PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sesuai dengan kurikulum Akademi Gizi tahun 1997 mencantumkan tujuh peran yang
harus dicapai oleh para lulusan program Diploma Tiga gizi diantaranya adalah para pengelola
system penyeleggaraan makanan institusi, penyuluh/ konsultasi gizi, pelaku pendayagunan
bahan makanan dan penelitian mutu gizi makanan.
Dengan bekal mata kuliah manajemen system penyelenggaraan makanan massal/ institusi
akan memberikan pengalaman kerja lapangan di institusi selain rumah sakit. Dengan
demikian, diharapkan para lulusan Diploma Tiga Gizi memahami system penyelenggaran
makanan massal di institusi baik bersifat komersial maupun non- komersial
Untuk memenuhi kompetensi di atas maka perlu diadakan praktek kerja lapangan.
Sehingga diharapkan para lulusan lebih siap kerja dan percaya diri dalam melaksanakan
tugasnya dimasyarakat
B. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Pada akhir praktek kerja lapangan mahasiswa/i memahami manajemen system
penyelenggaraan makanan institusi selain rumah sakit baik secara komersial
maupun non- komersial.
2. Tujuan Khusus
Pada akhir Praktek Kerja Lapangan mahasiswa diharapkan:
Memahami tipe, karakteristik, tujuan, sejarah,status, dan fungsi organisasi
penyelenggaraan makanan intitusi.
Memahami tentang ketenagaan dan pembinaan dari masing- masing kelompok
dalam penyelenggaraan makanan institusi.
Memahami perencanaan anggaran, perencanaan menu, dan standar makanan.
Memahami prosedur dalam pengadaan bahan makanan,produksi, sampai
dengan distribusi makanan. Memahami tentang dapur institusi
Memahami fungsi pengawasan mutu penyelenggaraan makanan
Memahami prosedur pengawasan, fungsi evaluasi dan prosedur evaluasi
penyelenggaraan makanan institusi.
Mampu menyusun dan menyajikan laporan.
BAB. II
GAMBARAN UMUM LOKASI
a. Sejarah
b. Lokasi
c. Visi, misi,tujuan, dan sasaran
d. Tenaga Penunjang Pendidikan
BAB III
KEGIATAN MAHASISWA
d. Standar Porsi
Dalam proses perencanaan penyelenggaraan makanan institusi di APSOR ini, belum
ada standar porsi yang ditetapkan untuk para taruna /i, dimana dalam proses
pengolahan makanan dilakukan langsung dalam arti semua bahan makanan baik
makanan pokok, lauk, sayuran, dimasak dalam skala besar setelah makanan tesebut
masak kemudian dibagi dalam wadah yang cukup besar dan didistribusikan ke
dalam ruang penyajian. Setelah itu, dibagikan oleh para taruna / i yang bertugas
piket ke dalam wadah / piring.
Misalnya :
•Beras 1x masak : 42 kg
•Telur : 280 butir
•Ikan : 12 ekor
•Daging : 7- 9 kg
•Ayam : 10 ekor
B. Pengadaan Bahan Makanan
a. Pembelian Bahan Makanan
Bahan makanan kering yang dipesan setiap bulan :
• Beras
Sedangkan bahan makanan kering yang lain dipesan setiap hari, seperti :
•Minyak goreng
•Garam
• Vetsin
• Mie
• Telur
Untuk pembelian bahan makanan basah / segar dilakukan setiap hari
dimana bahan makanan tersebut dibeli secara langsung yang terdiri dari
sayur, ikan, ayam, dan daging.
b. Penerimaan Bahan Makanan
c. Hiegene perorangan
Hiegene perorangan dari tenaga pengolah makanan yang ada didapur
institusi APSOR sudah memenuhi syarat, hal ini dapat dilihat dari perilaku
tenaga pengolah.
d. Alur Kerja
Alur kerja dalam produksi makanan di APSOR dimulai dari penerimaan bahan
makanan, kemudian bahan dipersiapkan, selanjutnya bahan diolah, setelah
diolah makanan didistribusikan kepada taruna /i.
d. Pengolahan
Proses pegolahan di APSOR dilakukan 3 kali dalam sehari dalam satu hari yaitu
pada pagi hari mengolah makanan untuk sarapan pagi kemudian untuk makan
siang dan untuk makan malam.
e. Distribusi
Dalam proses distribusi makanan yang dilakukan di APSOR ini bersifat
disentralisasi dimana distribusi dilakukan secara tidak langsung yang
dilakukan oleh para taruna /i yang bertugas piket mengambil makanan di
ruangan masak kemudian membaginya ke dalam wadah / piring dan disajikan
di ruangan makan.
D. Penilaian Mutu
Tingkat kepuasan konsumen dalam
penyelenggaraan makanan institusi di
Akademi Perikanan Sorong.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penyusunan anggaran belanja dalam suatu penyelenggaraan makanan massal merupakan salah satu
yang sangat penting karena dengan penyusunan anggaran belanja makanan bertujuan untuk
menafsirkan anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan macam dan
jumlah makanan bagi taruna /i / konsumen yang dilayani sesuai dengan standar gizi yang dianjurkan.
Anggaran belanja bahan makanan di APSOR didasarkan /
disesuaikan dengan indeks makan / orang / hari yaitu
sebesar Rp. 13.000,- sudah termasuk pajaknya. Bila
ditinjau dari harga barang / bahan makanan saat ini dan
kebutuhan akan makanan bergizi untuk para taruna / i bisa
dikatakan sangat minim sekali. Namun meski demikian
apabila anggaran yang dikelola dengan baik dan bijaksana
serta adanya variasi menu yang disajikan disesuaikan
dengan anggaran yang ada.
b. Perencanaan Menu
Menu merupakan rangkaian dari beberapa macam hidangan atau masakan
yang disajikan / dihidangkan untuk seseorang / kelompok orang untuk setiap
kali makan, yaitu dapat berupa susunan hidangan pagi, siang ataupun malam.
Pola menu yang ada di APSOR terdiri dari :
Makanan pokok : beras
Lauk hewani : ikan, telur, daging, ayam
Lauk nabati : tempe, tahu
Sayur : kangkung, bunga pepaya, sawi, wortel, kol, kacang panjang,
kembang kol, nangka muda, buncis.
Adapun siklus menu yang dipakai di APSOR ini adalah tidak
menggunakan siklus menu.
c. Prosedur Merancang Menu
Kurangnya peralatan yang Untuk mempermudah dalam Alat pengolahan yang perlu
ada di dapur mulai dari proses pengolahan makanan ditambahkan antara lain :
persiapan, pengolahan. diperlukan alat yang Alat persiapan yaitu :
lengkap agar tidak Tirisan sayur
mempersulit para pengelola Pisau
dalam mengelola makanan. Baskom besar
Baskom sedang
Alat pengolahan :
Sutil besi yang besar
Sendok sayur
Sutil besi yang sedang
Kesimpulan Status Gizi
Dari data yang kita ambil di Akademi Perikanan Sorong untuk
mengetahui status gizi dari 280 taruna /i, sampel yang kita pakai
adalah taruna /i tingkat III dengan jumlah 76 orang dan masing –
masing memiliki status gizi sebagai berikut :
a. Kesimpulan