Anda di halaman 1dari 13

c c

   
Ê  

Pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil ( minyak, batu bara dan gas)

mempunyai potensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan akibat

pembakaran bahan fosil tersebut dapat berupa CO2 ( karbon dioksida), SO2 (sulfur oksida),

NOx (nitrogen oksida), dan debu yang mengandung logam berat. Kekhawatiran terbesar

dalam pembangkit dengan bahan bakar fosil adalah dapat menimbulkan hujan asam dan

peningkatan pemanasan global (www.infonuklir.com)

Industri ketenagalistrikan, khususnya di Pusat Pusat pembangkit listrik termal, yang

menggunakan minyak, batu bara dan gas sebagai bahan bakar, memiliki potensi yang sangat

besar untuk menghasilkan polusi pada udara dan air. Untuk memantau tingkat pencemaran

lingkungan yang dihasilkan oleh buangan limbah pda pusat pembangkit listrik termal di

perlukan suatu sistem yang dapat pemantau secara on line dan real time.

Ê  
      

Perkembangan teknologi piranti elektronika yang seiring dengan perkembangan

protokol komunikasi dan informasi yang ada sekarang telah membawa kita menuju suatu

sensor (alat deteksi) generasi baru yang murah, akurat dan memiliki daya jangkau yang lebih

luas. Kemajuan di bidang desain, material, dan perancangan konsep akan membawa dampak

positif pada penurunan ukuran, berat, dan J daripada sensor itu sendiri secara siginifikan

sehingga didapat sensor dengan kemampuan yang jauh melebihi yang ada sekarang. Dengan

begitu, teknologi deteksi () dan pengaturannya kini memiliki potensi untuk

berkembang dengan pesat, tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga

meliputi berbagai bidang aplikasi secara luas.


Perkembangan teknologi deteksi seperti diatas diwujudkan dalam sebuah bentuk

jaringan sensor (


   ). Jaringan sensor itu sendiri merupakan suatu kesatuan

dari proses pengukuran, komputasi, dan komunikasi yang memberikan kemampuan

administratif kepada sebuah perangkat, observasi, dan melakukan penanganan terhadap setiap

kejadian dan fenomena yang terjadi di lingkungan. Untuk mendukung fleksibilitas jaringan,

umumnya jaringan sensor menggunakan komunikasi nirkabel sebagai media transmisi

datanya. Jaringan Sensor Nirkabel dapat digunakan pada berbagai aplikasi kehidupan seperti

sistem pemantauan aktifitas gunung berapi, sistem pemantauan pergerakan bumi, peringatan

terjadinya kebakaran hutan, peringatan terjadinya gelombang tsunami dan lain-lain. Secara

umum Jaringan Sensor Nirkabel itu sendiri terdiri dari dua komponen, yaitu  sensor dan


.  sensor merupakan komponen kesatuan dari jaringan yang dapat menghasilkan

informasi, biasanya merupakan sebuah sensor atau juga dapat berupa sebuah aktuator yang

menghasilkan  J


 pada keseluruhan operasi. 
 merupakan kesatuan yang

mengumpulkan informasi dari   sensor sehingga dapat dilakukan pengolahan informasi

lebih lanjut. Terdapat tiga bentuk 


 yaitu 
 dapat berupa   sensor yang lain dalam

bentuk sensor/J  dari jaringan itu sendiri atau dari jaringan lain. 
 dapat berupa

sebuah laptop/komputer dan sebuah PDA yang digunakan untuk berinteraksi dengan Jaringan

Sensor. Bahkan 


 dapat berupa  ke jaringan yang lebih besar seperti internet

sehingga interaksi dapat dilakukan melalui jarak yang sangat jauh dan tidak terkoneksi secara

langsung dengan Jaringan Sensor. Ilustrasi sederhana sebuah jaringan sensor dapat dilihat

pada gambar berikut ini.


Ñ Ê    
 



   

 sensor merupakan kesatuan beberapa perangkat yang terdiri dari CPU (untuk

pemrosesan data), memori (untuk menyimpan data), baterai (sebagai sumber energi) dan

 J  (sebagai pengirim dan penerima sinyal radio dari dan kepada   yang lain).

Beberapa  sensor yang tergabung dalam sebuah jaringan melalui media nirkabel disebut

sebagai jaringan sensor nirkabel yang berperan dalam mendeteksi kejadian () atau

fenomena, mengumpulkan, memproses data, serta mengirimkan hasilnya kepada   yang

membutuhkan. Karakteristik yang mendasar dari sebuah jaringan sensor nirkabel antara lain :

1. Kemampuan mengorganisasi diri sendiri,

2. Kemampuan   Jdalam jarak pendek dan   

3. Penyebaran yang rapat dan kemudahan pengaturan dari  sensor,

4. Perubahan topologi merujuk pada kegagalan  ,

5. Pembatasan pada energi, daya transmit, memori dan kemampuan komputasi.




Ñ
     
 

Suatu jaringan sensor nirkabel diharuskan mampu mengorganisasi diri sendiri karena

seringkali setelah   suatu   sensor tidak akan diatur oleh     

mereka berjalan sedemikian rupa secara otomatis.sesuai dengan desain yang digunakan. Pada

aplikasi jaringan sensor yang cukup kompleks dalam penerapannya, menyebabkan jaringan

sensor harus mampu menyelesaikan beberapa tantangan dasar. Hambatan atau tantangan

tersebut antara lain :

1. Memori yang kecil

Suatu   pada jaringan sensor memiliki kapasitas memori kecil, sehingga diharapkan

bahwa penyimpanan informasi protokol pada jaringan sensor tidak membutuhkan memori

yang besar.

