Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disiusun oleh:
AFIFAH KHOIRUNISAK
K7408001
1
8 Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran.
1.PENDAHULUAN
Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru, begitulah falsafah yang sering kita
dengar. Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi
kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai
pemimpin pendidikan diantara murid-murid suatu kelas . Secara etimologi atau dalam
arti sempit guru yang berkewajiban mewujudkan suatu program kelas adalah orang
yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau kelas.
Secara lebih luas guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak untuk mencapai
kedewasaan masing-masing dalam berpikir dan bertindak. Guru dalam pengertian
terakhir bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi
pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan
berjiwa bebas serta kratif dalam mengarahkan perkembangan akan didik nya menuju
sebuah cita-cita luhur mereka. Untuk mencampai hal tersebut diatas maka dibutuhkan
ketrampilan-ketrampilan dasar seorang guru dalam mengajar.
2
Keempat, keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi
segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan harus
relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa,
serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
Kelima, keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam konteks ini, guru
perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis.
Dalam makalah ini, penyusun kan membahas satu dari 8 ketrampilan mengajar,yaitu
keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
2.PEMBAHASAN
Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran dari beberapa kemampuan keterampilan mengajar adalah kemampuan
keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
3
Membuka pelajaran merupakan awal dilaksanakannya proses pembelajaran, jika hal
ini dilakukan dengan baik dan benar akan membawa dampak yang positif terhadap
keberhasilan proses kegiatan yang berikutnya. Untuk mengetahui apakah proses
tersebut dilakukan dengan baik dan benar, maka ada salah satu keterampilan yang
harus dilakukan oleh guru yaitu kemampuan keterampilan menutup pelajaran. Oleh
karena itu, kedua keterampilan ini merupakan salah satu keterampilan dari delapan
kemampuan keterampilan mengajar yang dipadukan menjadi satu kemampuan
keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
Proses pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar dan
siswa sebagai pelajar. Kedua komponen ini tidak bisa dipisahkan antara satu dengan
lainnya. Mengajar adalah perbuatan yang kompleks yang melibatkan siswa dengan
menggunakan beberapa keterampilan mengajar secara integratif untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Tujuan ini sudah tentu melalui proses di antaranya materi apa yang harus diberikan,
metode dan media apa yang digunakan, dan bentuk evaluasi apa yang dapat
diterapkan. Kesemuanya ini merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru
sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan yang penjabarannya harus dilandasi
oleh sejumlah pengetahuan teoritis yang mengarah kepada wawasan tertentu, agar
guru dapat melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Walaupun pelaksanaan di
4
lapangan terjadi secara unik dan terus menerus dipengaruhi oleh komponen lain, baik
guru, siswa, dan lingkungan lainnya. Yang tidak kalah pentingnya adalah guru
sebagai sutradara dan sekaligus aktor. Artinya, pada gurulah tugas dan tanggung
jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah.
a. Membuka Pelajaran
Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya
seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar
guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat
menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran. Dalam tahap
ini, yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menetapkan sikap dan minat yang
benar di antara anggota kelas.
1. Pengertian Membuka Pelajaran
Menbuka pelajaran adalah suatu usaha atau kegiatan guru dalam setting belajar
mengajar untuk menciptakan pra kondisi murid agar dapat digiring atau terlibat
(involve) dengan kondisi kegiatan mendatang atau guru menciptakan kondisi murid
agar perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajari sehingga usaha tersebut
dapat memberikan dampak positif terhadap kegiatan belajar. Kegiatan yang dilakukan
guru untuk menciptakan suasana siap mental dan untuk menimbulkan perhatian siswa
agar terpusat pada pelajaran.
a. Menyiapkan mental dan memusatkan perhatian siswa terhadap apa yang akan
dipelajari.
5
d. Siswa mengetahui hubungan antara pegalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal
baru yang akan dipelajari / belum dikenal.
b. Menimbulkan motivasi
Ada banyak hal yang masih memikat perhatian murid di luar ruangan kelasnya. Hal
tersebut dapat membuat murid tidak memerhatikan pelajaran yang disampaikan.
Untuk mengatasi hal ini, guru dapat menetapkan titik hubungan antara murid dan
pelajaran yang disampaikan.
Pembukaan pelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan murid. Guru juga
harus dapat membangkitkan minat belajar sampai murid dapat memusatkan perhatian
mereka kepada pelajaran. Pembukaan pelajaran dengan metode yang terbaik pun tidak
akan ada manfaatnya jika tidak mampu membawa murid untuk memusatkan perhatian
mereka kepada pelajaran.
