Anda di halaman 1dari 16

Menulis Cerita Pendek

Sastra Indonesia
Cara Menulis Cerpen
Tema
Setiap tulisan harus memiliki pesan atau arti yang tersirat
di dalamnya. Sebuah tema adalah seperti sebuah tali yang
menghubungkan awal dan akhir cerita dimana Anda
menggantungkan alur, karakter, setting cerita dan lainnya.
Ketika Anda menulis, yakinlah bahwa setiap kata
berhubungan dengan tema ini.
Ketika menulis cerpen, bisa jadi kita akan terlalu menaruh
perhatian pada satu bagian saja seperti menciptakan
penokohan, penggambaran hal-hal yang ada, dialog atau
apapun juga, untuk itu, kita harus ingat bahwa kata-kata
yang berlebihan dapat mengaburkan inti cerita itu
sendiri.Your Second Point Here
Tempo dan Waktu
Cerita dalam sebuah cerpen yang efektif
biasanya menampilkan sebuah tempo
waktu yang pendek. Hal ini bisa berupa
satu kejadian dalam kehidupan karakter
utama Anda atau berupa cerita tentang
kejadian yang berlangsung dalam sehari
atau bahkan satu jam. Dan dengan waktu
yang singkat itu, usahakan agar kejadian
yang Anda ceritakan dapat memunculkan
tema Anda.
Setting
Karena Anda hanya memiliki jumlah kata-kata yang
terbatas untuk menyampaikan pesan Anda, maka
Anda harus dapat memilih setting cerita dengan
hati-hati. Disini berarti bahwa setting atau tempat
kejadian juga harus berperan untuk turut
mendukung jalannya cerita. Hal itu tidak berarti
Anda harus selalu memilih setting yang tipikal dan
mudah ditebak. Sebagai contoh, beberapa setting
yang paling menakutkan bagi sebuah cerita seram
bukanlah kuburan atau rumah tua, tapi tempat-
tempat biasa yang sering dijumpa pembaca dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Buatlah agar
pembaca juga seolah-olah merasakan suasana
cerita lewat setting yang telah dipilih tadi.
Penokohan

Untuk menjaga efektivitas cerita, sebuah cerpen


cukup memiliki sekitar tiga tokoh utama saja,
karena terlalu banyak tokoh malah bisa
mengaburkan jalan cerita Anda. Jangan terlalu
terbawa untuk memaparkan sedetail-detailnya
latar belakang tiap tokoh tersebut. Tentukan
tokoh mana yang paling penting dalam
mendukung cerita dan fokuskan diri padanya. Jika
Anda memang jatuh cinta pada tokoh-tokoh Anda,
pakailah mereka sebagai dasar dalam novel Anda
kelak.
Dialog
Jangan menganggap enteng kekuatan dialog
dalam mendukung penokohan karakter Anda,
sebaliknya dialog harus mampu turut bercerita
dan mengembangkan cerita Anda. Jangan hanya
menjadikan dialog hanya sebagai pelengkap untuk
menghidupkan tokoh Anda. Tiap kata yang ditaruh
dalam mulut tokoh-tokoh Anda juga harus
berfungsi dalam memunculkan tema cerita. Jika
ternyata dialog tersebut tidak mampu mendukung
tema, ambil langkah tegas dengan menghapusnya
Alur
Buat paragraf pembuka yang menarik yang cukup
membuat pembaca penasaran untuk mengetahui apa yang
akan terjadi selanjutnya. Pastikan bahwa alur Anda
lengkap, artinya harus ada pembukaan, pertengahan
cerita dan penutup. Akan tetapi, Anda juga tidak perlu
terlalu berlama-lama dalam membangun cerita, sehingga
klimaks atau penyelesaian cerita hanya muncul dalam satu
kalimat, dan membuat pembaca merasa terganggu dan
bingung dalam artian negatif, bukannya terpesona. Jangan
pula membuat "twist ending" (penutup yang tak terduga)
yang dapat terbaca terlalu dini, usahakan supaya pembaca
tetap menebak-nebak sampai saat-saat terakhir. Jika Anda
membuat cerita yang bergerak cepat, misalnya cerita
tentang kriminalitas, jagalah supaya paragraf dan kalimat-
kalimat Anda tetap singkat. Ini adalah trik untuk mengatur
kecepatan dan memperkental nuansa yang ingin Anda
sajikan pada pembaca.
Baca ulang
Pembaca dapat dengan mudah terpengaruh
oleh format yang tidak rapi, penggunanaan
tanda baca dan tata bahasa yang salah.
Jangan biarkan semua itu mengganggu
cerita Anda, selalu periksa dan periksa
kembali.
Bagaimana cara mengawali
menulis cerpen?