2. Keterbatasan daya baterai

Pada implementasi sebenarnya sensor hanya diberika suplai energi berupa dua buah

baterai AA dengan kapasitas masing ± masing 1.5 volt. Tentunya dengan kapasitas

tersebut diharapkan sistem operasi mendukung adanya kinerja dengan efisiensi energi.

3. Toleransi kegagalan

sensor sangat rentan sekali terhadap kegagalan transmisi atau komputasi.


Dikarenakan hal tersebut, rancangan dan algoritma jaringan haruslah memiliki toleransi

terhadap  yang mungkin terjadi.

4. Organisasi diri

Jaringan sensor sering diaplikasikan pada lingkungan yang tidak memungkinkan

keberadaan manusia di sekitarnya. Selain itu, jumlahnya yang relatif besar tidak

memungkinkan adanya perbaikan tiap-tiap   yang gagal pada jaringan. Kondisi

tersebut mengharuskan adanya rancangan jaringan sensor yang mampu menjamin

terjadinya koneksi antar  secara mandiri.

5. Skalabilitas

Kondisi lingkungan tempat operasi sensor tidak akan selalu dapat mendukung

komunikasi sensor  . Oleh karena itu harus digunakan metode agar komunikasi tetap

dapat terjadi dengan pada skalabilitas jaringan yang besar.

Salah satu karakteristik khusus yang dimiliki suatu jaringan sensor adalah jumlahnya

yang selalu dalam jumlah besar dan kepadatan yang cukup tinggi. Pada suatu kasus

monitoring lingkungan, sensor yang digunakan jumlahnya dapat mencapai ratusan sensor

yang tersebar secara acak dengan kepadatan tinggi akan tetapi tetap memperhatikan

konektifitas, efisiensi, dan akurasi.

  sensor penyusun jaringan biasanya memiliki kemampuan unik tersendiri

disesuaikan dengan bidang aplikasi dimana ia diterapkan. Spesifikasi ukuran, jumlah, posisi,

konektifitas hingga bentuk yang dimiliki dapat bervariasi asalkan tingkat keakuratan, 

dan keandalannya dapat tetap terjamin. Meski begitu, secara umum pada suatu bidang

aplikasi tertentu,  e sensor dapat memiliki kemampuan    yang bermacam-

macam, misalnya dalam monitoring suatu ekosistem hutan, suatu  sensor dapat memiliki

kemampuan pengukuran kelembaban, suhu, tekanan, hingga kecepatan angin.


 Ê     
 

Selain   yang berfungsi secara spesifik disesuaikan dengan aplikasi / tugasnya, suatu

jaringan secara keseluruhan haruslah mampu beradaptasi dengan sistem secara dinamis.

Perkembangan difokuskan pada tiap-tiap   yang kemudian menyeluruh meliputi seluruh

  pada suatu jaringan sensor secara kumulatif. Konsekuensinya, untuk memenuhi

kebutuhan yang ada, jaringan sensor haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Jaringan sensor haruslah mampu berdiri sendiri.

2. Pemrosesan yang dilakukan secara bersama haruslah menghasilkan data yang lebih

akurat.

3. Jaringan sensor membutuhkan mekanisme keamanan yang dapat menyesuaikan dengan

kondisi jaringan.

4. Semua algoritma dan   J komunikasi haruslah optimal dari sisi energinya.

Telah banyak pihak yang mengembangkan jaringan sensor nirkabel. Beberapa perusahaan

yang telah memanfaatkan jaringan sensor nirkabel secara komersial antara lain Crossbow,

ScatterWeb, dll. Sedangkan institusi pendidikan yang telah mengembangkan jaringan sensor

nirkabel lebih dulu adalah University of California Berkeley. Crossbow Technology, inc

merupakan perusahaan yang memberikan solusi teknologi jaringan sensor nirkabel yang

berdiri sejak tahun 1995. Komponen teknologi jaringan sensor nirkabel yang ditawarkan

terdiri dari tiga jenis yaitu  , sensor, dan .   merupakan sebutan untuk

transceiver gelombang radio yang digunakan untuk mengirim dan menerima data dari

sensor. Seperti yang telah diketahui bersama sensor adalah perangkat yang mendeteksi gejala

kejadian di lingkungan sekitarnya dan mengambil sample data hasil deteksi tersebut.

Sedangkan  dalam istilah Crossbow merupakan media perantara jaringan sensor

nikabel dengan administrator jaringan.


