Anda di halaman 1dari 9

ACARA VI

METODE PERKIRAAN RATA – RATA USIA KAWIN


PERTAMA
(Metode John Hajnal)

I. TUJUAN
1. Mampu menghitung usia kawin pertama pada perempuan dengan
menggunakan metode John Hajnal
2. Mampu mengetahui trend usia perempuan kawin dari 4 titik tahun yaitu
tahun 1971, 1980, 1990, dan 2000

II. ALAT DAN BAHAN


1. Data Sensus Penduduk Propinsi Sulawesi Tengah berupa data jumlah
wanita belum kawin tahun 1971
2. Data Sensus Penduduk Propinsi Sulawesi Tengah berupa data jumlah
wanita belum kawin tahun 1980
3. Data Sensus Penduduk Propinsi Sulawesi Tengah berupa data jumlah
wanita belum kawin tahun 1990
4. Data Sensus Penduduk Propinsi Sulawesi Tengah berupa data jumlah
wanita belum kawin tahun 2000
5. Alat tulis
6. Kalkulator
7. Komputer

III. DASAR TEORI

Rata-rata usia kawin pertama dapat ditentukan menggunakan data proporsi


penduduk yang masih lajang menurut umur atau menggunakan pemikiran rata –
rata usia kawin pertama yang dikembangkan oleh John Hajnal. Indikator rata-rata
umur kawin pertama akan memudahkan para penentu kebijakan dan perencana
pembangunan untuk mengembangkan program pemberdayaan orang muda agar
meneruskan sekolah, dan bagi yang terpaksa putus sekolah diberikan pendidikan
keterampilan agar tidak segera memasuki jenjang pernikahan. Program untuk
pendewasaan usia perkawinan bagi perempuan juga dapat dikembangkan sesuai
dengan keadaan daerah. Bagi pelaksanaan program KB akan memudahkan para
perencana program untuk mengembangkan kegiatan penyuluhan penundaan
kehamilan anak pertama dan persiapan menjadi orangtua yang bertanggungjawab.
Bagi perencana program peningkatan kesehatan reproduksi (kespro), akan
memberikan gambaran mengenai berapa besar permintaan akan pelayanan kespro
di suatu daerah pada suatu waktu tertentu dan juga berguna untuk pengembangan
kespro untuk remaja.

IV. LANGKAH KERJA


Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, berupa data Sensus Penduduk
Propinsi Sulawesi Tengah tahun 1971, 1980, 1990, dan 2000

Membuat tabel proporsi dengan kolom pertama yaitu kelompok umur, kolom
kedua adalah penduduk perempuan yang belum kawin, kolom ketiga adalah
jumlah total penduduk perempuan, kolom keempat merupakan proporsi
perempuan belum kawin

Menghitung proporsi perempuan belum kawin dengan cara perempuan belum


kawin dibagi dengan jumlah total perempuan

Menghitung rata-rata usia kawin pertama dengan menggunakan Metode John


Hajnal pada 4 titik tahun yaitu tahun 1971, 1980, 1990, dan 2000

Memberikan pembahasan dan kesimpulan dari hasil praktikum


V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel Proporsi perempuan belum kawin tahun 1971, 1980, 1990 dan
2000 (terlampir)

2. Perkiraan Rata – Rata Usia Kawin Pertama tahun 1971, 1980, 1990 dan
2000 (terlampir)

VI. PEMBAHASAN

Praktikum Perencanaan Kependudukan Acara VI ini membahas tentang cara


menentukan perkiraan rata-rata usia kawin pertama menggunakan metode John
Hajnal. Perkiraan rata-rata usia kawin pertama ini dapat digunakan untuk
membandingkan usia penduduk perempuan kawin pertama selama 10 tahunan dari
tahun 1971, 1980, 1990, dan 2000 untuk Propinsi Sulawesi Tengah. Sebelum
menentukan usia kawin pertama, diperlukan data penduduk perempuan belum
kawin dan jumlah total penduduk perempuan dari masing-masing sensus
penduduk untuk menghitung proporsi penduduk perempuan belum kawin. Hasil
perhitungan proporsi penduduk perempuan belum kawin ini selanjutnya
digunakan untuk menghitung angka usia kawin pertama.

Perhitungan rata-rata penduduk perempuan usia kawin pertama untuk


propinsi Sulawesi tengah pada tahun 1971, 1980, 1990, dan 2000 berturut-turut
adalah 17, 15.89, 15.9, dan 16. Nampak bahwa usia kawin pertama untuk 30
tahun terakhir cenderung mendekati usia 16 tahun dimana merupakan usia
produktif wanita namun masih dalam usia sekolah. Usia ini cukup merupakan usia
paling rawan bagi wanita untuk melahirkan karena kondisi fisik wanita yang
masih labil dan cenderung belum siap untuk melahirkan anak. Menurut pakar
kebijakan kependudukan, usia paling aman untuk melahirkan adalah pada usia 25-
29 tahun. Namun, kenakalan remaja di Indonesia cenderung menimbulkan
terjadinya kehamilan di luar nikah yang dapat memicu kelahiran yang tidak
diinginkan. Sehingga, banyak yang memutuskan untuk melakukan pernikahan di
usia dini. Selain itu, faktor adat istiadat di Sulawesi juga memungkinkan usia
kawin pertama yang terlalu muda.

