisyah, “Khadijah itu begini dan begini.” (HR. Bukhari)

Dalam riwayat Ahmad pada Musnad-nya disebutkan bahwa yang dimaksud


dengan “begini dan begini” adalah sabda beliau, “Ia beriman kepadaku
ketika semua orang kufur, ia membenarkan aku ketika semua orang
mendustakanku, ia melapangkan aku dengan hartanya ketika semua
orang mengharamkan (menghalangi) aku dan Allah memberiku rezeki
berupa anak darinya.” (Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya
Al Usratu bilaa Masyaakil)

Karenanya saudariku muslimah, jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu
maka sertailah dia dalam mencintai dan menegakkan agama Allah, sertailah dia
dalam suka dan dukanya. Jadilah engkau seperti Khadijah hingga engkau kelak
mendapatkan apa yang ia dapatkan. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam
Shahih Bukhari, Jibril mendatangi nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya
berkata, “Wahai Rasulullah, inilah Khadijah yang datang sambil
membawa bejana yang di dalamnya ada lauk atau makanan atau
minuman. Jika dia datang, sampaikan salam kepadanya dari Rabb-nya,
dan sampaikan kabar kepadanya tentang sebuah rumah di surga, yang
di dalamnya tidak ada suara hiruk pikuk dan keletihan.”

Saudariku muslimah, maukah engkau menjadi Khadijah yang


berikutnya?

Maraji:
Rumah Tangga tanpa Problema (terjemahan dari Al Usratu bilaa Masyaakil) karya
Mazin bin Abdul Karim Al Farih
Sirah Nabawiyah (terj) karya Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury
Al Quran dan Terjemahnya

***

Penyusun: Ummu Abdirrahman


Muroja’ah: ustadz Abu Salman
Artikel www.muslimah.or.id
Setetes Parfum yang Kau Usapkan Pada
Tubuhmu

Parfum dan wanita merupakan bagian yang tak terpisahkan.Saking pentingnya


banyak kaum hawa yang tak percaya diri bila tidak memakai benda ini. Sekejap
saja kita keluar rumah dijalan, di pasar, di tempat keramaian maka akan dengan
mudah hidung kita mencium bau yang semerbak dari wewangian
parfum.Berbagai macam merek parfum dijual dari harga di bawah sepuluh ribu
rupiah sampai ratusan ribu bahkan ada yang mencapai jutaan.Yang menjadi
masalah bukannya merek atau harganya . Sebenarnya boleh nggak sih seorang
wanita muslimah keluar dengan memakai parfum? walaupun hanya setetes saja?

Wajib bagi setiap muslimah mengetahui tentang masalah ini agar nantinya
bermanfaat bagi diri kita, apakah yang kita lakukan sudah sesuai dengan garis
syariat agama kita , sayang kan kalau ternyata hal ini kita anggap enteng
(disepelekan)ternyata merupakan suatu kesalahan besar setelah di tinjau dari
kacamata islam sehingga anggapan semacam ….ah itukan hanya setetes saja
apa salahnya??, atau hanya parfum ini …tidak akan kita dengar lagi ……lalu
bagaimana sebenarnya islam memandang masalah wanita yang keluar rumah
dengan memakai parfum ??? Ada baiknya kita simak penjelasan berikut ini.

Nabi Shalallahu alaihi wassalam bersabda:


”Siapa saja perempuan yang memakai harum-haruman (parfum) maka
janganlah ia menghadiri shalat isya (dimasjid) bersama kami” {Shahih
riwayat Imam Ahmad,Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i dari jalan Abu
Hurairah, juga lihat kitab Ash-shahihah hadits no.1094)

Dari Abu hurairah :