Berikut ini beberapa cara yang dapat membangkitkan minat dan perhatian murid saat
guru mulai mengajarkan pelajarannya.
6
a. Berita-berita terkini.
Berita terkini yang sedang marak dibicarakan atau sedang menjadi perhatian
dalam masyarakat dapat dipakai untuk mendapatkan minat murid. Murid-murid kelas
besar biasanya membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, dan menonton
televisi. Mereka mempunyai perhatian pada banyak hal. Guru bisa mendapatkan
berita-berita terkini melalui media-media tersebut. Untuk murid-murid kelas kecil,
mereka biasa menanggapi kejadian-kejadian yang berkaitan dengan sekolah atau
permainan mereka.
Selain itu, dengan membahas tugas-tugas yang sudah murid kerjakan di rumah,
perhatian kelas dapat diarahkan kepada makna dan pentingnya belajar sendiri. Jangan
lupa untuk menyatakan penghargaan atas usaha murid-murid yang telah belajar di
rumah.
7
e. Pemakaian alat peraga.
Sebuah gambar, benda, atau alat peraga yang lain dapat digunakan secara efektif
untuk menumbuhkan minat murid terhadap pelajaran.
c. Memberi acuan
3) Mengajukan pertanyaan.
d. Membuat kaitan antara bahan lama dengan bahan yang akan diajukan.
5. Menghubungkan Pelajaran
Saran-saran berikut ini merupakan cara-cara yang efektif untuk mengenalkan sebuah
pelajaran.
8
untuk mengajar, gunakan waktu lima menit pertama untuk menetapkan titik
hubungan.
Menyampaikan pokok pikiran atau garis besar pelajaran untuk menarik perhatian
sangatlah penting. Penyampaian ini seperti halnya penyampaian tajuk rencana dalam
sebuah surat kabar yang dapat menarik minat para pembaca untuk melihat lebih lanjut
tulisan-tulisan dalam surat kabar tersebut. Garis besar pelajaran bisa disampaikan
dengan lengkap atau hanya ringkasannya saja.
B. Menguraikan Pelajaran
Evaluasi yang terbaik bukanlah apa yang dikatakan guru, tetapi apa yang dipelajari
oleh murid.
1. Merangsang Pikiran.
Mengajukan pertanyaan merupakan metode yang efektif untuk merangsang pikiran
murid. Pancing murid untuk memikirkan sedalam mungkin setiap uraian yang
disampaikan oleh guru. Pengujian murid secara teratur bisa menjaga perhatian murid
untuk tetap tajam sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana murid mendapat
manfaat dari pelajaran itu.
Satu cara untuk menuntun pikiran adalah dengan menerapkan pola pemikiran yang
deduktif. Pola ini dimulai dengan guru menyebutkan satu prinsip atau pernyataan
9
umum yang diikuti sejumlah lukisan atau ilustrasi. Kemudian libatkan murid dengan
meminta mereka mencari contoh-contoh selanjutnya dari kehidupan mereka sendiri.
2. Doronglah Pengungkapan.
Selain dirangsang untuk berpikir, murid juga perlu didorong untuk mengungkapkan
pikirannya. Doronglah murid dengan menolong mereka mengemukakan penafsiran
dan pengertiannya sendiri mengenai pelajaran itu. Cara yang terbaik untuk
melaksanakan hal ini ialah dengan metode pengajaran induktif. Mula-mula guru
mendapat bantuan murid untuk mengumpulkan fakta atau ilustrasi yang ada
hubungannya dengan pelajaran. Sebagai hasilnya, murid-murid akan dapat
menemukan hukum- hukum, prinsip-prinsip umum, atau tujuan pelajaran itu sendiri.
Pengetahuan atau pengalaman murid-murid dapat dipakai untuk mencapai prinsip ini.
c. Menutup Pelajaran
Banyak kejadian, di mana guru menutup pelajaran hanya dengan pernyataan bahwa
pelajaran sudah berakhir. Menutup pelajaran bukan sekedar, dan memang bukan
hanya mengeluarkan pernyataan bahwa pelajaran sudah berakhir. Di samping itu,
banyak orang berpendapat bahwa menutup pelajaran adalah menarik kesimpulan atau
membuat rangkuman dari pelajaran yang sudah diajarkan, dan ditambah dengan
memberikan tugas rumah atau pekerjaan rumah (kalau ada). Kegiatan pembelajaran
yang diakhiri dengan ditemukannya kesimpulan merupakan pembelajaran yang
berujung tertutup (close-ended activity).