Peningkatan pendidikan untuk anak terutama wanita nampaknya


mempengaruhi keputusan seorang wanita untuk memilih usia yang tepat memulai
pernikahan. Wanita dengan pendidikan yang lebih tinggi akan menunda keinginan
untuk menikah karena harus menyelesaikan pendidikan dan meneruskan karirnya
di dunia kerja sebagai wanita karir. Pemerintah hendaknya meningkatkan akses
wanita terhadap pendidikan guna menekan laju pertumbuhan penduduk dengan
menunda usia kawin pertama untuk menurunkan angka fertilitas.

VII. KESIMPULAN
1. Rata-rata usia kawin pertama dapat diketahui menggunakan metode John
Hajnal, yaitu dengan menggunakan data proprosi wanita belum kawin
dari data sensus.
2. Rata-rata penduduk perempuan usia kawin pertama untuk propinsi
Sulawesi tengah pada tahun 1971, 1980, 1990, dan 2000 berturut-turut
adalah 17, 15.89, 15.9, dan 16.
3. Usia kawin pertama yang terlalu muda menyebabkan rawan bagi wanita
untuk melahirkan karena kondisi fisik wanita yang masih labil dan
cenderung belum siap untuk melahirkan anak.
4. Peningkatan pendidikan yang tinggi untuk anak terutama wanita mampu
menekan laju pertumbuhan penduduk untuk menurunkan angka fertilitas
dengan menunda usia kawin pertama.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
BPS Indonesia. 1971. Sensus Penduduk Propinsi Sulawesi Tengah tahun
1971.Jakarta : Biro Pusat Statistik
BPS Indonesia. 1980. Sensus Penduduk Propinsi Sulawesi Tengah
tahun1980.Jakarta : Biro Pusat Statistik
BPS Indonesia. 1990. Sensus Penduduk Propinsi Sulawesi Tengah
tahun1990.Jakarta : Biro Pusat Statistik
BPS Indonesia. 2000. Sensus Penduduk Propinsi Sulawesi Tengah tahun
2000. Jakarta : Biro Pusat Statistik
Listyaningsih, Umi. 2009. Petunjuk Praktikum Perencanaan
Kependudukan. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Putaka Pelajar
SENSUS 2000

Kelompok
umur perempuan belum kawin jumlah total perempuan proporsi perempuan belum kawin UKI=d+(1/S(d)-S(D)x5∑S(d)-(D-d)S(D))
15-19 85508 106992 0,799 15+(1/(1,439-0,0295)x 5(1,439-(54-15)x0
20-24 34643 102150 0,339 16,02335
25-29 13545 98509 0,1375
30-34 5284 80349 0,06576  
35-39 2552 69371 0,0368
40-44 1761 55252 0,0319
45-49 1180 40937 0,0288
50-54 943 32016 0,0295
jumlah   ∑(15-19)-(50-54) 1,46854
Sensus 1990

Kelompok
umur perempuan belum kawin jumlah total perempuan proporsi perempuan belum kawin UKI=d+(1/S(d)-S(D)x5∑S(d)-(D-d)S(D))
15-19 77814 95251 0,817 15+(1/(1,437-0,030)x 5(1,437-(54-15)x0.
20-24 27533 79041 0,348 =15,94785
25-29 8441 73780 0,114
30-34 3150 61768 0,051 sd 1,437 1/sd-SD
35-39 2205 51654 0,043 SD 0,030
40-44 1230 36203 0,034 0
45-49 910 30863 0,029
50-54 753 25281 0,030
jumlah   ∑(15-19)-(50-54) 1,4666
sensus 1980

Kelompok
umur perempuan belum kawin jumlah total perempuan proporsi perempuan belum kawin UKI=d+(1/S(d)-S(D)x5∑S(d)-(D-d)S(D))
15+(1/(1,2946-0,0274)x 5(1,2946-(54-
15-19 49773 64287 0,7742 15)x0,0274)=
20-24 16623 62153 0,2675 15,89173
25-29 5240 49147 0,1066
30-34 2057 36193 0,0568 sd 1,2946 1/sd-SD 0
35-39 1464 35185 0,0416 SD 0,0274
40-44 627 25674 0,0244 0,
45-49 502 21392 0,0235 15,89173
50-54 473 17251 0,0274
jumlah   ∑(15-19)-(50-54) 1,3221
sensus 1971

Kelompok
umur perempuan belum kawin jumlah total perempuan proporsi perempuan belum kawin UKI=d+(1/S(d)-S(D)x5∑S(d)-(D-d)S(D))
15-19 37232 49752 0,748 15+(1/(1,210-0,014)x 5(1,210-(54-15)x0,
20-24 10546 42507 0,248 17,7759
25-29 3126 36901 0,085
30-34 1658 27025 0,061 sd 1,210 1/sd-SD 0
35-39 583 25642 0,023 SD 0,014
40-44 462 17440 0,026
45-49 240 12809 0,019
50-54 162 11939 0,014
jumlah   ∑(15-19)-(45-49) 1,21048

Anda mungkin juga menyukai