“Bahwa seorang wanita berpapasan dengannya dan bau wewangian
(parfum) menerpanya.Maka Abu Hurairah berkata:”Wahai hamba Allah!
apakah kamu hendak kemasjid?”ia menjawab:”Ya!” Abu Hurairah
kemudian berkata lagi:”Pulanglah saja, lalu mandilah! karena
sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi
wassalam bersabda:”Jika seorang wanita keluar menuju masjid
sedangkan bau wewangiannya menghembus maka Allah tidak
menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu
mandi (baru kemudian shalat kemasjid” {Hadits shahih, dikeluarkan
oleh Al-baihaqi (III/133 dan 246) lihat silsilah Hadits Shahihah Syaikh
Albani 3/1031)

Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda:


”Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi kemudian keluar
ke masjid niscaya tidak diterima shalatnya sehingga ia mandi dahulu
(membersihkan dirinya dari wangi-wangian tersebut) ” {Shahih riwayat
Ibnu Majah dari jalan Abu Hurairah}

Tiga hadits diatas menjelaskan haramnya seorang wanita keluar ke masjid untuk
menghadiri shalat isya dengan memakai wewangian. Disebutnya shalat isya
disini tidak berarti menghadiri shalat-shalat lainnya diperbolehkan. Tentu saja
tidak!! karena pada hadits ketiganya menunjukkan keumuman seluruh macam
shalat baik shalat fardhu maupun sunnah (seperti shalat tarawih dan shalat hari
raya). Disebut shalat isya pada hadits no. 1 dan 2 karena fitnahnya lebih besar.
Kita lihat penjelasan Ibnul Malik mengenai hal ini :”shalat isya itu dikerjakan
pada waktu malam hari, dimana kondisi jalanan pada waktu itu sepi dan gelap,
sedangkan bau harum itu dapat membangkitkan birahi laki-laki, sehingga kaum
wanita tidak bisa aman dari fitnah pada saat-saat seperti itu.Berbeda dengan
waktu lainnya seperti Shubuh dan Magrib yang agak terang. Sudah jelas bahwa
memakai wewangian itu menghalangi seorang wanita untuk mendatangi masjid
secara mutlak”(Jilbab Wanita Muslimah:143-144)’

Apakah benar hanya ke masjid saja yang dilarang??? kalau begitu keluar rumah
asalkan kita nggak ke masjid sah-sah saja kita memakai minyak wangi.
Pembahasan ini belum lah selesai. Penulis menemukan satu hadits lagi yang
patut kita camkan baik-baik karena apabila kita meremehkan bahaya sekali
akibatnya .Ingin tahu lebih detail lagi???

Hadits ini diriwayatkan dari jalan Abu Musa Al-Asyari Radhiyallahu anhu dia
menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi wassalam telah bersabda:
“Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi, kemudian ia
keluar lalu ia melewati suatu kaum (orang banyak) supaya mereka
mendapati (mencium )baunya , maka dia itu adalah perempuan zina
/tuna susila”(Hadits ini hasan shahih diriwayatkan Imam
Ahmad(4/414),Abu Dawud(4173),Tirmidzi(2786),An-Nasa’i(8/153)).

Jadi bagi siapa saja wanita muslimah yang memakai parfum ketika keluar rumah
akan terkena ancaman ini. Alasan pelarangannya sudah jelas yaitu bahwa hal itu
dapat membangkitkan syahwat kaum laki-laki.Al-Alamah Al-Mubarakafuri
Rahimahullah menjelaskan hadits diatas dengan mengatakan:
“Yang demikian itu disebut berzina karena wangi-wangian yang dikenakan
wanita dapat membangkitkan syahwat laki-laki dan menarik perhatian mereka.
Laki-laki yang melihatnya berarti telah berzina dengan mata dan dengan
demikian wanita itu telah melakukan perbuatan dosa “(30 larangan Wanita 30-
31).

begitu pula dengan Syaikh Albani beliaupun menyampaikan penjelasan hadits


diatas (hadits 1,2,3 dan yang terakhir ) dengan berkata:
“Jika hal itu (memakai wewangian ) saja diharamkan bagi wanita yang hendak
keluar masjid, lalu apa hukumnya bagi yang hendak menuju pasar, atau tempat
keramaian lainnya??tidak diragukan lagi bahwa hal ini jauh lebih haram dan lebih
besar dosanya”.
AlHaitsami dalam kitabnya Az-Zawajir (2/37) menyebutkan bahwa keluarnya
seorang wanita dari rumahnya dengan memakai harum-haruman dan berhias
adalah termasuk perbuatan dosa besar, meskipun suaminya mengijinkannya.
(Jilbab Wanita muslimah 143).