Dalam pengajaran yang berorientasi pada pendekatan konstruktivisme, atau yang
struktur pembelajarannya berpola, penarikan kesimpulan bukan merupakan akhir dari
pelajaran. Kesimpulan memang merupakan perolehan belajar siswa sesuai dengan
tujuan pengejaran yang dirumuskan. Namun, dalam pembelajaran yang berorientasi
pada pendekatan konstruktivisme, perolehan belajar siswa yaitu konsep (kesimpulan)
yang diperoleh siswa perlu dimantapkan. Kegiatan pemantapan konsep inilah yang
merupakan bagian penutup pelajaran.
Kegiatan pemantapan dapat berupa pengaplikasian konsep untuk memecahkan
masalah-masalah praktis yaitu masalah yang dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-
hari, Pengaplikasian konsep juga dapat pada kemungkinan ditemukannya teknologi
baru untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat luas. Pembelajaran sains
yang memasukkan isu-isu teknologi dan isu- isu masyarakat sebagai penerapan dari
10
konsep yang ditemukan selama pembelajaran berlangsung merupakan pembelajaran
yang enerapkan pendekatan Science-Technology- Society(STS). Dalam pembelajaran
yang menerapkan pendekatan STS, materi pengajarannya mengangkat dan
mengintegrasikan isu-isu sains, teknologi dam masyarakat (Yager, 1993).
Pemantapan juga dapat berupa pengembangan dari konsep yang sudah ditemukan
siswa pada Tahap Kegiatan Inti. Pengembangan konsep itu pada umumnya
dilaksanakan dengan pemunculan masalah baru terkait dengan konsep yang
ditemukan. Dalam percobaan atau eksperimen yang diamati atau dijalankan oleh
siswa sering banyak variabel bebas yang tidak diteliti. Variabel-variabel bebas yang
semula tidak terjangkau oleh siswa pada Kegiatan Awal Pelajaran menjadi bisa
terjangkau pada bagian akhir pelajaran. Terjangkaunya variabel-variabel baru itu
menyebabkan siswa memunculkan masalah baru pada bagian akhir pelajaran.
Masalah baru itu juga dapat dimunculkan oleh guru. Pembelajaran yang diakhiri
dengan pemunculan masalah baru, sehingga ujung pelajaran terbuka untuk siswa
memunculkan masalah baru dikenal dengan pembelajaran yang berujung terbuka
(Open-ended activity).
Pada bagian akhir pelajaran (penutup pelajaran) perlu ada evaluasi belajar. Evaluasi
belajar itu merupakan evaluasi formatif, yaitu evaluasi untuk melihat kemajuan
belajar siswa. Siswa yang penguasaan konsepnya kurang tepat (miskonsepsi) perlu
mendapat pengajaran perbaikan, sementara siswa yang lain perlu pengayaan. Dalam
pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivis- me dianjurkan agar
evaluasi belajar juga terjadi pada Tahap Kegiatan Awal Pelajaran dan Tahap Kegiatan
Inti. Evaluasinya menggunakan hands-on evaluation 5 technique. Dengan teknik
terebut diharapkan semua perilaku belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor) dapat
dimonitor kemajuannya.
Olehkarenanya, guru perlu merencanakan suatu penutup yang tidak tergesa-gesa.
1. Merangkum Pelajaran.
Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah
disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau
penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang
disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut.
11
Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana
pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan
berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum
kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan
kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran
mendatang.
a. Bangkitkan minat.
Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh
semangat. Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu
pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan
rasa ingin tahu mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab
dalam cerita bersambung, yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya.
Dengan cara yang sama, guru dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang
“berklimaks” sehingga seluruh kelas menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak
sabar.
b. Memberikan tugas.
Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama, bahkan sebelum pelajaran dimulai.
Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan
mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas.
3.PENUTUP
Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa keterampilan membuka dan
menutup pelajaran merupakan salah satu hal yang penting bagi seorang guru dalam
melakukan proses pembelajaran. Semoga dengan kita mampu menguasai 8
ketrampilan dasar tersebut dapat menjadikan diri kita sebagai guru yang profesional
sehingga mampu menghantarkan murid-murid kita menuju pendidikan yang
paripurna.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://baturajapermai.blogspot.com/2008/06/keterampilan-membuka-dan-
menutup.html dari Teknik Mengajar, Clarence H. Benson, , halaman 80–85,
Gandum Mas, Malang, 1980.
http://pustaka.ut.ac.id
13