Ñ    

Crossbow telah mengeluarkan beberapa tipe platform   yang mempunyai

karakeristik dan fungsi tersendiri. Tipe   yang paling baru dirilis adalah   dengan

frekuensi kerja 2,4 GHz buatan Crossbow Technology, inc yaitu platform Micaz

   !

Untuk solusi sensor, Crossbow telah menawarkan beberapa jenis sensor yang dapat

diintegrasikan langsung dengan  . Sensor tersebut memiliki spesifikasi fungsi masing ±

masing. Beberapa tipe sensor dari Crossbow dapat dilihat pada Tabel .2. Terdapat 7 macam

tipe sensor dengan berbagai macam fungsi seperti JJ   J  barometer
tekanan dan temperatur, , Sensor cahaya, sensor kelembaban, Detektor medan magnet,

dll.

Setiap sensor dapat dipasang ke   agar dapat diterapkan pada jaringan sensor

nirkabel. Setiap sensor tidak hanya memiliki satu fungsi sensor saja namun satu sensor

memiliki banyak fungsi seperti halnya sensor dengan tipe MTS 420 mempunyai fungsi

JJ     tekanan temperatur, posisi (), sensitivitas cahaya, dan

kelembaban udara. Dalam jaringan sensor nirkabel terdapat dua macam komunikasi yaitu

komunikasi secara langsung dari   kepada 


 atau disebut sebagai komunikasi single

hop dan komunikasi secara tidak langsung dari   kepada 


 melalui   lain sebagai

. Untuk jaringan sensor dengan cakupan yang kecil dapat dilakukan dengan komunikasi

single hop, namun untuk jaringan sensor dengan cakupan yang lebih besar dapat dilakukan

dengan komunikasi multihop.



£  " 
] #$



£ £ #$" 
 %
Umumnya jaringan sensor nirkabel dikembangkan pada kapasitas jaringan yang luas

dan disebar pada kondisi lingkungan dimana seringkali terdapat J, oleh karena itu

seringkali komunikasi multihop dijadikan solusi metode komunikasi   pada jaringan

sensor nirkabel.

Ê £ "     

1. Membangun sistem pemantau lingkungan pada pusat pembangkit tenaga listrik termal

yang memungkinkan pemantauan dilaksanakan terus-menerus dan dapat diakses

secara on line dan real time.

2. Mencari pendekatan baru untuk perbaikan sistem yang sudah ada. Dalam hal ini akan

dilakukan dengan menggabungkan dua sistem pemantau lingkungan yaitu sistem

pemantau polusi udara dan sistem pemamtau polusi air limbah menjadi satu sistem

pemantau yang terintegrasi.


3. Membangun sistem, dengan menggunakan komponen-komponen yang tersedia

dipasaran sehingga tercipta suatu produk pemamtau lingkungan yang murah serta

mudah pemeliharaannya.

Ê      

Batasan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Jenis polusi udara dan polusi air limbah yang dipantau disesuaikan dengan

kemampuan sensor yang tersedia dipasaran.

2. Sistem pemantau lingkungan yang dibangun di khususkan untuk pusat pembangkit

tenaga listrik termal, digunakan untuk mendeteksi baku mutu polusi udara dan pulusi

air limbah.

3. Hasil pengukuran meliputi karbon monoksida (CO), oksida sulfur (Sox), Oksida

Nitrogen (Nox), Hidrokarbon (HC, Timbal (Pb)), Ozon (O3) dan Partikulat (debu)

4. Sofware yang digunakan adalah software aplikasi Cellular Data Communication

Terminal (CDC terminal) Versi 1.0 merupakan aplikasi komunikasi data

menggunakan media modern selular ( GSM 07.05 dan V.25 command set)

Ê & 
     

1. Sistem penelitian yang dibangun akan sangat bermamfaat bagi dunia industri,

khususnya industri ketenaga listrikan untuk memamtau polusi, apakah masih sesuai

baku mutu polusi yang diizinkan sesuai dengan undang-undang dan pemerintah dalam

hal ini kementerian pertambangan dan energi, yang bertindak sebagai pengawas

pencgelolaan dan pemantauan lingkungan di bidang ketenagalistrikan.

2. Walaupun penelitian ini lebih spesifik untuk pemantauan lingkungan pada pembangkit

listrik termal, tetapi dapat dikembangkan untuk aplikasi pemantau lingkungan pada

industri-industri maupun untuk memantau kualitas udara perkotaan.


3. Dengan pengembangan sistem pemantau lingkungan untuk pembangkit tenaga listrik

termal, diharapkan dapat saling melengkapi hasil penelitian Joint Research JICA

dengan ITS yang bejudul ³Wireless Sensor Network For Environmental Monitoring &

Surveilance System, 2008´, sekaligus memudahkan pemerintah atau pihak-pihak terkait

untuk melakukan inpeksi dan pemantauan lingkungan karena sudah tersedia data yang

dapat diakses dimana saja dan kapan saja diperlukan.



































c c

  





Anda mungkin juga menyukai