Mungkin akan timbul pertanyaan dalam benak kita, kalau memakai parfum
haram hukumnya (ketika keluar rumah) lalu bagaimana mengatasi bau badan
kita??? tentunya kita akan malu dan tidak percaya diri berdekatan dengan
teman-teman di kampus, sekolah, rumah sakit dan sebagainya.Bagaimana ini???
ukhti-ukhti jangan khawatir sekarang ini banyak produk yang dijual dipasaran
untuk mengatasi masalah tersebut.Dari yang berbentuk bubuk sampai cairpun
dijual bebas.Pilihlah yang tidak memakai wewangian (fragarance free),apalagi
kalau ukhti rajin minum jamu maka tidaklah sulit untuk mengatasi masalah “bau
badan ini” dengan rajin mandi, minum jamu dan memakai produk khusus untuk
mengatasi “bau badan” maka insya Allah kita akan terhindar dari bau yang tidak
menyenangkan itu.Sehingga kita tidak akan bergantung lagi dengan parfum , bila
ukhti dirumah maka islam tidak melarang seorang wanita muslimah
memakainya, kita bebas memakainya asalkan kita yakin parfum itu tidak akan
tercium oleh laki-laki yang bukan mahram kita.jadi kita nggak mau kan
terjerumus dalam kesalahan fatal (dosa) hanya gara-gara dari setetes parfum
yang kita pakai ketika keluar rumah.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita , sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.amin.

Ummu Raihanah

Daftar Pustaka:
Jilbab Wanita Muslimah,Syaikh Albani,Pustaka Tibyan, 2000M
30 Larangan Wanita,Amr bin Abdul Mun’im,Pustaka Azzam,2000M
Al-Masail, jilid 2, Abdul Hakim bin Amir Abdat,Darul Qalam,2003M
Sekedar Nasehat untuk Kaum Hawa
1. Untuk membentuk bibir yang menawan, Ucapkan kata-kata kebaikan.
2. Untuk mendapatkan mata yang indah, Carilah kebaikan pada setiap orang
yang anda jumpai.
3. Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, Berbagilah makanan
dengan mereka yang kelaparan.
4. Untuk mendapatkan rambut yang indah, Mintalah seorang anak kecil
untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari.
5. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, Berjalanlah dengan segala
ilmu pengetahuan, Dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian. Manusia,
jauh melebihi segala ciptaan lain, Perlu senantiasa berubah, diperbaharui,
dibentuk kembali, dan diampuni.
6. Jadi, jangan pernah kucilkan seseorang dari hati anda Apabila anda sudah
melakukan semuanya itu, Ingatlah senantiasa, Jika suatu ketika anda
membutuhkan pertolongan, Akan senantiasa ada tangan terulur.
7. Dan dengan bertambahnya usia anda, Anda akan semakin mensyukuri
telah diberi dua tangan, Satu untuk menolong diri anda sendiri, Dan satu lagi
untuk menolong orang lain.
8. Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, Bukan
pada bentuk tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya.
9. Kecantikan wanita terdapat pada matanya, cara dia memandang dunia.
Karena di matanyalah terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, Di
mana cinta dapat berkembang.
10.Kecantikan wanita, bukan pada kehalusan wajahnya, Tetapi kecantikan
yang murni, terpancar pada jiwanya, Yang dengan penuh kasih memberikan
perhatian dan cinta yang dia berikan Dan kecantikan itu akan tumbuh
sepanjang waktu.

Anda mungkin juga menyukai