ASIA AFRIKA
(KTT ASIA AFRIKA)
Cecil. P
Elysia
Raniwidia
Livia
Jessica . R
Gabriella Aldora. M
KTT ASIA AFRIKA
- Disebut juga Konferensi Bandung.
- Sebuah konferensi tingkat tinggi antara negara
negara di Asia dan Afrika.
- Diselenggarakan: Indonesia, Myanmmar, Sri
Lanka, India, dan Pakistan.
- Koordinator : Drs. Roeslan Abdulgani.
- 18 April 1955 – 24 April 1955, di Gedung
Merdeka, Bandung.
TUJUAN KTT ASIA AFRIKA
Mempromosikan kerjasama
ekonomi dan kebudayaan Asia
Afrika, dan melawan
kolonialisme/neokolonialisme
AS, Uni Soviet, atau negara
imperialis lainnya.
Dasasila Bandung
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan
serta asas-asas yang termuat didalam piagam PBB
(Perserikatan Bangsa-bangsa)
("Kita sekarang berada dipersimpangan jalan sejarah umat manusia. Oleh karena
itu kita lima Perdana Menteri negara-negara Asia bertemu di sini untuk
membicarakan masalah-masalah yang krusial yang sedang dihadapi oleh
masyarakat yang kita wakili. Ada beberapa hal yang mendorong Indonesia
mengajukan usulan untuk mengadakan pertemuan lain yang lebih luas, antara
negara-negara Afrika dan Asia. Saya percaya bahwa masalah-masalah itu tidak
hanya terjadi di negara-negara Asia yang terwakili di sini, tetapi juga sama
pentingnya bagi negara-negara di Afrika dan Asia lainnya").
Gerakan Non-Blok
suatu organisasi internasional yang terdiri
dari lebih dari 100 negara-negara yang tidak
Menganggap dirinya beraliansi dengan atau
terhadap blok kekuatan besar apapun.
TUJUAN:
menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial,
dan keamanan dari negara-negara nonblok" dalam
perjuangan mereka
menentang imperialisme, kolonialisme, neo-
kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan segala
bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi,
interferensi atau hegemoni dan
menentang segala bentuk blok politik.
Sejarah Gerakan Non-Blok
Kata "Non-Blok" diperkenalkan pertama kali oleh Perdana
Menteri India Nehru dalam pidatonya tahun 1954
di Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru menjelaskan lima
pilar yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk
membentuk relasi Sino-India yang disebut
dengan Panchsheel (lima pengendali). Prinsip ini kemudian
digunakan sebagai basis dari Gerakan Non-Blok. Lima prinsip
tersebut adalah:
• Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
• Perjanjian non-agresi
• Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
• Kesetaraan dan keuntungan bersama
• Menjaga perdamaian
Gerakan Non-Blok sendiri bermula dari
sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika sebuah
konferensi yang diadakan di Bandung, Indonesia, pada
tahun 1955. Di sana, negara-negara yang tidak berpihak
pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka
untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat
Timur.
Pendiri dari gerakan ini adalah lima pemimpin
dunia: Josip Broz
Tito presiden Yugoslavia, Soekarno presiden Indon
sia, Gamal Abdul Nasser presiden Mesir, Pandit
Jawaharlal Nehru perdana menteri India,
dan Kwame Nkrumah dari Ghana.