Awal cerpen tidak harus berupa deskripsi


tokoh atau deskripsi sebuah tempat. Cerpen
juga bisa dimulai dari sebuah dialog. Agar
mempermudah penulisan, akan lebih baik
jika penulis cerpen juga membuat kerangka
karangan.
Bagaimana cara membangun
cerita?

Mengarang tanpa tujuan yang bulat ibarat


orang berjalan jauh tanpa tujuan yang jelas.
Makanya, sebelum menulis cerpen kita harus
memiliki cerita yang lengkap di kepala. Artinya,
kita harus sudah tahu cerita yang akan kita
tulis, bagaimana watak tokoh-tokohnya, di
mana peristiwanya terjadi, bagaimana
suasananya, bagaimana alurnya, dan
bagaimana akhir ceritanya. Cerpen
membutuhkan tema yang berkesinambungan
dari awal sampai akhir, tak boleh lari dari
tema.
Apa yang harus ditulis dalam
paragraf awal?

Paragraf awal sebuah cerpen harus


bisa menjelaskan tentang tokoh
cerita, masalah apa yang terjadi,
sudut pandang pembaca, dan
mempengaruhi emosi pembaca.
Bagaimana membangun karakter
tokoh?
Secara teori, cerpen harus mempunyai tokoh
utama (protagonis) yang menjadi lakon. Untuk
membangun karakter tokoh, penulis harus
menghayati betul karakter sang tokoh. Kalau
tokoh itu seorang koruptor, kita mungkin bisa
membayangkan si tokoh selalu tidak puas
dengan hartanya, punya beberapa rumah dan
mobil mewah, perutnya buncit, wajahnya klimis,
anak istrinya dalam gelimang harta, dan
sebagainya.
    Buatlah tokoh itu menjadi hidup. Sebab,
kekuatan cerpen adalah ketika tokoh menjadi
hidup dan cerita seolah betul-betul nyata.
Bagaimana membangun konflik?
Sebuah cerpen yang baik membuat
pembacanya tertarik untuk terus
membaca, tak ingin berhenti sebelum
cerpen selesai dibaca.
    Agar pembaca tertarik, selain
bahasanya yang baik dan temanya
menarik, cerpen juga harus memiliki
konflik. Konflik tidak harus perseteruan
dua  orang tokoh, tetapi bisa juga konflik
batin seorang tokoh
Bagaimana mengakhiri cerita?
    Untuk mengakhiri konflik atau mengakhiri
cerita harus dipikirkan betul-betul cara yang
manis dan rasional. Terkadang, ada cerpen yang
pembukaannya bagus, cerita memikat, dan
konfliknya menarik, tetapi gagal di ending.
Ending jangan dibuat kebetulan yang terlalu
gampang.
         Ending cerita tidak harus sebuah
kesimpulan. Seperti cerita-cerita film Barat,
sebuah ending cerpen bisa saja masih
”menggantung”. Artinya, penulis cerpen
menyerahkan kepada pembacanya untuk
mereka-reka sendiri kira-kira bagaimana
kelanjutan nasib tokoh-tokohnya.
Hal-hal berikut dapat dijadikan pengarah
untuk menulis cerpen:
– Temukan ide cerita dan rumuskanlah menjadi sebuah tema. Ide
cerita dapat diperoleh dari pengalaman dan kehidupan para
sendiri. Untuk memperoleh ide cerita diperlukan pengetahuan
yang cukup, tentang kehidupan dan ketajaman observasi.
– Membuat garis besar atau outline dari jalan cerita. Dalam outline
tersebut terdapat bagian awal, tengah, dan akhir cerita. Outline
berfungsi untuk menyusuri jalan cerita, sehingga tidak banyak
yang menyimpang.
– setelah garis besar dibuat, bermainlah dengan imajinasi untuk
mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran.
– Tentukan siapa tokoh utamanya, apa masalahnya, siapa
antagonisnya, bagaimana latar belakang ceritanya, bagaimana
watak tokoh- tokohnya, bagaimana plotnya, di mana klimaksnya,
sudut pandang yang dipakai, dari mana cerita berawal, dan
bagaimana cerita ditutup.
Pertanyaan penting untuk menulis
cerpen

Tema; berisi tentang tema apa yang akan


mendarahi cerita
· Plot/alur; bagaimana susunan peristiwanya?
· Penokohan; berapa tokoh yang masuk dalam
cerita, siapa tokoh utamanya?
· Latar; kapan, dimana, bagaimana peristiwa itu
terjadi?
· Konflik; apa yang menjadi konflik
permasalahan?
· Pesan/amanat; apakah amanat yang
disampaikan kepada pembaca?

Anda mungkin juga menyukai